Anda di halaman 1dari 18

HEMOSTATIK

Disusun untuk Memenuhi Tugas Ilmu Dasar Keperawatan II


Dosen: Baiq RenI Asmayani, S.Far., Apt
Oleh Kelompok III :

Kukuh Hafiz Zulkafi (113118015)


Lalu Puguh Wira Bakti (113118016)
Khofifah Iswantari (113118014)
Iskandar Putra Aminullah (113118013)
Muhammad Padli Rahman (113118017)
Muh Muammar Kadafi (113118018)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES ) HAMZAR

LOMBOK TIMUR

Jalan Labuhan Lombok 60 KM, Mamben Daya, Kecamatan Wanasaba, Kab.


Lombok Timur

Telp. 0376-2924-270, Kode Pos : 83653

T.A. 2019

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyanyang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-NyA kepada kami sehingga kami
bisa menyelesaikan makalah tentang, Hemostatik.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat
bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan
manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

Lombok Timur, 27 Mei 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................................1

A. Latar Belakang ..........................................................................................1


B. Rumusan Masalah .....................................................................................1
C. Tujuan .......................................................................................................2
D. Manfaat ......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................3

A. Pengertian Obat Anti Perdarahan (Hemostatik) ..................................3


B. Penggolongan Obat Anti Pendarahan ...................................................4
C. Contoh Obat Anti Perdarahan ................................................................7

BAB III PENUTUP ............................................................................................14


A. Kesimpulan ..............................................................................................14
B. Saran .........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................15

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hemostasis adalah penghentian perdarahan oleh sifat fisiologis


vasokonstriksi dan koagulasi atau secara bedah (Dorland, 2002). Sedangkan
hemostatik adalah obat atau zat yang digunakan untuk menghentikan
pendarahan. Perdarahan merupakan suatu gejala umum yang dapat
menunjukkan suatu manifestasi klinis penyakit tertentu. Namun, penyebab
perdarahan yang paling sering adalah hilangnya integritas pembuluh darah
akibat trauma. Sebagai respon, tubuh melaksanakan mekanisme hemostasis,
yang salah satunya disusun oleh trombosit.

Dengan adanya pembekuan darah atau hemostatis maka pada saat


terjadi luka atau pendarahan dapat terhambat sehingga menyebabkan aliran
darah tidak mengalir terus menerus,selain itu pembekuan darah khusunya sel
darah putih dapat menghambat masuknya organisme yang berbahaya pada
luka.

Hemostatis terdapat empat fase, fase pertama adalah


konstriksi  pembuluh darah yang rusak untuk mengurangi aliran darah distal
terhadap luka. Fase kedua terdiri dari pembentukan sumbatan trombosit yang
longgar atau thrombusputih,pada tempat luka bekerja sebagai respon terhadap
kolagen pengikat trombosit. Fase ketiga adalah pembekuan thromus merah
(bekuan darah). Fase keempat adalah disolusi(pelarutan) sebagian atau seluruh
bekuan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian obat antiperdarahan ?


2. Apa saja macam-macam obat antiperdarahan ?
3. Bagaimana dosis yang digunakan pada obat anti antiperdarahan ?
4. Apa efek samping dari obat antiperdarahan ?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian obat antiperdarahan.
2. Untuk mengetahui macam-macam obat antiperdarahan
3. Untuk mengetahui dosis obat antiperdarahan.
4. Untuk mengetahui cara mengatasi akibat dari efek samping obat
antiperdarahan.
D. Manfaat

Memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada kita semua


mengenai hemostasis dan hemostatik apa-apa saja yang terjadi didalamnya.
Selain itu makalah ini dapat memberikan manfaat kepada mahasiswa maupun
pelajar  lainya untuk dijadikan bahan acuan pelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Obat Anti Perdarahan (Hemostatik)

Obat anti perdarahan disebut juga hemostatik. Hemostatis merupakan


proses penghentian perdarahan pada pembuluh darah yang cedera. Jadi, Obat
haemostatik (Koagulansia ) adalah obat yang digunakan untuk menghentikan
pendarahan. Obat haemostatik ini diperlukan untuk mengatasi perdarahan yang
meliputi daerah yang luas. Pemilihan obat hemostatik harus dilakukan secara
tepat sesuai dengan patogenesis perdarahan. Dalam proses hemostasis berperan
faktor-faktor pembuluh darah (vasokonstriksi), trombosit (agregasi), dan faktor
pembekuan darah Mekanisme Pembekuan Darah : Faktor jaringan Platelets
factors Ca ++ Prothombin Thrombin Fibrinogen Fibrin Ca ++ Secara garis
besar proses pembekuan darah berjalan melalui 3 tahap yaitu :
1. aktivasi tromboplastin
2. pembentukan trombin dari protrombin
3. pembentukan fibrin dari fibrinogen

Dalam proses ini diperlukan faktor-faktor pembekuan darah yang


hingga kini dikenal 15 faktor pembekuan darah (faktor IV-Ca++ , faktor VIII-
anti hemofilik, faktor IX- tromboplastin plasma Perdarahan dapat disebabkan
oleh defisiensi satu faktor pembekuan darah dan dapat pula akibat defisiensi
banyak faktor yang mungkin sulit untuk didiagnosis dan diobati. Defisiensi
atau factor pembekuan darah dapat diatasi dengan memberikan factor yang
kurang yang berupa konsentrat darah manusia. Perdarahan dapat pula
dihentikan dengan memberikan obat yang dapat meningkatkan factor-faktor
pembentukan darah misalnya vitamin K atau yang menghambat mekanisme
fibrinolitik seperti asam aminokaprot.

3
B. Penggolongan Obat Anti Pendarahan
1. Obat hemostatik golongan sistemik :

a. Aprotinin, sebagai antihemostatik diindikasikan untuk :

Pengobatan pasien dengan resiko tinggi kehilangan banyak darah


selama bedah buka jantung dengan sirkulasi ekstrakorporal. Pengobatan
pasien yang konservasi darah optimal selama  bedah buka jantung merupakan
prioritas absolut.

 b.Ethamsylate Adalah senyawa yang dapat menstabilkan membran yang


menghambat enzim spesifik  postglandin dalam proses sintesanya. Obat
hemostatik ini juga digunakan pada waktu operasi melahirkan sebaik operasi
lain dengan kondisi hemoragik lainnya.

c. Carbazochrome, merupakan obat hemostatik yang diindikasikan


untuk :

Perdarahan karena penurunan resistensi kapiler dan meningkatnya


permeabilitas kapiler. Perdarahan dari kulit, membran mukosa dan internal.
Perdarahan sekitar mata, perdarahan nefrotik dan metroragia. Perdarahan
abnormal selama dan setelah pembedahan karena menurunnya resistensi
kapiler.

d. Asam Traneksamat Merupakan obat hemostatik yang merupakan


penghambat bersaing dari aktivator  plasminogen dan penghambat plasmin.
Oleh karena itu dapat membantu mengatasi  perdarahan berat akibat
fibrinolisis yang berlebihan. Obat ini menpunyai indikasi dan mekanisme
kerja yang sama dengan asam aminokoproat tetapi 10 kali lebih poten dengan

4
efek samping yang lebih ringan. Asam traneksamat cepat diabsorsi dari
saluran cerna, sampai 40% dari 1 dosis oral dan 90% dari 1 dosis IV diekresi
melalui urin dalam 24 jam. Obat ini dapat melalui sawar uri.

2. Obat hemostatik lokal


Yang termasuk dalam golongan ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa
kelompok berdasarkan mekanisme hemostatiknya.

a. Hemostatik serap

1. Mekanisme kerja

Hemostatik serap ( absorbable hemostatik )proses menghentikan perdarahan


dengan  pembentukan suatu bekuan buatan atau memberikan jala serat-serat
yang mempermudah bila diletakkan langsung pada pembekuan yang
berdarah. Dengan kontak pada permukaan asing trombosit akan pecah dan
membebaskan factor yang memulai proses pembekuan darah.

2. Indikasi

Golongan ini berguna untuk mengatasi perdarahan yang berasal dari


pemubuluh darah kecil saja Misalnya kapiler dan tidak efektif untuk
menghentikan perdarahn arteri atau vena yang tekanan intra vaskularnya
cukup besar.

3. Contoh obat

Antara lain spon, gelatin, oksi sel ( seluloisa oksida ) dan busa fibrin
insani (Kuman fibrin foam ). Spon, gelatih, dan oksisel dapat digunakan
sebagai penutup luka yang akhirnya akan diabsorpsi. Hal ini menguntungkan
karena tidsk memerlukan penyingkiran yang memungkinkan perdarahan

5
ulang seperti yang terjadi pada penggunaaan kain kasa. Untuk absorpsi yang
sempurna pada kedua zat diperlukan waktu 1- 6 jam. Selulosa oksida dapat
memperngaruhi regenerasi tulang dan dapat mengakibatkan pembentuksan
kista bila digunakan jangka panjang pada patah tulang. Selain itu karena
dapat menghambat epitelisasi, selulosa oksida tidak dianjurkan intuk
digunakan dalam jangka panjang. Busa fibrin insani yang berbentuk spon,
setah dibasahi, dengan tekanan sedikit dapa menutup permukaan
yang berdarah.

3. Koagulan
a. Mekanisme kerja
Kelompok ini pada penggunaan lokal menimbulkan hemostatid
dengan 2cara yaitu dengan mempercepat perubahan protrombin menjadi
trombin dan secara langsung menggumpalkan fibrinogen. Aktifitor
protrombin,ekstrak yang mengandung aktifator protrombin dapat dibuat
antara laindari jaringan ortak yang diolah secara kering dengan asetat.
Beberapa racun ular memiliki pula aktifitas tromboplastin yang dapat
menimbulkan pembekuan darah. Salah satu contoh adalah russell’s viper  
venomnyang sangat efektif sebagai hemostatik local dan dapat digunakan
umpamanya untuk alveolkus gigi yang berdarah pada pasien hemofilia.

b. Cara pemakaian

Untuk tujuan ini kapas dibasahi dengan larutan segar 0,1% dan
ditekankan pada alveolus sehabis ekstrasi gigi. Trombin zat ini tersedia dalam
bentuk bubuk atau larutan untuk penggunaaan lokal. Sediaan ini tidak boleh
disuntikkan IV, sebab segara menimbulkan bahaya emboli.

4. Vasokonstriktor
a. Indikasi
Epinetrin dan norepinetrin berefek vasokontriksi , dapat digunakan
untuk menghentikan perdarahan kapiler suatu permukaan.

b. Cara pemakaian
6
Cara penggunaanya ialah dengan mengoleskan kapas yangtelah
dibasahi dengan larutan 1: 1000 tersebut pada permukaan yangberdarah.
Vasopresin, yang dihasilkn oleh hipofisis, pernah digunakan untuk mengatasi
perdarahan pasca bedah perslinan. Perkembangan terahir menunjukkan
kemungkinan kegunaanya kembali bila disuntikkan langsung ke dalam
korpus uteri untuk mencegah perdarahan yang berlebihan selama operasi
korektif.

c. Contoh Obat Anti Perdarahan

1. Methyilergometrin
a. Nama dagang
Bledstop ( sanbe ), methergin ( Novartis ), posargin ( kalbe farma )
b. Komposisi
Tiap tablet salut selaput : Methyilergometrin hydrogen maleat
setara dengan Methyilergometrin maleat 0,125 mg.
c. Indikasi
 Pananganan aktif kala 3
 Perdarahan uterin yang terjadi setelah pemisahan plasenta,
atonia uteri
 Subinvolusi dari uerural uterus, lochiometra
 Perdarahan uterin karena aborsi
d. Cara kerja obat
Methyilergometrin adalah derivate semisintetik dari alkaloid alami
yotu ergometrin dan senyawa spesifik uterotonik. Disbanding
dengan golongan alkaloid ergotamine, efek ada embuluh darah
erifer lemah.
e. Dosis
 Peningkatan uterin involusi : 0,125 mg 3 kali sehari, umumnya
untuk 3 atau 4 hari.

7
 Erdrahan uererium, subinvolusi, lochiometra : 0,125mg, atau
0,25 mg 3 kali sehari.
f. Overdosis
Gejala : gajala utama dari overdosis akut adalah mual, muntah,
hiper, dan hipotensi, kadang – kadnag mati rasa atau gatal – gatal
ada bagian ekstermitas, iksemia perifer, depresi pernafasan,
konvulsi, koma.
g. Peringatan dan perhatian
 pada kelahiran kembar jangan diberikan sebelum bayi terlahir
keluar
 penggunaan harus hari – hati pada penderita atau jika ada
gejala hipertensi, sepsis, pembuluh darah obliteratif dan
kerusakan fungsi hati dan ginjal.
 Tidak dianjurkan untuk tindakan induksi partus, karena masa
kerja yang lama serta memberikan kontraksi uterus non-
fisiologik
f. Efek Samping
 Mual, muntah dan sakit abdominal daat terjadi pada dosis
besar.
 Telah ditemukan laporan mengenai erupsi kulit, berkeringat,
pusing, penglihatan kabur, sakit kepala atau reaksi
kardiovaskuler, vertigo, takikardi atau bradikardi, sakit dada
dan reaksi vasopatik perifer.
 Reaksi anafilaksis sangat kurang
 tekanan darah naik ( terutama pada penderita hipertensi kronik
atau preeklamsi.
g. Kontraindikasi
 Tahap pertama dan kedua kelahiran bayi sebelum muncunya
kepala

8
 Inersia uteri primer dan sekunder, hipertensi, toksemia,
penyakit pembuluh darah oklusif dan hipersensitivitas,
kerusakan fungsi hati dan ginjal.
h. Interaksi obat
Memertinggi efek kontriksi dari ergotamine
i. Cara penyimpanan
Simpan pada suhu kamar ( 25-30 ) dan tempat kejring serta
terhindar dari cahaya.
2. tranexamic acid
a. Nama dagang
Kalnex ( kalbe ), plasminex ( sanbe ), transamin ( otto )
b. Komposisi
Tranexamic acid kapsul :
Setia kapsul mengandung Tranexamic acid 250 mg
Tranexamic acid tablet :
Setiap tablet mengandung Tranexamic acid 500 mg
Tranexamic acid injeksi :
Setiap ml injeksi ( 10% w/v ) mengandung Tranexamic acid 100
mg
Setiap ml injeksi ( 5% w/v ) mengandung Tranexamic acid 50 mg
c. Indikasi
 Untuk fibrinolisis local seerti : epistaksis, prostatektomi,
konisasi servix.
 Edema angioneuretik herediter
 Perdarahan abnormal sesudah poerasi
 Perdarahan sesudah operasi gigi pada penderita hemophilia
d. Cara kerja obat
1. Aktivitas antiplasminik
Menghambat aktifitas dari aktifator plasminogen dan plasmin

9
Aktifasi anti plasmik telah dibuktikan dengan berbagai percobaan
“in vitro “ penemuan aktifitas plasmin dalam darah dan aktifitas
plasmin setempat, setelah diberikan tubuh manusia.
2. Aktifitas hemostatis
Mencegah degradasi fibrin, pemecahan trombosit, peningkatan
kerapuhan vaskuler dan pemecahan faktor koagulasi. Efek ini
terlihat secara klinis dengan berkurangnya jumlah erdarahan,
berkurangnya waktu perdarahan dan lama perdarahan.
e. dosis dan pemberian
Kalnex kapsul 250 mg :
Dosis lazim secara oral untuk dewasa : 3-4 x sehari, 1-2 kapsul
Kalnex tablet 500 mg :
Dosis lazim secara oral untuk dewasa : 3-4 kali sehari 1 tablet
Kalmex 50 mg injeksi :
Sehari 1-2 ampul (5-10 ml ) di suntikan secara intravena atau
intravaskuler di bagi dalam 1-2 dosis. Pada waktu atau setelah
operasi, bia diperlukan dapay dapat diberikan sebanyak 2-10 ampul
( 10-50 ml) dengan secara infuse intravena.
Kalnex 100 mg injeksi :
2,5 – 5 ml perhari disuntikkan secara intravena atau intramuskuler
dibagi dalam 1-2 dosis. Ada waktu atau setelah operasi, bila
dioerlukan dapat diberikan sebanyak 5-25 ml d enghan cara infuse
intravena.

f. Peringatan dan perhatian


 Bila diberikan secara intravena, dianjurkan untuk
menyuntikkan secara perlahan – lahan seperti halnya
pemberian dengan sediaan kalsium ( 10ml/1-2 menit )
 Hati- hati diberikan pada penderita infusiensi ginjal karena
resiko akumumulasi

10
 Tranexamic acid tidak diindikasikan pada hematuria yang
disebabkan oleh parenkim renal, ada kondisi ini sering terjadi
presipitasi fibrin dan mungkin memerburuk penyakit.
 Trenaxemic acid digunakan ada wanita hamil hanya jika
diperlukan.
 Hati – hati diberikan oada ibu menyusui karena dapat beresiko
pada bayi.
g. Efek samping
 Ganggunan- gangguan gastrointestinal, mual, muntah,
anoreksia, pusing eksantema dan sakit kepala dapat timbul
pada pemberian secara oral. Gajala – gajala ini menghilang
dengan pengurangan dosis atau penghentian pengobatannya.
 Dengan injeksi intravena yang cepat dapat menyebabkan
pusing dan impotensi.

h. Interaksi obat
Larutan injeksi Trenaxamic acid jangan ditambahkan pada tranfusi
atau injeksi yang mengandung penisilin.
i. Cara penyimpanan
Simpan dibawah suhu 30 ºC

11
DOSIS, KADARTERAPI DAN SEDIAAN OBAT ANTI
HEMOSTATIK
YANG BEREDAR DI INDONESIA

NAMA GENERIK DAN NAMA SEDIAAN PABRIK


LATIN OBAT DAGANG

Carbazochrome Adona (AC17) 10 mg, Tanabe


30mg/tablet, Abadi
10mg/2ml,
25mg/25ml,
50mg/10ml
injeksi

250mg, Otto
Tranexamic Acid Transamin
500mg/kapsul
250mg/5ml
ampul

500/tablet Corsa
Ethamsylate Dycinone
100mg/ml
ampul

Anti Hemophilik factor 300IU, 520 Bayer


7 IU, 540
Koate HP 10-
40 IU/vial

Phytonadion ( Vit K-1) Kay wan 5mg/ tablet Eisei

12
Menadion ( Vit K-3 ) Vitamin K 10mg/ dragee
10mg/ ml Kimia
ampul farma

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Anti hemostatika adalah obat yangdigunakan untuk menghentikan
proses pendarahan. Obat golongan ini terbagi menjadi 2 golongan yakni
golongan hemostatik yg bekerja secara local (Hemostatik serap, adstringen,
koagulan dan vasokonstiktor) maupun hemostatik yang  bekerja secara
sistemik (Aprotinin, ethamsylate, carbazochrome, asam traneksamat)

B. Saran
Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan menambah ilmu pengetahuan dalam bidang farmakologi yang
membahas Anti Hemostatika.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ganiswara,S.B. 1995. Farmakologi dan terapi.Ed.IV. Jaka


Jordan, Sue. 2004. Farmakologi Kebidanan. Jakarta : ECG

http://desantra.blogspot.co.id/2012/01/obat-anti-perdarahan.html 12
http://www.slideshare.net/WarnetRaha/obat-pendarahan

15

Anda mungkin juga menyukai