DISUSUN OLEH
NIM : E1A017078
KELAS : C/VI
UNIVERSITAS MATARAM
2020
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Peta Literatur
3. Manfaat
Ekstrak daun dari tanaman ini juga dapat dimanfaatkan sebagai antikanker dan
antibakteri (Wei et al., 2011: 673). Daun ketumpang air yang memiliki aktivitas
antibakteri ini mampu menghambat pertumbuhan. Dalam sumber lain, Wulandari dan
Isna (2017: 38) menyatakan bahwa “ekstrak daun Peperomia pellucida mampu
menghambat pertumbuhan Klebsiella pneumonia penyebab penyakit infeksi saluran
pernapasan”. Ekstrak daun tanaman ini juga dapat menghambat pertumbuhan
Propionibacterium acnes yang merupakan bakteri penyebab jerawat dengan baik pada
konsentrasi tertentu sebagaimana yang diungkapkan oleh Mayefis dkk (2020: 40).
4. Kandungan Kimia
a. Tanin
Tanin adalah salah satu senyawa aktif metabolit sekunder yang mempunyai
beberapa khasiat seperti sebagai astringen, anti diare, antibakteri dan antioksidan
(Fathurrahman & Ida, 2018: 450). Tanin memiliki kemampuan bakteriostatik dan
bakteriosid, gallotanin merupakan bagian dari senyawa tanin terhidrolisis yang
merupakan komponen aktif senyawa etanolik. Mekanisme antibakteri tanin antara
lain menghambat enzim ektraseluler bakteri, mengambil alih substrat yang
dibutuhkan pada pertumbuhan bakteri, atau bekerja langsung pada metabolisme
dengan cara menghambat fosforilasi oksidasi (Handoko dkk, 2019: 16-17).
b. Flavonoid
2. Target Mekanisme
Rollando (2019: 24-25) menjelaskan bahwa target mekanisme antibakteri adalah
sebagai berikut:
a) Perusakan dinding sel
Struktur sel dirusak dengan menghambat pada saat pembentukan atau setelah
proses pembentukan dinding sel. Seperti antibiotika penisilin yang menghamat
pembentukan dinding sel dengan cara menghambat pembentukan mukopeptida
yang diperlukan untuk sintesis dinding sel.
b) Pengubahan permeabilitas sel
Kerusakan pada membrane sitoplasma akan menghambat pertumbuhan sel, karena
membrane sitoplasma berfungsi mempertahankan bagian-bagian tertentu dalam sel
serta mengatur aktivitas difusi bahan-bahan penting serta membentuk integritas
komponen seluler.
c) Penghambatan kerja enzim
Penghambatan enzim akan menyebabkan aktivitas selular tidak berjalan normal.
Seperti sulfonamide yang bekerja dengan bersaing dengan PABA, sehingga dapat
menghalangi sintesis asam folat yang merupakan asam amino essensial yang
berfungsi dalam sintesis purin dan pirimidin.
d) Penghambatan sintesis asam nukleat dan protein
DNA dan RNA yang mempunyai peran sangat penting sebagai bahan baku
pembentukan sel bakteri. Penghambatan DNA dan RNA akan mengakibatkan
kerusakan pada sel.
e) Pengubahan molekul protein dan asam nukleat
Suatu sel hidup tergantung pada terpeliharanya molekul-molekul protein dan asma
nukleat dalam keadaan alamiahnya. Suatu antibakteri dapat mengubah keadaan ini
dengan mendenaturasi protein dan asam nukleat sehingga merusak sel secara
permanen.
D. Kajian tentang Uji Aktivitas Antibakteri
Aktivitas antibakteri senyawa dapat diuji dengan menggunakan metode dilusi dan difusi.
1. Metode Dilusi
2. Metode Difusi
Metode ini adalah sutau metode untuk menguji daya antibakteri berdasarkan
berdifusinya zat antimikroba dalam media padat dengan pengamatan pada daerah
pertumbuhan. Biasanya metode ini digunakan untuk zat antimikroba yang larut dan
tidak larut. Metode ini berdasarkan pencadangannya terdiri atas metode difusi dengan
sumuran, metode difusi dengan silinder/cakram dan metode dengan parit. Disk
diffusion (Kirby-Bauer test) dilakukan dengan cara meletakkan piringan (disk) yang
mengandung senyawa antimikroba pada permukaan media terinokulasi mikroba uji.
Selama inkubasi, senyawa antimikroba tersebut akan berdifusi ke dalam media agar.
Efektivitas senyawa antimikroba ditandai dengan adanya zona hambat yang terbentuk
di sekeliling disk setelah inkubasi. Semakin luas zona hambatnya maka semakin
sensitif senyawa tersebut (Rollando, 2019: 26-27).