Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

OBAT ANTI PERDARAHAN

Dosen pengajar :
Bapak Suhrawardi, SKM, M.PH

Disusun Oleh:

Kelompok 2
Daffani Alkinshi Putri (P07124121016)
Fina Reviana (P07124121031)
Juwita (P07124121037)
Nelly Putri Dwiyanti (P07124121054)
Rusmia Azizah (P07124121073)
Shanti Emelia Cahyarani (P07124121076)

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN

JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIPLOMA III

2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah melimpahkan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyusun Tugas ini dengan baik serta tepat waktu. Tugas ini
kami buat untuk memberikan ringkasan Obat Anti Perdarahan. Mudah-mudahan makalah yang
kami buat ini bisa menolong menaikkan pengetahuan kita jadi lebih luas lagi. Kami menyadari
kalau masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini.

Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna
kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Suhrawardi, SKM,
M.PH selaku Dosen pengajar mata kuliah Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan. Kepada pihak
yang sudah turut menolong dalam penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta waktunya,
kami ucapkan banyak terima kasih.

Banjarbaru, 11 Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................2

Daftar Isi.............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................4
C. Tujuan Masalah............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5

A. Pengertian.....................................................................................................................5
B. Macam – macam Obat Anti Perdarahan.....................................................................5
C. Dosis Obat Anti Perdarahan Dalam Kasus Kebidanan..............................................9
D. Efek Samping Obat Anti Perdarahan..........................................................................10
E. Cara Mengatasi Akibat Dari Efek Samping Obat Anti Perdarahan.........................10

BAB III PENUTUP............................................................................................................11

Kesimpulan........................................................................................................................11

Saran...................................................................................................................................11

Daftar Pustaka................................................................................................................….11

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Obat merupakan salah satu penunjang sarana kesehatan. Segala macam penyakit tidak
dapat lepas begitu saja tanpa keberadaan obat. Dengan penggunaan obat kita harus mengikuti
aturan-aturan tertentu karena obat dalam penggunaan yang digunakan dalam jumlah yang
berlebihan dapat meracuni sedangkan racun yang digunakan dalam jumlah sedikit justru dapat
menjadi obat bagi tubuh kita.
Salah satu dari obat yang sudah sering dipergunakan adalah obat anti perdarahan. Obat-
obat anti perdarahan juga mengobati masalah kesehatan yang berhubungan dengan kehamilan
dan persalinan. Masalah kehamilan dan persalinan merupakan masalah sangat erat dengan
keselamatan jiwa seseorang sehingga ironis sekali apabila terjadi kesalahan walau hanya
sedikit saja. Hal-hal yang perlu diketahui adalah mengenai nama obat, tujuan penggunaan,
mekanisme kerja, indikasi, kontra indikasi, efek samping, cara pemakaian serta dosis yang
digunakan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian obat anti perdarahan?
2. Apa saja macam-macam obat anti perdarahan?
3. Bagaimana dosis yang digunakan pada obat anti perdarahan dalam kasus kebidanan?
4. Apa efek samping dari obat anti perdarahan?
5. Bagaimana cara mengatasi akibat dari efek samping obat anti perdarahan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian obat anti perdarahan
2. Untuk mengetahui macam-macam obat anti perdarahan
3. Untuk mengetahui dosis obat anti perdarahan dalam kasus kebidanan
4. Untuk mengetahui efek samping obat anti perdarahan
5. Untuk mengetahui cara mengatasi akibat dari efek samping obat anti perdarahan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Obat anti perdarahan disebut juga hemostatik. Hemostatik merupakan proses penghentian
perdarahan pada pembuluh darah yang cedera. Jadi obat hemostatik (Koagulansia) adalah obat
yang digunakan untuk menghentikan pendarahan. Obat hemostatik ini diperlukan untuk
mengatasi perdarahan yang meliputi daerah yang luas. Pemilihan obat hemostatik harus
dilakukan secara tepat sesuai dengan patogenesis perdarahan.(EGC,2003)
Dalam proses hemostasis berperan faktor-faktor pembuluh darah (vasokonstriksi), trombosit
(agregasi), dan faktor pembekuan darah. Secara garis besar proses pembekuan darah berjalan
melalui 3 tahap yaitu :
1. Aktivasi tromboplastin
2. Pembentukan trombin dari protrombin
3. Pembentukan fibrin dari fibrinogen
Dalam proses ini diperlukan faktor-faktor pembekuan darah yang hingga kini dikenal 15
faktor pembekuan darah (faktor IV-Ca++ , faktor VIII-anti hemofilik, faktor IX-tromboplastin
plasma, dst).(EGC,2003).
Perdarahan dapat disebabkan oleh defisiensi satu faktor pembekuan darah dan dapat pula
akibat defisiensi banyak faktor yang mungkin sulit untuk didiagnosis dan diobati. Defisiensi
atau factor pembekuan darah dapat diatasi dengan memberikan factor yang kurang yang
berupa konsentrat darah manusia. Perdarahan dapat pula dihentikan dengan memberikan obat
yang dapat meningkatkan factor-faktor pembentukan darah misalnya vitamin K atau yang
menghambat mekanisme fibrinolitik seperti asam aminokaprot.( Katzung, Bertram, G, 2001).

B. Macam – macam Obat Anti Perdarahan


Obat hemostatik sendiri terbagi 2 yaitu :
1) Hemostatik Lokal
Yang termasuk dalam golongan ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa kelompok
berdasarkan mekanisme hemostatiknya.
a. Hemostatik serap
• Mekanisme kerja
Menghentikan perdarahan dengan pembentukan suatu bekuan buatan atau memberikan
jalan serat-serat yang mempermudah bila diletakkan langsung pada permukaan yang
berdarah. Dengan kontak pada permukaan asing trombosit akan pecah dan
membebaskan faktor yang memulai proses pembekuan darah.
• Indikasi
Hemostatik golongan ini berguna untuk mengatasi perdarahan yang berasal dari
pembuluh darah kecil saja misalnya kapiler dan tidak efektif untuk menghentikan
perdarahan arteri atau vena yang tekanan intra vaskularnya cukup besar.
• Contoh obat
Spon Gelatin dan Oksisel (Selulosa Oksida). Spon gelatin, dan oksisel dapat
digunakan sebagai penutup luka yang akhirnya akan diabsorpsi. Hal ini
menguntungkan karena tidak memerlukan penyingkiran yang memungkinkan
perdarahan ulang seperti yang terjadi pada penggunaaan kain kasa. Untuk absorpsi
yang sempurna pada kedua zat diperlukan waktu 1- 6 jam. Selulosa oksida dapat
mempengaruhi regenerasi tulang dan dapat mengakibatkan pembentukan kista bila
digunakan jangka panjang pada patah tulang. Selain itu karena dapat menghambat
epitelisasi, selulosa oksida tidak dianjurkan untuk digunakan dalam jangka panjang.
Busa fibrin insani yang berbentuk spon, setelah dibasahi dengan tekanan sedikit dapat
menutupi dengan baik permukaan yang berdarah.
b. Astringen
• Mekanisme kerja
Zat ini bekerja lokal dengan mengendapkan protein darah sehingga perdarahan dapat
dihentikan, sehubungan dengan cara penggunaannya zat ini dinamakan juga stypic.
• Indikasi
Kelompok ini digunakan untuk menghentikan perdarahan kapiler tetapi kurang efektif
bila dibandingkan dengan vasokontriktor yang digunakan lokal.
• Contoh Obat
Feri kloida, nitras argenti, asam tanat
c. Koagulan
• Mekanisme kerja
Obat kelompok ini pada penggunaan lokal menimbulkan hemostatis dengan 2 cara
yaitu dengan mempercepat perubahan protrombin menjadi trombin dan secara
langsung menggumpalkan fibrinogen.
• Contoh Obat
Russell’s viper venom yang sangat efektif sebagai hemostatik lokal dan dapat
digunakan umpamanya untuk alveolkus gigi yang berdarah pada pasien hemofilia.
Untuk tujuan ini kapas dibasahi dengan larutan segar 0,1% dan ditekankan pada
alveolus sehabis ekstrasi gigi, zat ini tersedia dalam bentuk bubuk atau larutan untuk
penggunaaan lokal. Sediaan ini tidak boleh disuntikkan IV, sebab segara menimbulkan
bahaya emboli.
d. Vasokonstriktor
• Mekanisme Kerja :
Epinefrin dan norepinefrin berefek vasokontriksi , dapat digunakan untuk
menghentikan perdarahan kapiler suatu permukaan.
• Cara pemakaian :
Penggunaanya ialah dengan mengoleskan kapas yang telah dibasahi dengan larutan
1:1000 tersebut pada permukaan yang berdarah.(Katzung, Bertram, G, 2001).
2) Hemostatik Sistemik
Dengan memberikan transfuse darah, seringkali perdarahan dapat dihentikan dengan
segera. Hasil ini terjadi karena penderita mendapatkan semua faktor pembekuan darah
yang terdapat dalam darah transfusi. Keuntungan lain transfusi ialah perbaikan volume
sirkulasi. Perdarahan yang disebabkan defisiensi faktor pembekuan darah tertentu dapat
diatasi dengan mengganti atau memberikan faktor pembekuan yang kurang.
a. Faktor anti hemoflik (faktor VIII) dan Cryoprecipitated anti Hemophilic Factor
• Indikasi :
Kedua zat ini bermanfaat untuk mencegah atau mengatasi perdarahan pada penderita
hemofilia A (defisienxi faktor VIII) yang sifatnya herediter dan pada penderita yang
darahnya mengandung inhibitor faktor VII.
• Efek samping :
Cryoprecipitated antihemofilik faktor mengandung fibrinogen dan protein plasma lain
dalam jumlah yng lebih banyak dari sediaaan konsentrat faktor III V, sehingga
kemungkinan terjadi reaksi hipersensitivitas lebih besar pula. Efek samping lain yang
dapat timbul pada penggunaan kedua jenis sediaan ini adalah hepatitis virus, anemi
hemolitik, hiperfibrinogenemia, menggigil dan demam.
• Cara pemakaian :
Kadar faktor hemofilik 20-30% dari normal yang diberikan IV biasanya digunakan
untuk mengatasi perdarahan pada penderita hemofilia. Biasanya hemostatik dicapai
dengan dosis tunggal 15-20 unit/kg BB. Untuk perdarahan ringan pada otot dan
jaringan lunak, diberikan dosis tunggal 10 unit/kg BB. Pada penderita hemofilia
sebelum operasi diperlukan kadar anti hemofilik sekurang – kurangnya 50% dari
normal, dan pasca bedah diperlukan kadar 20-25 % dari normal untuk 7-10 hari.
b. Kompleks Faktor X
• Indikasi
Sediaan ini mengandung faktor II, VII, IX,X serta sejumlah kecil protein plasma lain
dan digunakan untuk pengobatan hemofilia B, atau bila diperlukan faktor-faktor yang
terdapat dalam sediaan tersebut untuk mencegah perdarahan. Akan tetapi karena ada
kemungkinan timbulnya hepatitis preparat ini sebaiknya tidak diberikan pada penderita
nonhemofilia.
• Efek samping
Trombosis, demam, menggigil, sakit kepala, pusing, reaksi hipersensivitas berat (shok
anafilaksis)
• Dosis
Kebutuhan tergantung dari keadaan penderita. Perlu dilakukan pemeriksaan
pembekuan sebelum dan selama pengobatan sebagai petunjuk untuk menentukan
dosis. 1 unit/KgBB meningkatkan aktivitas factor IX sebanyak 1,5%, selama fase
penyembuhan setelah operasi diperlukan kadar factor IX 25-30% dari normal.
c. Vitamin K
Vitamin k adalah senyawa yang larut dalam lemak, terutama ditemukan dalam
sayuran berwarna hijau. Kebutuhan diet sangat rendah, karena vitamin ditambah oleh
sintetis nakteri yang mengkontaminasi usu manusia. Ada dua bentuk vitamin K1 yang
ditemukan dalam makanan (fitonodion) dan Vit K2 ditemukan dalam jaringan manusia
yang disentesis oleh bakteri usus (menakuinan).
• Nama Genetik
Vit K Fitomenadion
• Nama Paten
Autoplex 2 peba (aktifasi factor VIII dan IX ) Kaywan, Kavitin
• Indikasi
Sewaktu aktivitas protrombin terdepresi oleh kelebihan warperin atau difesiensi Vit K.
Contoh nya pasien di RS yang dietnya buruk, nutrisi perenteral, pembedahan, neonates
premature
• Cara kerja
Vit K1 Dan K2 memerlukan garam empedu untuk absorsi dari traktusintestinalise.
• Dosis
Diklinik dalam tablet 5 mg dan ampul 50 mg, efeknya tertunda selama6 jam tetapi
lengkap dalam 24 jam sewaktu aktivitas ptotrobin terdepresioleh kelebihan warperin
atau difesiensi Vitamin K.
• Efek samping
- Pemberian intravena terlalu cepat : Dyspnoe, Nyeri dada, Nyeri punggung dan
Kematian.
- Pemberian oral : Depresi fungsi hepar, Sakit kepala, Hemolisis pada defisiensi G6PD
atau Vitamin E (menadiol) dan Mual.
- Pemberian intramuskuler : Perubahan viskositas darah, Nyeri dan pembengkakan
pada tempat penyuntikkan, Dispenia, Reaksi hipersensitivitas, Hipertensi,
Hipotermia dan Takikardiah.
• Kontra indikasi
Kegagalan Hepar parah, Sebab biasanya menyebabkan kehilangan sintesis protein dan
diatesis hemorlogika yang tidak terespson Vit. K.
d. Asam Aminokaproat
• Mekanisme kerja
Asam aminokaproat merupakan penghambat bersaing dari activator plasminogen dan
penghambat plasmin. Plasmin sendiri berperan menghancurkan fibrinogen atau fibrin
dan faktor pembekuan darah lain. Oleh karena itu asam amikaproat dapat mengatasi
perdarahan berat akibat fibrinolisis yang berlebihan.
• Indikasi :
- Pemberian asam aminokaproat, karena dapat menyebabkan pembentukan thrombus
yang mungkin bersifat fatal hanya digunakan untuk mengatasi perdarahan fibrinolisis
berlebihan.
- Asam aminokaprot digunakan untuk mengatasi hematuria yang berasal dari kandung
kemih.
- Asam aminokaproat dilaporkan bermanfaat untuk pasien homofilia sebelum dan
sesudah ekstraksi gigi dan perdarahan lain karena troma didalam mulut.
- Asam aminokaproat juga dapat digunakan sebagai antidotum untuk melawan efek
trombolitik streptokinase dan urokinase yang merupakan activator plasminogen.
• Cara pemakaian
Dapat diberikan secara peroral dan IV
• Efek samping
Asam aminokaproat dapat menyebabkan prutius,eriterna konjungtiva, dan hidung
tersumbat. Efek samping yang paling berbahaya ialah trombosis umum, karena itu
penderita yang mendapat obat ini harus diperiksa mekanisme hemostatik.
e. Asam Traneksamat
Asam traneksamat adalah amstat suatu analog asam aminoka proat dan suatu
penghambat fiebenolitik.
• Nama Genetik
Asam traneksamat
• Nama Paten
Transamin, Tranexamin
• Indikasi :
Terapi batu pada hemofilia, Terapi perdarahan karena fibrinolitik , Propilaksis
perdarahan ulang dari anuerisma intrakranial, Perdarahan gastro intestinal pasca
bedah, Perdarahan pasca prostatektomid.
• Dosis :
Asam traneksamat lebih kuat EACA sehingga diperlukan dosis yang lebih rendah.
Yang biasa bertanggung jawab bagi penurunan efek sampingnya. Diberikan peroral
dengan dosis pembebanan 15 mg / kgkemudian 30 mg/kg setiap 6 jam.
• Efek samping :
Trombosis intravaskuler akibat penghambatan aktifitas plasminogen, impotensi,
miopati, ketidaknyamanan abdomen serta mual, diare, hidung tersumbat, preuritis,
eritema, dyspepsia, inhibisi gakulasif
• Kontra indikasi :
- Kehamilan trimester I dan II (kecuali bila sangat perlu)
- Bekuan darah ada pos operasi daerah kandung kemih dan menghambat desolusinya
- Penderita koagulasi intravaskuler desiminata ( DIC)
f. Adona AC
Adona AC adalah karbosakrom salisilat
• Nama Genetik : Adona
• Nama paten : Adona forte, Adona AC
• Indikasi
Pencegahan dan penghambatan perdarahan kapiler.
• Cara kerja :
Memperbaiki permeabilitas kapiler.
• Dosis :
- 5-10 mg karbosokrom secara im 2-4 jam
- 5-10 mg karbosokrom peroral tiap 2 jam
- 10-50 mg karbosokrom secara iv beberapa kali / hari
- 5 mg karbosokrom secara S>C 1 x / hari
• Efek samping :
Tidak ada ( Katzung, Bertram, G, 2001)

C. Dosis Obat Anti Perdarahan Dalam Kasus Kebidanan


• Dosis Ergotamin :
- Oral 0,2-0,4 mg , 2-4 kali sehari selama 2 hari
- IV / IM 0,2 mg , IM boleh diulang 2
- 4 jam bila perdarahan hebat
• Dosis Oksitosin :
Untuk induksi persalinan intravena 1-4 m U permenit dinaikkan menjadi 5-20 m U /
menit sampai terjadi pola kontraksi secara fisiologis. Untuk perdarahan uteri pasca partus,
ditambahkan 10-40 unit pada 1 L dari 5 % dextrose, dan kecepatan infuse dititrasi untuk
mengawasi terjadinya atonia uterus. Kemungkinan lain adalah, 10 unit dapat diberikan
secara intramuskuler setelah lahirnya plasenta. Untuk menginduksi pengaliran susu, 1satu
tiupan ( puff ) disemprotkan ke dalam tiap lubang hidung ibu dalam posisi duduk 2-3 menit
sebelum menyusui.
• Dosis prostaglandin :
- Karbopros trometamin : Injeksi 250 ug/ml
- Dinoproston (PGE) : Supositoria vaginal 20 mg
- Gemeprost : Pesari 1mg ( melunakan uterus)
- Sulpreston: Injeksi 25, 50, 100 ug/ml IM atau IV

D. Efek Samping Obat Anti Perdarahan


• Efek samping prostaglandin :
Hiperstimulasai uterus, pireksia, infalamasi, sensitisasi terhadap rasa nyeri,
diuresis+kehilangan elektrolit, efek pada sistem syaraf pusat tremor merupakan efek
samping yang jarang terjadi, pelepasan hormon hipofise renin steroid adrenal, sakit persisten
pada punggung bawah dan perut.
• Efek samping oksitosin :
Spasme uterus (pada dosis rendah, Hiper stimulasi uterus 9 membahayakan janin :
kerusakan jaringan lunak atau uterus), Keracunan cairan dan hiporatremia (pada dosis besar,
mual muntah, Aritmia, Anafilaksis, Ruam kulit, Aplasia plasenta, Emboli amnion, Kontraksi
pembuluh darah tali pusat, Kerja antidiuretik, Reaksi hipersensitifitas, Reaksi anafilaktik,
Aritmia jantung, Hematoma panggul.
Efek samping lain yang dapat timbul pada penggunaan kedua jenis sediaan ini adalah
Hepatitis virus, Anemi hemolitik, Hiperfibrinogenemia, Menggigil dan demam. Pemberian
filokuinon secara intravena yang terlalu cepat dapat menyebabkan kemerahan pada muka,
Berkeringat, Bronkospasme, sianosis, Sakit pada dada dan kadang menyababkan kematian.

E. Cara Mengatasi Akibat Dari Efek Samping Obat Anti Perdarahan


- Baca dosis dan aturan pakainya
- Lihat tanda peringatan
- Ketahui efek samping obat
- Bacalah kandungan isi dan tanggal daluwarsa obat
- Mintalah dokter mengevaluasi pengobatan jangka panjang

BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
Obat anti perdarahan disebut juga hemostatik. Hemostatis merupakan proses penghentian
perdarahan pada pembuluh darah yang cedera. Jadi, Obat haemostatik (Koagulansia ) adalah obat
yang digunakan untuk menghentikan pendarahan.

Saran
Tidak ada obat yang aman untuk memberikan kekuatan kepada ibu atau untuk mempercepat atau
mempermudah persalinan. Jika anda ingin agar ibu memiliki kekuatan yang cukup selama
persalinan, anjurkan kepadanya untuk makan makanan pelindung dan pembentuk tubuh selama 9
bulan kehamilannya. Juga anjurkan agar ibu lebih jarang melahirkan anak. Sarankan supaya ia
tidak hamil lagi sebelum ia mempunyai cukup waktu untuk memperoleh kembali kekuatan
sepenuhnya.

Daftar Pustaka
Mutschler, Ernst.1991. Dinamika Obat Farmakologi dan Toksikologi. Bandung : ITB
Katzung, Betran G. 2001. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 1. Jakarta : Salemba Medika
Katzung, Betran G. 2001. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika
Amy M. Karch, 2011. Buku Ajar Farmakologi Keperawatan Edisi 2. Jakarta : EGC
Ayu Putri Ariani. 2017. Dasar – Dasar Farmakologi. Yogyakarta : Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai