ABSTRAK
Serangga mempunyai peranan penting bagi ekosistem dan keberadaan manusia di bumi, seperti
penyuburan tanah, siklus nutrisi, serta menjaga struktur keseimbangan rantai makanan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis serangga nokturnal yang ada di Kawasan Hutan
Pantai Lhok Ketapang Pulo Aceh, Kab. Aceh Besar pada bulan Mei 2019. Metode yang digunakan yaitu
survey eksploratif dengan cara pengamatan langsung terhadap serangga menggunakan perangkap cahaya
(light trap) di 5 (lima) titik. Analisis data dilakukan dengan menggunakan rumus indeks
keanekaragaman Shannon Winner’. Hasil penelitian menunjukkan serangga yang terperangkap oleh alat
jebak light trap memiliki indeks keanekaragaman yang berbeda, indeks keanekaragaman lampu hijau
sebanyak 2,6522, pada lampu merah indeks keanekaragamannya adalah 2,3378, pada lampu kuning
indeks keanekaragamannya sebanyak 1,1545, indeks keanekaragaman pada lampu warna biru adalah
sebanyak 2,6761, sedangkan indeks keanekaragaman serangga pada lampu putih sebanyak 1,9072.
Berdasarkan pengamatan yang diamati pada kawasan hutan pantai Lhok Ketapang Pulo Aceh yang
paling banyak terdapat indeks keanekaragamannya yaitu pada light traplampu biru, dan indeks
keanekaragaman keseluruhan adalah 2,9967 yang dikategorikan tergolong sedang.
PENDAHULUAN
ulo Aceh merupakan kecamatan yang Serangga merupakan hewan avertebrata
terletak di kabupaten Aceh Besar, yang sangat penting dalam berbagai ekosistem.
provinsi Aceh, letaknya ada diujung Serangga memiliki keanekaragaman yang
barat Indonesia. Kecamatan ini terdiri dari 17 sangat tinggi dengan daya adaptasi yang tinggi
desa yang merupakan gugusan dari 10 pulau. pada berbagai habitat (Ilham, 2015).
Namun hanya 3 pulau yang berpenghuni, yaitu Berdasarkan aktivitasnya, penggolongan jenis
Pulau Nasi, Pulau Breueh, dan Pulau Teunom serangga dibagi menjadi dua, yaitu serangga
(Keureusek). Pulau Nasi memiliki 5 desa, yaitu yang aktif di siang hari (diurnal) dan serangga
Lamteng, Deudap, Rabo, Pasi Janeng, dan Alue yang aktif di malam hari (nokturnal).Serangga
Reuyeueng. nokturnal merupakan serangga yang sebagian
Desa Deudap merupakan salah satu desa besar kegiatannya dilakukan pada malam hari
yang menyimpan berbagai potensi sumberdaya seperti kecoa. Serangga nokturnal memiliki
yang cukup melimpah jika dimanfaatkan secara peranan yang penting dalam menjaga dan
optimal. Kawasan hutan pantai Lhok Ketapang melindungi ekosistem. Serangga nokturnal juga
di Desa Deudap memiliki ekosistem yang berjasa dalam proses dekomposisi serasah
beranekaragam dan kondisi kawasan hutan dedaunan, pembatas laju pertumbuhan tanaman
tersebut masih asri, masih belum banyak dan sebagai mangsa dari hewan lain. (Febrina
terjamah oleh manusia. Kondisi hutan yang dkk, 2012).
masih asri tersebut mendukung kehidupan Serangga nokturnal umumnya memiliki
berbagai jenis tumbuhan dan hewan, termasuk kemampuan penglihatan yang tajam. Serangga
salah satunya serangga. nocturnal dapat melihat gelombang cahaya yang
168
Keanekaragaman Jenis Serangga Nokturnal...
lebih panjang daripada manusia dan dapat Metode penelitian yang dilakukan adalah
memilah panjang gelombang cahaya yang metode survey eksploratif dengan cara
berbeda-beda. Panjang gelombang cahaya dari pengamatan langsung terhadap serangga-serangga
300-400 nm (mendekati ultraviolet) sampai 600- yang ada di lapangan. Pengoleksian serangga
650 nm (orange). Serangga diduga tertarik pada dilakukan dengan cara menggunakan light trap
sinar ultraviolet karena cahaya itu merupakan (perangkap cahaya). Pada penelitian ini alat yang
cahaya yang diabsorbsi oleh alam terutama oleh digunakan perangkap light trap, sebagai tempat
daun (Dakir: 2012). untuk menangkap serangga. Teknis peletakan light
Serangga memiliki ketertarikan sendiri trap secara purposive sampling.
