Anda di halaman 1dari 21

ANTIFUNGAL

DAN
BIOMOLEKULER JAMUR
Oleh: Nadiah Al Batati, S.Si., M.Si

D4 Teknologi Laboratorium Medik


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Maarif Hasyim Latif
DEFINISI ANTI FUNGI:
• Antifungi atau antijamur adalah suatu obat yang bersifat fungisida atau fungistatik
yang dapat digunakan untuk mengobati dan mencegah mikosis seperti kutu air,
kurap, kandidas, infeksi sistemik serius seperti miningitis, kriptokokus, dan lain-lain.
PENGGOLONGAN ANTI FUNGI BERDASARKAN MEKANISME
PENGHAMBATAN

GOLONGAN GOLONGAN
POLYENE ALLYLAMINES
Golongan ini
Bekerja dengan cara bekerja dengan
mengikat sterol menghambat
dalam membran sel epoxidase squalene
jamur. GOLONGAN
GOLONGAN
AZOLES
ECHINOCANDINS
Bekerja dengan
Bekerja dengan cara
menghambat sintesas
menghambat α-
glutan dalam dinding
lanosterol 14-
sel
dimethlase.
MEKANISME KERJA ANTIFUNGI

Anti jamur infeksi sistemik Anti Jamur Topikal

Antijamur untuk Infeksi


Dermatofit dan Mukokutan
ANTIFUNGAL AGENTS
Antifungi Antifungi
sistemik untuk sistemik untuk Antifungi topikal
Infeksi sistemik Infeksi
mukokutaneus
• Amphotericin B • Griseofulvin • Nistatin
• Flucytosine • Terbinafine • Azole
• Azole • allylamines
• echinocandins
ANTI JAMUR INFEKSI SISTEMIK

• Amfoterisin B
Mekanisme kerja Amfoterisin B berikatan kuat dengan ergosterol yang terdapat pada membrane sel
jamur dan mempengaruhi permeabilitas sel dengan membentuk pori pada membran sel  bocor
kematian sel.

• Flusitosin
• Antijamur ini memiliki spectrum kerja agak sempit. Mekanisme kerja antijamur ini yaitu
flusistosin masuk kedalam sel jamur dengan bantuan sitosin diaminase.
• Efektif untuk kriptokokosis, kandidiasis, Aspergilosis
• Tidak digunakan sebagai agen tunggal karena efek sinergis jika digunakan dg agen lain dan
mencegah resistensi
• Ergosterol, adalah molekul sterol yang merupakan komponen membran sel,
ditemukan pada membran sel jamur.
• Resistensi  gagal terikat ergosterol, konsetrasi ergosterol <<,
modifikasi target molekul (sterol)
• Imidazol dan Triazol

Imidazol
Triazol
Ketokonazol, miconazol, • Itraconazol, fluconazol,
klotrimazol voriconazol, posaconazol
- Ketokonazole : Obat ini bersifat liofilik
- Intrakonazol : Obat ini dapat diberikan peroral dan IV
- Flukonazol : Obat ini diserap sempurna melaui saluran cerna
• Reduksi sintesis ergosterol melalui penghambatan sitokrom P450
jamur
• Imidazol lebih rendah selektifitas dibandiangkan triazol, IO dan
Efek samping >>
• Kaspofungin
Mekanisme kerja obat ini menghambat sintesis beta (1,3)-degelukan, suatu komponen
essensial yang membentuk sel jamur.
ANTIJAMUR UNTUK INFEKSI
DERMATOFIT DAN MUKOKUTAN

• Griseofulvin
• Obat ini akan dihimpun dalam sel pembentuk keratin, lalu muncul bersama sel yang baru
berdiferesiansi, terikat kuat dengan keratin sehingga sel baru ini akan resisten terhadap
serangan jamur.
• Efektif terhadap berbagai jenis jamur.
• Absorpsi melalui sal cerna kurang baik
• Efek samping : Leukopenia & granulo sitopenia.
• Sediaan tablet 125 mg & 500mg

• Imidazole dan Triazol


 Mikonazol : Mikonazol mkenghambat aktivitas jamur
 Klotrimazol : Klotrimazol mempunyai efek antijamur dan bakteri dengan mekanisme kerja mirip
mikonazol
• Tolnaftat dan Tolsiklat
Antijamur ini memiliki spectrum yang sempit digunaklan untuk pengobatan
dermatofitosis tetapi tidak efektif terhadap candida.
• Nistatin
 Nistatin merupakan suatu antibiotic polien yang dihasilkan oleh
Streptomices noursei
 Nistatin menghambat pertumbuhan berbagai jamur dan ragi tetapi tidak
aktif terhadap bakteri, protozoa dan virus.
 Mekanisme kerja : Nistatin + sterol  perubahan permeabilitas membran sel
 sel kehilangan berbagai molekul kecil
 Untuk infeksi topikal
 Tidak untuk infeksi sistemik karena dosis besar , sehingga toksik
ANTI JAMUR TOPIKAL
• Asam benzoate dan Asam salisilat
Antijamur kombinasi ini biasanya digunakan untuk pengobatan Tinea pedis dan
kadang-kadang juga untuk tinea kapitis.
• Asam Undesilenat
Obat ini dapat menghambat pertumbuhan jamur pada tinea pedis, tetapi efektifitasnya
tidak sebaik mikonazol, haloprogin atau tolnaftat.
• Haloprogin
Haloprogin bersifat fungisidal terhadap epiderphyton, Trichophyton, Miciosporum dan
malassesia furfur.
• Siklopiroks Olamin
Obat ini merupakan antijamur topical berspektrum luas. Penggunaan kliniknya untuk
dermatofitosis, kandidiasis dan tinea versikolor.
• Terbinafin
Obat ini digunakan untuk terapi dermatofitosis, terutama Onikomikosis dan juga
digunakan secara topical untuk dermatopitosis.
BIOMOLEKULER JAMUR
IDENTIFIKASI FUNGI BERBASIS
MOLEKULAR
• Prosedur laboratorium konvensional untuk identifikasi dermatofita lambat dan kurang
spesifik, sehingga diperlukan metode diagnostik yang lebih cepat dan tepat.

• Aplikasi teknologi amplifikasi asam nukleat dapat dengan cepat dan tepat mengidentifikasi
kemungkinan dermatofita.

• Teknologi molekuler seperti polymerase chain reaction (PCR) merupakan tes sangat sensitif
dan spesifik, dan dapat digunakan untuk diagnosis berbagai mikroorganisme termasuk jamur
patogen.
• PCR merupakan suatu teknik sintesis dan amplifikasi doexyribonucleic acid (DNA)
dermatofita secara in vitro.

• PCR dapat lebih cepat, lebih sensitif, lebih stabil dan memiliki pengaruh faktor
eksternal lebih sedikit dibandingkan dengan kultur jamur dalam mendeteksi
dermatofita serta spesiesnya
IDENTIFIKASI FUNGI BERBASIS
MOLEKULAR
• Polymerase chain reaction (PCR), untuk identifikasi jamur
• Melalui pola DNA
• Menggunakan pelacak DNA dalam reaksi berantai yang dapat
menggandakan DNA sehingga jumlahnya cukup banyak untuk
identifikasi
MATRIX-ASSISTED LASER DESORPTION
IONIZATION-TIME OF-FLIGHT MASS
SPECTROMETRY (MALDI-TOF MS)

• Mengidentifikasi mikro-organisme (berbasis peptida)


• mikro-organisme (jamur) diletakkan di permukaan kristal,
ditembak dengan laser, melepaskan ion yang diidentifikasi dengan
cara menyesuaikan dengan library yang ada
TERIMA KASIH <3

Anda mungkin juga menyukai