Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KEBUTUHAN GIZI PADA PASCA PERSALINAN DAN MENYUSUI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7

1. Melinda Waningsih
2. Rizka Hayu Aisyah
3. Bela Anjelita
4. Letra Sunata
5. Siti Hajar

TINGKAT/SEMESTER : 1 A / 2

DOSEN PENGAMPU:

Asmariyah, S.ST, M.Keb

PRODI D3 KEBIDANAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrahim....

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyusun Makalah sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada Penulis
menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diperlukan guna tersusunnya makalah yang
lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
Umumnya.

Bengkulu,19 Februari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................. 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Faktor-faktor yang memengaruhi gizi ibu pasca salin dan menyusui............................... 3
2.2 Pengaruh status gizi pada pasca salin dan menyusui ........................................................ 4
2.3 Kebutuhan gizi ibu pasca salin dan menyusui .................................................................. 6
a. Makronutrien
b. Mikronutrien
2.4 Prinsip pemberian makanan pada ibu pasca salin dan menyusui ..................................... 9
2.5 Masalah gizi pada ibu pasca salin dan mnyusui ............................................................... 11
2.6 Evidance based nutrisi untuk pasca persalinan dan menyusui.......................................... 14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 18


3.2 Saran .................................................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin
yang sedang dikandung. Bila mengalami kekurangan gizi selama hamil akan
menimbulkan masalah. Masalah gizi kurang pada ibu hamil ini dapat dilihat dari kejadian
anemia (Waryana, 2010). Ibu hamil yang menderita anemia mempunyai risiko kesakitan
yang lebih besar terutama pada trisemester III kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil
normal. Akibatnya mereka mempunyai risiko yang lebih besar melahirkan bayi dengan
BBLR, kematian saat persalinan, pendarahan, dan pasca-kehamilan yang sulit karena
lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan (Adriani dan Wirjatmadi, 2010).
Persalinan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan
wanita. Proses persalinan memiliki arti yang berbeda disetiap wanita, dengan belum
adanya pengalaman akan memunculkan kecemasan dan ketakutan yang berlebih selama
proses persalinan. Keadaan ini sering terjadi pada wanita yang pertama kali melahirkan
(Wijaya dkk, 2014). Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
dan plasenta) yang cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain, dengan bantuan ataupun tanpa bantuan (kekuatan sendiri)
(Sulistyowati & Nugraheny, 2013).
Ibu menyusui adalah ibu yang memiliki kebutuhan zat gizi yang lebih tinggi dari
ibu tidak menyusi. Ibu menyusui mengunakan zat gizi umtuk dirinya sendiri dan untuk
meyukupi zat gizi dalam pembentukan ASI. Terkadang sering ditemui ibu menyusui yang
memiliki masalah gizi saat menyusui. Sebagai seorang mahasisiwa kebidanan diharapkan
kita mampu menganalisis berbagai masalah gizi pada ibu menyusui dan cara mengatasi
masalah gizi pada ibu menyusui. Hal ini yang menjadi latar belakang kami dalam
membuat makalah yang berjudul “Masalah Gizi Pada Ibu Menyusui.
Gizi ibu menyusui adalah makanan sehat selain obat yang mengandung protein,
lemak,mineral, air dan karbohidrat yang dibutuhkan oleh ibu menyusui dalam jumlah
tertentu selama menyusui. Masa postpartum merupakan masa pemulihan karena
merupakan faktor penunjang yang utama produksi ASI sehingga apabila gizi tidak
terpenuhi akan menghambat produksi ASI dan dapat mempengaruhi komposisi serta
asupan nutrisi untuk bayi baru lahir. Ibu menyusui memiliki kebutuhan yang banyak akan
asupan gizi yang terkandung di dalam setiap makanan yang di konsumsinya dengan

1
memperhatikan kebutuhan yang di perlukan oleh tubuhya. Pendidikan tentang gizi amat
penting diberikan untuk memberikan pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahuinya,
sehingga dengan demikian pola makannya akan lebih diperhatikan melelui penyusunan
menu seimbang yang di anjurkan dalam pemenuhan kecukupan gizinya. Selain dengan
pendidikan, advokasi bisa kita lakukan pada ibu menyusui. Agar terciptanya suatu
dorongan yang mendasar akan pentingnya gizi pada Ibu ataupun untuk bayinya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa faktor – faktor yang memengaruh gizi ibu pasca salin dan menyusui?
2. Apa pengaruh gizi pada pasca salin dan menyusui?
3. Apa kebutuhan gizi ibu pasca salin dan menyusui?
a. Makronutrien
b. Mikronutrien
4. Apa prinsip pemberian makanan pada ibu pasca salin dan menyusui?
5. Apa masalah gizi pada ibu pasca salin dan menyusui?
6. Bagaimana evidance based nutrisi untuk pasca persalinan dan menyusui?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruh gizi ibu pasca salin dan menyusui.
2. Untuk mengetahui pengaruh gizi pada pasca salin dan menyusui.
3. Untuk mengetahui kebutuhan gizi ibu pasca salin dan menyusui.
a. Makronutrien
b. Mikronutrien
4. Untuk mengetahui prinsip pemberian makanan pada ibu pasca salin dan menyusui.
5. Untuk mengetahu masalah gizi pada ibu pasca salin dan menyusui.
6. Untuk mengetahui evidance based nutrisi untuk pasca persalinan dan menyusui.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Faktor-faktor Yang Memengaruh Gizi Ibu Pasca Salin Dan Menyusui

