Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SOSIAL BUDAYA PADA KEHAMILAN

DISUSUN OLEH :

Kelompok 5

1. Anisa Pitri Minarti (F0G021018)


2. Melinda Waningsih (F0G021031)

DOSEN PENGAMPU :

Asmariyah S.ST,M.Keb

PRODI D3 KEBIDANAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

2021/2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah atas limpahan Rahmhat, Taufiq, serta Hidayah -Nya sehingga tugas
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah banyak memberikan inspirasi
kepada penulis sehingga terselesaikanlah tugas makalah ini. walaupun masih banyak
kekurangan, sebagaimana kata pepatah “tiada gading yang tak retak”, untuk itu kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan oleh penyusun.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar penyusunan makalah selanjutnya lebih
baik lagi. Semoga makalah ini memberi manfaat bagi banyak orang.

Wassalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakatuh


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 4

1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 4

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................... 4

1.3. Tujuan .................................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 5

2.1 Pengertian Kebudayaan ....................................................................................... 6

2.2 Hubungan Antara Kebudayan Dan Kesehatan Sebelum Ibu Melahirkan ..... 6

2.3 Aspek Sosial Budaya Pada Setiap Trimester Kehamilan .............................. 9

2.4 Kebudayaan Persalinan ..................................................................................... 12

2.5 Konsep Budaya Tentang Perawatan Masa Nifas ............................................ 12

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 16

3.1 Kesimpulan .........................................................................................................16

3.2 Saran .................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................17


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Aspek sosial dan budaya sangat berpengaruh dan sangat mempengaruhi pola kehidupan
manusia. Dalam era globalisasi ini dengan berbagai perubahan yang begitu ekstrem dan
semakin terbuka yang menjadikan yang pada masa ini menuntut semua manusia harus
memperhatikan aspek sosial budaya. Salah satu masalah yang kini banyak merebak di
kalangan masyarakat adalah kematian ataupun kesakitan pada ibu dan anak yang
sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam
masyarakat dimana mereka berada dalam arti lain masihbanyaknya ibu dan anak yang
haknya masih tidak dipenuhi bahkan jauh dari kata terpenuhi khususnya di daerah-daerah
terpencil.Disadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti
konsepsi-konsepsi mengenai berbagai pantangan, hubungan sebab- akibat antara makanan
dan kondis isehat-sakit, kebiasaan dan ke tidak tahuan ini, seringkali membawa dampak
baik positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan anak walaupun telah kami teliti
banyaknya dampak negative itulebih banyak dibandingkan dengan dampak positifnya. Pola
makan, misalnya, pada dasarnya adalah merupakan salah satu selera manusia dimana peran
kebudayaan cukup besar. Hal initerlihat bahwa setiap daerah mempunyai pola makan
tertentu, termasuk pola makan ibu hamil,persalina, dan nifas yang disertai dengan
kepercayaan akan pantangan-pantanga yang tabu dananjuran terhadap beberapa makanan
tertentu yang sering kita sebagai masyarakat modern itu mitos.
1.2 Rumusan Masalah

1.Bagaiman aspek budaya kehamilan di masyarakat ?

2.Bagaiman aspek budaya persalinan di masyarakat ?

3.Bagaimana aspek budaya nifas di masyarakat ?

1.3 Tujuan

1.Agar mahasiswa mengetahui aspek budaya kehamilan di masyaraka .

2.Agar mahasiswa mengetahui aspek budaya persalinan di masyarakat.

3.Agar mahasiswa mengetahui aspek budaya nifas di masyarakat.


BAB II

PEBAHASAN

2.1 Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan adalah sikap hidup yang khas dari sekelompok individu yang dipelajari
secara turun temurun, tetapi sikap hidup ini ada kalanya malah mengundang risiko bagi
timbulnya suatupenyakit. Kebudayaan tidak dibatasi oleh suatu batasan tertentu yang
sempit, tetapi mempunya istruktur-struktur yang luas sesuai dengan perkembangan dari
masyarakat itu sendiri.Kebudayaan yaitu sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistemide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari.Kebudayaan bersifat abstrak.Kata kebudayaan
berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari (budi
atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.Definisi
dari budaya yaitu suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama olehsekelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya. Budaya terbentuk dariunsur
yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian,bangunan dan karya seni.

2.2 Hubungan Antara Kebudayaan Dan Kesehatan Sebelum Ibu Melahirkan

Di dalam masyarakat sederhana kebiasaan hidup dan adat istiadat dibentuk untuk
mempertahankan hidup diri sendiri dan kelangsungan hidup suku mereka. Berbagai
kebiasaan dikaitkan dengan kehamilan, kelahiran, pemberian makanan bayi yang bertujuan
supaya reproduksi berhasil ibu dan bayi selamat.

Dari sudut pandang modern tidak semua kebiasaan itu baik. Ada beberapa yang
kenyataannya malah merugikan. Contoh pada kebiasaan menyusukan bayi yang lama pada
beberapa masyarakat merupakan contoh yang baik karena itu merupakan kebiasaan yang
bertujuan melindungi bayi. Tetapi bila air susu ibu sedikit atau pada ibu-ibu lanjut usia,
tradisi budaya ini dapatmenimbulkan masalah tersendiri. Dia berusaha menyusukan
bayinya tetapi gagal. Bila mereka tidak mengetahui nutrisi mana yang dibutuhkan bayi
(biasanya demikian) bayi dapat mengalami malnutrisi dan mudah terserang infeksi.

Permasalahan yang sebenarnya cukup besar pengaruhnya yaitu pada kehamilan tepatnya
pada masalah gizi. Hal ini disebabkan karena adanya kepercayaan-kepercayaan dan
pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan. Sementara, kegiatan mereka sehari-hari
tidak berkurang,ditambah lagi dengan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan
yang sebenarnya sangatdibutuhkan oleh wanita hamil, tentunya akan berdampak negatif
terhadap kesehatan ibu dan janin.Tidak heran kalau anemia dan kurang gizi pada wanita
hamil cukup tinggi terutama di daerahpedesaan. Dikatakan pula bahwa penyebab utama
dari tingginya angka anemia pada wanita hamildisebabkan karena kurangnya zat gizi yang
dibutuhkan untuk pembentukan darah.
Beberapa kepercayaan yang ada misalnya, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang
makan telur karena akan mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan
menyebabkan perdarahan yang banyak.Sementara di salah satu daerah, ibu yang
kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengajaharus mengurangi makannya agar bayi yang
dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan.
Di masyarakat berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting
karenadapat menyebabkan ASI menjadi asin.
Contoh lain, ibu hamil pantang makan dengan menggunakan piring yang besarkarena
khawatir bayinya akan besar sehingga akan mempersulit persalinan. Dan memang, selain
ibu nya kurang gizi, berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah. Tentunya hal ini sangat
mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi. Selain itu, larangan untuk memakan buah-
buahan seperti pisang, nanas, ketimun dan lain-lain bagi wanita hamil juga masih dianut
oleh beberapa kalangan masyarakat terutama masyarakat di daerah pedesaan.
Di daerah pedesaan, kebanyakan ibu hamil masih mempercayai dukun beranak untuk
menolong persalinan yang biasanya dilakukan di rumah. Data Survei Kesehatan Rumah
Tanggatahun 1992 menunjukkan bahwa 65% persalinan ditolong oleh dukun beranak.
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengungkapkan bahwa masih terdapat praktek-
praktek persalinan olehdukun yang dapat membahayakan si ibu.
Penelitian Iskandar dkk (1996) menunjukkan beberapa tindakan/praktek yang membawa
risikoinfeksi seperti “ngolesi” (membasahi vagina dengan minyak kelapa untuk
memperlancar persalinan),“kodok” (memasukkan tangan ke dalam vagina dan uterus untuk
mengeluarkan placenta) atau“nyanda” (setelah persalinan, ibu duduk dengan posisi
bersandarkan kaki diluruskan ke depan selama berjam-jam yang dapat menyebabkan
perdarahan dan pembengkakan).
Pemilihan dukun beranak sebagai penolong persalinan pada dasarnya disebabkan karena
beberapa alasan antara lain dikenal secara dekat, biaya murah, mengerti dan dapat
membantu dalam upacara adat yang berkaitan dengan kelahiran anak serta merawat ibu dan
bayi sampai 40hari. Disamping itu juga masih adanya keterbatasan jangkauan pelayanan
kesehatan yang ada.Walaupun sudah banyak dukun beranak yang dilatih, namun praktek-
praktek tradisional tertentumasih dilakukan. lnteraksi antara kondisi kesehatan ibu hamil
dengan kemampuan penolongpersalinan sangat menentukan hasil persalinan yaitu kematian
atau bertahan hidup.