terhadap cahaya, sehingga cahaya banyak Prosedur yang dilakukan dalam penelitian
digunakan sebagai perangkap bagi beberapa yaitu yang pertama disiapkan perangkap light trap.
jenis serangga, salah satu perangkap yang Jumlah light trapyang digunakan dalam penelitian
digunakan yaitu Light trap. Perangkap jebak ini adalah sebanyak 5 perangkap yang memiliki
(light trap) terdiri atas lampu penarik atau warna yang berbeda-beda. Warna yang digunakan
pemikat, corong dan botol atau alat penampung adalah warna merah, kuning, hijau, biru, dan putih.
(Jumar, 2000). Masing-masing lampu ini diletakkan pada tempat
Light trap yang digunakan pada penelitian ini yang hampir berdekatan. Kemudian di isi dengan
menggunakan warna lampu yang berbeda-beda, larutan formalin 5% yang sudah dicampur dengan
bertujuan untuk melihat perbedaan larutan detergen dalam tempat formalin dalam
keanekaragaman dari setiap lampu, dan juga light trap. Light trap yang sudah berisi larutan
untuk mengetahui indeks keanekaragaman total diletakkan pada ketinggian 1 meter dari
serangga nokturnal yang terperangkap dalam permukaan tanah pada pukul 22.00 WIB.
Light trap. Kurang lebih dari 1 juta spesies Setiap dua jam sekali dilakukan
serangga telah dideskripsi, hal ini merupakan pengumpulan sampai dengan pukul 06.00 WIB.
petunjuk bahwa serangga merupakan makhluk Dipisahkan serangga yang berada dalam formalin
hidup yang mendominasi bumi, salah satunya dengan menggunakan saringan. Kemudian
adalah di kawasan hutan pantai Lhok Ketapang. dihitung jumlah ordo dan famili dari serangga
Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa yang tertangkap. Analisis data serangga nokturnal
di kawasan hutan pantai Lhok Ketapang masih dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan
banyak terdapat serangga nokturnal yang indeks rumus indeks keanekaragaman.
keanekaragamannya belum diketahui, maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui HASIL DAN PEMBAHASAN
keanekaragaman jenis serangga nokturnal yang Berdasarkan hasil penelitian yang telah
terdapat di kawasan hutan pantai Lhok dilakukan terhadap serangga nokturnal di
Ketapang, dan penelitian ini bermanfaat sebagai kawasan hutan pantai Lhok Ketapang Pulo
referensi untuk menambah pengetahuan tentang
Aceh, diketahui bahwa serangga nokturnal yaitu
serangga nokturnal.
serangga yang melakukan berbagai aktivitas di
METODE PENELITIAN malam hari, baik itu mencari makanan,
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei melakukan kegiatanreproduksi sekaligus
2019 bertempat di kawasan hutan pantai Lhok
merupakan mekanisme yang membantu dalam
Ketapang Pulo Aceh. Alat yang digunakan pada
penelitian ini adalah light trap, lampu lima warna mempertahankan diri terhadap lingkungan yang
(merah, kuning, hijau, biru, dan putih), dan bersuhu rendah. Indeks keanekaragaman jenis
saringan. Bahan yang digunakan adalah deterjen
serangga nokturnal di kawasan hutan pantai
dan formalin/alkohol.
169
Mailis Mawarni, dkk
Tabel 1. Keanekaragaman jenis serangga nokturnal di kawasan hutan pantai Lhok Ketapang Pulo
Aceh.
No Ordo Famili Spesies Jumlah H’
170
Keanekaragaman Jenis Serangga Nokturnal...
Instrumen yang digunakan pada penelitian biru, dan putih. Data Keanekaragaman jenis
ini adalah light trap dengan warna lampu yang serangga nokturnal pada 5 lampu tersebut dapat
berbeda-beda, yaitu lampu merah, kuning, hijau, dilihat pada Tabel 2- Tabel 6.
