Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI TUMBUHAN

ACARA VI

ANALISIS VEGETASI LAMUN

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 1B

1. ANGELINA PUTRI AYU LESTARI (E1A016004)


2. NELI KUSWARA (E1A016042)
3. NURUL ATIKA ZAR’AH (E1A016052)
4. RALIA HAPPY APRILLA (E1A016060)
5. YUNI SAFRIAN HADI (E1A016080)

PROGRAN STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2019
ACARA VI

ANALISIS VEGETASI LAMUN

A. Pelaksanaan Praktikum

1. Tujuan praktikum : a. Untuk mengetahui jenis-jenis lamun


yang ditemui,
b. kelimpahan/kerapatan, penutupan dan
kerimbunan, dan
c. mengetahui distribusi (pola sebaran)
lamun.
2. Hari, tanggal praktikum : Sabtu, 20 April 2019
3. Tempat praktikum : Gili Sulat, Kabupaten Lombok Timur.

B. Landasan Teori
Lamun adalah tumbuhan berbunga yang telah menyesuaikan diri hidup
terbenam di dalam laut dangkal. Lamun berbeda dengan rumput laut (seaweed)
yang dikenal juga sebagai makroalga. Lamun berbunga (jantan dan betina) dan
berbuah di dalam air. Produksi serbuk sari dan penyerbukan sampai
pembuahan semuanya terjadi dalam medium air laut. Lamun mempunyai akar
dan rimpang (rhizome) yang mencengkeram dasar laut sehingga dapat
membantu pertahanan pantai dari gerusan ombak dan gelombang. Lamun
(seagrass) adalah satu-satunya tumbuhan berbunga (Anthophyta atau
Angiospermae) yang hidup terendam di dalam laut. Lamun tumbuh
berkelompok disuatu daerah melalui penyebaran buah (propagule) yang
dihasilkan secara seksual. Secara umum, lamun dapat membentuk hamparan
yang luas di dasar laut yang masih mendapat sinar matahari yang cukup untuk
pertumbuhan. Lamun hidup diperairan yang dangkal dan jernih dengan
kedalaman 1-12 m dengan sirkulasi air yang baik. Namun ada jenis lamun yang
tumbuh secara optimal hingga kedalaman 90 m (Burhanuddin, 2018 : 59-60).
Lamun memiliki ciri-ciri, baik secara umum maupun secara ekologi.
Berikut ciri-ciri umum pada lamun : 1) Toleransi terhadap kadar garam
lingkungan, 2) tumbuh pada perairan yang selamanya terendam, 3) mampu
bertahan dan mengakar pada lahan dari hempasan ombak dan arus, dan 4)
menghasilkan benang sari yang tahan pada kondisi perairan. Ciri-ciri ekologis
padang lamun adalah : 1) Terdapat di perairan pantai yang landai, di daratan
lumpur/pasir, 2) hidup pada batas terendah daerah pasang surut dekat hutan
bakau atau di daratan terumbu karang, 3) Mampu hidup sampai di kedalaman
30 meter di perairan tenang, 4) bergantung pada penetrasi cahaya matahari, 5)
mampu melakukan metabolisme secara optimal, 6) mampu hidup di air ain, dan
7) mempunyai sistem perakaran yang berkembangbiak. Padang lamun
merupakan tempat/habitat bagi beberapa organisme laut, ada organisme
penghuni tetap, pencari makan ada juga organisme pengunjung. Organisme
pencari makan biasanya seperti sapi laut/dugong dan penyu, sedangkan
organisme pengunjung biasanya datang untuk memijah dan atau mengasuh
anaknya. Lamun dimanfaatkan sebagai penyaring limbah, stabilisator pantai,
bahan untuk pabrik kertas, makanan, obat-obatan, dan juga sumber bahan
kimia laut. Dilihat dari berbagai aspek padang lamun mempunyai peranan
penting yaitu : 1) Keanekaragaman hayati : padang lamun merupakan habitat
bagi beberapa jenis hewan laut, seperti ikan, moluska, crustacea,
echinodermata, dan lain-lain, 2) kualitas air : lamun mampu membantu
mempertahankan kualitas air, 3) perlindungan : lamun dapat mengurangi
dampak gelombang pada pantai sehingga dapat membantu menstabilkan garis
pantai dengan cara meminimalisir resiko erosi pantai (Mulyono, 2018 : 78-89).
Perairan pesisir merupakan lingkungan yang memperoleh sinar
matahari cukup. Perairan ini juga kaya akan nutrien karena mendapat pasokan
dari daratan dan laut sehingga menjadi ekosistem yang produktifitas
organiknya tinggi. Lingkungan yang sangat mendukung di perairan pesisir
menjadikan lamun dapat hidup dan berkembang secara optimal. Namun,
kondisi ini juga menjadi ancaman jika nutrisi dalam konsentrasi yang terlalu
tinggi akibatnya terjadi pengayaan nutrien (Eutrophycation) yang dapat
menyebakan meledaknya populasi alga (Algaebloom). Ekosistem lamun
menurut Philips dan Menez (1988) ekosistem adalah salah satu ekosistem
bahari yang produktif diperairan dangkal yang berfungsi untuk menstabilkan
sedimen dari arus dan gelombang (sediment trap), memberikan perlindungan
terhadap hewan di padang lamun, membantu organisme epifit yang menempel
pada daun, memiliki produktifitas yang tinggi, memfiksasi karbon di kolom air
sebagian masuk ke sistem rantai makanan dan sebagian tersimpan dalam
biomassa dan sedimen (Rustam, dkk).

C. Alat Dan Bahan


1. Alat:
a. Kuadran,
b. buku identifikasi, dan
c. alat tulis.
2. Bahan:
a. Lamun.
D. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan,
2. meletakkan kuadran berukuran 0,5m x 0,5m pada tempat yang terdapat
lamun dengan jarak 2 meter pada setiap kuadran,
3. mengidentifikasi jenis lamun pada setiap kotak kuadran,
4. menghitung tegakan lamun pada kuadran dan menentukan persentase
penutupan lamun yang terdapat pada kuadran, dan
5. mengulang langkah sebelumnya untuk kegiatan yang sama.
E. Hasil Pengamatan
1. Tabel hasil pengamatan

KPR
No Spesies KBR FR INP
%
1 Halophila minor 2,083 12,821 6,667 21,571
2 Enhalus acoroides 97,917 87,179 93,333 278,429

2. Grafik hasil pengamatan

300,000
250,000
Persentase (%)

200,000
150,000
Halophila minor
100,000
Enhalus acoroides
50,000
0,000
KPR % KBR FR INP
Analisis Vegetasi
F. Pembahasan
Praktikum keanakaragaman jenis mangrove bertujuan untuk
mengetahui jenis-jenis lamun yang ditemui, kelimpahan/kerapatan, penutupan
dan kerimbunan, dan mengetahui distribusi (pola sebaran) lamun. Lamun
adalah tumbuhan berbunga yang telah menyesuaikan diri hidup terbenam di
dalam laut dangkal. Lamun berbeda dengan rumput laut (seaweed) yang
dikenal juga sebagai makroalga. Lamun berbunga (jantan dan betina) dan
berbuah di dalam air. Lamun mempunyai akar dan rimpang (rhizome) yang
mencengkeram dasar laut sehingga dapat membantu pertahanan pantai dari
gerusan ombak dan gelombang. Lamun (seagrass) adalah satu-satunya
tumbuhan berbunga (Anthophyta atau Angiospermae) yang hidup terendam di
dalam laut. Lamun tumbuh berkelompok disuatu daerah melalui penyebaran
buah (propagule) yang dihasilkan secara seksual. Secara umum, lamun dapat
membentuk hamparan yang luas di dasar laut yang masih mendapat sinar
matahari yang cukup untuk pertumbuhan. Lamun hidup diperairan yang
dangkal dan jernih dengan kedalaman 1-12 m dengan sirkulasi air yang baik.
Perairan pesisir merupakan lingkungan yang memperoleh sinar
matahari cukup. Perairan ini juga kaya akan nutrien karena mendapat pasokan
dari daratan dan laut sehingga menjadi ekosistem yang produktifitas
organiknya tinggi. Pengamatan lamun diperairan pantai Gili sulat Lombok
Timur dilakukan dengan menggunakan plot didalam air dengan meletakkan
plot tersebut didasar laut yang berukuran 1x1 meter. Pengamatan dilakukan
pada tiga titik, dimana masing-masing plot berjarak kurang lebih 3-5 meter.
Lamun yang berada pada plot merupakan objek pengamatan pada praktikum
kali ini, sampel yang berhasil ditemukan disimpan pada wadah yang telah