Payudara mulai berkembag saat pubertas, perkembangan ini distimulasi oleh


hormon estrogen yang berasal dari siklus seksual bulanan.Estrogen merangsang
pertumbuhan kelenjar mammaria paydara ditambah dengan deosit lemk untuk memberi
massapada kelenjar payudara. Selain itu,pertumbuhan yang jauh lebih besar terjadi selama
kehamilan,dan jaringan kelenjar hanya berkembang sempurna untuk pembentukan air
susu.Selama kehamilan, sejumlah besar estrogen disekresikan oleh plasenta sehingga
sistem duktus payudara tumbuh dan bercabang. Secara bersamaan, stroma payudara juga
bertambah besar dan sejumlah besar lemak terdapat dalam stroma.

Sedikitnya terdapat 4 hormon lain yang juga penting pada pertumbuhan sistem
duktus: hormon pertumbuhan,prolaktin,glukokortikoid adrenal,dan insulin.Perkembangan
akhir payudara menjadi organ penghasil air susujuga memerlukan progesteron. Sekali
sistem duktus telah berkembang,progesteron yang bekerja secara sinergestik menyebabkan
pertumbuhan lobulus,pertunasan alveolus, dan perkembangan sifat-aifat sekresi dari sel-sel
alveoli.Air susu esensial bagi kelangsungan hidup bayi baru lahir.Dengan demikian,
selama gestasi, kelenjar mamaria,atau payudara, dipersiapkan untuk laktasi (pembentukan
susu). Di bawah pengaruh hormon yang terdapat selama kehamilan, payudara membentuk
struktur dan fungsi kelenjar internal yang yang penting untuk menghasilkan susu.Payudara
yang mampu menghasilkan susu terdiri dari jaringan duktus yang progresif mengecil yang
bercabang dari puting payudara dan berakhir di lobulus-lobulus.Setiap lobulus terdiri dari
sekelompok alveolus berlapis epitel dan mirip kantung yang membentuk kelenjar
penghasil susu. Susu disintesis oleh sel epitel, lalu disekresikan ke dalam lumen tubulus,
kemudian mengalir melalui duktus pengumpul susu ke permukaan puting payudara.

Setelah persalinan, laktasi dipertahankan oleh dua hormon penting:

a) prolaktin, yang bekerja pada epitel alveolus untuk meningkatkan sekresi susu,dan

b) oksitosin, yang menyebabkan ekspulsi paksa susu dari lumen alveolus melalui duktus-
duktus.

3
Pada seorang ibu yangmenyusui dikenal 2 refleks yang masing-masing berperan
yaiturefleks prolaktin dan refleks let down (milk ejection reflex).Kebutuhan gizi pada ibu
menyusui.Nutrisi yang dibutuhkan saat masa menyusui bergantung terutama pada volume
dan komposisi susu yang dihasilkan dan pada kebutuhan dan status nutrisi awal ibu. Di
antara wanita yang memberikan ASI eksklusif pada bayi mereka, kebutuhan energi saat
masa menyusui melebihi kebutuhan saat sebelum kehamilan. Sebaliknya, beberapa nutrisi,
seperti besi,kebutuhannya akan lebih rendah saat masa menyusui dibanding masa
kehamilan. Sebagai tambahan untuk memeriksa keluaran nutrisi harian pada ASI,
sangatlah berguna untuk memperkirakan keluaran nutrisi secara keseluruhan selama durasi
masa menyusui. Sudah pasti perikaraan ini bergantung pada waktu dan derajat dimana ASI
digantikan dengan makanan lain pada masa penghentian ASI.Saat ibu menerima asupan
nutrisi yang lebih rendah dari yang dibutuhkan, ia bisa mengambilnya dari simpanan di
tubuh.

2.2 Pengaruh Status Gizi Pada Pasca Salin Dan Menyusui

Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan
prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan dan berat badan
ideal.Gizi seimbang mengandung 3 zat gizi utama yaitu:

1) Zat tenaga (yang terdiri dari karbohidrat dan lemak).

2) Zat pembangun (yang terdiri dari protein).

3) Zat pengatur (yang terdiri dari vitamin dan mineral)

Gizi seimbang pada ibu menyusui dapat diartikan bahwa konsumsi makanan ibu
menyusui harus memenuhi kebutuhan untuk dirinya sendiri dan untuk pertumbuhan serta
pekembangan bayinya.Gizi seimbang pada saat menyusui merupakan seuatu yang penting
bagi ibu menyusui karena sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, Oleh karena itu,
pemenuhan gizi yang baik bagi ibu menyusui akan berpengauh terhadap status gizi ibu
menyusui dan juga tumbuh kembang bayinya.