171
Mailis Mawarni, dkk
sedikit terperangkap dalam light trap adalah berarti ada ketertarikan serangga nokturnal
semut bersayap (Solenopsis invika) dan terhadap warna cahaya, yangmenunjukkan
kumbang kayu (Anobium punctatum). adanya beda nyata antara variasi warna cahaya
Berdasarkan tabel 4, keanekaragaman terhadap respon serangga nokturnal. Serangga
jenis serangga nokturnal pada lampu berwarna malam sangat tertarik dengan cahaya yang agak
hijauadalah 2,6622, maka tergolong ke dalam terang karena serangga beranggapan bahwa
indeks keanekaragaman sedang. Jenis serangga warna lampu tersebut sesuai dengan warna
yang dominan terperangkap dalam light trap makanannya (Hadi, M, 2009).
berwarna hijau adalah semut merah Atkins (1980) menyatakan bahwa, adanya
(Solenopsis), sedangkan serangga yang paling perbedaan respon serangga nokturnal terhadap
sedikit terperangkap dalam light trap adalah warna cahaya tertentu diakibatkan karena daya
kepik (Rhginia cruceata). sensifitas mata suatu individu serangga terhadap
Berdasarkan tabel 5, keanekaragaman jenis semua panjang gelombang tidak sama. Hal ini
serangga nokturnal pada lampu berwarna merupakan cerminan dari karakteristik
biruadalah 2,6761, maka tergolong ke dalam penyerapan dari pigmen visual, sehingga
indeks keanekaragaman sedang. Jenis serangga kemampuan untuk membedakan cahaya dengan
yang dominan terperangkap dalam light panjang gelombang yang berbeda-beda
trapberwarna biru adalah semut merah tergantung pada photopigmen yang dimiliki
(Solenopsis), sedangkan serangga yang paling (Chapman dalam Aliani, 2008).
sedikit terperangkap dalam light trap adalah Berdasakan hasil pengumpulan data dari
jangkrik (Gryllus campestri) dan belalang keseluruhan warna lampu terlihat bahwa
jagung (Falanga nigricornis). serangga yang mendominasi adalah dari ordo
Berdasarkan tabel 6, keanekaragaman jenis Hymenoptera sebanyak 34 spesies dari 421
serangga nokturnal pada lampu berwarna individu dan ordo Coleoptera 27 spesies dari
putihadalah 1,9072, maka tergolong ke dalam 123 individu. Indeks keanekaragaman serangga
indeks keanekaragaman sedang. Jenis serangga nokturnal dari 5 warna lampu light trap di
yang dominan terperangkap dalam light trap kawasan hutan pantai Lhok Ketapang tergolong
berwarna putih adalah semut merah sedang yaitu 1< H’< 3.
(Solenopsis), sedangkan serangga yang paling
sedikit terperangkap dalam light trap adalah KESIMPULAN
kepik coklat (Rpcortus linearis) dan wareng Berdasarkan hasil penelitian yang
(Nilafarvata sp.). dilakukan di kawasan hutan pantai Lhok
Hasil penelitian menunjukkan ada respon Ketapang diketahui bahwa indeks
positif dari serangga nokturnal terhadap keanekaragaman serangga nokturnal tergolong
perlakuan warna cahaya.Berdasarkan sedang, dan dari perbedaan warna lampu juga
pengamatan yang diamati pada kawasan hutan mempengaruhi keberadaan serangga nokturnal.
pantai Lhok Ketapang Pulo Aceh yang paling Hal ini disebabkan karena serangga nokturnal
banyak terdapat indeks keanekaragaman menyukai warna lampu yang agak terang,
serangga nokturnal pada lampu warna biru. Hal sehingga indeks keanekaragaman dari setiap
ini sesuai yang dikatakan oleh Hadi bahwa warna lampu tergolong sedang.
DAFTAR PUSTAKA
Aliani, I. G. 2008. Respon Plutella Xylostella Kabupaten Pasuruan. Malang: Universitas
terhadap Warna Cahaya pada Areal Negeri Malang.
Pertanian Kubis (Brassica oleracea L. Var Atkins, M. D. 1980. Introduction to Insect
capitata L.) di Kecamatan Nongkojajar, Behavior. New York: MarcMillan
Publishing
173
Mailis Mawarni, dkk
174