Menurut indikasi klinis obat-obat anti jamur dapat dibagi atas dua
golongan, yaitu :
delapan persen campuran ini terdiri dari amfoterisin B yang mempunyai aktivitas antijamur.
Cara Kerja :
Obat ini bekerja dengan berikatan dengan membrane sel jamur atau ragi yang sensitive.
Integrasi dengan sterol-sterol membrane sel jamur atau ragi yang sensitive. Integrasi dengan
sterol-sterol membrane sel membentuk pori-pori sehingga membrane sel jamur lebih
Indikasi
Dosis
Infeksi jamur sistemik melalui injeksi intravena. Dosis awal 1 mg selama
20-30 menit dilanjutkan dengan 250 mikrogram/kg perhari, dinaikkan
perlahan sampai 1 mg/kg perhari, pada infeksi berat dapat dinaikkan
sampai 1,5 mg/kg perhari.
Efek samping
Demam, sakit kepala, muaal, turun berat badan, muntah, lemas, diare,
nyeri otot dan sendi, kembung, nyeri ulu hati, gangguan ginjal, kelainan
darah, gangguan irama jantung, gangguan saraf tepi, gangguan fungsi
hati, nyeri dan memar pada tempat suntikan.
2. Flusitosin
Cara Kerja :
Dosis :
Pemberian flusitonin dengan dosis 150% mg/kg BB/ hari per oral diabsorbsi dengan
dengan kadar obat yang dapat mencapai 60-80% kadar serum, yang dapat
yang diperlukan.
Efek samping dan cara mengatasi:
sampai mencapai kadar toksik, tetapi bila terdapat kelemahan hati tidak
demikian, kadar serum yang tinggi dalam jangka lama dapat menimbulkan
Mekanisme kerja :
Cara kerja
Ketokanazol masuk ke dalam sel jamur dan menimbulkan kerusakan
pada dinding sel. Mungkin juga terjadi gangguan sintetis asam nukleat
atau penimbunan peroksida dalam sel yang merusak sel jamur.
Dosis
Ketokonazol merupakan antijamur pertama yang dapat diberikan per
oral. Ketokonazol diabsorbsi dengan baik melalui oral yang
menghasilkan kadar yang cukup untuk menekan pertumbuhan berbagai
jamur. Dengan dosis oral 200 mg, diperoleh kadar puncak 2-3 mcg/ml
yang bertahan selama 6 jam atau lebih.
Penggunaan Klinis dan Kontraindikasi :
Indikasi klinis
Flukonazol diindikasikan untuk:
Meningitis kriptokokus
Kandidiasis sistemik (termasuk kandidemia dan kandidiasis diseminata), dan
bentuk-bentuk lain kandidiasis, termasuk infeksi jamur dipertonium,
endocardium, dan infeksi jamur di saluran napas dan saluran cerna,
Kandidiasis orofaringeal
Kandidiasis esophageal
Kandidiasis vaginal
Kontraindikasi
Akan terjadi kontraindikasi bila diberikan pada penderita yang sensitive terhadap
derivate triazol. Penggunaan pada wanita hamil serta menyusui, dan anak
dibawah 16 tahun tidak dianjurkan karena belum ada kepastian data bahwa obat
ini aman untuk mereka
Dosis dan cara pemberian
Dosis harian harus disesuaikan dengan organisme penyebab dan respons
penderita , yaitu
Meningitis kriptokokus hari pertama 400 mg, dilanjutkan dengan 1x200-400 mg
per hari. lama pengobatan biasanya sampai 6-8 minggu
Kandidemia atau kandidiasis lain : 400 mg hari pertama dilanjutkan 200mg tiap
hari. dosis dapat ditingkatkan menjadi 400 mg per hari bergantung pada
respons. Lama pengobatan juga bergantung pada respons. Kandidiasis
orofaringela 1x50 mg selama 7-14 hari.
4. Hidroksistilbamidin
Griseofulvin diisolasi dari Penicillium griseofulvum pada tahun 1939, dan diperkenalkan penggunaan
kliniknya pada tahun 1957. Griseofulvin sangat sukar larut dalam air dan stabil pada temperatur
Aktivitas antijamur
mikrosporum, dan trikofiton dalam kadar 0,5-3 g/ml. Terhadap sel muda yang sedang berkembang,
griseofulvin bersdifat fungisid dan fungistatik. Diantara dermatofit-dermatofit yang sensitif dapat
terjadi resitensi. Efek penghambatan pertumbuhan jamur ini dapat dihalangi oleh purin.
Mekanisme kerjanya belum sepenuhnya diketahui, dan efek fungistatiknya mungkin disebabkan
oleh griseofulvin yang mengganggu fungsi mikrotubulus atau sintesis asam nukleat dan polimerasi.
Farmakokinetik
Absorbsi griseofulvin sangat bergantung pada keadaan fisik obat ini dan
absorbsinya dibantu oleh makanan yang banyak mengandung lemak.
Senyawa dalam bentuk partikel yang lebih kecil (microsized) diabsorbsi
2 kali lebih baik daripada partikel yang lebih besar. Griseofulvin
berukuran mikro dengan dosis 1 gram/hari akan menghasilkan kadar
dalam darah 0,5-1,5 mcg/ml. griseofulvin berukuran ultramikro
diabsorbsi 2 kali lebih baik dari senyawa berukuran mikro.
Metabolisme terjadi di hati. Metabolit utamanya adalah 6-
metilgriseofulvin. Waktu paruhnya kira-kira 24 jam. Jumlah yang
diekskresikan melalui urin adalah 50% dari dosis oral yang diberikan
dalam bentuk metabolit dan berlangsung selama 5 hari. Kulit yang sakit
mempunyai afinitas lebih besar terhadap obat ini., ditimbun dalam sel
pembentuk keratin, terikat kuat dengan keratin dan akan muncul
bersama sel yang baru berdiferensiasi sehingga sel baru ini akan resisten
terhadap serangan jamur. Keratin yang mengandung jamur akan
terkelupas dan digantikan oleh sel baru yang normal. Griseofulvin ini
dapat ditemukan dalam sel tanduk 4-8 jam setelah pemberian per oral.
Penggunaan klinis
Griseofulvin diindikasikan untuk dermatofitosis berat pada kulit, kuku, dan rambut,
khususnya yang disebabkan oleh Trichophyton rubrum, yang memberikan respons lemah
terhadap antijamur lain. Obat ini dapat diberikan bersama antijamur topikal lain.
Pemberian secara topikal tidak banyak memberikan efek. Senyawa griseofulvin dalam bentuk
ukuran mikro diberikan per oral 0,5-1 gram per hari, dalam dosis terbagi(dosis anak 15 mg/kg
BB).
Efek samping
Reaksi alergi: dapat berupa demam, ruam kulit, leukopenia, dan reaksi tipe serum sickness.
Interaksi obat
Mikonazol
Sumber dan kimia
Mekanisme kerja
Mekanisme kerja obat ini belum diketahui sepenuhnya. Mikonazol
masuk ke dalam sel jamur dan menyebabkan kerusakan dinding sel
sehingga permeabilitas terhadap berbagai zat intrasel meningkat.
Mungkin pula terjadi gangguan sintesis sel jamur yang akan
menyebabkan kerusakan. Obat yang sudah menembus ke dalam lapisan
tanduk kulit akan menetap disana sampai 4 hari.
Penggunaan klinis
Efek samping
Klotrimazol berbentuk bubuk tidak berwarna yang praktis tidak larut dalam air,alkohol, dan kloroform, sedikit
larut dalam eter.
Mekanisme kerja
Klotrimazol mempunyai efek antijamur dan antibaktreri dengan mekanisme kerja mirip mikonazol dan secara
topical digunakan untuk pengobatan tinea pedis, kruris, dan korporis yang disebabkan oleh T. rubrum dan juga
untuk infeksi kulit dan vulvovaginitis yang disebabkan oleh C. albicans.
Penggunaan klinis
Obat ini tersedia dalam bentuk cream dan larutan dengan kadar 1% untuk dioleskan 2x sehari. Cream vaginal
1% atau tablet vaginal 100 mg digunakan sekali sehari pada malam hari selama 7 hari. Atau tablet vaginal 500
mg.
Efek samping
Dosis tunggal pada pemakaian topical dapat terjadi rasa terbakar, eritema, edema, gatal, dan urtikaria.
3. Nistatin
Nystatin merupakan obat yang termasuk kelompok obat yang disebut antijamur (antifungal). Bubuk
kering, tablet hisap, dan bentuk cair dari obat ini digunakan untuk mengobati infeksi jamur pada
mulut. Nystatin hanya dapat tersedia dengan resep dokter.
Obat ini tersedia dalam bentuk sediaan berikut:
Kapsul
Tablet
Suspensi
Cara Kerja
Mekanisme kerjanya ialah dengan kalan berikatan dengan sterol membrane sel jamur, terutama
ergosterol. Oleh karena itu, terjadi gangguan pada permeabilitas membrane sel jamur dan
mekanisme transpornya. Akibatnya, sel jamur kehilangan banyak sel kation dan makromolekul.
Resistensi dapat timbul karena menurunnya jumlah sterol pada membrane sel jamur atau terjadi
perubahan sifat struktur atau sifat ikatannya.
Indikasi
Nistatin terutama digunakan untuk kandidiasis kulit, selaput lendir,
dan saluran cerna. Paronikia, vaginitis, dan sariawan (stomatitis) cukup
diobati dengan nistatin secara topical, dan bila gagal atau pada
penderita sakit berat, dapat diberikan ketokonazol.
1 atau 2 tablet hisap atau 1 tablet 3-5 kali sehari sampai 14 hari
hisap atau tablet dengan aman. Anak pada usia ini lebih baik
b. Balita
2 ml 4 kali sehari
c. Untuk bayi prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah
1 ml 4 kali sehari
Efek Samping
Seiring dengan efek yang diperlukan, obat dapat menyebabkan beberapa
efek yang tidak diinginkan. Meskipun tidak semua efek samping dapat terjadi,
namun jika terjadi, mungkin memerlukan perhatian medis.
Beberapa efek samping yang mungkin terjadi biasanya tidak perlu perhatian
medis. Efek samping ini dapat hilang selama pengobatan karena tubuh akan
dapat menyesuaikan diri dengan obat. Dokter mungkin juga dapat
memberitahu tentang cara untuk mencegah atau mengurangi beberapa efek
samping.
Segera hubungi dokter jika terjadi efek samping, antara lain:
1. Diare
2. Mual atau muntah
3. Nyeri Perut
4. Tolnaftat dan Toksiklat
Untuk anak-anak oleskan dua kali sehari sampai lesi kulit membaik,
biasanya selama 4 minggu.
Interaksi Obat
Warfarin : salisilat yang diserap dalam jumlah banyak dapat
mengganggu kemampuan pembekuan darah sehingga meningkatkan
risiko perdarahan. Hindari penggunaan bersamaan dengan warfarin.
Natamisin
Natamisin merupakan antijamur antibiotic polien yang aktif terhadap
banyak jamur. Pemakaian pada mata jarang menimbulkan iritasi maka
digunakan untuk keratitis jamur. Natamisin merupakan obat terpilih
untuk infeksi Fusarium solani, tetapi daya penetrasinya ke kornea kurang
memadai. Natamisin juga efektif untuk kandidiasis oral dan vaginal.
Sediaan tertsedia dalam bentuk suspense 5% dan salep 1% untuk
pemakaian pada mata.
TERIMAKASIH