Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

Studi Kasus Terkait Budaya Kebidanan Di Lingkungan Desa Tanjungrejo

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Profesional Bidan

Disusun Oleh:

Nur Khasanah (12110220005)

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI UTAMA PATI

SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2022/2023

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan hasil praktikum lapangan tentang “Studi Kasus Terkait Budaya Kebidanan Di
Lingkungan Desa Tanjungrejo” telah disahkan pada:

Hari :

Tanggal :

Pati, Agustus 2023

Menyetujui

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Iin Tri M, S.Tr.Keb.,MPH.,M.Keb Amanda Via M.,S.Tr.Keb.,M.K.M

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan laporan tepat pada waktunya. Salam serta shalawat tak lupa pula kita
haturkan kepada junjungan alam nabi besar Muhammad SAW, seorang nabi yang telah
membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti yang kita
rasakan seperti saat-saat sekarang ini.

Ucapan terimakasih juga kami haturkan kepada ibu dosen yang telah ikut serta dalam pembuatan
laporan menjelaskan mengenai “Studi Kasus Terkait Budaya Kebidanan Di Lingkungan Desa
Tanjungrejo” laporan ini kami buat untuk memperdalam ilmu kita tentang praktik professional
bidan.

Saya menyadari dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, hal ini disebabkan
terbatasnya kemampuan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki, namun demikian
banyak pula pihak yang telah membantu kami dengan menyediakan sumber informasi,
memberikan masukan pemikiran, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran demi
perbaikan dan kesempurnaan makalah ini diwaktu yang akan datang. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita dan orang banyak supaya mengetahui apa-apa yang ada dalam pelajaran ini.

Pati,

Penulis

iii
DAFTAR ISI

COVER...................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................iv
Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang............................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................3
C. Manfaat…………………………………………………………3
Bab II Tinjauan Pustaka………………………………………………..4

Bab III Pembahasan……………………………………………………8

Bab IV Penutup

A. Kesimpulan..................................................................................10
B. Saran............................................................................................10
Daftar Pustaka.........................................................................................11
Lampiran……………………………………………………………….12

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan dan persalinan merupakan fase krisis dalam kehidupan seorang
wanita. Peristiwa ini memiliki dampak pada bagaimana seorang wanita melewati fase
transisi untuk menjadi ibu termasuk kesehatan fisik dan mentalnya dan juga
kesejahteraan keluarga secara keseluruhan (Beech and Phipps, 2004: 61). Van Gennep
(1960) dalam Winson (2016) menggambarkan status sosial seorang wanita pada saat
hamil berada pada status marginality di mana dia mulai berperilaku berbeda dari biasanya
misalnya dengan memperhatikan pola makan, aktifitas, dan lain-lain. Masyarakat di
berbagai budaya memberi perhatian pada fase krisis ini. Pada masa kehamilan ada
banyak ritual yang harus dilakukan yang menandakan bahwa masyarakat di budaya mana
pun menganggap kehamilan sebagai peristiwa yang luar biasa, bukan hanya dalam
kehidupan wanita hamil itu sendiri tetapi juga suami dan keluarganya. Perhatian
masyarakat terhadap ibu yang sedang hamil merupakan bentuk dukungan sosial. Menurut
McCourt (2016) ada tiga komponen kunci dukungan sosial yaitu dukungan emosional,
dukungan informasi dan dukungan praktis.
Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman budaya, suku, ras dan
agama yang tersebar luas mulai dari Sabang sampai Merauke, sehingga masing-masing
daerah memiliki perbedaan kebudayaan serta adat istiadat dalam setiap pelaksanaan
upacara maupun ritual tradisi. Hal inilah yang menjadikan indonesia memiliki kekayaan
yang tak terhitung nilainya. Indonesia memiliki budaya dan tradisi yang masih dilakukan
serta masih dipertahankan hingga saat ini dari generasi ke generasi selanjutnya. Seiring
dengan berkembangnya zaman, sebagian besar masayarakat indonesia mulai
meninggalkan tradisi dan budaya leluhurnya, tidak sedikit tradisi atau adat istiadat yang
sudah diwariskan oleh leluhur bisa memudar atau bahkan musnah. Sebaliknya tak banyak

1
diantara masyarakat Indonesia yang masih melestarikan tradisi nenek moyang. Sehingga
terdapat juga tradisi yang masih eksis walaupun perkembangan zaman semakin modern.
Beraneka ragam tradisi yang dilaksanakan dan dilestarikan oleh masyarakat
mempunyai tata cara pelaksanaan, bentuk, makna dan tujuan yang berbeda-beda antara
masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Hal ini tentunya disebabkan oleh
beberapa faktor seperti kondisi lingkungan, adat serta tradisi yang diwariskan. Tradisi
sendiri masih di pahami sebagai bagian dari kebiasaan yang dilaksanakan secara turun
temurun yang sudah lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu masyarakat, apakah
tradisi tersebut berupa kepercayaan kepada kekuatan gaib, adat istiadat atau berupa tradisi
lainnya yang berkaitan dengan pola tingkah laku. Kebudayaan umumnya dikatakan
sebagai proses atau hasil rasa, cipta, karya dan karsa manusia dalam upaya menjawab
tantangan kehidupan yang berasal dari alam sekelilingnya.
Indonesia yaitu di beberapa daerah atau sebagian masyarakat menganggap proses
kehamilan mendapat perhatian tersendiri bagi masyarakat setempat. Harapan-harapan
muncul terhadap bayi dalam kandungan, agar mampu menjadi generasi yang andal di
kemudian hari. Untuk itu, dilaksanakan beberapa budaya atau tradisi yang dirasa mampu
mewujudkan keinginan mereka terhadap anak tersebut. Tidaklah mudah bagi masyarakat
untuk mempertahankan tradisi dan budaya warisan nenk moyang. Sebagian masyarakat
yang menganggap tradisi nenek moyang merupakan tradisi yang kuno. Namun masih ada
tradisi dalam suatu masyarakat atau daerah yang masih melestarikan budaya mereka
salah satunya yaitu pada masyarakat Jaw (Yuliana, 2020)..
Budaya pada masa kehamilan dan persalinan di sebagian daerah telah terjadi
pergeseran namun di sebagian lain masih dipertahankan. Hal ini seperti yang dijelaskan
oleh O’Neil (2016) bahwa semua budaya yang diwariskan cenderung untuk berubah
tetapi ada kalanya juga dipertahankan. Ada proses dinamis yang mendukung diterimanya
hal-hal dan ide-ide baru dan ada juga yang mendukung untuk mempertahankan kestabilan
budaya yang ada. Hiller (2013) menyatakan bahwa ketika perubahan terjadi, maka terjadi
destruksi nilainilai tradisional, kepercayaan, peran dan tanggungjawab, pendidikan,
keluarga dan lain-lain yang hampir simultan dengan proses konstruksi cara baru sebagai
pengaruh dari perubahan sosial. Nilai dan ritual yang baru ini menggantikan nilai dan

2
ritual yang lama. Namun di sebagian masyarakat adakalanya terjadi kompromi yang
mana nilai dan ritual baru dijalankan dengan tanpa menghilangkan nilai dan ritual lama.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui budaya dalam kehamilan di desa Tanjungrejo
2. Untuk mengetahui budaya dalam masa nifas di desa Tanjungrejo
3. Untuk mengetahui budaya saat kelahiran bayi di desa Tanjungrejo

C. Manfaat
a) Secara Teoritis
1) Hasil studi kasus ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan untuk
mahasiswa sarjana kebidanan.
2) Studi kasus ini berfungsi sebagai tambahan referensi terkait dengan budaya dalam
kebidanan
b) Secara Praktis
1) Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan oleh para mahasiswa dan masyarakat
khususnya dalam bidang tradisi untuk selalu melestarikan tradisi yang ada
2) Studi kasus ini juga dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk tetap menjaga
budaya yang ada.

3
BAB II
TINJAUN TEORI
A. Kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitug dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan
lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagai dalam 3 trimester,
di mana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu
(minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-
40) (Marmi, 2014).
Untuk bisa memastikan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian
terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan.
1. Gejala Kehamilan Tidak Pasti
a. Amenorhoe (tidak dapat haid).
Gejala ini sangat penting karena umumnya perempuan hamil tidak mendapat haid
lagi. Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya
kehamilan.
b. Nausea dan emesis (muntah)
Nausea terjadi umumnya pada bulan-bulan pertama kehamilan, disertai kadang-
kadang oleh emesis. Sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim
disebut morning sickness.
c. Mengidam (mengingini makanan atau minuman tertentu).
Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang
dengan makin tuanya kehamilan.
d. Pingsan Sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai.

4
Dianjurkan untuk tidak pergi ke tempat-tempat ramai pada bulan-bulan pertama
kehamilan.
e. Mamae menjadi tegang dan membesar
Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang
merangsang duktus dan alveoli di mammae.
f. Anoreksia (tidak ada nafsu makan)
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia, tetapi setelah itu nafsu makan timbul
lagi.
g. Sering kencing
Terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan
oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang oleh
karena uterus yang membesar keluar dari ronggal panggul. Pada akhir triwulan gejala
bisa timbul karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kembali kandung
kencing (Saifuddin, 2014).
B. Nifas
Masa nifas (Post Partum) adalah masa di mulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat kandungan kembali semula seperti sebelum hamil, yang berlangsung
selama 6 minggu atau 42 hari. Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan
mengalami banyak perubahan fisik yang bersifat fisiologis dan banyak memberikan
ketidak nyamanan pada awal postpartum, yang tidak menutup kemungkinan untuk
menjadi patologis bila tidak diikuti dengan perawatan yang baik (Yuliana & Hakim,
2020).
Menurut Wulandari (2020)Ada beberapa tahapan yang di alami oleh wanita
selama masa nifas, yaitu sebagai berikut : a. Immediate puerperium, yaitu waktu 0-24 jam
setelah melahirkan. ibu telah di perbolehkan berdiri atau jalan-jalan b. Early puerperium,
yaitu waktu 1-7 hari pemulihan setelah melahirkan. pemulihan menyeluruh alat-alat
reproduksi berlangsung selama 6- minggu Later puerperium, yaitu waktu 1-6 minggu
setelah melahirkan, inilah waktu yang diperlukan oleh ibu untuk pulih dan sehat
sempurna. Waktu sehat bisa bermingguminggu, bulan dan tahun.
C. Persalinan

5
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 2014).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu, persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (Asuhan Persalinan Normal, 2013).
Tanda – Tanda Permulaan Persalinan:
Persalinan patut dicurigai jika setelah usia kehamilan 22 minggu keatas, ibu
merasa nyeri abdomen berulang yang disertai dengan cairan lendir yang mengandung
darah atau show. Agar dapat mendiagnose persalinan, bidan harus memastikan perubahan
serviks dan kontraksi yang cukup.
1. Perubahan serviks, kepastian persalinan dapat ditentukan hanya jika serviks
secara progresif menipis dan membuka.
2. Kontraksi yang cukup/adekuat, kontraksi dianggap adekuat jika:
a. Kontraksi terjadi teratur, minimal 3 kali dalam 10 menit, setiap kontraksi
berlangsung sedikitnya 40 detik.
b. Uterus mengeras selama kontraksi, sehingga tidak bias menekan uterus dengan
menggunakan jari tangan.
Faktor – faktor penting dalam persalinan
1. Power :
b. His (kontraksi otot rahim).
c. Kontraksi otot dinding perut.
d. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.
e. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.
2. Pasanger
Janin dan plasenta.
3. Passage
Jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang.
4. Penolong
Dokter atau bidan yang menolong persalinann dengan pengetahuan dan
ketrampilan dan seni yang dimiliki. (Manuaba, 2014).
D. Tradisi/Budaya
Tradisi adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari
kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu Negara, kebudayaan, waktu,
agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang

6
diteruskan dari generasi ke generasi, baik tertulis maupun (seringkali) lisan, karena tanpa
adanya ini, suatu tradisi dapat punah (Koentjaraningrat, 2014).
Tradisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah adat kebiasaan turun
temurun dari nenek moyang yang masih dijalankan dalam kehidupan masyarakat. Tradisi
mempunyai dua arti yaitu yang pertama tradisi adalah adat kebiasaan turun temurun yang
masih di jalankan masyarakat. Kedua tradisi dapat di artikan sebagai penilaian atau
anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan cara yang paling baik dan benar.
Tradisi atau kebiasaan (latin: traditio, “diteruskan”) adalah sebuah bentuk perbuatan yang
dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama. Tradisi sama dengan adat
istiadat yaitu kebiasaan-kebiasaan yang bersifat magis-religius dari kehidupan suatu
penduduk asli mengenai nilainilai budaya, norma-norma, hukum dan aturan-aturan yang
saling berkaitan, dan kemudian menjadi suatu sistem atau peraturan yang sudah mantap
serta mencakup segala konsepsi sistem budaya dari suatu kebudayaan untuk mengatur
tindakan social (Koentjaraningrat, 2014).
Beberapa ritual budaya yang masih eksis di masyarakat diantaranya upacara
perkawinan, selamatan kematian, ruwatan (upacara untuk membebaskan seseorang,
komunitas, atau wilayah dari ancaman bahaya), ritual tolak bala dan upacara bersih desa,
tradisi mitoni (tujuh bulan kehamilan). Tradisi Mitoni yang dilaksanakan masyarakat
Desa Bukit Kemuning Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar merupakan suatu
upacara yang memiliki makna tersendiri (Koentjaraningrat, 2014).

7
BAB III
PEMBAHASAN
1. Kasus 1
Budaya / tradisi selama masa kehamilan di desa Tanjungrejo ada beberapa tradisi di dalam
kehamilan yaitu
1) Mapati
Mapati merupakan adat yang biasa di lakukan ketika usia kehamilan mencapai 4 bulan, di
dalam acara mapati juga terdapat serangkaian acara yang biasa di gunakan masyarakat
setempat, seperti : pengajian/pembacaan al-qur’an secara bersama-sama, acara di ini di
khususkan untuk sang jabang bayi, seperti halnya mendo’akan sang jabang bayi agar sehat
dan sebagai ucapan rasa sukur atas
kehadiranya sang buah hati.
2) Mitoni
Mitoni merupakan suatu adat yang di lakukannketika dndungan mulai menginjak usia 7
bulan, acara mitoni ini juga di khususkan untuk sang jabang bayi, dalam acra mitoni terdapat
perlengkapan yang harus di penuhi, seperti :
 Jenang 7 buah
 7 buah tumpeng
 Ada 7 buah ubi-ubian
 Ada 7 buah buah-buahan yang disajikan dalam bentuk rujak serut
 Menggunakan 7 motif kain yang berbeda-beda tapi tidak boleh kain jarek bolak
balik nanti akan di gunakan ketika acara siraman
Di dalam acara mitoni ada beberapa kegiatan yang biasanya di lakukan, yaitu :
a) Pengajian
b) Siraman (pembersihan)
c) Masukan telur ayam kampung kedalam kain calon ibu, yang dilkukan oleh calon ayah
d) Memecahkan kelapa gading muda
e) Pemutusan lilitan benag/janur yang dilakuakan oleh calon ayah
2. Kasus II

8
nifas yaitu darah yang keluar dari rahim setelah melahirkan, nifas memiliki beberapa aspek
sosial budaya, berikut adalah aspek sosial budaya mengenai nifas:
pada masa nifas biasanya di desa Tanjungrejo ada beberapa tradisi atau budaya yang
dilakukan seperti :
1. Tidak boleh keramas sebelum masa nifas selesai : kebiasaan ini biasanya di percaya agar
menjaga kondisi ibu agar tidak masuk angin
2. Menghindari makanan yang berbau amis ( ikan telur dll) : agar asi yang di peroleh anak
tidak bau anyir, atau dapat mempercepat proses penyembuhan luka padasaat melehirkan
3. Tidak boleh keluar rumah selama 40 hari : proses ini biasanya di gunakan untuk
mempercepat proses penyembuhan dari proses melahirkan
4. Mengunakan kendit : ini biasanya di percaya agar perut pada ibu tidakkendor/ gelambir,
pengunaan kendit di percaya dapat mengembelika perut ibu mejadi seperti semula
5. Tidak boleh melaksanakan ibadah, seperti halnya solat :
Bagi perempuan yang mengalami nifas maka ia diharamkan untuk melakukan ibadah
seperti halnya solat, dan tidak perlu menganti solat yang ia tingalkan.
6. Tidak boleh bekerja yang berat-berat
karena dikhawatirkan luka atau jahitan yang di terima dihawatirksn akan susah
mengering atau proses penyembuhanya lama.
7. Nifas biasanya terjadi selama 40 hari dan selama 40 hari itu ibu nifas tidak boleh
berpergian keluar rumah.
8. Ibu nifas diharuskan ada kursi kecil (dingklek) dibawah Kasur ibuknya.
3. Kasus 3
Saat setelah proses persalinan ada beberapa budaya atau tradisi di desa Tanjungrejo yaitu :
1) Ada acara krayan ketika bayi sudah lahir. Krayan terdiri dari nasi liwet sama sayuran
yang terdiri dari 7 macam sayuran, namun sayuran itu tidak boleh beli harus diambil dari
pagar atau dari kebun. Tujuan sayuran ada 7 dan tidak boleh beli yaitu nanti ketika besar
si bayi dapat ramah sesame tetangga dan juga dapat menempuh pendidikan sampai
dengan 7 tingkatan.
2) Setelah bayi lahir ada acara penguburan ari-ari bayi/plasenta/ dulur kata orang jawa.
Dalam penguburan tersebut ari-ari bayi di wadahi kendil dan ari-ari itu dibungkus godong

9
gedang rojo dan dikasih pensil, buku, sisir serta sawanan. Tujuan dikasih beberapa itu
yaitu supaya nanti ketika bayi besar bayi tersebut dapat pintar.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Tradisi adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari
kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu Negara, kebudayaan,
waktu, agama yang sama.
2. Budaya atau tradisi pada masa kehamilan di desa Tanjungrejo yaitu ada mapati dan
mitoni.
3. Budaya atau tradisi pada masa nifas di desa Tanjungrejo yaitu menggunakan kendit,
tidak boleh keluar rumah selama 40 hari, tidak boleh makan yang berbau amis dan
harus menggunakan kursi kecil.
4. Budaya atau tradisi pada masa setelah persalinan bayi di desa Tanjungrejo yaitu acara
krayan dan penguburan ari-ari atau plasenta.

B. Saran
Dari hasil laporan yang sudah dituliskan maka sebaiknya ada tindakan mengenai tentang
Studi Kasus Terkait Budaya Kebidanan Di Lingkungan Desa Tanjungrejo untuk tetap
dilestarikan pada msyarakat.

10
DAFTAR PUSTAKA

APN. 2013. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini .Jakarta: JNPK-KR.

Koentjaraningrat. 2014. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.


hlm. 27.

Marmi. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Manuaba, IAC., I Bagus, dan IB Gde. 2014. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
KB untuk Pendidikan Bidan. Edisi kedua. Jakarta: EGC.

Saifuddin, Abdul. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal. Jakarta:
YBPSP.

11
Lampiran

Dokumentasi

(Ibu Nifas)

12
(Ibu Hamil)

13

Anda mungkin juga menyukai