Disusun Oleh:
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Aspek yang mempengaruhi
perilaku sehat dan berkaitan dengan status kesehatan ibu, balita dan keluarga." dengan
tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sosioantropologi. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Aspek apa saja yang
mempengaruhi perilaku sehat dan berkaitan dengan status kesehatan ibu, balita dan
keluarga bagi para pembaca dan juga bagi kami.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
sosioantropologi, Bapak Sugita, A.Md.Kep,S.Pd,M.Pd’s
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................1
KATA PENGANTAR………..……………………………………………….2
DAFTAR ISI....................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
C. Aspek sosial budaya selama masa persalinan kala I, II, III, IV.......................9
BAB V PENUTUP…………………………………………………………..
A. Kesimpulan....................................................................................…23
B. Saran............................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 25
3
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian aspek sosial budaya pada setiap perkawinan?
2. Pengertian aspek sosial budaya pada trimester kehamilansistem?
3. Bagaimana aspek sosial budaya selama masa persalinan kala I, II, III,
IV?
4. Bagaimana aspek sosial dalam masa nifas?
5
5. Bagaimana aspek sosial budaya yang berkaitan dengan bayi dan balita?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang aspek sosial budaya pada setiap perkawinan
2. Untuk mengetahui tentang aspek sosial budaya pada trimester
kehamilan
3. Untuk mengetahui tentang aspek sosial budaya selama masa persalinan
kala I, II, III, IV
4. Untuk mengetahui tentang aspek sosial dalam masa nifas
5. Untuk mengetahui tentang aspek sosial budaya yang berkaitan dengan
bayi dan balita
6
BAB II
PEMBAHASAN
8
hamil cukup tinggi terutama di daerah pedesaan. Di Jawa Tengah, ada kepercayaan
bahwa ibu hamil pantang makan telur karena akan mempersulit persalinan dan pantang
makan daging karena akan menyebabkan perdarahan yang banyak. Sementara di salah
satu daerah di jawa Barat, ibu yang kehamilannya memasuki 4-6 bulan sengaja harus
mengurangi makannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan. Di
masyarakat Betawi berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting
karena dapat menyebabkan ASI menjadi asin. Dan memang, selain ibunya kurang gizi,
berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah. Tentunya hal ini sangat mempengaruhi
daya tahan dan kesehatan si bayi.
9
oleh wanita hamil. Tentunya hal ini akan berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan
janin.
Ada beberapa kepercayaan yang berhubungan dengan persalinan, antara lain:
1. Di Jawa Tengah, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang makan telur karena
akan mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan
menyebabkan perdarahan yang banyak. Dampak dari hal ini yaitu ibu hamil
kekurangan gizi yang sangat penting.
10
secara psikologis, ibu hamil meyakini, dengan minum dua sendok minyak kelapa
dapat memperlancar persalinannya.
7. Minum madu dan telur dapat menambah tenaga untuk persalinan. Madu tidak
boleh sembarangan dikonsumsi ibu hamil. Jika BB-nya cukup, sebaiknya jangan
minum madu karena bisa mengakibatkan overweight. Bukankah madu termasuk
karbohidrat yang paling tinggi kalorinya. Jadi, madu boleh diminum hanya jika
BB-nya kurang. Begitu BB naik dari batas yang ditentukan, sebaiknya
segera dihentikan. Tetapi telur tidak masalah, karena mengandung protein yang
juga menambah kalori.
8. Ada suatu kepercayaan yang mengatakan minum rendaman air rumput Fatimah
akan merangsang mulas. Rumput Fatimah bisa membuat mulas pada ibu hamil
karena menyebabkan kontraksi. Penggunaan rumput fatimah ini sangat
berbahaya karena dapat menyebabkan kematian pada ibu. Meminum rumput
fatimah akan membuat kontraksi menjadi abnormal.
9. Makan daun kemangi membuat ari-ari lengket, hingga mempersulit persalinan.
Yang membuat lengket ari-ari bukan daun kemangi, melainkan ibu yang pernah
mengalami dua kali kuret atau punya banyak anak, misal empat anak. Ari-ari
lengket bisa berakibat fatal karena kandungan harus diangkat. Ibu yang pernah
mengalami kuret sebaiknya melakukan persalinan di RS besar, sehingga bila
terjadi sesuatu dapat segera ditangani.
Di daerah pedesaan, kebanyakan ibu hamil masih mempercayai dukun beranak
untuk menolong persalinan yang biasanya dilakukan di rumah. Beberapa penelitian
yang pernah dilakukan mengungkapkan bahwa masih terdapat praktek-praktek
persalinan oleh dukun yang dapat membahayakan si ibu. Penelitian Iskandar dkk (1996)
menunjukkan beberapa tindakan/praktek yang membawa resiko infeksi seperti "ngolesi"
(membasahi vagina dengan minyak kelapa untuk memperlancar persalinan), "kodok"
(memasukkan tangan ke dalam vagina dan uterus untuk mengeluarkan plasenta) atau
"nyanda" (setelah persalinan, ibu duduk dengan posisi bersandar dan kaki diluruskan ke
depan selama berjam-jam yang dapat menyebabkan perdarahan dan pembengkakan).
Pemilihan dukun beranak sebagai penolong persalinan pada dasarnya disebabkan karena
beberapa alasan antara lain dikenal secara dekat, biaya murah, mengerti dan dapat
membantu dalam upacara adat yang berkaitan dengan kelahiran anak serta merawat ibu
dan bayi sampai 40 hari.
11
Disamping itu juga masih adanya keterbatasan jangkauan pelayanan kesehatan yang
ada. Walaupun sudah banyak dukun beranak yang dilatih, namun praktek-praktek
tradisional tertentu masih dilakukan. lnteraksi antara kondisi kesehatan ibu hamil
dengan kemampuan penolong persalinan sangat menentukan hasil persalinan yaitu
kematian atau bertahan hidup. Secara medis penyebab klasik kematian ibu akibat
melahirkan adalah perdarahan, infeksi dan eklamsia (keracunan kehamilan). Kondisi-
kondisi tersebut bila tidak ditangani secara tepat dan profesional dapat berakibat fatal
bagi ibu dalam proses persalinan. Namun, kefatalan ini sering terjadi tidak hanya karena
penanganan yang kurang baik tepat tetapi juga karena ada faktor keterlambatan
pengambilan keputusan dalam keluarga. Terutama di daerah pedesaan, keputusan
terhadap perawatan medis apa yang akan dipilih harus dengan persetujuan kerabat yang
lebih tua; atau keputusan berada di tangan suami yang seringkali menjadi panik melihat
keadaan krisis yang terjadi. Kepanikan dan ketidaktahuan akan gejala-gejala tertentu
saat persalinan dapat menghambat tindakan yang seharusnya dilakukan dengan cepat.
Tidak jarang pula nasehat-nasehat yang diberikan oleh teman atau tetangga
mempengaruhi keputusan yang diambil. Keadaan ini seringkali pula diperberat oleh
faktor geografis, dimana jarak rumah si ibu dengan tempat pelayanan kesehatan cukup
jauh, tidak tersedianya transportasi, atau oleh faktor kendala ekonomi dimana ada
anggapan bahwa membawa si ibu ke rumah sakit akan memakan biaya yang mahal.
Selain dari faktor keterlambatan dalam pengambilan keputusan, faktor geografis dan
kendala ekonomi, keterlambatan mencari pertolongan disebabkan juga oleh adanya
suatu keyakinan dan sikap pasrah dari masyarakat bahwa segala sesuatu yang terjadi
merupakan takdir yang tak dapat dihindarkan.
Selain pada masa hamil, pantangan-pantangan atau anjuran masih diberlakukan
juga pada masa pasca persalinan. Pantangan ataupun anjuraan ini biasanya berkaitan
dengan proses pemulihan kondisi fisik misalnya, ada makanan tertentu yang sebaiknya
dikonsumsi untuk memperbanyak produksi ASI; ada pula makanan tertentu yang
dilarang karena dianggap dapat mempengaruhi kesehatan bayi. Secara tradisional, ada
praktek-praktek yang dilakukan oleh dukun beranak untuk mengembalikan kondisi fisik
dan kesehatan si ibu. Misalnya mengurut perut yang bertujuan untuk mengembalikan
rahim ke posisi semula, memasukkan ramuan-ramuan seperti daun-daunan kedalam
vagina dengan maksud untuk membersihkan darah dan cairan yang keluar karena proses
persalinan atau memberi jamu tertentu untuk memperkuat tubuh. Selain itu, kelancaran
persalinan juga sangat tergantung faktor mental dan fisik si ibu, antara lain:
12
1. Faktor fisik berkaitan dengan bentuk panggul yang normal dan seimbang
dengan besar bayi
2. Faktor mental berhubungan dengan psikologis ibu, terutama kesiapannya
dalam melahirkan. Bila ia takut dan cemas, bisa saja persalinannya jadi tidak
lancar hingga harus dioperasi. Ibu dengan mental yang siap bisa mengurangi
rasa sakit yang terjadi selama persalinan.
3. Faktor lain yang juga harus diperhatikan adalah riwayat kesehatan ibu, apakah
pernah menderita diabetes, hipertensi atau sakit lainnya, gizi ibu selama hamil,
apakah mencukupi atau tidak, dan lingkungan sekitar, apakah men-support
atau tidak karena ada kaitannya dengan emosi ibu. Ibu hamil tak boleh cemas
karena akan berpengaruh pada bayinya. Bahkan, berdasarkan penelitian, ibu
yang cemas saat hamil bisa melahirkan anak hiperaktif, sulit konsentrasi dalam
belajar, kemampuan komunikasi yang kurang, dan tak bisa kerja sama.
Dilarang makan telur, daging, udang, ikan laut dan lele, keong ,daun
lembayung, buah pare, nenas, gula merah, dan makanan yang berminyak.
Dampak positif: tidak ada;
13
Dampak negative :merugikan karena masa nifas memerlukan makanan yang
bergizi seimbang agar ibu dan bayi sehat.
Setelah melahirkan atau setelah operasi hanya boleh makan tahu dan tempe
tanpa garam ngayep dilarang banyak makan dan minum, makanan harus
disangan/dibakar.
Dampak positif: tidak ada;
dampak negative :merugikan karena makanan yang sehat akan mempercepat
penyembuhan luka.
Masa nifas /saat menyusui setelah waktunya Maghrib harus puasa tidak
makan-makanan yang padat.
Dampak positif: Hal ini dibenarkan karena dalam faktanya masa nifas setelah
maghrib dapat menyebabkan badan masa nifas mengalami penimbunan
lemak, disamping itu organ-organ kandungan pada masa nifas belum pulih
kembali.
16
perkembangan balita tidak berjalan bersamaan dengan perkembangan
atau pertumbuhan yang lainnya, maka orang tua tidak perlu khawatir
karena tumbuh kembang balita tersebut bertahap dan berbeda-beda setiap
anak.
Dampak negatif : kepercayaan ini dapat dipatahkan apabila tumbuh
kembang anak berjalan bersamaan.
7. Mitos : jika menjelang magrib anak kecil biasanya tidak diperbolehkan
untuk keluar dari rumah dan biasanya orang tua menakut-nakutinya akan
dibawa genderuwo bila anak berada diluar rumah. Hal ini bertujuan agar
anak tetap berada didalam rumah.
Dampak positif : hai ini bertujuan agar anak tidak terkena angin malam
yang dapat menyebabkan anak sakit.
Dampak negatif : tidak ada
8. Mitos : jika rambut anak basah maka dapat masuk angin.
Fakta : kedinginan belum tentu mempengaruhi sistem kekebalan tubuh
secara langsung
Dampak positif : bila kondisi anak dalam keadaan kekebalan tubuhnya
kurang makakedinginan dapat mengakibatkan flu dan kembung.
Dampak negatif : tidak ada.
9. Mitos : anak perlu makan ketika kedinginan dan meminum banyak air
ketika demam.
Fakta : hal yang seharusnya dilakukan adalah menjaga keseimbangan
komposisi tubuh. Meskipun demikian anak tidak perlu mengkonsumsi
minuman elektrolit bila tidak mengalami dehidrasi ataupun diare.
Dampak positif : makan dan minum sangat diperlukan pada saat anak
mengalamisakit.karena untuk mempertahankan daya tahan tubuhnya.
Makan dan minum pada saat kedinginan tetap dianjurkan asalkan tidak
berlebihan.
Dampak negatif : jika anak banyak cairan maka akan mudah terserang
penyakit, begitupun sebaliknya.
10. Mitos : anak tidak nafsu makan karena kurang vitamin
Fakta : mencekokkan vitamin dianggap bisa mengembalikan nafsu
17
makan anak. Padahal hilangnya nafsu makan anak disebabkan karena
banyak hal, seperti karena sakit tenggorokan, sariawan, gigi tumbuh,
anak flu, atau terkena TBC.
Dampak positif : boleh memberikan vitamin pada anak asal sesuai
dengan kebutuhan dan tidak tergantung pada vitamin tersebut.
Dampak negatif : pemberian vitamin yang berlebihan justru bisa
membuat anak kehilangan nafsu makan. Terutama jika kelebihan vitamin
C alias asam karbonat, dapat menyebabkan perut perih apalagi jika anak
makan tidak teratur, bisa saja terjadi luka dilambung.
18
BAB III
SOAL LATIHAN BESERTA KUNCI JAWABAN
Jawaban Benar : D
2. Kegiatan pembinaan apa yang dilakukan oleh seorang bidan dalam aspek sosial
budaya pada setiap perkawinan?
A. Memberikan sosiali terhadap remaja tentang bahaya menikah pada usia
dini
B. Memberikan pendampingan pada ibu yang tengah hamil hingga
melahirkan
C. Mengajukan asuhan pelayanan kebidana yang memadai
D. Mempromosikan kesehatan agar peran serta ibu dalam upaya
kesehatan ibu, anak dan keluarga meningkat
Jawaban Benar : D
Jawaban Benar : C
Dari pernyataan diatas, ketiga faktor tersebut termasuk dalam faktor mental dan
fisik ibu yang berpengaruh terhadap?
A. Kepercayaan Persalinan
B. Kelancaran Persalinan
C. Kesehatan Keluarga
D. Perawatan Bayi
Jawaban Benar : B
6. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sanserketa yaitu buddhayah yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi
A. Budi atau akal
B. Budi atau ilmu
C. Akal atau cerdas
D. Karsa atau cipta
Jawaban benar : A
7. Masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan
yang lamanya enam minggu merupakan pengertian dari?
A. Masa persalinan
B. Masa pernikahan
C. Masa nifas
D. Masa kritis
Jawaban benar : C
8. Suatu hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia untuk mencapai tujuan
bersama pada masa sesudah persalinan merupakan pengertian dari?
A. Aspek sosial budaya pada masa nifas
B. Aspek sosial budaya pada Ibu melahirkan
C. Aspek sosial budaya pada setiap perkawinan
D. Aspek sosial budaya selama masa persalinan kala I, II, III, IV
Jawaban benar : A
Jawaban benar : A
10. Masa dimana seorang anak membutuhkan perhatian dan kesehatan agar dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal merupakan pengetian dari?
A. Masa Dewasa
B. Masa Lanjut Usia
C. Masa Balita
D. Masa Nifas
Jawaban Benar : C
Jawaban Benar : A
12. Mengapa mitos-mitos yang lahir dimasyarakat ini kebenarannya kadang tidak
masuk akal dan bahkan dapat berbahaya bagi balita?
A. kurangnya pengetahuan masyarakat tentang merawat balita.
B. Rasa ingin tahu yang tinggi
C. Minat literasi yang tinggi
D. Selalu ingin tahu hal baru
Jawaban Benar : A
13. Berikut ini hal-hal yang dapat menyebabkan gigi berlubang adalah, kecuali ?
A. Minum susu dengan botol sampai tertidur
B. Malas membersihkan gigi dan mulut.
C. Sehari sikat gigi 1x sehari
D. Rajin sikat gigi minial 2x sehari
Jawaban Benar : D
21
BAB IV
GLOSARIUM
Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh dokter atau
bidan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik dari ibu hamil.
Baby walker adalah alat yang biasa digunakan untuk membantu anak belajar
berjalan tanpa perlu diawasi kemanapun.
Dehidrasi adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh hilangnya cairan dalam
tubuh dari yang didapatkan.
22
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil yaitu:
Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak tersebut diyakini
memerlukan pengetahuan aspek sosial budaya untuk melakukan pendekatan-
pendekatan guna melakukan perubahan terhadap kebiasaan yang tidak
mendukung peningkatan kesehatan ibu dan anak. Perawatan kehamilan
merupakan salah satu faktor yang amat perlu diperhatikan untuk mencegah
terjadinya komplikasi dan kematian ketika persalinan, disamping itu juga
untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan janin. Permasalahan pada
kehamilan dan persalinan dipengaruhi oleh faktor nikah pada usia muda,
adanya preferensi terhadap jenis kelamin anak khususnya pada beberapa suku
dan masalah gizi, hal ini desebabkan karena adanya kepercayaan dan
pantangan terhadap makanan.
Pemilihan dukun beranak sebagai penolong persalinan disebabkan karena
beberapa alasan antara lain dikenal secara dekat, biaya murah, mengerti dan
dapat membantu dalam upacara adat. Disamping itu juga masih adanya
keterbatasan jangkauan pelayanan kesehatan yang ada. Keadaan ini seringkali
pula diperberat oleh faktor geografis dan faktor ekonomi bahwa membawa si
ibu ke rumah sakit akan memakan biaya mahal.
Kemudian masa balita adalah masa dimana seorang anak membutuhkan
perhatian dan kesehatan agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Dimana pada masa ini peran serta orang tua sangat penting untuk menjaga
pola makan dan kebutuhan balita itu sendiri. Gizi yang seimbang dan kasih
sayang sangat penting dalam menjaga pertumbuhan balita. Aspek sosial
budaya merupakan sesuatu yang mendasar berkaitan dengan akal dan
pemikiran manusia dalam kehidupan sosial. Karenanya berkembang mitos
dan fakta yang ada dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dikarenakan
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang merawat balita.
23
A. SARAN
Adapun saran dari kami makalah ini yaitu gunakan makalah ini sebaik-
baiknya, apabila terdapat kekurangan, baik dalam penulisan maupun
penjabaran yang kami jelaskan kami memohon maaf sebesar-besarnya. Kami
senantiasa menerima saran dan kritik yang sifatnya membangun. Semoga dapat
diambil manfaat serta menjadi referensi makalah yang akan datang.
24
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/embeds/117932100/content?
start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf
diakses pada 20 November 2021
https://www.scribd.com/embeds/39993453/content?
start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf
diakses pada 20 November 2021
https://www.scribd.com/embeds/421167711/content?
start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf
diakses pada 21 November 2021
https://id.scribd.com/document/394369319/Makalah-Aspek-Sosial-Budaya-Pada-Massa-
Nifas-a diakses pada 19 November 2021
https://id.scribd.com/document/358433893/Aspek-Sosial-Budaya-Pada-Setiap-Trimester-
Kehamilan diakses pada 19 November 2021