Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM KESEHATAN

MATAKULIAH : ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR


DOSEN PENGAMPUH : ARNIANTI ,S.TR.KEB.,M.KEB

DISUSUN OLEH :

1. MAHARANI INDAH SARI :B.21.06.015


2. MARSELA PALEBANGAN : B.21.06.016
3. NINING ANJARWATI : B.21.06.018
4. NOPITA RESSA : B.21.06.019

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO
T.A 2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah swt karena atas berkat rahmat dan hidayah- Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang " ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM
KESEHATAN " ini tepat pada waktunya yang telah di tentukan. Makala ini diajukan guna
memenuhi tugas yang di berikan dosen mata kulia „‟ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR‟‟
.Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan dari semua
teman teman kelompok kami yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat
menyelesaikan makalah ini baik itu secara lansung maupun tidak lansung.
Kami menyadari isi makalah ini masih jauh dari kategori sempurna, baik dari segi kalimat, isi
maupun dalam penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari dosen
mata kuliah yang bersangkutan dan rekan-rekan semuanya, sangat kami harapan demi
kesempurnaan makalah ini dan makalah-makalah selanjutnya. Wassalam...

Palopo,10 Desember 2021

Kelompok V
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………II


DAFTAR ISI..............................................................................................III
BAB I.......................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................1
A.LATAR BELAKANG................................................................................1
B.RUMUSAN MASALAH..........................................................................2
C.TUJUAN...............................................................................................2
BAB II......................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................3
1. ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA SETIAP PERKAWINAN
2. ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA TIAP TRIMESTER KEHAMILAN
3. ASPEK SOSIAL BUDAYA SELAMA MASA PERSALINAN KALA 1, 2,3
4. ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS
5. ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG BERKAITAN DENGAN BALITA DAN BAYI
BAB III.........................................................................................................4
KESIMPULAN..............................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................4
BAB I

PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG

Tugas ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu sosial budaya Yang berkaitan
dengan Aspek Sosial Dalam Kesehatan. Masalah kesehatan merupakan salah satu faktor yang
berperan penting dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui
pembangunan di bidang kesehatan diharapkan akan semakin meningkatkan tingkat kesehatan
masyarakat dan pelayanan kesehatan dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat secara
memadai (Dinas Kesehatan, 2007).Berhasilnya pembangunan kesehatan ditandai dengan
lingkungan yang kondusif, perilaku masyarakat yang proaktif untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah terjadinya penyakit, pelayanan kesehatan yang
berhasil dan berdaya guna tersebar merata diseluruh wilayah Indonesia. Akan tetapi pada
kenyataanya, pembangunan kesehatan masih jauh dari yang diharapkan. Permasalahan-
permasalahan kesehatan masih banyak terjadi. Beberapa diantaranya adalah: penyakit-
penyakit seperti DBD, flu burung, dan sebagainya yang semakin menyebar luas, kasus-kasus
gizi buruk yang semakin marak, prioritas kesehatan rendah, sertatingkat pencemaran
lingkungan yang semakin tinggi. sebenarnya individu yang menjadi faktor penentu dalam
menentukan status kesehatan. Dengan kata lain, merubah pola hidup atau pun kebudayaan
tentang kesehatan yang biasa kita lakukan dan mengikuti perubahan zaman

B. RUMUSAN MASALAH

1. Contoh contoh aspek sosial budaya dalam perkawinan.?


2. Bagaimana aspek sosial budaya selama persalinan kalas l,II,III,dan lv...7
3. Apa aspek sosial budaya pada setiap trimester kehamilan?
4. Apa saja mitos dan fakta sekitar perawatan bayi?
5. Apa pengertian sosial budaya pada masa nifas?

C.TUJUAN

Tujuan dari pembuat makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas kuliah juga agar kita
mengetahui apa saja aspek aspek social budaya yang mempengaruhi perilaku
kesehatanmasyarakat.

.
BAB II
PEMBAHASAN

1.Aspek Sosial Budaya perkawinan


perkawinan merupakan wujud menyatukan dua manusia ke dalam satu tujuan yang sama.
Salah satu tujuan perkawinan adalah mencapai kebahagiaan yang bahagia bersama pasangan
hidup.namun, jalan menuju kebahagiaan tak selamanya mulus. Banyak hambatan, tantangan,
dan persoalan yang terkadang menggagalkan jalannya rumah tangga. perbedaan latar sosial,
budaya, ataupun faktor lainnya merupakan penyebab munculnya hambatan dan konflik dalam
proses komunikasi dalam membina hubungan perkawinan, sebab karakter tiap indvidu
berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya sehingga hal itu dapat berpengaruh pada cara
pandangnya. Dalam aspek sosial budaya perkawinan, ada faktor pendukung dan
penghambat.faktor pendukung keberhasilan penyesuaian perkawinan mayoritas subjek
terletak dalam hal saling memberi dan menerima cinta, ekspresi afeksi, saling menghormati
dan menghargai, saling terbuka antara suami dan istri. hal tersebut tercermin pada bagaimana
pasangan suami-istri menjaga kualitas hubungan antar pribadi dan pola-pola perilaku yang
diperankan oleh suami maupun istri, serta kemampuan menghadapi dan menyikapi perbedaan
yang muncul sehinggakebahagiaan dalam hidup berumah tangga akan tercapai.faktor
penghambat yang mempersulit penyesuaian perkawinan mayoritas subjek terletak dalam hal
baik suami maupun istri tidak dapat menerima perubahan sifat dan kebiasaan di awal
perkawinan, suami maupun istri tidak berinisiatif menyelesaikan masalah, perbedaan budaya
dan agama di antara suami dan istri,suami maupun istri tidak tau peran dan tugasnya dalam
rumah tangga.
Contoh-contoh aspek sosial budaya yang berkaitan dengan perkawinan:
a. Sebelum hari pernikahan mempelai wanita diculik terlebih dahulu oleh calon prianya
b. Sebelum pernikhan para calon pengntin tidak boleh pergi kemana mana

Bidan juga berperan dalam mencegah perkawinan dini pada masa pasangan pranikah yang
masih menjadi masalah penting dalam kesehatan reproduksi perempuan di indonesia.

2. ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA SETIAP TRIMESTER


KEHAMILAN
perawatan kehamilan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk
mencegah terjadinya kompikasi dan kematian ketika persalinan, disampin itu juga untuk
menjaga pertumbuhan dan kesehatan jainin. Memahami perilaku perawatan kehamilan (ante
natal care) adalah penting untuk mengetahui dampak kesehatan bayi dan si ibu sendiri.
Faktanya masih banyak ibu-ibu yang menganggap kehamilan sebagai hal yang biasa, almiah,
dan kodrati. Mereka merasa tidak perlu memeriksa secara rutin ke bidan atau pun dokter.
Masih banyaknya ibu-ibu yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan kehamilan
menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi yang mungkin dialami ole
mereka. Resiko ini baru diketahui pada saat persalinan karena kasusnya sudah terlambat
sehingga mengakibatkan kematian. Hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan
dan kurangnya informasi.

Masa kehamilan dibagi ke dalam 3 trimester. Tiga fase ini yaitu trimester I,II,dan III
1. Beberapa kepercayaan yang ada misalnya di Jawa tengah, ada kepercayaan bahwa ibu
hamil pantang makan telur karena akan mempersulit persalinan dan pantang makan daging
karena akan menyebabkan perdarahan yang banyak. Sementara di salah satu daerah di Jawa
barat, ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja harus mengurangi makanannya
agar bayi yang di kandung kecil dan mudah dilahirkan
2. Dimasyarakat betwai berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting
karena dapat menyebabkan ASI menjadi asin
3. didaerah Subang, ibu hamil pantang makan dengan menggunakan piring yang besar
karena khawatir bayinya akan besar sehingga akan mempersulit persalinan

4. Di kalangan masyarakat pada suku bangsa nuaulu (Maluku) terdapat suatu tradisi
upacarakehamilan yang dianggap sebagai suatu peristiwa biasa, khususnya masa kehamilan
seorang perempuan pada bulan pertama hingga bulan kedelapan. Namun pada usia saat
kandungan telahmencapai Sembilan bulan, barulah mereka akan mengadakan suatu
upacara. Masyarakat nuaulumempunyai anggapan bahwa pada saat usia kandungan seorang
perempuan telah mencapaiSembilan bulan, maka pada diri perempuan yang bersangkutan
banyak diliputi oleh pengaruhroh-roh jahat yang dapat menimbulkan berbagai bahaya gaib.

3.Aspek sosial budaya selama masa persalinan kala I,II,III dan Iv


Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup
bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. persalinan dimulai (inpartu) sejak
uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan
berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. ibu belum in partu jika kontraksi uterus
tidak mengakibatkan perubahan serviks. Tanda dan gejala in partu termasuk:
1. Penipisan dan pembukaan serviks.
2. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minimal 2 kali
dalam 10 menit).
3. cairan lendir bercampur darah (“bloody”) melalui vagina.
 Persalinan kala satu
Persalinan kala satu (kala pembukaan) dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang
teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10
cm). persalinan kala satu terdiri atas dua fase yaitu fase laten dan fase aktif.
1. Fase laten pada persalinan kala satu:
a. Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks secara bertahap.
b. Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
c. Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.

2. Fase aktif pada persalinan kala satu:


a.Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap (kontraksi
dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan
berlangsung selama 40 detik atau lebih)
b.Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan
terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara/primigravida) atau lebih dari
1 cm hingga 2 cm (multipara).
c. Terjadi penurunan bagian terbawah janin.

 Persalinan kala dua


Persalinan kala dua (kala pengeluaran bayi) dimulai ketika pembukaan serviks sudah
lengkap (10cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Gejala dan tanda kala dua persalinan
adalah:
1. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
2. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan tekanan pada rektum dan atau vagina.
3. Perineum menonjol
4. Vulva-vagina dan sfingter ani membuka
5. meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah

 Persalinan kala tiga


Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta
dan selaput ketuban. Pada kala tiga persalinan, otot uterus (miometrium) berkontraksi
mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini
menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan
menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan
terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun
ke bagian bawah uterus atau ke dalam vagina. Tanda-tanda lepasnya plasenta antara lain:
1. Perubahan bentuk dan tinggi fundus
Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat
penuh dan tinggi fundus biasanya dibawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta
terdorong ke bawah, uterus berbentuk segitiga atau seperti buah pear atau alpukat dan
fundus berada di atas pusat (seringkali mengarah ke sisi kanan)
2. Tali pusat memanjang
Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva (tanda Ahfeld)
3. Semburan darah mendadak dan singkat
darah yang terkumpul dibelakang plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar
dibantu oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan darah (retroplacenta pooling) dalam ruang
diantara dinding uterus dan permukaan dalam plasenta melebihi kapasitas tampungnya
maka darah tersembur keluar dari tepi plasenta yang terlepas.

 Persalinan kala empat


Persalinan kala empat dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu

4. ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS


Masa nifas (puerperium) secara tradisional di definisikan sebagai periode 6 minggu
segera setelah lahirnya bayi dan mencerminkan periode saat fisiologi ibu,terutama sistem
reproduksi, kembali mendekati keadaan sebelum hamil. Hal ini mungkin berakar dari
tradisi “chuching”, yaitu upacara keagamaan ketika wanita diterima yaitu pada periode
40hari saat mana mereka dianggap tidak bersih. Seiringdengan meningkatkan dominasi
bidang medis, akhir masa nifas ditandai oleh pemeriksaan pasca postpartem wanita yang
bersangkutan dengan dokter. Hal ini menyebabkan penjelasan tradisional tentang masa
nifas terstruktur sebagai periode pemulihan ibu, didukung oleh medikalisasi kehamilan
menjadi suatu keadaan medis.
Ada beberapa pengertian masa nifas, antara lain:
1. Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai dengan 6
mingguberikutnya (JHPEIGO, 2002).
2. Masa nifas tidak kurang dari 10 hari dan tidak lebih dari 8 hari setelah akhirpersalinan,
dengan pemantauan bidan sesuai kebutuhan ibu dan bayi (Bennet danBrown, 1999).
Dalam bahasa Latin, waktu tertentu setelah melahirkan anak ini disebut puerpenthy,yaitu
dari kata puer yang artinya bayi dan parous melahirkan. Puerperium berarti masa setelah
melahirkan bayi.
Masa nifas (puerperium) adalah masa pun kembali, mulai dari persalinan selesaihingga
alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas ini, yaitu 6-8minggu. Nifas
dibagi dalam tiga periode, yaitu:
1. Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu tclah diperbolehkan berdiri danbcrjalan.
2. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyelurula alat-alat genital.
3. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna,terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.

TUJUAN ASUHAN MASA NIFAS


Tujuan dari perawatan nifas ini adalah:
1. Memulihkan kesehatan umum penderitaa. Menyediakan makanan sesuai kebutuhanb.
Mengatasi anemiac. Mencegah infeksi dengan memerhatikan kebersihan dan sterilisasid.
Mengernbalikan kesehatan urnum dengan pergerakan otot untuk memperlancarperedaran
dara
2. Mempertahankan kesehatan psikologis
3. Mencegah infeksi dan komplikasi
4. Memperlancar pembentukan air susu ibu (ASI]
5. Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai masa nifas selcsaidan
memelihara bayi dengan baik, sehingga bayi dapat mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang normal.

Kebijakan Program Nasional Masa Nifa


Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat kalimelakukan
kunjungan pada masa nifas,dengan tujuan untuk :
1.Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
2.Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinanadanyagangguan kesehatan
ibu nifas dan bayinya
3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masanifas.
4. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas
maupun bayinya.

5.ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA BAYI BARU dan BALITA


MERAWAT BAYI BARU LAHIR Mitos-mitos yang lahir dimasyarakat ini kebenarannya
kadang tidak masuk akal dan bahkan dapat berbahaya bagi ibu dan bayi. Hal ini dikarenakan
kurangnya pengetahuanmasyarakat tentang merawat bayi baru lahir.Mitos-mitos merawat
bayi baru lahir yang berkembang di masyarakat ASPEK BUDAYAoDibedong agar kaki
tidak bengkok.Hampir setiap bayi memiliki kaki yang tampak bengkok, begitulah fisiologis
kaki bayi.Ini disebabkan karena ia masih terbiasa dengan posisi meringkuk ketika masih
beradadidalam rahim. Seiring berjalannnya waktu, kakinya akan lurus dengan
sendirinya.Pada kenyataannya, dibedong dapat mengganggu peredaran darah bayi.
Jantungnya akanterpaksa bekerja lebih berat untuk memompa darah karena tubuhnya dibebat
terlalu berat.Bahkan, ini beresiko membahayakan tulang panggul, dapat menyebabkan
dislokasi panggul dan paha. Beberapa ibu membedong bayi untuk melindungi dari dingin,
baikkarena faktor cuaca atau setelah mandi. Sebenarnya baju lengan panjang dan celan
panjang pun sudah cukup untuk menghangatkan tubuh si kecil.o Hidung ditarik-tarik agar
mancung.Tidak hubungannya menarik hidung dengan mancung tidaknya hidung, semua
tergantungdari bentuk tulang hidungnya dan itu sudah bawaan.oPemakaian gurita agar tidak
kembung.Bayi bernapas dengan otot-otot pada perutnya. Jadi, memasangkan gurita
justrumanghambat pernapasannya. Perutnya yang kembung sudah bentuk alamiah.Jika
memang harus memakaikan gurita jangan mengikat terlalu kencang terutama di bagian dada
agar jantung dan paru-parunya bisa berkembang dengan baik. Dan jikatujuannya supaya
pusar tidak bodong sebaiknya di pakaikan hanya di pusar dan ikatannya pun tidak
kencang.oMenggunting bulu mata agar lentik.Bulu mata berfungsi melindungi mata dari
gangguan benda-benda asing. Jika dipotong,fungsinya tidak lagi dapat bekerja secara
optimal. Panjang pendeknya bulu mata sudahmenjadi bawaan dari bayi itu sendiri.oBeri
setetes kopi agar bayi tidak step (kejang).Belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan hal
ini. Bahkan pemberian kopi pada bayi jelas berbahaya karena mengandung kafein yang akan
memacu denyut jantungnya bekerja lebih cepat.oJangan memeras kencang-kencang saat
mencuci baju bayi, bayi akan gelisah tidurnya.Jika dipikir secara logika jelas tidak masuk
akal, mungkin bayi gelisah saat tidur karenadia pipis, buang air besar, gerah, atau ada faktor
lain, jadi bukan karena saat memeras pakaiannya.oJangan menyusui bayi jika bunda sedang
sakit.Penyakit yang diderita ibu menyususi tidak dapat ditularkan melalui ASI.
Sebaliknya,saat ibu sedang sakit tubuh si ibu akan menghasilkan sistem kekebalan tubuh
yang lebih banyak dan akan ikut ke dalam ASI yang jika diminum si bayi, akan
meningkatkansistem kekebalan tubuhnya. Yang tidak boleh adalah menyusui bayi saat sakit
tanpa ada pelindung untuk ibu, contohnya pakai masker penutup mulut dan hidung saat flu
karenaakan memularkan penyakit, jadi bukan karena ASI.oPopok kain lebih baik daripada
diapers.Popok kain maupun diapers memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-
masing.Disatu sisi, popok kain memang lebih murah karena dapat digunakan berulang kali.
Namun, agak merepotkan karena harus selalu diganti setiap si kecil buang air besar.Disisi
lain, diapers lebih mahal, tetapi memiliki daya serap yang lebih tinggi, sehinggahanya perlu
diganti kalau popok sudah penuh atau buang air besar. Untuk menjaga kulitsi kecil,pastikan
ukuran diapers sesuai dengan tubuhnya.oApakah bayi perlu dipakaikan bedak setelah mandi
atau sehabis ganti popok?Lebih baik, oleskan baby cream. Karena penggunaan bedak di
daerah lipatan sepertitangan, kaki atau selangkangan dapat menggumpal. Jika gumpalan ini
bercampur dengankeringat akan menjadi sarang berkembangnya kuman dan bisa
menyebabkan iritasi.Partikel bedak yang terhirup bisa mengganggu pernapasannya.Bayi yang
mengalami kuning beberapa hari pasca kelahirannya harus dijemur diruangan
terbuka.Penyakit kuning yang diderita bayi merupakan proses alamiah dari pemecahan sel
darahibunya. Proses ini memang dapat terbantu oleh sinar matahari. Tapi kini, kontak
langsungsudah tidak disarankan. Sebaiknya, jemur dibalik kaca selama kira-kira 15 menit
untukmasing-masing bagian depan dan punggung bayi.oKetika bayi demam harus dikompres
air dingin.Setelah dikompres, tubuh yang awalnya panas mungkin akan terasa dingin begitu
diraba.Akan tetapi, ini bukan pertanda bahwa si kecil membaik. Sebaliknya, suhu dingin
darikompresan tersebut akan mengirim sinyal yang salah kepada tubuh anak.
Tubuhmungilnya akan menganggap bahwa cuaca sedang dingin dan akhirnya merasa
perlumemproduksi panas lagi. Jadi, lebih baik kompres dengan air hangat agar tubuhnya
berhenti memproduksi panas.oASI pertama yang berwarna kekuningan merupakan ASI yang
sudah basi dan tidak baikdikonsumsi bayi.ASI pertama adalah kolostrum yang mengandung
zat kekebalan tubuh dan kaya akan protein. Warna dan penampilan ASI putih keruh serta
encer sering pula diasumsikansebagai ASI kualitas jelek. Warna dan kejernihan ASI sangat
tergantung bahan nutrienyang terkandung di dalamnya.Tak ada ibu yang mempunyai ASI
seputih dan seindah penampilan susu formula. Namun begitu, kualitas ASI tak dapat
ditandingi oleh susu formula manapun.oBayi harus tidur dengan botol susu.Penggunaan alat
ini memang membantu bayi tidur lebih cepat. Akan tetapi, penggunaan botol susu dapat
meningkatkan resiko si kecil terkena infeksi telinga karena susu yangseharusnya diminum
justru mengalir ke saluran eusthacius ( penghubung antaratenggorokan bagian belakang dan
telinga bagain belakang ). Jadi, jika ingin memberi sikecil susu melalui botol, sebaiknya
angkat dulu si kecil dan pastikan kepalanya lebihtinggi dari badan.Dalam menghadapi mitos-
mitos yang telah berkembang di masyarakat, kita harusmengadakan adanya suatu promosi
kesehatan, salah satunya berupa penyuluhan. Bidan berperan untuk menjelaskan apa yang
sebenarnya harus dilakukan oleh masyarakatterkhusus bagi para ibu nifas agar dapat
memberikan yang terbaik untuk sang bayi.Materi penyuluhan ialah yang berkaitan dengan
mitos-mitos yang merugikan sedangkankita memberikan bimbingan pada masyarakat tentang
mitos baik yang tetap diyakini agartak ada kesalahpahaman dalam mengartikan mitos yang
ada. Karena kebudayaan antarasuatu daerah dengan daerah lainnya berbeda-beda.Ada
baiknya bagi para ibu nifas untuk melakukan konsultasi kepada para bidan agardapat
menentukan yang terbaik untuk kesehatan dan tumbuh kembang sang bayi
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Di Indonesia, masih banyak ibu-ibu yang menganggap kehamilan sebagai hal yang biasa,
alamiah dan kodrati. Mereka merasa tidak perlu memeriksakan dirinya secara rutin ke bidan
ataupun dokter. Masih banyaknya ibu-ibu yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan
kehamilan menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi yang mungkin
dialami oleh mereka. Resiko ini baru diketahui pada saat persalinan yang sering kali karena
kasusnya sudah terlambat dapat membawa akibat fatal yaitu kematian. Hal ini kemungkinan
disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya informasi.
Permasalahan lain yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan adalah masalah gizi. Hal
ini disebabkan karena adanya kepercayaan-kepercayaan dan pantangan-pantangan terhadap
beberapa makanan. Sementara, kegiatan mereka sehari-hari tidak berkurang ditambah lagi
dengan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan yang sebenarnya sangat dibutuhkan
oleh wanita hamil. Tentunya hal ini akan berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan
janin.

B. SARAN
Saran yang kami berikan untuk para pembaca makalah ini, yaitu: sebaiknya aspek sosial
budaya yang ada selama persalinan dapat disaring, karena tidak setiap aspek sosial budaya
yang masuk memberi dampak positif tapi kadang juga memberi dampak negatif.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/410286937/ASPEK-SOSIAL-BUDAYA-PRA-
PERKAWINAN-PERKAWINAN-DAN-KEHAMILAN-docx
https://id.scribd.com/document/172089783/Aspek-Sosial-Budaya-Pada-Setiap-
Trimester[22.10, 10/12/2021] Indah Camaba: http://anysws.blogspot.com/2014/02/mklh-
isbd.html?m=1https://id.scribd.com/doc/106310410/Aspek-Sosial-Budaya-Dalam-Masa-
Nifashttps://id.scribd.com/document/372481771/Aspek-Sosial-Budaya-Yang-Berkaitan-
Dengan-Bayi-Baru-Lahir

Anda mungkin juga menyukai