Secara medis penyebab klasik kematian ibu akibat melahirkan adalah perdarahan, infeksi
daneklamsia (keracunan kehamilan). Kondisi-kondisi tersebut bila tidak ditangani secara
tepat danprofesional dapat berakibat fatal bagi ibu dalam proses persalinan. Namun,
kefatalan ini seringterjadi tidak hanya karena penanganan yang kurang baik tetapi juga
karena ada faktorketerlambatan pengambilan keputusan dari keluarga. Umumnya, terutama
di daerah pedesaan,keputusan terhadap perawatan medis apa yang akan dipilih harus
dengan persetujuan kerabat yanglebih tua atau keputusan berada di tangan suami yang
seringkali menjadi panik melihat keadaankrisis yang terjadi. Kepanikan dan ketidaktahuan
akan gejala-gejala tertentu saat persalinan dapatmenghambat tindakan yang seharusnya
dilakukan dengan cepat. Tidak jarang pula nasehat-nasehat yang diberikan oleh teman atau
tetangga mempengaruhi keputusan yang diambil.

Keadaan ini seringkali pula diperberat oleh faktor geografis, dimana jarak rumah si ibu
dengantempat pelayanan kesehatan cukup jauh, tidak tersedianya transportasi, atau oleh
faktor kendalaekonomi dimana ada anggapan bahwa membawa si ibu ke rumah sakit akan
memakan biaya yangmahal. Selain dari faktor keterlambatan dalam pengambilan
keputusan, faktor geografis dan kendalaekonomi, keterlambatan mencari pertolongan,
kefatalan juga disebabkan oleh adanya suatukeyakinan dan sikap pasrah dari masyarakat
bahwa sega sesuatu yang terjadi merupakan takdir yang tak dapat dihindarkan.

2.3 Aspek Sosial Budaya Pada Setiap Trimester Kehamilan


Perawatan kehamilan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk
mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika persalinan, disamping itu juga untuk
menjaga pertumbuhan dan kesehatan janin. Memahami perilaku perawatan kehamilan
(antenatal care)adalah penting untuk mengetahui dampak kesehatan bayi dan si ibu sendiri.
Masa kehamilan dibagi ke dalam 3 trimester. Tiga fase ini antara lain :
1. Trimester I (minggu1–12)
Pada masa ini biasanya ibu hamil masih bertanya-tanya, apakah benar telah
hamil? Tanda-tanda kehamilan awal seperti mual dan muntah karena perubahan
hormon terjadi di trimester ini.Perubahan kebiasaan seperti merokok, minum
alkohol, harus dihentikan di masa ini. Mulailahminum susu khusus ibu hamil sejak
awal kehamilan. Pelajari juga pantangan makanan danminuman untuk ibu hamil
muda.
• Periode Germinal (Minggu 0–3)
Pembuahan telur oleh sperma terjadi pada minggu ke-2 dari hari pertama
menstruasiterakhir. Telur yang sudah dibuahi sperma bergerak dari tuba fallopi
dan menempel ke dindinguterus (endometrium).
• Periode Embrio (Minggu 3 -8 )
 Sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi mulai terbentuk.
 Mata, mulut dan lidah terbentuk. Hati mulai memproduksi sel darah.
 Janin berubah dari blastosis menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala
yang besar.
• Periode Fetus (Minggu 9 –12)
 Semua organ penting terus bertumbuh dengan cepat dan saling berkait.
 Aktivitas otak sangat tinggi.
2. Trimester II (minggu 13–28)
Mual dan muntah mulai menghilang. Bayi berkembang pesat pada masa ini
dan mulaibergerak. Olah raga ringan, menjaga kebersihan dan diet ibu hamil
diperlukan di masa ini.
 Pada minggu ke-18 ultrasongrafi sudah bisa dilakukan untuk mengecek
kesempurnaan janin, posisiplasenta dan kemungkinan bayi kembar.
 Jaringan kuku, kulit dan rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke
20 –21
 Indera penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak mata
sudah dapat membuka danmenutup.
 Janin (fetus) mulai tampak sebagai sosok manusia dengan panjang 30 cm.
3. Trimester III (minggu 29 –kelahiran)
Tubuh ibu hamil makin terlihat membesar. Kadang ibu hamil harus
berlatih menarik nafasdalam untuk memberikan oksigen yang cukup ke bayi. Ibu
hamil perlu istirahat yang cukup, janganberdiri lama-lama, dan jangan mengangkat
barang berat pada masa ini.
 Semua organ tumbuh sempurna
 Janin menunjukkan aktivitas motorik yang terkoordinasi („nendang‟, „nonjok‟)
serta periode tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh lebih lama dibandingkan
masa bangun.
 Paru-paru berkembang pesat menjadi sempurna.
 Pada bulan ke-9, janin mengambil posisi kepala di bawah, siap untuk
dilahirkan.
 Berat bayi lahir berkisar antara 3 -3,5 kg dengan panjang 50 cm.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan terdiri dari 3macam faktor antar lain:
1. Faktor fisik
Faktor fisik seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi ibu
tersebut.Status kesehatan ini dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan
kehamilannya ke pelayanankesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin, atau
poliklinik kebidanan.
2. Faktor psikologis
Faktor ini dapat mempengaruhi kehamilan seperti stress yang terjadi pada ibu hamil
dalamkesehatan ibu dan janinnya dan akan berpengaruh terhadap perkembangan atau
gangguan emosipada janin yang telah lahir nanti.Tidak hanya stress yang dapat
mempengaruhi kehamilan akan tetapi dukungan dari keluarga pundapat menjadi
pemicu menentukan kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan
kehamilanbahkan mendukungnya dalam berbagai hal, maka ibu hamil tersebut akan
merasa lebih percaya diri,lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan,
persalinan, dan masa nifasnya.
3. Faktor sosial budaya dan ekonomi
Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas
kesehatandan ekonomi. Gaya hidup yang sehat dapat dilakukan seperti menghindari
asap rokok karena dapatberpengaruh terhadap janin yang dikandungnya. Perilaku
makan juga harus diperhatikan, terutamayang berhubungan dengan adat istiadat seperti
makanan ysng dipantang adat padahal baik untukgizi ibu hamil, maka sebaiknya tetap
dikonsumsi. Ibu hamil juga harus menjaga kebersihan dirinya.
Ekonomi juga merupakan faktor yang mempengaruhi proses kehamilan yang sehat
terhadapibu dan janin. Dengan adanya ekonomi yang cukup dapat memeriks
proses kehamilan dan persalinan dapat berjalan dengan baik.