disediakan dan tak lupa pula diperhatikan substratnya. Dimana pada plot
pertama ditemukan Halophila minor dan Enhalus acoroides. Begitupun dengan
plot kedua dan ketiga, dimana jumlah yang ditemukan pada masing-masing
plot tentunya berbeda-beda.
Analisis data yang didapatkan pada praktikum kali ini yaitu, dimana
terdapat spesies lamun diantaranya yaitu, Halophila minor dan Enhalus
acoroides. Yang dimana masing-masing dari spesises ini memiliki jumlah yang
berbeda tentunya, dimana jenis Halophila minor ini memiliki jumlah spesies
yang relative lebih sedikit dari Enhalus acoroides. Dari data yang didapatkan
pada praktikum kali ini, jumlah KPR pada spesies lamun Halophila minor ini
yaitu 2,083 sedangkan KBR 12,821, FR 6,667 dan INP 21,571. Sedangkan
pada spesies lamun Enhalus acoroides jumlah KPR 97,917, KBR 87,179, FR
93,333 dan INP 278,429. Maka dapat disimpulkan bahwa jumlah spesies lamun
Enhalus acoroides lebih dominan terdapat pada daerah tersebut. Perlu
diketahui bahwa suhu didaerah ini keadaannya masih terbilang normal, karena
masih berada pada suhu yang pas untuk habitat dari laamun itu sendiri. Cahaya
matahari tidak dapat menembus dasar perairan jika konsentrasi bahan
tersuspensi atau zat terlarut tinggi. Berkurangnya cahya matahari disebabkan
karena banyaknya factor antara lain diantaranya adanya bahan yang tidak larut
seperti debu, tanah liat maupun mikroorganisme air yang mengakibatkan air
menjadi keruh.

G. Kesimpulan
1. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat
disimpulkan bahwa:
a. Lamun adalah tumbuhan berbunga yang telah menyesuaikan diri
hidup terbenam di dalam laut dangkal. Lamun berbeda dengan
rumput laut (seaweed) yang dikenal juga sebagai makroalga.
b. Terdapat spesies lamun diantaranya yaitu, Halophila minor dan
Enhalus acoroides.
c. Jumlah KPR pada spesies lamun Halophila minor ini yaitu 2,083
sedangkan KBR 12,821, FR 6,667 dan INP 21,571. Sedangkan pada
spesies lamun Enhalus acoroides jumlah KPR 97,917, KBR 87,179,
FR 93,333 dan INP 278,429.
2. Saran
Diharapkan praktikan memahami praktikum ini dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin, Andi Iqbal,. dan Nessa, M., Natsir. (2018). Pengantar Ilmu
Kelautan dan Perikanan. Yogyakarta : Deepublish.
Mulyono, Mugi, dkk. (2018). Sumberdaya Hayati Laut Indonesia. Jakarta : STP
Press.
Rustam, Agustin, dkk. (2015). Ekosistem Lamun sebagai Bioindikator
Lingkungan di P. Lembeh, Bitung, Sulawesi Utara. Jurnal Biologi
Indonesia Vol. 11 (2) : 233-241.

Anda mungkin juga menyukai