Cara Kerja :
Obat ini bekerja dengan berikatan dengan membrane sel jamur atau ragi yang sensitive.
Integrasi dengan sterol-sterol membrane sel jamur atau ragi yang sensitive. Integrasi
dengan sterol-sterol membrane sel membentuk pori-pori sehingga membrane sel jamur
lebih permiabel terhadap molekul-molekul yang kecil.
Indikasi :
Infeksi jamur berat yang mengancam nyawa termasuk :
histoplasmosis, coccidiodomycosis, paracoccidiomycosis, blastomycosis, aspergilosis,
cryp tococcosis, mucormycosis, spotricchosis dan candidosis
Kontraindikasi :
Gangguan fungsi ginjal, kehamilan dan meyusui.
Dosis :
Infeksi jamur sistemik melalui injeksi intravena. Dosis awal 1
mg selama 20-30 menit dilanjutkan dengan 250
mikrogram/kg perhari, dinaikkan perlahan sampai 1 mg/kg
perhari, pada infeksi berat dapat dinaikkan sampai 1,5 mg/kg
perhari.
Efek samping :
Demam, sakit kepala, muaal, turun berat badan, muntah,
lemas, diare, nyeri otot dan sendi, kembung, nyeri ulu hati,
gangguan ginjal, kelainan darah, gangguan irama jantung,
gangguan saraf tepi, gangguan fungsi hati, nyeri dan memar
pada tempat suntikan.
FLUSITOSIN
Flusitosin (5-fluorositosin; 5FC) merupakan antijamur sintetik yang
berasal dari fluorinasi pirimidin, dan mempunyai persamaan struktur
dengan fluorourasil dan floksuridin. Obat ini berbentuk kristal putih
tidak berbau, sedikit larut dalam air tapi mudah larut dalam alkohol.
Cara Kerja :
Flusitosin masuk ke dalam sel jamur dengan bantuan sitosin
deaminase dan dalam sitoplasma akan bergabung dengan RNA
setelah mengalami deaminasi menjadi 5-fluorourasil dan fosforilasi.
Sintesis protein sel jamur terganggu akibat penghambatan Iangsung
sintesis DNA oleh metabolit fluorourasil. Keadaan ini tidak terjadi pada
sel mamalia karena dalam tubuh mamalia flusitosin tidak diubah
menjadi fluorourasil.
Indikasi :
Dosis :
Pemberian flusitonin dengan dosis 150% mg/kg BB/ hari per oral
diabsorbsi dengan baik dan didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh
termasuk cairan serebrospinal- dengan kadar obat yang dapat mencapai
60-80% kadar serum, yang dapat mendekati kadar 50 mcg/ml. sekitar
20% flusitosin terikat dengan protein. Penggunaan kombinasi flusitosin
dengan amfotiresin B, khususnya pada meningitis kriptokokal dan
kandidiasis sistemik, dan dapat menurunkan dosis amfotiresin B yang
diperlukan.
IMIDAZOL
Mekanisme kerja :
Efek samping :
Umumnya ditoleransi dengan baik. Efek samping yang paling sering
ditemukan ialah mual, ginekomastia, “rush”, pruritus, hepatitis kolestatik,
blockade sintesis kortisol dan tetosteron (reversible) Efek samping ini
lebih ringan bila diberikan bersama makanan. Kadang- kadang dapat
timbul muntah, sakit kepala, vertigo, nyeri epigastrik, fotopobia,
parastesia, gusi berdarah, erupsi kulit, dan trombositopenia.
FLUKONAZOL
Flukonazol merupakan derivate triazol, antijamur yang poten,
yang bekerja spesifik menghambat pembentukan sterol pada
membrane sel jamur. Flukonazol bekerja dengan spesifitas
yang tinggi pada enzim-enzim “cytochrome P-450 dependent”
dapat berupa demam, ruam kulit, leukopenia, dan reaksi tipe serum sickness.
Toksisitas langsung: dapat terjadi sakit kepala, mual, muntah,
diare,hepatotoksisitas, fotosensitivitas, dan gangguan mental. Pada binatang
percobaan, griseofulvin bersifat teratogenik dan karsinogenik.
Interaksi obat :
MIKONAZOL
Sumber dan kimia
Mikonazol merupakan turunan imidazol sintetik yang relatif stabil.
Mempunyai spektrum antijamur yang lebar terhadap jamur dermatofit.
Obat ini berbentuk kristal putih, tidak berwarna dan tidak berbau,
sebagian kecil larut dalam air tapi lebih larut dalam pelarut organik.
Aktivitas antijamur
Mekanisme kerja
Efek samping
Efek samping berupa iritasi, rasa terbakar. Dan masersi
memerlukan penghentian terapi. Sejumlah kecil mikonazol diserap
melalui mukosa vagina tapi belum ada laporan tentang efek
samping pada bayi yang ibunya mendapat mikonazol intravaginal
pada waktu hamil, terapi penggunaannya pada trimester pertama
sebaiknya dihindari.
KLOTRIMAZOL
sumber dan kimia
Klotrimazol berbentuk bubuk tidak berwarna yang praktis tidak
larut dalam air, alkohol, dan kloroform, sedikit larut dalam eter.
Mekanis kerja :
Klotrimazol mempunyai efek antijamur dan antibakteri dengan
mekanisme kerja mirip mikonazol dan secara topical digunakan
untuk pengobatan tinea pedis, krusis, dan korporis yang
disebabkan oleh T. Rubrum dan juga untuk infeksi kulit dan
vulvovaginitis yang disebabkan oleh C. Albicans.
Penggunaan klinis
Obat ini tersedia dalam bentuk cream dan larutan dengan kadar
1% untuk dioleskan 2xsehari . Cream vaginal 1% atau vaginal
100mg digunakan sekali sehari pada malam hari selama 7 hari.
Atau tablet vaginal 500mg
Efek samping :
Dosis tunggal pada pemakaian topical dapat terjadi rasa
terbakar, eritema, edema, gatal, dan urtikaria.
NYSTATIN
Nystatin merupakan obat yang termasuk kelompok obat yang
disebut antijamur (antifungal). Bubuk kering, tablet hisap, dan
bentuk cair dari obat ini digunakan untuk mengobati infeksi jamur
pada mulut. Nystatin hanya dapat tersedia dengan resep dokter.
Cara Kerja
Mekanisme kerjanya ialah dengan kalan berikatan dengan sterol
membrane sel jamur, terutama ergosterol. Oleh karena itu, terjadi
gangguan pada permeabilitas membrane sel jamur dan
mekanisme transpornya. Akibatnya, sel jamur kehilangan banyak
sel kation dan makromolekul. Resistensi dapat timbul karena
menurunnya jumlah sterol pada membrane sel jamur atau terjadi
perubahan sifat struktur atau sifat ikatannya.
Indikasi :
Nistatin terutama digunakan untuk kandidiasis kulit,
selaput lendir, dan saluran cerna. Paronikia,
vaginitis, dan sariawan (stomatitis) cukup diobati
dengan nistatin secara topical, dan bila gagal atau
pada penderita sakit berat, dapat diberikan
ketokonazol. Nistatin digunakan secara topical pada
kulit atatu membrane mukosa (mulut dan vagina)
dalam bentuk krim, salep, supositoria, suspense,
atau bubuk untuk infeksi kandida total.
Kontraindikasi :
Pasien yang hipersensitif terhadap Nystatin
Dosis :
1. Untuk bentuk teblet
a. Dewasa dan anak > 5 tahun 1 atau 2 tablet
hisap atau 1 tablet 3-5 kali sehari sampai 14 hari
b. Anak-anak 0-5 tahun Anak-anak dalam usia
ini mungkin tidak dapat menggunakan tablet hisap
atau tablet dengan aman. Anak pada usia ini lebih
baik mengonsumsi Nystatin dalam bentuk suspensi.
2. Untuk bentuk sediaan suspensi
a. Dewasa dan anak > 5 tahun 4-6 ml (sekitar 1
sendok teh) 4kali sehari
b. Balita 2 ml 4 kali sehari
c. Untuk bayi prematur dan bayi dengan berat badan lahir
rendah 1 ml 4 kali sehari
Efek Samping :
Seiring dengan efek yang diperlukan, obat dapat
menyebabkan beberapa efek yang tidak diinginkan.
Meskipun tidak semua efek samping dapat terjadi,
namun jika terjadi, mungkin memerlukan perhatian
medis. Beberapa efek samping yang mungkin terjadi
biasanya tidak perlu perhatian medis. Efek samping
ini dapat hilang selama pengobatan karena tubuh
akan dapat menyesuaikan diri dengan obat. Dokter
mungkin juga dapat memberitahu tentang cara untuk
mencegah atau mengurangi beberapa efek samping.
Segera hubungi dokter jika terjadi efek samping,
antara lain:
1. Diare
2. Mual atau muntah
3. Nyeri Perut
TOLNAFTAT DAN TOKSIKLAT
Tolnaftat merupakan antijamur yang efektif terhadap infeksi tirkofiton,
mikrosporum, epidermofiton, malassezia furfur, tetapi tidak efektif
terhadap kandida, dan aspergilus, serta pada keadaan yang disertai
hyperkeratosis, tolnafat sebaiknya diberikan bergantian dengan salep
asam salisilat 10%. Lesi kulit kepala disebabkan T.tonsurans dan M.
Auduoini tampaknya kurang berhasil dengan kotrimzaol, dan
onikomikosis tidak dipengaruhi oleh klotrimazol. Bila terpai dihentikan,
infeksi dapat kambuh lagi. Tetpai tidak terjadi resistensi sehingga
pengobatan ulang masih akan memberikan hasil yang memuaskan.
Penggunaan tolnafat secara topical jarang sekali menimbulkan iritasi
atau reaksi hipersensitif.
Toksiklat suatu antijamur derivate tiokarbamat efektif terhadap
epidermophyton floccosum, dan malassezia surfur. Dalam kadar 0,01-
0,1mcg/ml secara in vitro aktivitas toksiklat sebanding dengan tolnaftat.
Antijamur topikal lainnya
KANDISIDIN
Kandisidin merupakan suatu antibiotic polien yang diperoleh
dari golongan aktinomisetes. Kandisidin hanya digunakan
untuk pemakaian topical pada kandidiasis vaginalis dan
tersedia dalam bentuk tablet vaginal @3mg dan salep
vaginal 0,06% yang dilengkapi dengan aplikatornya.
Dosisnya adalah 2x sehari 1 tablet atau 2x sehari dioleskan
divagina. Efek sampingnya dapat berupa iritasi vukva atau
vagina, dan jarang timbul efek samping yang serius
SALEP WHITFIELD
Salep whitfield adalah campuran asam salisilat dengan asam benzoate.
Asam salisilat bersifat keratolitik dan asam benzoate bersifat fungistatik.
Karena asam benzoate hanya bersifat fungistatik, penyembuhan dapat
tercapai setelah lapisan kulit terkelupas seluruhnya sehingga
penggunaan obat ini memerlukan waktu beberapa minggu sampai
bulanan. Salep ini banyak digunakan untuk tinea pedis dan kadang-
kadang juga untuk tinea kapitis.
Efek samping :
Biasanya reaksi lokal dengan peradangan ringan. Sangat jarang terjadi
perlukaan dikulit, lecet, atau terjadi keracunan salisilat karena diserap
oleh kulit. Meskipun jarang namun pernah terjadi keracunan salisilat
topical terutama pada bayi dan anak yang dioleskan berlebihan atau kulit
yang dioleskan ditutup rapat.
Gejala keracunan salisilat meliputi pusing, gelisah, sakit kepala, nafas
cepat, telinga berdengung, bahkan kematian. Asam salisilat dan asam
benzoate adalah iritan lemah, dapat menimbulkan iritasi dan dermatitis.
Perhatian :
Hindari kontak dengan mata dan selaput lendir lainnya, wajah,
kelamin,. Hindari penggunaan dalam jangka waktu lama untuk
daerah yang luas.
Cara pemberian :
Untuk anak-anak oleskan 2x sehari sampai lesi kulit membaik,
biasanya selama 4 minggu.
Gangguan hati dan ginjal : tidak perlu menurunkan dosis
Interaksi obat :
Warfarin ; salisilat yang diserap dalam jumlah banyak dapat
mengganggu kemampuan pembekuan darah sehingga
meningkatkan risiko perdarahan. Hindari penggunaan bersamaan
dengan warfarin.
NATAMISIN
Natamisin merupakan antijamur aintibiotic polien yang aktif
terhadap banyak jamur. Pemakaian pada mata jarang
menimbulkan iritasi maka digunakan untuk keratitis jamur.
Natamisin merupakan obat terpilih untuk infeksi fusarium
solani, tetapi daya penetrasinya ke kornea kurang memadai.
Natamisin juga efektif untuk kandidiasis oral dan vaginal.
Sediaan tersedia dalam bentuk suspense 5% dan salep 1%
untuk pemakaian pada mata.
TERIMA KASIH