Anda di halaman 1dari 17

TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN GERONTIK NASIONAL DAN INTERNASIONAL

Dosen Pengampu : Dewi Nurhanifah, Ns., M.Kep

Disusun oleh :
Muhammad Rifky 1714201310009
Norhidayah 1714201310010
Lenia Asyifa 1714201310013
M. Zain Ramadhani 1714201310015

Program Studi S1 Keperawatan Bilingual


Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan
Banjarmasin
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................i
BAB I.....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan.....................................................................................................................2
1.3 Manfaat Penulisan...................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................................................3
2.1 Definisi Trend dan Isu Keperawatan.......................................................................................3
2.2 Fenomena Lansia.....................................................................................................................3
2.3 Fenomena Demografi..............................................................................................................4
2.4 Fenomena Bio-Psiko-Sosio-Spiritual dan Penyakit Lansia.....................................................5
2.5 Permasalahan Pada Lansia......................................................................................................6
2.6 Pendekatan Perawatan Gerontik..............................................................................................7
2.7 Masalah Kesehatan Gerontik...................................................................................................7
2.8 Upaya Pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia........................................................................9
2.9 Legal And Ethical Issues Internasional.................................................................................10
2.10 Dampak Keperawatan Gerontik............................................................................................11
2.11 Geriatrik dapat diperhatikan dalam banyak pengaturan........................................................11
2.12 Rehabilitasi Gerontik.............................................................................................................13
BAB III................................................................................................................................................14
PENUTUP...........................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................14
3.2 Saran......................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan menurut
badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) ada tiga aspek yang perlu
dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek social. Secara biologis
penduduk lansia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus yang
ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik sehingga rentannya terhadap penyakit yang dapat
menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan karena perubahan berbagai macam dalam struktur,
fungsi, sel dan jaringan serta sistem organ. Secara ekonomi penduduk lansia lebih dipandang
sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan bahwa tidak lagi
memberikan banyak manfaat bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa kehidupan masa tua
sering sekali dipersepsikan secara negative sebagai beban keluarga dan masyarakat. Dari aspek
social, penduduk lansia merupakan satu kelompok social sendiri.
Seiring berjalannya waktu, proses penuaan memang tidak bisa dihindarkan. Keinginan semua
orang adalah bagaimana agar tetap tegar dalam menjalani hari tua yang berkualitas dan penuh
makna. Hal ini dapat dipertimbangkan mengingat usia harapan hidup penduduk yang semakin
meningkat. Menjadi tua adalah suatu proses naturnal dan kadang-kadang tidak tampak
mencolok. Penuaan akan terjadi pada semua sistem tubuh manusia dan tidak semua sistem
akan mengalami kemunduran pada waktu yang sama. Meskipun proses menjadi tua merupakan
gambaran yang universal, tidak seorangpun mengetahui dengan pasti penyebab penuaan atau
mengapa manusia menjadi tua pada saat usia yang berbeda-beda.
Penuaan terjadi tidak secara tiba-tiba, tetapi berkembang dari masa bayi, anak-anak, dewasa,
dan akhirnya menjadi tua. Seseorang dengan usia kronologis 70 tahun mungkin dapat memiliki
usia fisiologis seperti orang usia 50 tahun. Atau sebaliknya, seseorang dengan usia 50 tahun
mungkin memiliki banyak penyakit kronis sehingga usia fisiologisnya 90 tahun.
Menua bukanlah suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan
dengan berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar
tubuh. Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering
menghinggapi kaum lanjut usia dengan penurunan kualitas hidup sehingga status lansia dalam
kondisi sehat atau sakit.

1
Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh instansi pemerintah diantaranya pelayanan kesehatan,
sosial, ketenagakerjaan dan lainnya telah dikerjakan pada berbagai tingkatan, yaitu tingkat
individu lansia, kelompok lansia, keluarga, Panti Sosial Tresna Wreda (PSTW), Sarana
pelayanan kesehatan tingkat dasar (primer), tingkat pertama (sekunder), tingkat lanjutan,
(tersier) untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada lansia.
Adapun program kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia yang diperuntukkan khusunya
bagi lansia adalah JPKM yang merupakan salah satu program pokok perawatan kesehatan
masyarakat yang ada di puskesmas sasarannya adalah yang didalamnya ada keluarga lansia.
Perkembangan jumlah keluarga yang terus menerus meningkat dan banyaknya keluarga yang
berisiko tentunya menurut perawat memberikan pelayanan pada keluarga secara professional.
Tuntutan ini tentunya membangun “ Indonesia Sehat 2010 “ yang salah satu strateginya adalah
Jaminan Pemeliharan Kesehatan Masyarakat (JPKM). Dengan strategi ini diharapkan lansia
mendapatkan yang baik dan perhatian yang selayaknya.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan pembuatan makalah ini salah satunya untuk memenuhi tugas “Keperawatan
Gerontik” disamping itu juga bertujuan untuk memberikan informasi, gambaran, keterangan
serta penjelasan-penjelasan mengenai “Trend dan Issu dalam Keperawatan Gerontik”.

1.3 Manfaat Penulisan


Manfaat penulisan makalah ini di harapkan Mahasiswa atau pembaca mendapatkan
informasi informasi tentang “Trend dan Isu dalam Keperawatan Gerontik” dan mengetahui
cara atau langkah yang dapat dilakukan dalam pemberian Keperawatan pada lansia.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Trend dan Isu Keperawatan


Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa, tren juga dapat
didefinisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada saat ini yang biasanya
sedang popular di kalangan masyarakat. Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh
banyak orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta.
Issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi
pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum,
pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang krisis. Issu
adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak namun belum jelas faktanya atau
buktinya
Trend dan Isu Keperawatan adalah sesuatu yang sedang dibicarakan banyak orang tentang
praktek/mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta ataupun tidak, trend dan issu
keperawatan tentunya menyangkut tentang aspek legal dan etis keperawatan.

2.2 Fenomena Lansia
2.2.1 Pengertian
Menurut pasal UU No.13 tahun1998 pasal 1 ayat (2), (3), (4) tentang kesehatan
dikatakan bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun.
Menurut Wirakartakusumah lansia adalah seorang pria atau wanita yang berusia enam
puluh tahun keatas baik secara masih berkemampuan atau pun karena sesuatu hal tidak
lagi mampu berperan aktif dalam pembangunan.
2.2.2 Teori-Teori Proses Menua
1) Teori Biologi
a. Teori seluler
Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dan kebanyakan sel-
sel tubuh di program untuk membelah 50 kali. Jika sebuah sel pada lansia dilepas
dari tubuh da dibiakkan dilaboratorium, lalu diobservasi, jumlah sel-sel yang akan
membelah,jumlah sel yang akan membelah akan terlihat sedikit.

b. Teori Genetik

3
Menurut teori ini manula telah di program secara genetic untuk species-species
tertentu. Tiap species mempunyai didalam nuclei (inti selnya) suatu jam genetic
yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu.
c. Sintesis Protein
Jaringan seperti kulit dan kartilago kehilangan elastisitasnya pada lansia. Proses
kehilangan elastisitas ini dihubungkan dengan adanya perubahan kimia pada
komponen protein daalam jaringan tersebut.
d. Sistem Imun
Kemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada masa penuaan.
2) Teori Psikologis
a. Aktivitas atau Kegiatan
Seorang yang dimasa mudanya aktif dan terus memelihara keaktifannya setelah
menua. Sense of integrity yang di bangun di masa mudanya tetap terpelihara di
masa tua.
b. Kepribadian berlanjut
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada usia lanjut. Identity pada
lansia yang sudah mantap memudahkan dalam memelihara hubungan dengan
masyarakat, melibatkan diri dengan masalah di masyarakat, keluarga dan hubungan
interpersonal.
c. Teori Pembebasan
Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduran individu
dengan individu lainnya

2.3 Fenomena Demografi


Pada tahun 2000 jumlah lansia diproyeksikan sebesar 7,28% dan pada tahun 2002 menjadi
sebesar 11,34% (BPS,1992). Data Biro Sensus Amerika Serikat memperkirakan Indonesia
akan mengalami pertambahan warga lanjut usia terbesar di seluruh dunia pada tahun 1990-
2025, yaitu sebesar 414% (Kinsella dan Taeuber, 1993).
Menurut Dinas Kependudukan Amerika Serikat (1999), jumlah populasi lansia berusia 60
tahun atau lebih diperkirakan hamper mencapai 600 juta orang dan diproyeksikan menjadi 2
milyar pada tahun 2050, saat itu lansia akan melebihi jumlah populasi anak  (0-14 tahun).
Proyeksi penduduk oleh Biro Pusat Statistik menggambarkan bahwa antara tahun 2050-2010
jumlah lansia akan sama dengan jumlah anak balita yaitu sekitar 19  juta jiwa atau 8,5% dari

4
seluruh jumlah penduduk. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan
dampak positif terhadap kesejahteraan yang terlihat dari Angka Harapan Hidup (AHH) yaitu :
 AHH di Indonesia tahun 1971 : 46,6 tahun
 AHH di Indonesia tahun 2000 : 67,5 tahun
Sebagaimana dilaporkan oleh Expert Committae on Health of the Erderly: Di Indonesia
akan diperkirakan beranjak dari peringkat ke sepuluh pada tahun 1980 ke peringkat enam pada
tahun 2020, di atas Brazil yang menduduki peringkat ke sebelas tahun 1980.
Pada tahun 1990 jumlah penduduk yang berusia 60 tahun kurang lebih 10 juta jiwa/ 5.5%
dari total populasi penduduk. Pada tahun 2020 diperkirakan meningkat 3x,menjadi kurang
lebih 29 juta jiwa/11,4% dari total populasi penduduk (lembaga Demografi FE-UI-1993).
Dari hasil tersebut diatas terdapat hasil yang mengejutkan yaitu:
1) 62,3% lansia di Indonesia masih berpenghasilan dari pekerjaannya sendiri.
2) 59,4% dari lansia masih berperan sebagai kepela keluarga.
3) 53% lansia masih menanggung beban kehidupan keluarga.
4) Hanya 27,5% lansia mendapat penghasilan dari anak atau menantu.
Kesejahteraan penduduk usia lanjut karena kondisi fisik dan/atau mentalnya tidak 
memungkinkan lagi untuk berperan dalam pembangunan, maka lansia perlu mendapat
perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat (GBHN, 1993). Berbagai upaya telah
dilaksanakan oleh instansi pemerintah diantaranya pelayanan kesehatan, sosial,
ketenagakerjaan dan lainnya telah dikerjakan pada berbagai tingkatan, yaitu tingkat individu
lansia, kelompok lansia, keluarga, Panti Sosial Tresna Wreda (PSTW), Sarana pelayanan
kesehatan tingkat dasar (primer), tingkat pertama (sekunder), tingkat lanjutan, (tersier) untuk
mengatasi permasalahan yang terjadi pada lansia.

2.4 Fenomena Bio-Psiko-Sosio-Spiritual dan Penyakit Lansia


2.4.1 Penurunan fisik
2.4.2 Perubahan mental
2.4.3 Perubahan-perubahan Psikososial

Karakteristik Penyakit pada Lansia:


1) Penyakit sering multiple, yaitu saling berhubungan satu sama lain.
2) Penyakit bersifat degeneratif yang sering menimbulkan kecacatan.
3) Gejala sering tidak jelas dan berkembang secara perlahan.

5
4) Sering bersama-sama problem psikologis dan sosial.
5) Lansia sangat peka terhadap penyakit infeksi akut.
6) Sering terjadi penyakit iatrogenik.

Hasil Penelitian Profil Penyakit Lansia di 4 Kota (Padang, Bandung, Denpasar dan Makassar)
sbb:
1) Fungsi tubuh yang dirasakan menurun : penglihatan (76,24%), daya ingat (69,39%), seksual
(58,04%), kelenturan(53,23%), gigi dan mulut (51,12%).
2) Masalah kesehatan yang sering muncul : sakit tulang atau sendi (69,39%), sakit kepala
(51,15%), daya ingat menurun (38,51%), selera makan menurun (30,08%), mual/perut perih
(26,66%), sulit tidur (24,88%), dan sesak nafas (21,28%).
3) Penyakit kronis : rematik (33,14%), darah tinggi (20,66%), gastritis (11,34%), dan jantung
(6,45%).

2.5 Permasalahan Pada Lansia


2.5.1 Permasalahan Umum
1) Makin besar jumlah lansia yang berada di bawah garis kemiskinan.
2) Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia lanjut
kurang diperhatikan,dihargai dan dihormati.
3) Lahirnya kelompok masyarakat industry.
4) Masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional pelayanan lanjut usia.
5) Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan lansia.
2.5.2 Permasalahan Khusus
1) Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik fisik,mental
maupun sosial.
2) Rendahnya produktifitas kerja lansia.
3) Banyaknya lansia yang miskin,terlantar dan cacat
4) Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan masyarakat
individualistik.
5) Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat mengganggu
kesehatan fisik lansia.

6
2.6 Pendekatan Perawatan Gerontik
2.6.1 Pendekatan Fisik
Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia ada 2 bagian yaitu :
1) Klien lanjut usia yang masih aktif, yang masih mampu bergerak tanpa bantuan
orang lain.
2) Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun yang mengalami kelumpuhan
atau sakit.
2.6.2 Pendekatan Psikis
Perawatan mempunyai peranan yang panjang untuk mengadakan pendekatan edukatif
pada klien lanjut usia, perawat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap segala
sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia pribadi dan sebagai sahabat yang
akrab.
2.6.3 Pendekatan Spiritual
Perawatan harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam
hubungannya dengan tuhan atau agama yang dianutnya, terutama jika klien dalam
keadaan sakit atau mendekati kematian.

2.7 Masalah Kesehatan Gerontik


2.7.1 Masalah Kehidupan Seksual
Adanya anggapan bahwa semua ketertarikan seks pada lansia telah hilang adalah
mitos atau kesalahpahaman. (parke, 1990). Pada kenyataannya hubungan seksual pada
suami isri yang sudah menikah dapat berlanjut sampai bertahun-tahun. Bahkan aktivitas
ini dapat dilakukan pada saat klien sakit aau mengalami ketidakmampuan dengan cara
berimajinasi atau menyesuaikan diri dengan pasangan masing-masing. Hal ini dapat
menjadi tanda bahwa maturitas dan kemesraan antara kedua pasangan sepenuhnya
normal. Ketertarikan terhadap hubungan intim dapat terulang antara pasangan dalam
membentuk ikatan fisik dan emosional secara mendalam selama masih mampu
melaksanakan.
2.7.2 Perubahan Perilaku
Pada lansia sering dijumpai terjadinya perubahan perilaku diantaranya: daya ingat
menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecendrungan penurunan merawat diri,
timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak menarik lagi, lansia sering
menyebabkan sensitivitas emosional seseorang yang akhinya menjadi sumber banyak
masalah.

7
2.7.3 Pembatasan Fisik
Semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran terutama
dibidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan penurunan pada peranan – peranan
sosialnya. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya ganggun di dalam hal mencukupi
kebutuhan hidupnya sehingga dapat meningkatkan ketergantunan yang memerlukan
bantuan orang lain.
2.7.4 Paliative Care
Pemberian obat pada lansia bersifat palliative care adalah obat tersebut ditunjukan
untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia. Fenomena poli fermasi dapat
menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi obat dan efek samping obat. Sebagai
contoh klien dengan gagal jantung dan edema mungkin diobatai dengan dioksin dan
diuretika. Diuretik berfungsi untu mengurangi volume darah dan salah satu efek
sampingnya yaitu keracunan digosin. Klien yang sama mungkin mengalami depresi
sehingga diobati dengan antidepresan. Dan efek samping inilah yang menyebaban
ketidaknyaman lansia.
2.7.5 Medikasi
Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan merupakan persoalan
yang sering kali muncul dimasyarakat atau rumah sakit. Persoalan utama dan terapi obat
pada lansia adalah terjadinya perubahan fisiologi pada lansia akibat efek obat yang luas,
termasuk efek samping obat tersebut. (Watson, 1992). Dampak praktis dengan adanya
perubahan usia ini adalah bahwa obat dengan dosis yang lebih kecil cenderung diberikan
untuk lansia. Namun hal ini tetap bermasalah karena lansia sering kali menderita
bermacam-macam penyakit untuk diobati sehingga mereka membutuhkan beberapa jenis
obat. Persoalan yang dialami lansia dalam pengobatan adalah :
a. Bingung
b. Lemah ingatan
c. Penglihatan berkurang
d. Tidak bias memegang
e. Kurang memahami pentingnya program tersebut unuk dipatuhi
f. Kesehatan mental

8
2.8 Upaya Pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia
2.8.1 Azas
Menurut WHO (1991) adalah to Add life to the Years that Have Been Added to life,
dengan prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi (participation), perawatan
(care), pemenuhan diri (self fulfillment), dan kehormatan (dignity). Azas yang dianut
oleh Departemen Kesehatan RI adalah Add life to the Years, Add Health to Life, and
Add Years to Life, yaitu meningkatkan mutu kehidupan lanjut usia, meningkatkan
kesehatan, dan memperpanjang usia.
2.8.2 Pendekatan
Menurut World Health Organization (1982), pendekatan yang digunakan adalag sebagai
berikut :
1) Menikmati hasil pembangunan (sharing the benefits of social development)
2) Masing-masing lansia mempunyai keunikan (individuality of aging persons)
3) Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal (nondependence)
4) Lansia turut memilih kebijakan (choice)
5) Memberikan perawatan di rumah (home care)
6) Pelayanan harus dicapai dengan mudah (accessibility)
7) Mendorong ikatan akrab antar kelompok/ antar generasi (engaging the aging)
8) Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia (mobility)
9) Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya (productivity)
10) Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia (self help care and
family care)
2.8.3 Jenis Pelayanan
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lim upaya kesehatan, yaitu
promotif, prevention, diagnosa dini dan pengobatan, pembatasan kecacatan, serta
pemulihan.
a. Promotif
Upaya promotif juga merupakan proses advokasi kesehatan untuk meningkatkan
dukungan klien, tenaga profesional dan masyarakat terhadap praktek kesehatan yang
positif menjadi norma-norma sosial.
Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia sebagai berikut :
1) Mengurangi cedera
2) Meningkatkan keamanan di tempat kerja
3) Meningkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk

9
4) Meningkatkan keamanan, penanganan makanan dan obat-obatan
5) Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut
b. Preventif
1) Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier. Contoh pencegahan primer :
program imunisasi, konseling, dukungan nutrisi, exercise, keamanan di dalam dan
sekitar rumah, menejemen stres, menggunakan medikasi yang tepat.
2) Melakukakn pencegahan sekuder meliputi pemeriksaan terhadap penderita tanpa
gejala. Jenis pelayanan pencegahan sekunder: kontrol hipertensi, deteksi dan
pengobatan kanker, skrining : pemeriksaan rektal, mamogram, papsmear, gigi,
mulut.
3) Melakukan pencegahan tersier dilakukan sesudah gejala penyakit dan cacat. Jenis
pelayanan mencegah berkembangnya gejala dengan memfasilisasi rehabilitasi,
medukung usaha untuk mempertahankan kemampuan anggota badan yang masih
berfungsi.
c. Rehabilitatif
2.8.4 Prinsip Pelayanan Kesehatan Lansia
a. Pertahankan lingkungan aman
b. Pertahankan kenyamanan, istirahat, aktifitas dan mobilitas
c. Pertahankan kecukupan gizi
d. Pertahankan fungsi pernafasan
e. Pertahankan aliran darah
f. Pertahankan kulit
g. Pertahankan fungsi pencernaan
h. Pertahankan fungsi saluran perkemihaan
i. Meningkatkan fungsi psikososial
j. Pertahankan komunikasi
k. Mendorong pelaksanaan tugas

2.9 Legal And Ethical Issues Internasional


Bantuan hukum menjadi perhatian banyak orang dewasa yang lebih tua. Layanan Legal
Multiguna Senior Center didukung oleh dana yang disahkan melalui Judul III Older American
Act. Undang-Undang Penentuan Nasib Sendiri Pasien tahun 1991 mengamanatkan arahan di
muka saat masuk ke fasilitas perawatan kesehatan.

10
Perawat yang bekerja dengan pasien lanjut usia harus mengidentifikasi area masalah etika yang
memengaruhi praktik. Perawat geriatri mengidentifikasi bahwa masalah ini termasuk yang
berikut ini
 Perawatan medis bedah pengobatan.
 Mengambil formulir persetujuan sambil melakukan prosedur apapun.
 Untuk mengevaluasi kemampuan pasien untuk membuat keputusan
 Perhatian etis lainnya untuk resusitasi.
 Masalah nutrisi atau hidrasi.
 Transfer ke unit intensif.
Perawat dapat membantu pasien, keluarga dan teman serta petugas kesehatan lainnya dengan
mengetahui saat dilema etika muncul. Perawat harus mendidik tentang hukum dan etika
organisasi.
1. Terus mengikuti implikasi etis dari bioteknologi baru.
2. Mengadvokasi komite etika kelembagaan untuk membantu dalam proses pengambilan
keputusan sehingga dapat mencegah segala jenis konflik.

2.10 Dampak Keperawatan Gerontik


Perawatan geriatrik adalah spesialisasi keperawatan yang mempromosikan kehidupan orang
lanjut usia. Mereka bekerja sama dengan para lansia, keluarga dan komunitas mereka untuk
mendukung penuaan yang sehat, fungsi maksimal, dan kualitas hidup. Orang tua ini berisiko
mengalami cedera dan penyakit seperti Alzheimer, penyakit Parkinson, atau osteoporosis.
Keperawatan geriatri bekerja di berbagai tempat, antara lain rumah sakit, komunitas,
perawatan di rumah dan juga di lingkungan Rehabilitasi, sehingga perawat geriatri dapat
memberikan perawatan sesuai dengan kebutuhannya. Dampaknya, para lansia akan merasa
puas dengan perawatannya yang akan ditransformasikan ke dalam hidup yang sejahtera dan
sehat.

2.11 Geriatrik dapat diperhatikan dalam banyak pengaturan


a. Pengaturan rumah sakit
Rumah sakit adalah organisasi perawatan kesehatan yang menyediakan perawatan
kesehatan untuk segala usia. Perawatan lansia dengan staf medis dan perawat khusus serta
peralatan medis dan juga dengan anggota tim kesehatan. Menurut penyakit mereka, pasien
lanjut usia ditempatkan di bangsal mereka masing-masing. Contoh jika pasien mengalami

11
penyakit jantung maka pasien berspesialisasi di bangsal jantung Segala jenis penyakit
kronis atau penyakit yang mengganggu kehidupan dapat disembuhkan dengan memberikan
perawatan yang berkualitas di rumah sakit karena semua peralatan yang diperlukan dan
juga anggota tim kesehatan tersedia 24x7 jam di rumah sakit untuk meningkatkan
kehidupan pasien dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Hidup akan aman dan selamat.
Paparan terhadap lingkungan baru terkadang dapat menciptakan kecemasan, perawat ada di
sana, untuk membantu mereka dan memberi mereka dukungan psikologis sebagai terapi
pengalihan dan membuat mereka merasa aman dan terjamin dengan berinteraksi dengan
mereka dan juga dengan memotivasi mereka.
b. Pengaturan komunitas
Fokus utama keperawatan berbasis komunitas adalah perawatan berorientasi penyakit
khusus untuk geriatri dan keluarga sepanjang masa perawatan. Praktik keperawatan yang
berorientasi pada komunitas dan berfokus pada populasi melibatkan keterlibatan
keperawatan dalam mempromosikan dan melindungi kesehatan populasi. Praktik yang
berfokus pada lansia diikuti sebagai:
 Kaji kebutuhan kesehatan kelompok atau kelompok tertentu dalam populasi.
 Berusaha untuk mengidentifikasi pola atau tren yang berbeda terkait dengan kebutuhan
kesehatan kelompok tertentu.
 Mengidentifikasi penyakit, menerapkan asuhan keperawatan dan mengevaluasi strategi
yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan kelompok secara keseluruhan.
c. Pengaturan rumah
Perawatan di rumah mengacu pada perawatan kesehatan yang diberikan di rumah.
Tujuan dari perawatan kesehatan di rumah bagi lansia itu meliputi pemeliharaan
kesehatan, mendidik mereka dengan informasi yang tepat, pencegahan penyakit, diagnosis
dan pengobatan penyakit, perawatan paliatif dan rehabilitasi. Perawatan dapat diberikan
oleh perawat terdaftar dan tim kesehatan lain, tidak ada profesional terampil lain yang
tersedia untuk kebutuhan perawatan pasien. Pasien yang menerima perawatan kesehatan di
rumah mungkin memerlukan bantuan 24x7 jam sehari.
Pengaturan rumah sakit dan pengaturan rumah sangat berbeda karena dalam pengaturan
rumah sakit lingkungan dikendalikan oleh tim kesehatan tetapi dalam pengaturan rumah
lingkungan dikontrol oleh pasien dan budaya anggota keluarga dan kepercayaan mereka.
Pelayanan kesehatan yang akan diberikan perawat tergantung pada budaya dan
kepercayaan mereka. Perawat harus mengkoordinasikan perawatan pasien, bertanggung

12
jawab baik untuk pengawasan layanan perawatan pribadi oleh perawatan di rumah.
Perawatan di rumah melibatkan dinamika yang sangat berbeda dari perawatan yang
diberikan di rumah sakit.

2.12 Rehabilitasi Gerontik

Intervensi rehabilitasi geriatri terutama bertujuan untuk beradaptasi atau memulihkan diri
dari kecacatan. Perawat perlu memahami disabilitas fisik pada orang dewasa yang lebih tua.
Perawat adalah pemberi perawatan dorongan, dukungan, dan penerimaan dapat membantu
orang dewasa yang lebih tua tetap termotivasi untuk kerja keras rehabilitasi.
Perawat mengambil peran penting dalam perawatan geriatrik dan merupakan salah satu
praktik yang menantang. Sasaran prioritas untuk pasien lanjut usia termasuk memperoleh rasa
kendali, merasa aman dan mengurangi stres. Pada saat yang sama perawat dapat melatih
mereka untuk melakukan aktivitas sendiri, sehingga mereka juga dapat terlibat aktif dalam
berbagai aktivitas.

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan geriatri merupakan salah satu peran penting perawat yang penting dan juga
menarik. Sebagai perawat, kita perlu melihat aspek positif dari penuaan. Tidak ada kata
terlambat untuk mengubah perilaku dan meningkatkan status kesehatan dan kualitas hidup.
Kita bisa menjaga mereka sebagai orang tua kita sendiri sekaligus kita akan menghormati
budaya dan kepercayaan mereka bahwa mengapa sebagai perawat kita memainkan peran yang
dinamis untuk meningkatkan kehidupan pasien lanjut usia. Kami dapat memberikan perawatan
dalam pengaturan yang berbeda sehingga kami dapat memberikan perawatan dengan cara yang
berbeda menjangkau orang-orang dari budaya yang berbeda. Perawatan holistik diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan unik pasien lanjut usia.

3.2 Saran
Dalam keperawatan Gerontik, seorang perawat hendaknya mengetahui “Trend dan Isu
dalam Keperawatan Gerontik” yang akan diberikan kepada klien yaitu para lansia sehingga
lansia merasa tercukupi kebutuhannya secara lebih efektif
Bagi keluarga klien juga hendaklah mengetahui tentang “Trend dan Isu dalam Keperawatan
Gerontik” sehingga lansia dapat menjalani masa tuanya dengan lebih baik dan nyaman.

14
DAFTAR PUSTAKA
Maryam, R Siti. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakatra: Salemba Medika
Sharma, J.P, Nisha Clement. 2019. Trends, Issues and Practice in Geriatric Nursing Care.
Journal of Geriatric Nursing and Health Sciences. Volume 1 Issue 2
Siti, N. Kholifah. 2016. Modul Ajar Keperawan Gerontik. Jakarta Selatan: Kemenkes RI

15

Anda mungkin juga menyukai