DISUSUN OLEH :
Kelompok 5
DOSEN PENGAMPU :
Asmariyah S.ST,M.Keb
PRODI D3 KEBIDANAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021/2022
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puji bagi Allah atas limpahan Rahmhat, Taufiq, serta Hidayah -Nya sehingga tugas
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah banyak memberikan inspirasi
kepada penulis sehingga terselesaikanlah tugas makalah ini. walaupun masih banyak
kekurangan, sebagaimana kata pepatah “tiada gading yang tak retak”, untuk itu kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan oleh penyusun.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar penyusunan makalah selanjutnya lebih
baik lagi. Semoga makalah ini memberi manfaat bagi banyak orang.
2.2 Hubungan Antara Kebudayan Dan Kesehatan Sebelum Ibu Melahirkan ..... 6
PENDAHULUAN
Aspek sosial dan budaya sangat berpengaruh dan sangat mempengaruhi pola kehidupan
manusia. Dalam era globalisasi ini dengan berbagai perubahan yang begitu ekstrem dan
semakin terbuka yang menjadikan yang pada masa ini menuntut semua manusia harus
memperhatikan aspek sosial budaya. Salah satu masalah yang kini banyak merebak di
kalangan masyarakat adalah kematian ataupun kesakitan pada ibu dan anak yang
sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam
masyarakat dimana mereka berada dalam arti lain masihbanyaknya ibu dan anak yang
haknya masih tidak dipenuhi bahkan jauh dari kata terpenuhi khususnya di daerah-daerah
terpencil.Disadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti
konsepsi-konsepsi mengenai berbagai pantangan, hubungan sebab- akibat antara makanan
dan kondis isehat-sakit, kebiasaan dan ke tidak tahuan ini, seringkali membawa dampak
baik positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan anak walaupun telah kami teliti
banyaknya dampak negative itulebih banyak dibandingkan dengan dampak positifnya. Pola
makan, misalnya, pada dasarnya adalah merupakan salah satu selera manusia dimana peran
kebudayaan cukup besar. Hal initerlihat bahwa setiap daerah mempunyai pola makan
tertentu, termasuk pola makan ibu hamil,persalina, dan nifas yang disertai dengan
kepercayaan akan pantangan-pantanga yang tabu dananjuran terhadap beberapa makanan
tertentu yang sering kita sebagai masyarakat modern itu mitos.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
PEBAHASAN
Kebudayaan adalah sikap hidup yang khas dari sekelompok individu yang dipelajari
secara turun temurun, tetapi sikap hidup ini ada kalanya malah mengundang risiko bagi
timbulnya suatupenyakit. Kebudayaan tidak dibatasi oleh suatu batasan tertentu yang
sempit, tetapi mempunya istruktur-struktur yang luas sesuai dengan perkembangan dari
masyarakat itu sendiri.Kebudayaan yaitu sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistemide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari.Kebudayaan bersifat abstrak.Kata kebudayaan
berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari (budi
atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.Definisi
dari budaya yaitu suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama olehsekelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya. Budaya terbentuk dariunsur
yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian,bangunan dan karya seni.
Di dalam masyarakat sederhana kebiasaan hidup dan adat istiadat dibentuk untuk
mempertahankan hidup diri sendiri dan kelangsungan hidup suku mereka. Berbagai
kebiasaan dikaitkan dengan kehamilan, kelahiran, pemberian makanan bayi yang bertujuan
supaya reproduksi berhasil ibu dan bayi selamat.
Dari sudut pandang modern tidak semua kebiasaan itu baik. Ada beberapa yang
kenyataannya malah merugikan. Contoh pada kebiasaan menyusukan bayi yang lama pada
beberapa masyarakat merupakan contoh yang baik karena itu merupakan kebiasaan yang
bertujuan melindungi bayi. Tetapi bila air susu ibu sedikit atau pada ibu-ibu lanjut usia,
tradisi budaya ini dapatmenimbulkan masalah tersendiri. Dia berusaha menyusukan
bayinya tetapi gagal. Bila mereka tidak mengetahui nutrisi mana yang dibutuhkan bayi
(biasanya demikian) bayi dapat mengalami malnutrisi dan mudah terserang infeksi.
Permasalahan yang sebenarnya cukup besar pengaruhnya yaitu pada kehamilan tepatnya
pada masalah gizi. Hal ini disebabkan karena adanya kepercayaan-kepercayaan dan
pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan. Sementara, kegiatan mereka sehari-hari
tidak berkurang,ditambah lagi dengan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan
yang sebenarnya sangatdibutuhkan oleh wanita hamil, tentunya akan berdampak negatif
terhadap kesehatan ibu dan janin.Tidak heran kalau anemia dan kurang gizi pada wanita
hamil cukup tinggi terutama di daerahpedesaan. Dikatakan pula bahwa penyebab utama
dari tingginya angka anemia pada wanita hamildisebabkan karena kurangnya zat gizi yang
dibutuhkan untuk pembentukan darah.
Beberapa kepercayaan yang ada misalnya, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang
makan telur karena akan mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan
menyebabkan perdarahan yang banyak.Sementara di salah satu daerah, ibu yang
kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengajaharus mengurangi makannya agar bayi yang
dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan.
Di masyarakat berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting
karenadapat menyebabkan ASI menjadi asin.
Contoh lain, ibu hamil pantang makan dengan menggunakan piring yang besarkarena
khawatir bayinya akan besar sehingga akan mempersulit persalinan. Dan memang, selain
ibu nya kurang gizi, berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah. Tentunya hal ini sangat
mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi. Selain itu, larangan untuk memakan buah-
buahan seperti pisang, nanas, ketimun dan lain-lain bagi wanita hamil juga masih dianut
oleh beberapa kalangan masyarakat terutama masyarakat di daerah pedesaan.
Di daerah pedesaan, kebanyakan ibu hamil masih mempercayai dukun beranak untuk
menolong persalinan yang biasanya dilakukan di rumah. Data Survei Kesehatan Rumah
Tanggatahun 1992 menunjukkan bahwa 65% persalinan ditolong oleh dukun beranak.
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengungkapkan bahwa masih terdapat praktek-
praktek persalinan olehdukun yang dapat membahayakan si ibu.
Penelitian Iskandar dkk (1996) menunjukkan beberapa tindakan/praktek yang membawa
risikoinfeksi seperti “ngolesi” (membasahi vagina dengan minyak kelapa untuk
memperlancar persalinan),“kodok” (memasukkan tangan ke dalam vagina dan uterus untuk
mengeluarkan placenta) atau“nyanda” (setelah persalinan, ibu duduk dengan posisi
bersandarkan kaki diluruskan ke depan selama berjam-jam yang dapat menyebabkan
perdarahan dan pembengkakan).
Pemilihan dukun beranak sebagai penolong persalinan pada dasarnya disebabkan karena
beberapa alasan antara lain dikenal secara dekat, biaya murah, mengerti dan dapat
membantu dalam upacara adat yang berkaitan dengan kelahiran anak serta merawat ibu dan
bayi sampai 40hari. Disamping itu juga masih adanya keterbatasan jangkauan pelayanan
kesehatan yang ada.Walaupun sudah banyak dukun beranak yang dilatih, namun praktek-
praktek tradisional tertentumasih dilakukan. lnteraksi antara kondisi kesehatan ibu hamil
dengan kemampuan penolongpersalinan sangat menentukan hasil persalinan yaitu kematian
atau bertahan hidup.
Secara medis penyebab klasik kematian ibu akibat melahirkan adalah perdarahan, infeksi
daneklamsia (keracunan kehamilan). Kondisi-kondisi tersebut bila tidak ditangani secara
tepat danprofesional dapat berakibat fatal bagi ibu dalam proses persalinan. Namun,
kefatalan ini seringterjadi tidak hanya karena penanganan yang kurang baik tetapi juga
karena ada faktorketerlambatan pengambilan keputusan dari keluarga. Umumnya, terutama
di daerah pedesaan,keputusan terhadap perawatan medis apa yang akan dipilih harus
dengan persetujuan kerabat yanglebih tua atau keputusan berada di tangan suami yang
seringkali menjadi panik melihat keadaankrisis yang terjadi. Kepanikan dan ketidaktahuan
akan gejala-gejala tertentu saat persalinan dapatmenghambat tindakan yang seharusnya
dilakukan dengan cepat. Tidak jarang pula nasehat-nasehat yang diberikan oleh teman atau
tetangga mempengaruhi keputusan yang diambil.
Keadaan ini seringkali pula diperberat oleh faktor geografis, dimana jarak rumah si ibu
dengantempat pelayanan kesehatan cukup jauh, tidak tersedianya transportasi, atau oleh
faktor kendalaekonomi dimana ada anggapan bahwa membawa si ibu ke rumah sakit akan
memakan biaya yangmahal. Selain dari faktor keterlambatan dalam pengambilan
keputusan, faktor geografis dan kendalaekonomi, keterlambatan mencari pertolongan,
kefatalan juga disebabkan oleh adanya suatukeyakinan dan sikap pasrah dari masyarakat
bahwa sega sesuatu yang terjadi merupakan takdir yang tak dapat dihindarkan.
3.1 Kesimpulan
Budaya atau kebiasaan merupakan salah satu yang mempengaruhi status kesehatan.
Diantara kebudayaan maupun adat-istiadat dalam masyarakat ada yang menguntungkan,
ada pulayang merugikan.Pada masyarakat Aceh, unsur-unsur kebudayaan yang terkadang
ada yang kurangmenunjang pencapaian status kesehatan yang optimal. Unsur-unsur
tersebut antara lain; ketidaktahuan, pendidikan yang minim sehingga sulit menerima
informasi-informasi dan tekhnologibaru.
3.2 Saran
Dari makalah yang penulis buat ini penulis harap bermanfaat bagi si pembaca untuk
menambahkan wawasannya dan jika ada kesalahan pada penulisan ataupun nama-nama
penulis harap si pembaca dapat memberikan kritikan kepada kelompok kami dan
membenarkannya.
DAFTAR PUSAKA
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.scribd.com/document
/362848043/Aspek-Sosial-Budaya-Kehamilan&ved=2ahUKEwi83-
Gn5fvyAhVD_XMBHY3NBeYQFnoECB8QAQ&usg=AOvVaw26ryq8S1MzxqZWgsQD
e_2v&cshid=1631530931264