Komponen-komponen di dalam ASI diambil dari tubuh ibu sehingga harus


digantikan oleh makan makanan yang cukup pada ibu menyusui tersebut.Oleh karena itu,
ibu menyusui membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan dengan keadaan

4
tidak menyusui dan masa kehamilan, tetapi konsumsi pangannya tetap harus
beranekaragam dan jumlah serta poposinya sesuai.

manfaat gizi seimbang yaitu sebagai berikut :

1) Untuk melakukan aktivitas.

2) Melakukan berbagai proses di dalam tubuh.

3) Mengembalikan alat-alat kandungan ke keadaan sebelum hamil.

4) Sebagai cadangan dalam tubuh.

5) Sangat erat kaitannya dengan produksi ASI yang diperlukan untuk pertumbuhan bayi.

Jika ibu berhasil memenuhi gizi seimbang saat menyusui, maka pertumbuhan bayi
juga akan berhasil dan tubuh ibu bisa menjadi sehat dan kuat serta kualitas dan kuantitas
produksi ASI menjadi baik.

Kebutuhan gizi ibu menyusui meningkat dibandingkan dengan tidak menyusui dan
masa kehamilan,Ibu dalam 6 bulan pertama menyusui membutuhkan tambahan energi
sebesar 500 kalori/hari untuk menghasilkan jumlah susu normal,ehingga total kebutuhan
energi selama menyusui akan meningkat menjadi 2400 kkal per hari yang akan digunakan
untuk memproduksi ASI dan untuk aktivitas ibu itu sendiri8 yang dalam pelaksanaannya
dapat dibagi menjadi 6 kali makan (3x makan utama dan 3x makan selingan) sesuai
dengan Pedoman Gizi Seimbang yang dianjukan.

Untuk mengathui terpenuhinya energi dengan cara menimbang berat badan.Bila


terjadi penurunan >0,9 kg per minggu setelah 3 minggu pertama menyusui berarti
kebutuhan kalori tidak tercukupi sehingga akan mengganggu produksi ASI.

Kebutuhan zat gizi lain juga akan meningkat selama menyusui,yaitu:

 Karbohidrat

Saat 6 bulan pertama menyusui,kebutuhan ibu meningkat sebesar 65 gr per hari atau
setara dengan 1 ½ porsi nasi.

 Protein

5
Sangat diperlukan untuk peningkatan produksi air susu. Ibu menyusui membutuhkan
tambahan protein 17 gr atau setara dengan 1 porsi daging (35 gr) dan 1 porsi tempe
(50gr).

 Lemak

Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga dan berperan dalam produksi ASI serta
pembawa vitamin larut lemak dalam ASI.Kebutuhan minyak dalam tumpeng gizi
seimbang sebanyak 4 porsi atau setara dengan 4 sendok the minyak (20 gr).Lemak
yang dipelukan untuk ibu menyusui yaitu lemak tak jenuh ganda seperti omega-3 dan
omega-6.

 Vitamin dan mineral

ibu menyusui membutuhkan lebih banyak vitamin & mineral dari ibu hamil.Kadar
vitamin dalam ASI sangat dipengaruhi oleh vitamin yang dimakan ibu,jadi
suplementasi vitamin pada ibu akan menaikkan kadar vitamin ASI.Vitamin yang
penting dalam masa menyusui adalah vitamin B1, B6, B2, B12, vitamin A, yodium &
selenium. Jumlah kebutuhan vitamin & mineral adalah 3 porsi sehari dari sayuran dan
buah-buahan.ibu menyusui rentan terhadap kekurangan gizi.Untuk mencegahnya,
Anda memerlukan suplemen baik berupa makanan maupun vitamin dan mineral
khususnya vitamin A dan zat besi.

 Cairan

Ibu menyusui sangat membutuhkan cairan agar dapat menghasilkan air susu dengan
cepat.Dianjurkan minum 2-3 liter air per hari atau lebih dari 8 gelas air sehari (12-13
gelas sehari). Terutama saat udara panas, banyak berkeringat dan demam sangat
dianjurkan untuk minum >8 gelas sehari.Waktu minum yang paling baik adalah pada
saat bayi sedang menyusui atau sebelumnya, sehingga cairan yang diminum bayi
dapat diganti.10 Kebutuhan cairan dapat diperoleh dari air putih, susu, jus buah-
buahan dan air yang tersedia di dalam makanan.

2.3 Kebutuhan Gizi Ibu Pasca Salin Dan Menyusui

Selama enam bulan pertama kehidupannya, sumber utama bayi dalam mendapatkan
kebutuhan nutrisnya adalah lewat ASI.ASI yang diproduksi ibu menyusui bergantung pada
asupan nutrisi yang dikonsumsi.Karenanya, Anda yang sedang menyusui wajib

6
memperhatikan menu makan sehari-hari, agar ASI yang diproduksi lancar, berlimpah, dan
berkualitas.Ketahui daftar asupan nutrisi makro dan mikro yang wajib konsumsi.

Sayangnya,banyak ibu yang tidak terlalu mementingkan nutisi dengan pikiran,


“yang penting makan”. Atau ibu menyusui sibuk diet untuk menurunkan berat badan,
sehingga membatasi asupan makanan dan minuman.

A. Makronutrien

Pola makan yang baik untuk ibu menyusui harus memenuhi kebutuhan nutrisi
makro dan mikro.Berikut ini adalah daftar lengkapnya.Makronutrien merupakan
nutrien esensial yang dibutuhkan dalam jumlah relatif besar (jumlah makro) bagi
tubuh.

Nutrisi makro (makronutrien)

 Karbohidrat

Karbohidrat adalah salah satu penyumbang energi yang besar untuk ibu menyusui,
sehingga perlu dikonsumsi setiap hari.Jenis makanannya beragam dan tak hanya
nasi.Anda bisa pilih kentang, roti, pasta, ubi, dan singkong.

 Protein

Protein berfungsi sebagai zat pembangun tubuh, sumber energi, serta produksi
berbagai hormon dalam tubuh. Ibu menyusui wajib memenuhi kebutuhan protein
dengan mengonsumsi beragam sumber, baik hewani maupun nabati.Protein
hewani bisa didapat dari konsumsi daging, ikan, telur, makanan laut, susu, keju,
yoghurt, dan lain-lain. Sementara itu, protein nabati bisa diperoleh dari makanan
seperti tahu, tempe, dan kacang-kacangan.

 Lemak

Jangan hindari lemak bila Anda sedang menyusui.Lemak adalah komponen


penyusun ASI yang penting.Peran pentingnya adalah untuk perkembangan sistem
saraf dan berkontribusi dalam menambah berat badan bayi.Anda disarankan untuk
memilih sumber lemak yang sehat seperti minyak zaitun, minyak jagung, lemak
dari makanan laut, dan sebagainya.

7
B. Mikronutrien

Nutrisi mikro (mikronutrien) Adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam
jumlah sedikit,na un mempunyai peran yang sangat penting bagi tubuh.

 Zat besi

Zat gizi ini sangat diperlukan untuk pembentukan sel darah merah,
perkembangan otak bayi, serta memerankan fungsi vital lainnya dalam
tubuh.Setiap ibu menyusui memerlukan kurang lebih 27 mg zat besi setiap
hari.Sumbernya bisa didapat dari gandum, sereal, daging merah, hati, dan aneka
sayuran hijau.

 Kalsium

Kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang dan gigi bayi.Selama enam bulan
pertama, sumber kalsium bayi satu-satunya adalah dari ASI.Karenanya, zat gizi
ini wajib dipenuhi baik bagi ibu maupun bayi. Sumber makanan yang tinggi
kalsium adalah susu, keju, yoghurt, ikan laut seperti sarden dan salmon, almon,
dan lain-lain.

 Vitamin B

Vitamin B penting untuk berbagai proses metabolisme dalam tubuh. Sebagai


contoh, vitamin B12 dan B6 perannya esensial untuk pembentukan sel darah
merah dan mencegah anemia. Contoh makanan yang kaya akan sumber vitamin
B adalah ikan, daging merah, atau udang.

 Asam folat

Banyak yang salah kaprah dan berpikir bahwa asam folat hanya diperlukan oleh
ibu hamil saja.Nyatanya, ibu menyusui juga membutuhkannya. Beberapa sumber
asam folat antara lain adalah telur, kacang-kacangan, dan sayuran hijau.

zat gizi makro maupun mikro sama pentingnya bagi ibu menyusui. Kekurangan
salah satu atau beberapa zat gizi bisa sebabkan masalah pada perkembangan si
Kecil.Penelitian menunjukkan bahwa ibu menyusui yang kekurangan
mikronutrien tertentu akan menyebabkan bayi mengalami gangguan belajar dan
perkembangan saat ia besar nanti.Begitu pentingnya nutrisi makro dan mikro
baik bagi ibu menyusui dan bayi, asupan keduanya wajib dikonsumsi setiap hari.

8
2.4 Prinsip Pemberian Makanan Pada Ibu Pasca Salin Dan Menyusui

Pernahkah ibu mendengar mengenai istilah IMD atau Inisiasi Menyusui Dini?
Inisiasi menyusui dini adalah suatu cara memperkenalkan Air Susu Ibu (ASI) dengan cara
meletakkan bayi ke dekapan ibu sesaat setelah dilahirkan, tanpa memandikan bayi terlebih
dahulu. Secara alami, bayi akan mencari sendiri puting ibu dan melakukan isapan pertama.
Hal ini selain mendekatkan hubungan ibu dan bayi juga bermanfaat untuk mencegah
terbuangnya ASI yang pertama kali keluar, berwarna kekuningan, disebut kolostrum yang
sangat bermanfaat bagi bayi karena mengandung protein dan antibodi.

Manfaat penting lainnya, isapan pada puting susu ibu akan merangsang
dikeluarkannya hormon prolaktin yang berfungsi untuk memproduksi ASI, dan hormon
oksitosin yang bermanfaat untuk mengeluarkan ASI serta merangsang kontraksi uterus
(dinding rahim) sehingga mempercepat penghentian perdarahan pasca persalinan,
sekaligus mempercepat pemulihan uterus ke ukuran semula.

Keberhasilan produksi ASI, baik yang pertama kali maupun yang selanjutnya, sangat
bergantung pada intensitas (lama dan frekuensi) bayi menyusu.Makin lama dan makin
sering bayi menyusu, semakin banyak produksi ASI ibu. Hal lain yang perlu diperhatikan
oleh ibu menyusui adalah keterampilan menyusui. Letak ‘pabrik susu’ adalah pada bagian
aerola (cokelat kehitaman), bukan pada bagian puncak puting saja. Sehingga, upayakan
bayi mencapai bagian aerola tersebut sehingga laju ASI akan keluar dengan lancar.

Ibu menyusui memerlukan asupan gizi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
dirinya dan bayinya.Kebutuhan energinya mencapai 2.400-2.450 kkal setiap hari.

 Karbohidrat
Makanlah beragam sumber karbohidrat seperti nasi, roti, mi, bihun, jagung, sagu,
sukun, pisang, singkong, ubi jalar, talas dan umbi lain.
 Protein
Protein adalah zat gizi utama yang mendukung protein ASI. Makanan yang kaya
protein hewani adalah telur, ikan, daging, unggas, susu dan hasil olahnya. Sementara
makanan yang kaya akan protein nabati adalah tahu, tempe, kacang-kacangan dan hasil
olahnya, seperti susu kedelai.
 Lemak

9
Lemak berperan dalam produksi ASI dan membawa vitamin larut lemak (vitamin A,
D, E, K) dalam ASI.Lemak yang diperlukan terutama adalah lemak tak jenuh ganda,
seperti omega-3 yang terdapat pada ikan tongkol, cakalang, tenggiri, lemuru, sarden,
salmon dan omega-6 yang yang terdapat pada minyak kedelai, minyak jagung dan
minyak bunga matahari.Omega-3 dan Omega-6 penting untuk perkembangan dan
fungsi saraf janin.
 Vitamin dan Mineral
Vitamin dan mineral yang penting dalam masa menyusui adalah vitamin B1, B6, B2,
B12, vitamin A, yodium dan selenium. Vitamin A, D, E, K, dan B banyak terdapat
pada sumber protein hewani sedangkan vitamin C dan A banyak terdapat pada sayuran
dan buah. Untuk mendapatkan kandungan mineral, perbanyak makan kacang-
kacangan.
 Air
Air merupakan komponen utama ASI.Setiap hari ibu menyusui menghasilkan 650-
1.000 ml ASI.Selama menyusui, ibu memerlukan sekitar 3 liter air per hari yang bisa
diperoleh dari minuman maupun air yang tersedia pada makanan ibu.
 Zat Besi dan Vitamin A
Ibu menyusui dianjurkan mengonsumsi suplemen vitamin A dan zat besi untuk
mencukupi kebutuhannya.Namun sebaiknya ibu berkonsultasi dengan ahli gizi dan
atau dokter terlebih dahulu supaya jumlahnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan
harian ibu.Jika ibu bekerja, ibu dapat tetap memberikan ASI dengan terlebih dulu
mengeluarkannya melalui pompa khusus.ASI tersebut disimpan dalam lemari
pendingin di rumah untuk diberikan kepada bayi ibu.Tunggu paling tidak empat
minggu pasca persalinan sehingga pengeluaran ASI sudah lancar.
Perhatikan hal-hal berikut untuk penanganan ASI yang aman:

1) Cuci tangan ibu sebelum memompa ASI


2) Ikuti petunjuk menjaga kebersihan pompa ASI ibu
3) Simpan ASI di lemari pendingin dalam plastik atau botol yang bersih
4) Gunakan ASI perah yang sudah disimpan dalam lemari pendingin tidak lebih dari 24
jam
Untuk ASI yang disimpan dalam kompartemen freezer,dapat bertahan selama 2
minggu

10
Keterangan:

Nasi 1 porsi = 3/4 gls = 100 gr = 175 kkal


Sayur 1 porsi = 1 gls = 100 gr = 25 kkal
Buah 1 porsi = 1-2 bh = 50-190 gr = 50 kkal
Tempe 1 porsi = 2 ptg sdg = 50 gr = 75 kkal
Daging 1 porsi = 1 ptg sdg = 35 gr = 75 kkal
Minyak 1 porsi = 1 sdt = 5 gr = 50 kkal
Gula 1 porsi = 1 sdm = 13 gr = 50 kkal
Susu bubuk tanpa lemak 1 porsi = 4 sdm = 20 gr = 75 kkal

2.5 Masalah gizi pada ibu pasca salin dan menyusui


Kehamilan, persalinan dan menyusui merupakan proses fisiologi yang perlu
dipersiapkan oleh wanita dari pasangan subur agar dapat dilalui dengan aman. Selama masa
kehamilan, ibu dan janin adalah unit fungsi yang tak terpisahkan.Kesehatan ibu hamil dan
menyusui adalah persyaratan penting untuk fungsi optimal dan perkembangan kedua bagian
unit itu.
Dalam menanti kelahiran bayi,si Ibu harus menyiapkan terlebih dahulu keadaan
psikologinya dalam menghadapi bayinya nanti,terutama dalam hal menyusui bayi.Berikut
langkah-langkah yang harus diambil untuk mempersiapkan ibu secara kejiwaan untuk
menyusui bayinya:
a) Mendorong setiap ibu untuk percaya dan yakin bahwa ia dapat sukses dalam menyusui
bayinya; menjelaskan pada ibu bahwa persalinan dan menyusui adalah proses alamiah
yang hampir semua ibu berhasil menjalaninya, bila ada masalah hubungi dokter atau
petugas kesehatan yang berkompeten.
b) Meyakinkan ibu akan keuntungan ASI dan kerugian susu buatan/formula.
c) Memecahkan masalah yang timbul pada ibu yang mempunyai pengalaman menyusui
sebelumnya, pengalaman kerabat atau keluarga lain.
d) Mengikutsertakan suami atau anggota keluarga lain yang berperan dalam keluarga, ibu
dapat beristirahat cukup untuk kesehatannya dan bayi sehingga perlu adanya pembagian
tugas dalam keluarga.
e) Setiap saat ibu diberi kesempatan untuk bertanya dan dokter atau petugas kesehatan
harus dapat memperlihatkan perhatian dan kemauannya dalam membantu ibu sehingga

11
hilang keraguan atau ketakutan untuk bertanya tentang masalah yang tengah
dihadapinya.
Selain hal diatas,ada hal-hal lain yang perlu diperhatikan :
1) Ukuran dan bentuk
Tidak berpengaruh pada produksi ASI. Perlu diperhatikan bila ada kelainan seperti
pembesaran masif, gerakan yang tidak simetris pada perubahan posisi
2) Kontur/permukaan
Permukaan yang tidak rata, adanya depresi, elevasi (pengangkatan jaringan), retraksi
(tindakan menarik kembali) atau luka pada kulit payudara harus dipikirkan ke arah
tumor atau keganasan dibawahnya.Saluran limfe yang tersumbat dapat menyebabkan
kulit membengkak, dan membuat gambaran seperti kulit jeruk.
3) Warna kulit
Pada umumnya sama dengan warna kulit perut atau punggung, yang perlu diperhatikan
adalah warna kemerahan tanda radang, penyakit kulit atau bahkan keganasan.
4) Sebelum menyusui,ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting susu dan
areola sekitarnya.Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga
kelembaban puting susu.
5) Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara :
 Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggunakan kursi
yang rendah (kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar padasandaran
kursi
 Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan satu lengan, kepalabayi
terletak pada lengkung siku ibu (kepala tidak boleh menengadah dan bokongbayi
ditahan dengan telapak tangan)
 Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang satu di depan
 Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidakhanya
membelokkan kepala bayi)
 Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
 Ibu menatap bayi dengan kasih sayang
 Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang di bawah,
janganmenekan puting susu atau areolanya saja
Masalah yang sering terjadi pada saat menyusui:
 Mastitis

12
Mastitis adalah peradangan payudara yang dapat disertai atau tidak disertai
infeksi. Penyakit ini biasanya menyertai laktasi, sehingga disebut juga mastitis
laktasional atau mastitis puerperalis.Abses (nanah) payudara, pengumpulan nanah lokal
di dalam payudara, merupakan komplikasi berat dari mastitis. Dua penyebab utama dari
mastitis adalah stasis (terhenti) ASI dan infeksi. Patogen yang paling sering
diidentifikasi adalah staphilokokus aureus. Pada mastitis infeksius, ASI dapat terasa
asin akibat kadar natrium dan klorida yang tinggi dan merangsang penurunan aliran
ASI. Ibu harus tetap menyusui. Antibiotik (resisten-penisilin) diberikan bila ibu
mengalami mastitis infeksius.
1. Gejala mastitis non-infeksius:
a) Ibu memperhatikan adanya “bercak panas”, atau area nyeri tekan yangakut
b) Ibu dapat merasakan bercak kecil yang keras di daerah nyeri tekantersebut
c) Ibu tidak mengalami demam dan merasa baik-baik saja
2. Gejala mastitis infeksius:
a) Ibu mengeluh lemah dan sakit-sakit pada otot seperti flu
b) Ibu dapat mengeluh sakit kepala
c) Ibu demam dengan suhu di atas 34 oC
d) Terdapat area luka yang terbatas atau lebih luas pada payudara
e) Kulit pada payudara dapat tampak kemerahan atau bercahaya (tanda-tandaakhir)
f) Kedua payudara mungkin terasa keras dan tegang “pembengkakan”
Pengobatan:
1) Lanjutkan menyusui
2) Berikan kompres panas pada area yang sakit
3) Tirah baring (bersama bayi) sebanyak mungkin
4) Jika bersifat infeksius, berikan analgesik non narkotik, antipiretik(ibuprofen,
asetaminofen) untuk mengurangi demam dan nyeri4. Pantau suhu tubuh akan
adanya demam. Jika ibu demam tinggi (< 39oC), periksa kultur susu terhadap
kemungkinan adanya infeksi streptokokal
5) Pertimbangkan pemberian antibiotik antistafilokokus kecuali jika demam dan gejala
berkurang.
 Kandida/sariawan
Merupakan hal yang biasa terjadi pada ibu yang menyusui dan bayi setelah
pengobatan antibiotik.Manifestasinya seperti area merah muda yang menyolok
menyebar dari area puting, kulit mengkilat, nyeri akut selama dan setelah menyusui;
13
pada keadaan yang parah, dapat melepuh.Ibu mengeluh nyeri tekan yang berat dan rasa
tidak nyaman, khususnya selama dan segera setelah menyusui.Bayi dapat menderita
ruam popok, dengan pustula yang menonjol, merah, tampak luka dan/atau seperti luka
terbakar yang kemerahan.Pada kasus-kasus yang berat, bintik-bintik atau bercak-bercak
putih mungkin terlihat merasakan nyeri dan menolak untuk menghisap.
Pengobatan:
1) Obati ibu dan bayinya.
2) Oleskan krim atau losion topikal antijamur ke puting dan payudara setiap kali
sehabis menyusui, dan seka mulut, lidah dan gusi bayi setiap kali sehabis menyusui.
3) Anjurkan ibu untuk mengkompreskan es pada puting sebelum menyusui untuk
mengurangi nyeri.
 Cacar air (virus varisela zoster)
Kebanyakan ibu dan pekerja rumah sakit pernah menderita cacar air dan tidak
beresiko.Ketika ibu mengidap cacar air beberapa hari sebelum kelahiran bayi, bayi
menjadi beresiko karena antibodi ibu yang memberikan kekebalan pada bayi belum
mempunyai kesempatan untuk berkembang.
Perawatan :
1) Jika ibu sudah pernah mengalami cacar, menyusui akan memberikan antibodi
kepada bayi. Menyusui tidak perlu dihentikan
2) Jika ibu belum pernah mengidap cacar air, ibu dan bayinya harus menerima vaksin
varisela jika mereka sudah terpapar.
3) Jika ibu mengidap cacar air beberapa hari sebelum melahirkan :
 ibu dan bayi harus diisolasi secara terpisah jika neonatus tidak mengalami lesi
(hilangnya fungsi suatu bagian). Hanya sekitar 50% bayi yang terpapar akan
berkembang menjadi penyakit
 keluarkan ASI jika bayi ditempatkan pada tempat lain
 jika bayi menderita lesi, isolasi bayi dengan ibu; menyusui tidak dihentikan.

2.6 Evidence based mutrisi umtuk pasca persalinan dan menyusui

A. Pengertian Evidence Based Practice Evidence based ditinjau dari pemenggalan kata
(inggris) dapat diartikan bukti atau fakta, berdasarkan adalah dasar. Jadi berbasis
bukti adalah praktik berdasarkan bukti. Evidence based adalah proses sistematis untuk
mencari, menilai, dan menggunakan hasil penelitian sebagai dasar untuk pengambilan

14
keputusan secara klinis. Evidence based – kebidanan dapat dibuka sebagai asuhan
kebidanan berdasarkan bukti penelitian yang telah teruju menurut metodelogi ilmiah
yang sistematis.
B. Manfaat Evidence Based Manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan bukti antara
lain :
1. Keamanan bagi tenaga kesehatan
2. peningkatan kompetensi
3. Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagai profesional dalam memberikan
asuhan yang bermutu
4. Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan kebidanan klien
mengharapkan asuhan yang benar, sesuai dengan bukti dan teori serta
pengembangan ilmu pengetahuan dan teori.
C. Pengertian Kehamilan Menurut federasi obstetri ginekologi internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum yang
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fertilisasi hingga
lahirnya bayi, berlangsung selama 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan
menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana
trimester I berlangsung dalam 12 minggu, trimester II 15 minggu (minggu ke 13
hingga ke 27), dan trimester III 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke 40) (Sarwono,
2010).
D. Pelayanan antenatal pelayanan antenatal care dilakukan oleh tenaga yang profesional
di bidangnya sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajari, artinya pelayanan diberikan
sesuai dengan kemampuan tenaga kesehatan seperti dokter ahli kandungan dan bidan
yang telah memiliki aspek hukum untuk memberikan pelayanan (surat izin praktek).
Dalam hal ini bidan juga harus paham bahwa setiap individu memiliki kebutuhan
yang berbeda dan setiap perkembangan dalam setiap trimester harus diperhatikan.
Setiap tahapan trimester tentunya kebutuhan layanan akan berbeda.
1. Ruang Lingkup Asuhan Kehamilan Ruang lingkup asuhan kemhamilan meliputi
kehamilan normal dan kehamilan dalam rangka penapisan untuk menjaring
keadaan resiko dan mencegah adanya komplikasi kehamilan.
2. Prinsip Asuhan Kehamilan
a) Kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang normal,alami dan sehat.
Sebagai bidan kita meyakini bahwa model asuhan kehamilan yang membantu
serta melindungi proses kehamilan dan kelahiran normal adalah yang paling
15
sesuai dengan sebagian besar wanita. Tidak perlu melakukan intervensi yang
tidak didukung oleh bukti ilmiah.
b) Bidan harus memberdayakan ibu dengan meningkatkan pengetahuan dan
pengalaman mereka melalui pendidikan kesehatan agar dapat merawat dan
membantu diri sendiri pada keadaan tertentu.
c) Bidan harus dapat memberikan informasi yang akurat tentang risiko dan
manfaat dari semua prosedur,obat-obatan,maupun tes/hasil pemeriksaan
sebelum mereka menyutujuinya.
d) Intervensi harus dilaksanakan atas indikasi yang spesifik, bukan sebagai
rutinitas sebab tes-tes rutin,obat atau prosedur lain pada kehamilan dapat
membahayakan ibu maupun janin.
e) Asuhan kehamilan yang dilaksanakan bidan harus berdasarkan ilmu, analisa,
dan pertimbangan yang matang. Asuhan berkualitas, berfokus pada klien, dan
sayang ibu berdasarkan bukti ilmiah terkini.
f) Bidan harus dapat memberikan informasi yang akurat tentang risiko dan
manfaat dari semua prosedur,obat-obatan,maupun tes/hasil pemeriksaan
sebelum mereka menyutujuinya.
g) Intervensi harus dilaksanakan atas indikasi yang spesifik, bukan sebagai
rutinitas sebab tes-tes rutin,obat atau prosedur lain pada kehamilan dapat
membahayakan ibu maupun janin.
h) Asuhan kehamilan yang dilaksanakan bidan harus berdasarkan ilmu, analisa,
dan pertimbangan yang matang. Asuhan berkualitas, berfokus pada klien, dan
sayang ibu berdasarkan bukti ilmiah terkini.
i) Bidan harus dapat memberikan informasi yang akurat tentang risiko dan
manfaat dari semua prosedur,obat-obatan,maupun tes/hasil pemeriksaan
sebelum mereka menyutujuinya.
j) Intervensi harus dilaksanakan atas indikasi yang spesifik, bukan sebagai
rutinitas sebab tes-tes rutin,obat atau prosedur lain pada kehamilan dapat
membahayakan ibu maupun janin.
k) Asuhan kehamilan yang dilaksanakan bidan harus berdasarkan ilmu, analisa,
dan pertimbangan yang matang. Asuhan berkualitas, berfokus pada klien, dan
sayang ibu berdasarkan bukti ilmiah terkini.

16
l) Asuhan kehamilan yang dilaksanakan bidan harus berdasarkan ilmu, analisa,
dan pertimbangan yang matang. Asuhan berkualitas, berfokus pada klien, dan
sayang ibu berdasarkan bukti ilmiah terkini.
m) Asuhan kehamilan yang dilaksanakan bidan harus berdasarkan ilmu, analisa,
dan pertimbangan yang matang. Asuhan berkualitas, berfokus pada klien, dan
sayang ibu berdasarkan bukti ilmiah terkini.
3. Tujuan Asuhan Kehamilan Tujuan ANC adalah menurunkan atau mencegah
utama kematian dan kematian ibu dan perinatal. Aadapun tujuan khususnya
antara lain :
a) Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu dan
perkembangan bayi normal.
b) Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan
penatalaksanaan yang diperlukan.
c) Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bayi dalam rangka
mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional, dan logistik untuk
menghadapi kelahiran serta kemungkinan adanya komplikasi.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin
yang sedang dikandung. Bila mengalami kekurangan gizi selama hamil akan
menimbulkan masalah. Masalah gizi kurang pada ibu hamil ini dapat dilihat dari kejadian
anemia (Waryana, 2010). Ibu hamil yang menderita anemia mempunyai risiko kesakitan
yang lebih besar terutama pada trisemester III kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil
normal. Akibatnya mereka mempunyai risiko yang lebih besar melahirkan bayi dengan
BBLR, kematian saat persalinan, pendarahan, dan pasca-kehamilan yang sulit karena
lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan (Adriani dan Wirjatmadi, 2010).

3.2 Saran

Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan memberikan banyak
manfaat bagi para pembaca. Dan juga dari penyusunan makalah ini penulis menyadari
terdapat banyak kekurangan sehingga penulis sangat berharap adanya kritik serta saran
yang bersifat membangun dari para pembaca untuk kebaikan makalah selanjutnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E.R. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika


Astuti.2010. Manajemen Laktasi Buku Panduan Bagi Bidan dan Petugas Kesehatan di
Puskesmas. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat:
Jakarta.
Atikah, P dan Erna, K. 2011.Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan. Yogyakarta:
Muledika.
Diane L. 2012. Diet for Breastfeeding Mothers. Philadelphia.
http://www.chop.edu/pages/diet-breastfeeding-mothers#.V5Gm-tKriko.

19

Anda mungkin juga menyukai