Anda di halaman 1dari 52

PRAKTIKUM

PE R I L A K U
ORGANISME

OLEH : KELOMPOK 2
T A K E L O M P O K
AN G G O

H F 1 9 3 0 4 2 4 4 0 0 2
ANNISA W A R D A

U N 1 9 3 0 4 2 4 1 0 4 2
FARIDA W A H Y

K 1 9 3 0 4 2 4 4 0 2 6
ANITA M E L I A

U T I 1 9 3 0 4 2 4 9 0 0 3
TIA R A A S T

PENDAHULUAN

LA T A R
BE L A K A N G
LATAR BELAKANG
Perilaku organisme adalah kegiatanatau aktifitas dan respon
individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat
diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi tertentu.
Argiope appensa adalah laba-laba kebun yang hidupnya nocturnal,
berdasarkan hasil pengamatan yang sudah dilakukan sebelumnya
menggunkan teknik adlibithum.
Hal ini lah yang menjadi latar belakang penelitian ini, yakni untuk
membuktikan apakah benar Argiope appensa merupakan hewan
nokturnal sebagaimana ditemukan pada penelitian sebelumnya.
Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari hasil yang sudah
didapat. Pada penelitian kali ini menggunakan teknik focal
sampling dengan interval waktu yang dipersempit serta dilakukan
pengulangan untuk melihat detail aktivitasnya.
TUJUAN
Berdasarkan latar belakang dapat diketahui tujuan penelitian ini
adalah :
1. Membuktikan bahwa Argiope appensa merupakan hewan
nokturnal
2. Mengetahui perilaku apa saja yang muncul pada waktu aktif

Argiope appensa.
METODE
PENGAMATAN
ALAT BAHAN CARA KERJA
Timer Argiope appensa Melakukan pengamatan aktivitas
Argiope appensa di sarangnya pada
Alat tulis
jam yang sudah ditentukan yaitu pada
pukul 20.00-01.25 WIB

Menggunakan teknik Focal Sampling


yakni teknik dengan cara mengamati
dan mencatat aktivitas satu individu
setiap awal transisi waktu selama
periode waktu tertentu dengan catatan
individu selalu terlihat.
A N I S M E
ORG
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Arachnida
Ordo : Araneae
Famili : Araneidae
Genus : Argiope
Spesies : Argiope appensa
Walckenaer, 1842
LOKASI PENGAMATAN
R t 0 3 R w 2 5 ,
Jarakan g i r ,
Sendangrejo , M i n g
Y o g y a k a r t a
Sleman,

CUACA

Be r a w a n
HASIL PENGAMBILAN
DATA

FO C A L
M P L I N G
SA
ULANGAN 1
Pengamat : Kelompok 2
Tanggal : 21 April 2022
Waktu Pengamatan : 20.00 - 01.25 WIB
Lokasi : Jarakan Rt 03 Rw 25, Sendangrejo,
Minggir, Sleman, Yogyakarta
ULANGAN 1 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 20.00-22.00
ULANGAN 1 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 20.00-22.00
ULANGAN 1 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 22.00-00.00
ULANGAN 1 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 22.00-00.00
ULANGAN 1 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 00.00-O1.25
ULANGAN 1 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 00.00-01.25
ULANGAN 2
Pengamat : Kelompok 2
Tanggal : 24 April 2022
Waktu Pengamatan : 20.00 - 01.25 WIB
Lokasi : Jarakan Rt 03 Rw 25, Sendangrejo,
Minggir, Sleman, Yogyakarta
ULANGAN 2 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 20.00-22.00
ULANGAN 2 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 20.00-22.00
ULANGAN 2 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 22.00-00.00
ULANGAN 2 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 22.00-00.00
ULANGAN 2 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 00.00-O1.25
ULANGAN 2 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 00.00-O1.25
ULANGAN 3
Pengamat : Kelompok 2
Tanggal : 26 April 2022
Waktu Pengamatan : 20.00 - 01.25 WIB
Lokasi : Jarakan Rt 03 Rw 25, Sendangrejo,
Minggir, Sleman, Yogyakarta
ULANGAN 3 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 20.00-22.00
ULANGAN 3 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 20.00-22.00
ULANGAN 3 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 22.00-00.00
ULANGAN 3 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 22.00-00.00
ULANGAN 3 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 00.00-O1.25
ULANGAN 3 INTERVAL 5 MENIT DARI PUKUL 00.00-O1.25
ANALISIS DATA
DIAGRAM PRESENTASE
-ULANGAN 1
DIAGRAM PRESENTASE
-ULANGAN 2
DIAGRAM PRESENTASE
-ULANGAN 3
DIAGRAM PRESENTASE
RATA RATA DATA
INTERPRETASI DATA
Berdasarkan data yang ada jika dilihat presentase
rata-rata terbesar dimiliki oleh perilaku Nest-Building
dan Moving. Yakni 45% dan 25%. Kedua perilaku ini
merupakan perilaku aktif dari Argiope appensa. Jika
dijumlahkan berdasarkan presentase rata-rata
perilaku aktif ini memiliki presentase 70% dari 100%.
Sedangkan untuk perilaku inactive/tidak actif hanya
memiliki presentase 10%. Sehingga pada pukul 20.00-
01.25 WIB dapat diketahui bahwa Argiope appensa
aktif melakukan aktifitas.
PEMBAHASAN

Data hasil Focal Sampling pada laba-laba Argiope appensa diperolah

dari pengamatan yang dilakukan pada malam hari dalam rentang waktu 5

jam 25 menit dengan pengulangan sebanyak 3 kali.

Pengamatan dilakukan pada malam hari karena dari hasil pengamatan ad

libitum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa waktu paling aktif

Argiope appensa terjadi pada pukul 20.00-01.25 WIB di mana laba-laba

Argiope appensa merupakan hewan nokturnal.


Berdasarkan hasil pengamatan Focal Sampling, diperoleh berbagai

perilaku yang ditunjukkan oleh organisme antara lain Moving, Reflaction,

Feeding, Nest-Building, Alert, dan Inactive.

Ratio rata-rata terbesar yang dilakukan Argiope appensa yaitu Nest-

Building sebesar 45%, kemudian yang kedua ada Moving sebesar 25%,

lalu kemudian ada Aalert dan Inactiv masing-masing 10%, serta Feeding

dan Reflection dengan ratio rata-rata 9% dan 1%.


NEST BUILDING
Ratio rata-rata terbesar yang dilakukan Argiope appensa yaitu Nest-Building
sebesar 45% hal ini dikarenakan pada malam hari terdapat adanya angin yang bisa

menyebabkan jaring laba-laba rusak sedangkan jaring tersebut merupakan tempat

tinggalnya sehingga harus selalu diperbaiki.

Laba laba Angio appensa merupakan laba-laba penenun, dimana seluruh waktunya

hampir dihabiskan diatas jaring, termasuk menunggu mangsanya. Laba-laba penenun

termasuk Angio appensa membuat jaring-jaring sutera di antara dedaunan dan ranting-

ranting, di muka rekahan batu, di sudut-sudut bangunan, dan juga tumbuhan (Sebastian

dan Peter, 2009).

Jaring memiliki karakteristik yang legkat, sehingga cocok untuk menangkap serangga

sebagai mangsa. Dari hasil cuaca saat pengamatan berangin,


pengamatan,

sehingga hal tersebut berpotensi untuk merusak jaring berkali-kali. Berdasar hal
tersebut, maka laba-laba selalu tampak memperbaiki jaringnya ketika rusak karena

jaring merupakan alat utama laba-laba penenun untuk mendapat mangsa.


....

MOVING
Ratio rata-rata terbesar kedua ada Moving sebesar 25%. Pada makalah yang

berjudul “Outsourced Hearing in an Orb-Weaving Spider that Uses its Web as an

Auditory Sensor,” yang diterbitkan 29 Maret 2022 di Prosiding National Academy of

Sciences, menunjukkan bukti pertama bahwa laba-laba dapat memindahkan

pendengaran ke jaringnya.

Para peneliti menemukan bahwa, dengan adanya suara, maka akan membuat laba-

laba melakukan aktivitas gerakan (berjongkok, meregangkan tubuh dengan sedikit

bergerak, dan sedikit berpindah). Hal tersebut dapat terjadi karena laba-laba dapat

mengubah ketegangan untaian jaring sutranya, sehingga dapat menyetelnya untuk

menrima frekuensi yang berbeda-beda. Dengan menggunakan struktur eksternal untuk

mendengar, maka laba-laba dapat menyesuaikan diri untuk mendengar berbagai jenis

suara.
....

MOVING
Pada saat pengamatan, pengamat mengamati laba-laba sambil melakukan
percakapan satu sama lain, serta terdapat suara musik dari speaker dekat
dengan lokasi pengamatan kami. Dari kajian literatur yang ada, bahwa kondisi
lingkungan dekat dengan laba-laba saat itu dengan kondisi adanya percakapan normal

dan speaker dapat mencapai 65 - 70 dB. Hal tersebut menurut kami relevan dengan

kondisi laba-laba yang sering melakukan kegiatan M (Moving: bergerak respon getaran

dan guncangan), karena shasil penelitian menyatakan bahwa laba-laba dapat

merespons tingkat suara mulai dari 68 desibel.


INACTIVE
Argiope appensa merupakan hewan yang aktif di
Rata-rata ratio Inactive 10%.

malam hari, sehingga waktu inactivenya akan sangat sedikit di malam hari,
inactive biasanya terjadi pada saat proses Feeding dan setelahnya, serta pada saat

proses Nest-Building yang terpaksa terhenti karena hembusan angin, tepatnya setelah

angina berlalu.

Pada hasil pengamatan didapati bahwa Argiope appensa aktif melakukan aktifitas dari

pukul 20.00-01.25 WIB. Sesuai dengan literatur yang didapati, laba-laba penenun akan

cenderung untuk tidak melakukan aktivitas (diam) dan tidak bergerak untuk menghindari

Laba-laba akan bangun pada malam hari dan menjadi


pemangsa di siang hari.

sangat aktif dalam memperbaiki dan memeriksa jaring serta membersihkan


sampah yang mungkin menempel pada jaring sebelum matahari terbit (Sebastian
dan Peter, 2009).
....

FEEDING
Selanjutnya ada feeding dengan ratio rata-rata 9%. Laba-laba Argiope appensa

merupakan laba-laba yang termasuk dalam laba-laba kelompok penenun (weaver).

Laba-laba penenun akan membangun jaring penjerat dengan bentuk tertentu, lalu

kemudian menunggu, dan menyergap ketika ada mangsa yang terjerat.

Serangga (yang merupakan makanan utama laba-laba) memiliki kemampuan untuk

mengenali lingkungan sekitarnya. Serangga dapat memprediksi kapan terjadi hujan,

badai, atau cuaca buruk lainnya akan terjadi. Pada saat pengamatan, cuaca tampak

berawan dan berangin. Serangga banyak yang mencari tempat berlindung, sehingga

jarang serangga yang terbang atau berada di dekat jaring (Foelix, 1996).
....

REFLECTION
Yang terakhir yaitu reflection dengan ratio 1% atau ratio terendah. Kegiatan reflection

merupakan gerak yang dilakukan laba-laba ketika terdapat getaran yang disebabkan

oleh adanya mangsa di dekat jaring.

Serangga pada kondisi itu sedikit yang terbang atau berada di dekat jaring, karena

cuaca berangin dan berawan. Reflection berkorelasi dengan tindakan feeding.

Kegiatan reflection menentukan keberhasilan tindakan feeding. Jika prosentase

reflection semakin sedikit, maka prosentase tindakan feeding akan semakin besar. Hal

ini terjadi karena laba-laba pada dasarnya memiliki karakteristik untuk bersembunyi di

ujung atau tengah jaring (diam) dan membiarkan mangsanya benar-benar terjebak

(lengket) pada jaring, lalu baru akan menyergapnya (Foelix, 1996).


Hasil pengamatan ini sesuai dengan pernyataan Scharff &
Coddington (1997), bahwa sebagian besar laba-laba dari
Famili Araneidae senang berada di tempat yang gelap. Hal
tersebut disebabkan laba-laba famili ini merupakan predator
nokturnal yang lebih aktif di malam hari dan akan memilih
beristirahat di tengah sarang ketika siang hari, sehingga
memilih tempat yang minim cahaya untuk bersarang. Laba-
laba Famili Araneidae dikenal sebagai laba- laba pemintal
yang membuat sarang berbentuk lingkaran. Pada beberapa
spesies laba-laba ini membuat jaring dengan pola zig-zag
pada bagian tengah sarang yang disebut dengan
stabilimentum (Levi, 1990).
KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan dan analisis yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa :
Argiope appensa merupakan hewan nokturnal atau
hewan yang aktif di malam hari karena sebagian besar
perilaku aktifnya terdapat di malam hari yakni sesuai data
perilaku aktif Argiope appensa memiliki presentasi 70% pada
pukul 20.00 - 01.25 WIB dengan dominasi perilaku yakni Nest-
Building dan Moving yang termasuk kedalam perilaku aktif
Argiope appensa.
D A F T A R P U S T A K A
Levi, HW, & Levi, HR. (1990). Spider and Their Kin. New York : Golden Press.

Scharff, N, & J, Coddington. (1997). A Phylogenetic Analysis of the Orb-weaving Spider

Family Araneidae. Zoological Journal of the Linnean Society Vol.120, hal.355–434.

Sebastian, P.A.; Peter, KV, ed. (2009). Spiders of India. Hyderabad, India: Universities

Press (India) Private Ltd. ISBN 978-81-7371-641-6.

Foelix, Rainer F. (1996). Biology of Spiders. New York, A.S.: Oxford University Press. hlm.

3. ISBN 0-19-509593-6.
THANKS FOR
ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai