Anda di halaman 1dari 15

ANTI JAMUR

1. Mellinda Lorenzahara Liestia ( 31161023 )


2. Yuddy Apriansyah Sanjaya ( 31161044 )
Antifungi adalah senyawa yang digunakan untuk pengobatan penyakit yang
disebabkan oleh jamur .

Secara umum,mekanisme kerja antifungi terdapat 2 macam, gangguan pada


Membran sel dan gangguan pada sintesis asam nukleat dan protein.
Gangguan pada membran sel

• Gangguan ini terjadi karena adanya ergosterol dalam sel jamur.


• Turunan imidazol menimbulkan ketidakteraturan membran
sitoplasma jamur ketidak seimbangan metabolik sehingga
menghambat pertumbuhan ata menimbulkan sel jamur.
Penghambat sintesis asam nukleat dan
protein jamur
• Disebabkan oleh senyawa turunan primidin.
• Senyawa turunan primidin mampu mengalami metabolisme dalam
sel jamur menjadi suatu antimetabolit. Metabolik antagonis
tersebut kemudian bergabung dengan RNA dan kemudian
menghambat sintesis asam nukleat dan protein jamur.
• Griveseofulvin yang mampu mengikat protei mikrotubull dalam
sel, kemudian merusak struktur spindle mitotic.
ANTI JAMUR
• Infeksi yang disebabkan oleh jamur disebut mikosis.
• Infeksi jamur secara umum dibedakan menjadi infeksi jamur sistemik dan
topikal (dermatofit dan mukokutan).
• Antijamur untuk infeksi sistemik :
Amfoteresin B, flusitosin, grup azol (ketokonazol, flukonazol, itakonazol0,
kalium ioda.
• Antijamur untuk infeksi topikal :
Griseofulvin, imidazol, tolnaftat, nistatin, kandisilin, asam salisilat, asam
undesilinat, haloprogin, natamisin.
Amfoterisin B
• Merupakan hasil fermentasi dari streptomyces nodous.
• Menyerang sel yang sedang tumbuh dan sel matang.
• Bersifat fungistatik atau fungisidal tergantung dosis.
• Efek menghambat sitoplasma capsulatum, Cryptococus
neoformans, Candida, Blastomyces dermatitis, aspergillus.
Flusitosin
• Spektrum anjtijamur sempit
• Efek untuk kriptokokosis, kandidiosis, kromomikosis,
aspergilosisrasil. Sintesis protein sel jamur
• Mekanisme kerja :
Flusitosin masuk kedalam sel jamur dengan bantuan sitosin
deaminase dan dalam sitoplasma akan bergabung dengan RNA
setelah mengalami deaminasi menjadi 5-fluorourasil. Sintesis
protein sel jamur terganggu akibat penghambatan langsung
sintesis DNA oleh metabolit 5fu.
Flusitosin
• Farmakokinetik : diserap dengan cepat dan baik melalui sal.cerna,
distribusi keseluruh tubuh, ekresi oleh ginjal
• Indikasi : kromoblastomikosis, miningitis (Kombinsi dengan
amfoterisin B)
• Efek samping : toksisitas hermatologik, gangguan hati, gangguan
cerna.
• Sediaan : kapsul
• Dosis : 50-150 mg/kg BB dehari di dalam 4 dosis, lakukan
penyesuaian dosis pada penderita insufisiensi ginjal
Ketokonazol
• Efek terhadap Candida, Coccodioides immitis, Cryptococcus, H.
Capsulatum, Aspergillus.
• Mekanisme kerja : berinteraksi dengan enzim P-450 untuk
menghamabt femitilasi lanosterol menjadi ergosterol yang penting
untuk membran jamur.
• Farmakokinetik : diserap baik melalui sal. Cerna, distribusi urin,
kel.lemak, air ludah, kulit, tendon, cairan sinovial. Ekresi melalui
empedu, sebagaian kecil ke urin.
• Indikasi : histoplasmosis paru, tulang, sendi dan jaringan lemak,
kriptokokosis, kandidosis.
Ketokonazol
• Efek samping : gangguan sal.cerna, efek endokrin (ginekosmatia,
penurunan libido, impotensi, ketidakteraturan menstruasi)
• Kontra indikasi : tidak boleh diberikan bersamaan dengan
amfoterisin B
Griseofulvin
• Jamur yang menyebabkan infeksi jamur superfisial disebut
dermatofit.
• Mekanisme kerja : obat ini masuk ke dalam sel jamur,
berinteraksi dengan mikrotubulus dalam jamur dan merusak
serat mitotik dan menghambat mitosis.
• Farmakokinetik : absorpsi baik bila diberikan bersama makana
berlemak tinggi, distribusi baik ke jaringan yang terkena infeksi,
inducer P-450, ekskresi melalui ginjal.
Nistatin
• Merupakan antibiotik polien.
• Mekanisme kerja ; berkaitan dengan ergosterol pada membran
jamur, permeabilitas menigkat, sel jamur.
• Indikasi : kandidasi kulit, selaput lendir, dan saluran cerna.
• Efek samping : jarang ditemukan, mual, muntah, diare ringan
Mikonazol dan obat topikal lain
• Mikonazol, klotrimazol, ekonazol aktif secara topikal jarang
digunakan parental.
• Efek samping : iritasi, rasa terbakar.
• Mekanisme kerja : distribusi sama dengan ketokonazol.
• Sediaan : mikonazol krim 2%, gel 2%, klotrimazol krim 1%.
DAFTAR PUSTAKA
• Lewis, R. (2011). Current Concepts in Antifungal Pharmacology. Mayo Clin
Proc. 86(8), pp. 805–817.
• Roemer, T. Krisan, D. (2014). Antifungal Drug Development: Challenges,
Unmet Clinical Needs, and New Approaches. Cold Spring Harb Perspect
Med. 4(5), pp. a019703.
• Dermnet New zealand (2003). Oral Antifungal Medication.
• NHS Choices UK (2017). Health A-Z. Antifungal Medicines.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai