PENGERTIAN JAMUR
Menurut Gandjar,et al.,(2006), jamur atau fungi adalah sel eukariotik yang tidak
memiliki klorofil, tumbuh sebagai hifa, memiliki dinding sel yang mengandung kitin, bersifat
heterotrof, menyerap nutrien melalui dinding selnya, dan mengekskresikan enzim-enzim
ekstraselular ke lingkungan melalui spora, dan melakukan reproduksi secara seksual dan
aseksual.
Hifa dapat dijadikan sebagai ciri taksonomi pada fungi. Beberapa jenis fungi
ada yang memiliki hifa berseptat dan ada yang tidak. Oomycota dan Zygomycota
merupakan jenis fungi yang memiliki hifa tidak berseptat, dengan nuklei yang tersebar
di sitoplasma. Berbeda dengan kedua jenis tersebut, Ascomycota dan Basidiomycota
berasosiasi aseksual dengan hifa berseptat yang memiliki satu atau dua nuklei pada
masing-masing segmen (Webster dan Weber, 2007).
Hifa yang tidak bersepta disebut hifa senositik, memiliki sel yang panjang
sehingga sitoplasma dan organel-organelnya dapat bergerak bebas dari satu daerah ke
daerah lainnya dan setiap elemen hifa dapat memiliki beberapa nukleus. Hifa juga
dapat
diklasifikasikan
berdasarkan
fungsinya.
Hifa
vegetatif
(miselia),
hewan yang kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana. Hasil penguraian ini
kemudian dikembalikan ke tanah sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah.
b. Parasit, fungi parasit menyerap bahan organik dari organisme yang masih hidup
yang disebut inang. Fungi semacam itu dapat bersifat parasit obligat yaitu parasit
sebenarnya dan parasit fakultatif yaitu organisme yang mula-mula bersifat
parasit, kemudian membunuh inangnya, selanjutnya hidup pada inang yang mati
tersebut sebagai saprofit.
PENGERTIAN STERILISASI
Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini
adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) yang terdapat dalam
suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan
untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme (Abadi, 2000).
METODE STERILISASI
Kontaminan atau kotoran lebih mudah dibuang atau dihindarkan dengan tidak
mengganggu pertumbuhan mikroorganisme utama
b. Media cair
Kelebihan media cair adalah:
Jumlah
3,00 gr
1,00 gr
0,50 gr
0,50 gr
0,01 gr
30,00 gr
1000,00 mL
METODE PELAKSANAAN
A. STERILISASI
Alat dan Bahan
Alat Sterilisasi
Cawan petri, Kertas bekas, Autoclave, Kapas, Alumunium Foil, Botol UC, Tissue.
Bahan Sterilisasi
Aquadest, Sabun.
Pelaksanaan Sterilisasi Alat
B.
PEMBUATAN MEDIA
Media PDA
Alat :
Pisau, Bekker glass, Saringan, Panci, Kompor, Spatula
Bahan:
Kentang 200gr, Dextrose 20gr, Agar 20 gr, Akuades 1000 Ml, dan Anti bakteri.
Cara:
Kupas kentang dan cuci bersih, kemudian potong-potong menjadi kotak-kotak kecil sebesar
2x2cm. Rebus potongan kentang tersebut dalam 500mL akuades selama 1,5 2 jam. Saring
campuran dengan kain tipis berlapis kapas, sehingga diperoleh cairan ekstrak kentang yang
bening. Tambahkan destrosa 20gr dan agar 25gr ke dalam ekstrak tersebut, panaskan dan aduk
hingga homogen. Tambahkan sejumlah akuades hingga diperoleh volume akhir 100mL dan
atur pH medium menjadi 6-7. Sterilisasi medium pada suhu 121 oC, 1 atm, selama 30 menit
(Gandjar dkk, 1999).
Pelaksanaan pembuatan media PDA
Jamur merupakan salah satu patogen tanaman yang sering dijumpai pada tanaman
budidaya. Jamur masuk dalam kerajaan Mycetae, dinding selnya kebanyakan mengandung zat
kitin, yang terdiri dari rangkaian molekul N-acetylglocosamina. Bentuk vegetatifnya khas
berupa thallus, yaitu sistem berupa benang yang disebut hifa. Beberapa hifa tersusun
membentuk miselium yang mungkin tanpa septa (disebut coenocytis) berupa sel panjang
dengan banyak inti misalnya Oomycetes dan Zygomycetes. Sedangkan pada kelas lain
umumnya bersepta misalnya Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes.
Klasifikasi Jamur
a. Oomycetes
Reproduksi seksual dengan cara oogami yang melibatkan penggabungan satu
oosfer (gamet betina) dengan gamet jantan yang terbentuk dalam anteridium,
menghasilkan oospora.
Sedangkan reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk zoospora yang
b.
spora seksual yang dihasilkan dalam suatu struktur khusus yang disebut askus.
Reproduksi aseksual dilakukan denganmenghasilkan konidia
Hifanya bersepta
Kelompok ini meliputi ragi, bermacam-macam kapang bahkan beberapa
cendawan
Contoh: Coletotrichum capsici pada cabai merah, Gloesporium sp.( busuk buah
apel), Exserohilum turcicum (hawar daun jagung),
c. Basidiomycetes
Divisi ini dicirikan dengan pembentukan spora seksual disebut basidiospora dan
d. Deuteromycetes
Perkembangbiakan seksual belum diketahui sehingga dikenal sebagai cendawan
pada Ascomycotina.
Anggotanya adalah beberapa fungi yang hidup parasitpada manusia dan hewan.
Hifa bersekat
Contoh : Fusarium oxysporum pada tomat dan cabai, Pyricularia oryzae (blas pada
padi), marsonina rosae (bercak hitam mawar).
MINGGU 5
IDENTIFIKASI PATOGEN TANAMAN
Jamur atau kapang atau cendawan adalah mikroorganisme yang sel-selnya berinti
sejati (eukariotik), biasanya berbentuk benang, bercabang-cabang, tidak berkhlorofil, dinding
selnya mengandung kitin, selulosa atau kedua-duanya, merupakan organisme heterotrof yang
mendapatkan nutrisi dengan cara absorsi dan bereproduksi secara seksual atau aseksual
dengan spora.
Jamur mempunyai jenis yang sangat beragam. Di dunia diduga terdapat sekitar 1.5
juta jenis jamur, namun hanya 74.000- 120.000 yang telah teridentifikasi. Sementara itu,
Scmidt dan Muller (dalam Hawksworth & Muller, 2005) menduga bahwa terdapat sedikitnya
600.000 spesies jamur.
Jamur dalam kehidupan manusia mempunyai peranan yang sangat penting, baik
peranan yang menguntungkan maupun yang merugikan. Sebagian besar jamur hidup sebagai
saprofit yaitu hidup di sisa-sisa tanaman yang membantu juga dalam proses dekomposisi.
Jamur juga dapat dimanfaatkan manusia antara lain untuk proses fermentasi, penghasil
antibiotik, sumber makanan (konsumsi), agen biokontrol organism pengganggu tanaman,
agen penginduksi ketahanan tanaman terhadap patogen, perangsang pertumbuhan tanaman
(Plant Growth Promoting Fungi), sebagai pupuk hayati, dan agen bioremediasi senyawasenyawa toksik.
Walaupun banyak yang menguntungkan, jamur juga dapat merugikan manusia.
Lebih kurang 50 species menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan dan lebih dari
10.000 species jamur dapat menyebabkan penyakit pada tanaman. Jamur juga dapat
menyebabkan kerusakan pada makanan dan bahan makanan yang disimpan, penghasil racun
(mikotoksin) yang berbahaya bagi manusia misalnya aflatoksin dsb.
Salah satu tahapan yang penting dalam mendiagnosa gejala serangan penyakit
tanaman adalah identifikasi terhadap patogen tanaman. Patogen yang diidentifikasi berasal
dari pengambilan sampel tanaman yang terserang penyakit. Sampel tanaman yang terserang
penyakit kemudian diisolasi dan ditumbuhkan pada media aseptik buatan. Identifikasi menjadi
sangat penting karena pada tahapan tersebut ditekankan beberapa hal pokok seperti untuk
pengendalian khususnya untuk uji antagonis ataupun hanya sekedar untuk mengetahui jenis
patogen yang menyerang tanaman. Dari hasil identifikasi, dapat diperoleh suatu kesimpulan
mengenai jenis patogen yang menyerang tanaman kemudian lebih lanjut upaya tersebut juga
dapat diarahkan untuk mempelajari upaya upaya pengendalian yang tepat untuk mencegah
serangan patogen tersebut. Salah satunya melalui uji antagonismu dari jamur antagonis. Hal
ini menyebabkan proses identifikasi patogen tanaman menjadi sangat penting untuk
memastikan jenis patogen yang menyerang tanaman secara akurat. Untuk itu, perlu dilakukan
praktik secara langsung untuk mengidentifikasi patogen tanaman.
Morfologi Jamur
Jamur memiliki bagian vegetatif yang disebut hifa yaitu berupa benang-benang
halus, bersekat atau tidak bersekat, selnya berinti satu (monokariotik) atau berinti dua
(dikariotik). Pada umumnya hifa memiliki tebal sekitar 0,5 100 m. Kumpulan dari
benang-benang hifa disebut miselium. Jamur tertentu tidak membentuk hifa melainkan sel-sel
tunggal yang terkadang membentuk untaian sehingga seperti hifa (pseudohifa), misalnya pada
khamir/yeast. Ada beberapa spesies jamur yang mempunyai sifat dimorphisme yaitu dapat
berbentuk sel tunggal maupun hifa.
Pada umumnya sel-sel jamur tidak berwarna (hialin). Jika berwarna, sel tersebut
mempunyai pigmen yang menyebabkan warna kelam mirip dengan melanin yang kebanyakan
terikat pada dinding sel. Dinding sel jamur mengandung chitin dan glucans sebagai komponen
dari kerangka dinding sel serta polisacharida dan glycoprotein sebagai matriks pengisinya.
Berdasarkan ada tidaknya sekat dan jumlah sel yang menyusun hifa, miselium dapat
dibedakan menjadi dua tipe, yaitu :
1.
Hifa senositik (coenocytic) yaitu hifa yang mengandung banyak inti dan tidak
mempunyai sekat melintang, jadi hifa berbentuk satu tabung halus yang
mengandung protoplast dengan banyak inti. Jamur yang mempunyai hifa senositik
2.
terjadi pada bagian terminal/ujung dari hifa. Namun demikian, seluruh bagian dari jamur pada
dasarnya berpotensi untuk ditumbuhkan. Pada substrat yang padat, pertumbuhan jamur yang
bersekat biasanya akan memanjang karena pembentukan sel-sel baru pada ujunganya
sehingga bagian pada ujung koloni adalah yang paling muda. Pada koloni hifa yang tidak
bersekat, bagian yang paling muda justru ada pada bagian yang paling dekat potongan biakan
awal atau perkecambahan spora ketika jamur tersebut mulai tumbuh.
Dalam perkembangan hidupnya hifa-hifa jamur dapat membentuk berbagai struktur
khusus yang mempunyai fungsi tertentu, antara lain :
1. Organ yang berkaitan dengan infeksi jamur pada inang yaitu berupa:
o apresorium : alat untuk menempel pada permukaan jaringan inang
: organ
yang
bentuknya
seperti
bantalan
yang
Pada jamur tingkat tinggi, sporangium hanya berisi satu spora dimana dinding antara
keduanya melekat sehingga sporangium itu sendiri berfungsi sebagai satu spora. Sporangium
yang demikian dinamakan konidia, Cabang hifa yang langsung mendukung konidia
disebut konidifor. Konidiofor dapat dibentuk tersebar bebas satu sama lain, tetapi dapat pula
dibentuk sangat rapat dan teratur pada atau di dalam badan tertentu yang disebut badan buah.
Macam-macam badan buah atau tempat terbentuknya konidiofor dan konidia antara lain :
a. sinemata (sinema, kalau banyak): yaitu kumpulan konidiofor yang terjalin kuat
pada bagian dasarnya sehingga berbentuk seperti menara. Konidia dapat
terbentuk sepanjang sinema atau pada ujungnya saja
b. sporodokium (sporodokia jika banyak) : yaitu stroma (kumpulan hifa tempat
terbentuknya organ reproduksi) yang menonjol sehingga seperti bantalan, di
mana diatasnya terbentuk konidiofor-konidiofor yang rapat serta konidia
c. aservulus (aservuli) yaitu badan buah tempat terbentuknya konidiofor yang
berbentuk seperti cawan
d. piknidium (piknidia) : yaitu badan buah tempat terbentuknya konidiofor yang
berbentuk seperti botol atau bulat dengan lubang tempat pengeluaran konidia
(ostiol) pada ujungnya.
Prinsip-prinsip dalam Klasifikasi Jamur
Klasifikasi jamur merupakan penggolongan jamur berdasarkan kesamaan karakteristik
yang ada. Tujuan dari klasifikasi adalah pertama untuk memberi nama suatu organisme
berdasarkan suatu sistem yang diterima secara internasional sehingga dapat dikomunikasikan
dengan pihak lain; yang kedua, untuk memberi gambaran konsep tentang hubungan jamur
dengan jamur dan jamur dengan organisme yang lain (Alexopoulos & Mims, 1979).
Secara umum jamur dikelompokkan ke dalam kategori-kategori sebagai berikut:
Kingdom
:........................
Divisi/Filum :........................mycota
Sub divisi
:........................mycotina
Kelas
:........................mycetes
Sub Kelas
:........................mycetidae
Ordo
:........................ales
Famili
:........................aceae
Genus
:........................
Spesies
:........................
Nama Spesies adalah nama latin dengan sistem binomial, dimana kata pertama adalah
kata benda yang menunjukkan genus, sedangkan kata kedua biasanya adalah kata sifat yang
mengambarkan
kata
benda
sebelumnya.
Pada
jamur
patogen,
spesies
terkadang
dikelompokkan lagi berdasarkan kisaran inang (variety: var. atau forma spesies : f. sp.)
misalnya Puccinia graminis f. sp. tritici atau P. graminis tritici. Pengelompokkan juga dapat
didasarkan pada perbedaan varietas tanaman inang yaitu pengelompokkan ke dalam
ras atau perbedaan tempat asal populasi sehingga disebut isolat dan perbedaan klon
populasi biotipe.
Jenis-jenis spora dan badan buah pembentuknya :
-
berwarna kuning, jingga, dengan dinding hialin atau kecoklatan, mempunyai duri-duri atau
-
berbintil-bintil halus.
Telium : sekelompok sel berinti dua yang membentuk teliospora.
PENGERTIAN IDENTIFIKASI
Pengertian identifikasi (penyakit) secara umum adalah membuat kepastian
terhadap suatu penyakit berdasarkan gejala yang tampak, atau
mengenali suatu penyakit tanaman melalui gejala dan tanda penyakit yang khas termasuk
faktor-faktor lain yang berhubungan dengan proses penyakit tersebut (Nurhayati, 2012).
Identifikasi jamur patogen adalah proses yang dilakukan dengan pengamatan
langsung hasil pengorekan jamur yang tumbuh pada permukaan kulit buah atau sumber
isolat yang bergejala mengunakan medium PDA. Dilanjutkan inokulasi pada buah sehat
yang dilukai. (Astuti Arif, Musrizal Muin, 2008)
A. Metode Identifikasi patogen Tanaman
1. Teknik Molekuler
Identifikasi patogen penyebab penyakit dilakukan dalam rangka menentukan spesies
penyebab penyakit yang terbawa oleh media pembawa.
2. Polymerase Chain Reaction (PCR)
Identifikasi jamur dari fragmen DNA jamur. Berikut adalah tiga tahap bekerjanya PCR
dalam satu siklus:
a. Denaturasi. Pada tahap ini (berlangsung pada suhu tinggi, 9496C) ikatan
hidrogen DNA terputus (denaturasi) dan DNA menjadi berberkas tunggal.
b. Tahap penempelan atau annealing. Primer menempel pada bagian DNA templat
yang komplementer urutan basanya. Ini dilakukan pada suhu antara 4560C.
c. Tahap pemanjangan atau elongasi. Suhu untuk proses ini tergantung dari jenis
DNApolimerase
yang
dipakai.
Dengan
Taq-polimerase,
proses
ini
Mikroskop
Preparat
Cover glass
Pipet
Botol
Jarum ose
Bunsen
Bahan
Aquadest
: Untuk merekatkan koloni jamur anatar preparat dan cover glass
Tissue
: Membersihkan preparat dan cover glass
Alkohol 70%: Sterilisasi alat
Spiritus
: sebagai isi bunsen
Koloni jamur : Spesimen pengamatan
f. Savonius (1973),
g. KEHAI (2000).