2.4 Kebudayaan Persalinan


Sebagian masyarakat merayakan tujuh hari kelahiran bayinya dengan adat peucicap.
Adat peucicap adalah memperkenalkan makanan ke pada bayi biasanya dengan mencampur
berbagai rasa makanan seperti sari buah apel, jeruk, pisang, anggur, nangka, gula,garam,
madu yang dioleskan kepada bibir si bayi disertai dengan doa dan harapan agar si bayi
kelak tumbuh menjadi anak yang saleh, berbakti pada orangtua dan agama, dan kepada
bangsa.Setelah adat peucicap tersebut selesai berarti si bayi sudah boleh diberikan
makanan. Di bagian utara aceh pun sebagian masyarakatnya memercayai bahwa si bayi
belum cukup kenyang dengan hanya pemerian ASI saja.Tangisan bayi yang kerap terdengar
dipercayai merupakan rasa lapar yang belum terpuaskan sehingga bayi diberikan makanan
berupa pisang yang di kerok dan dilumatkan dan dicampur dengan nasi.Faktanya secara
medisusus bayi baru lahir belum memiliki enzim yang mampu mencerna karbohidrat dan
serat serat tumbuhan yang begitu tinggi.Akibatnya,pemberian makan tambahan pada bayi
berusia di bawah 6 bulan dapat menyebabkan sumbatan pada usus dan diare yang
berlebihan pada bayi.
2.5 Konsep Budaya tentang Perawatan Masa Nifas
Perawatan masa nifas mencakup berbagai aspek mulai dari pengaturan dalam
mobilisasi,anjuran untuk kebersihan diri,pengaturan diet, pengaturan miksi dan defekasi,
perawatan payudara (mamma) yang ditujukan terutama untuk kelancaran pemberian air
susu ibu guna pemenuhan nutrisibayi, dan lain-lain (Rustam Mochtar, 1998 dan Sayfuddin
et al, 2002).
Pada masyarakat yang memiliki aturan berupa pantangan meninggalkan rumah
selama 44 hari bagi wanita yang baru melahirkan. Anjuran untuk berbaring selama masa
nifas,perawatan nifas dengan pengurutan, penghangatan badan, konsumsi minuman berupa
jamu- jamuan dan pantangan makan-makanan tertentu (Swasono, 1998).Ada beberapa
tahapan adat(pidie) terhadap wanita yang telah melahirkan,didasarkan pada fitrah
manusiawi:
1. Setelah melahirkan ibu dimandikan. Pada siraman terakhir, disiram dengan ie boh
kruet (jeruk purut) guna menghilangkan bau amis, setelah menganti pakaian
diberikan merah telur dengan madu.
2. Selama tiga hari diberikan ramuan daun-daunan yang terdiri dari daun peugaga,
daun pacar(gaca),un seumpung(urang-aring) daun-daunan ini diremas dengan air
lalu diminum. Hal tersebut berkhasiat untuk membersihkan darah kotor.
3. Selama tujuh hari kemudian diberikan ramuan, dari kunyit, gula merah, asam jawa,
jeura eungkot,boh cuko (kencur), dan lada. Semua bahan ini ditumbuk sampai halus
lalu dicampur dengan airditambah madu dan kuning telur. Khasiatnya menambah
darah dan membersihkan darah kotor.
4. Jika kesehatan ibu memungkinkan, mulai hari pertama diletakkan batu panas di
perut dandi peumadeung (disale).Ibu tidur di atas tempat tidur yang terbuat dari
bambu yang dibawah nya dihidupkan api. Kebiasaan tot batee dan sale ini 30
sampai 40 hari. Hal ini bertujuan untuk membersihkan darah kotor, mengembalikan
otot dan merampingkan tubuh.
5. Sejak hari pertama sampai dengan hari ketiga seluruh tubuh ibu diurut. Dalamupaya
membersihkan darah kotor dan melancarkan ASI.
6. Memasuki bulan kedua tidak boleh memakan sembarangan dan setiap pagi minum
segelas saripatikunyit yang berkhasiat untuk ibu dan anak supaya tidak masuk
angin, menguatkan tubuh dan upayamenjarangkan kelahiran.
7. Ibu yang menyusui biasanya diminumkan air sari daun-daunan seperti daun kates,
daun kacang panjang, daun katuk, dan lain –lain. Tujuannya agar air susu lebih
banyak. Selain itu ibu sebaiknya tidak makan makanan yang pedas karena
dikhawatirkan bayi akan sakit perut.
8. Selama dalam masa perawatan, di bagian muka dan badan ibu diberi bedak dingin,
sementara di perut diolesi obat-obatan ramuan dengan dipakaikan bengkung (gurita)
selama 3 bulan. Hal iniberguna untuk menghaluskan muka, tubuh dan mengecilkan
perut.
9. Pada masa nifas, ibu tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari. Hal ini tidak
diperlukan karena padamasa nifas, ibu dan bayi yang baru lahir harus periksa
kesehatan sang bayi sekurang-kurangnya 2kali dalam bulan pertama yaitu umur 0-7
hari dan 8-30 hari guna pemberian imunisasi bagi si bayitersebut dan dampak positif
akan pelarangan ini tidak ada.
10. Setelah melahirkan ibu dan bayinya harus dipijat atau diurut, diberi pilis atau
lerongan dantapel. Dampak positif mengenai anjuran pada ibu yang baru saja
melahirkan dan bayi yang barudilahirkan ini adalah jika pijatannya benar maka
peredaran darah ibu dan bayi menjadi lancar,namun adapun dampak negative akan
anjuran ini bila si ibu dan bayi dipijat atau diurut ialah apabilapijat salah sangat
berbahaya karena dapat merusak kandungan sedangkan apabila diberi pilis
ataulerongan maupun tape hal ini dapat merusak kulit bayi bagi yang tidak
kuat/menyebabkan alergi pada ibu dan bayi tersebut.
11. Pada masa nifas, ibu harus minum abu dari dapur yang dicampur dengan air,
kemudian disaring,dicampur garam dan asam lalu diminumkan kepada si ibu supaya
ASI banyak. Abu, garam danasam merupakan bahan-bahan yang tidak mengandung
zat gizi yang diperlukan oleh ibu menyusuiuntuk memperbanyak produksi ASI nya,
jadi anjuran ini jelas sangat merugikan dan tidak terdapatdampak positive mengenai
anjuran kepada si ibu untuk mengkonsumsi abu yang dicampur denganair dan
garam.
12. Ibu harus memakai stagen atau udet (centing). Dampak negative akan anjuran ini
jelas tidak adabahkan apabila di rutinkan akan pemakaian stagen atau centing
tersebut akan memulihkan fisiksang ibu seperti sedia kala sebelum melahirkan.
13. Pada masa nifas, ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi jamu. Hal ini jelas
berdampak positif karena dapat mempercepat pemulihan rahim ke kondisi semula
dan tidak ada dampak negative meengenaianjuran untuk mengkonsumsu jamu ini.
14. Jika sang ibu tidur atau duduk harus meluruskan kakinya. Pada ibu yang baru saja
melahirkan atauberada pada masa nifas jelas hal ini sangat mempunyai dampak
yang positive bagi si ibu tersebut,karena jika ibu duduk atau tidur pada posisi
miring atau di tekuk dapat mempengaruhi posisi tulangibu tersebut karena tulang
ibu pada masa nifas seperti bayi, yang apabila si ibu melakukan gerakanmiring pada
saat tidur dan menekuk saat duduk akan berisiko, larangan ini baik untuk ibu
karenapada ibu pada masa nifas mudah terkena varises dan dampak negative akan
larangan ini jelas tidakada baik bagi si ibu maupun pada bayi yang baru dilahirkan.
15. Ibu pada masa nifas harus mengkonsumsi makanan yang bergizi terlebih sang ibu
dianjurkan untukmengkonsumsi sayuran. Adapun dampak positive akan ajuran ini,
ibu menjadi lebih sehat denganmengkonsumsu banyak sayur-sayuran dan danpak
negative yang disebabkan akan anjuran ini puntidak ada baik untuk ibu maupun
untuk si bayi.
16. Selama dalam masa perawatan, di bagian muka dan badan ibu diberi bedak dingin,
sementaradiperut diolesi obat-obatan ramuan dengan dipakaikan bengkung(gurita)
selama 3 bulan. Hal iniberguna untuk menghaluskan muka, tubuh dan mengecilkan
perut.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Budaya atau kebiasaan merupakan salah satu yang mempengaruhi status kesehatan.
Diantara kebudayaan maupun adat-istiadat dalam masyarakat ada yang menguntungkan,
ada pulayang merugikan.Pada masyarakat Aceh, unsur-unsur kebudayaan yang terkadang
ada yang kurangmenunjang pencapaian status kesehatan yang optimal. Unsur-unsur
tersebut antara lain; ketidaktahuan, pendidikan yang minim sehingga sulit menerima
informasi-informasi dan tekhnologibaru.
3.2 Saran
Dari makalah yang penulis buat ini penulis harap bermanfaat bagi si pembaca untuk
menambahkan wawasannya dan jika ada kesalahan pada penulisan ataupun nama-nama
penulis harap si pembaca dapat memberikan kritikan kepada kelompok kami dan
membenarkannya.
DAFTAR PUSAKA

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.scribd.com/document
/362848043/Aspek-Sosial-Budaya-Kehamilan&ved=2ahUKEwi83-
Gn5fvyAhVD_XMBHY3NBeYQFnoECB8QAQ&usg=AOvVaw26ryq8S1MzxqZWgsQD
e_2v&cshid=1631530931264

Anda mungkin juga menyukai