100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
2K tayangan5 halaman
Peran dan fungsi perawat gawat darurat meliputi pemberian perawatan langsung kepada pasien darurat, manajemen unit gawat darurat, pendidikan kesehatan masyarakat, penelitian kesehatan, dan kerja sama tim kesehatan dalam penanganan keadaan darurat. Fungsi perawat gawat darurat mencakup penilaian kebutuhan pasien, perencanaan perawatan, pelaksanaan perawatan, evaluasi, dokumentasi, serta stabilis
Peran dan fungsi perawat gawat darurat meliputi pemberian perawatan langsung kepada pasien darurat, manajemen unit gawat darurat, pendidikan kesehatan masyarakat, penelitian kesehatan, dan kerja sama tim kesehatan dalam penanganan keadaan darurat. Fungsi perawat gawat darurat mencakup penilaian kebutuhan pasien, perencanaan perawatan, pelaksanaan perawatan, evaluasi, dokumentasi, serta stabilis
Peran dan fungsi perawat gawat darurat meliputi pemberian perawatan langsung kepada pasien darurat, manajemen unit gawat darurat, pendidikan kesehatan masyarakat, penelitian kesehatan, dan kerja sama tim kesehatan dalam penanganan keadaan darurat. Fungsi perawat gawat darurat mencakup penilaian kebutuhan pasien, perencanaan perawatan, pelaksanaan perawatan, evaluasi, dokumentasi, serta stabilis
2. Uswatun Hasanah (SK117034) 3. Rani Wulandari (SK117035) 4. Ana Yesika E (SK) 5. Nurul Faizah (SK) 6. Farkhah (SK)
Program Studi Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal 2019/2020 Peran dan Fungsi Perawat Gawat Darurat
Dalam menjalankan peran dan fungsi, perawat gawat darurat di Indonesia
dapat berperan di unit kegawatan atau di masyarakat. Pengembangan system Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) yang merupakan system terpadu dari penanganan gawat darurat di Indonesia. SPGDT dimulai sejak penanganan kasus di lokasi kejadian, komunikasi, komunikasi gawat darurat, kesiapan transportasi gawat darurat dan kesiapan penanganan di instalasi pelayanan kesehatan, penguatan pelayanan keperawatan gawat darurat di masyarakat merupakan salah satu faktor kunci penunjang keberhasilan system SPGDT. perawat gawat darurat dalam SPGDT dapat ditempatkan pada pra- hospital yaitu dipelayanan primer atau juga sebagai perawat Gawat Darurat di Ambulance Gawat Darurat. perawat gawat darurat yang kompeten dan terampil, serta ditempatkan ditengah masyarakat akan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat akan penanganan kegawadaruratan dan membuat respons penanggulangan kondisi gawat darurat semakin cepat dan tepat.
A. Peran Perawat Gawat Darurat
Keperawatan gawat darurat adalah pelayanan keperawatan yang berada pada area khusus atau spesialisi dalam keperawatan yang memiliki peran sebagai berikut : 1. Pemberi pelayanan kesehatan (direct care provider) keperawatan langsung pada klien dan keluarga yang mengalami masalah kesehatan karena sakit akut, kritis dan labil, cedera. Serta memberikan pelayanan kesehatan/ perawatan langsung pada keluarga, kelompok pasien dan masyarakat yang membutuhkan karena mengalami masalah kesehatantersebut karena berbagai sebab. 2. Manajer klinis (leadership) perawat gawat darurat dapat berperan sebagai administrator atau manajer klinik/ unit gawat darurat yang bekerja untuk meningkatkan pelayanan kesehatan gawat darurat. 3. Pendidik (educator) Perawat gawat darurat berperan sebagai pembimbing klinik pada peserta didik keperawatan dan dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan cedera atau injuri melalui program pendidikan kesehatan kepada masyarakat. 4. Peneliti (researcher) Perawat gawat darurat berperan sebagai peneliti di area kesehatan terkait pelayanan gawat darurat 5. Praktik kolaboratif (collaborative practice) Berperan untuk membangun koalisi antar profesi dan melakukan praktik kolaboratif untuk mengoptimalkan hasil dan pelayanan klinis yang diberikan B. Fungsi Perawat Gawat Darurat Menurut Kusnanto tahun 2004 fungsi perawat adalah : 1. Mengkaji kebutuhan pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat serta sumber yang tersedia dan potensial untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 2. Merencanakan tindakan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan diagnosis keperawatan. 3. Melaksanakan rencana keperawatan meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan dan pemeliharaan kesehatan termasuk pelayanan pasien dan keadaan terminal. 4. Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan. 5. Mendokumentasikan proses keperawatan. Mengacu pada kondisi pelayanan kegawatdaruratan menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2006 menyebutkan bahwasannya perawat gawat darurat mempunyai fungsi: 1. Fungsi independen Memiliki fungsi mandiri berkaitan dengan pemberian asuhan (care) 2. Fungsi dependen Memiliki fungsi didelegasikan sepenuhnya atau sebagaian dari profesi lain 3. Fungsi kolaboratif Melakukan kerja sama saling membantu dalam program kesehatan (perawat sebagai anggota tim kesehatan). Sebagai salah satu bagian dari pelayanan kegawatdaruratan, pelayanan keperawatan mengutamkan akses kesehatan bagi korban yang bertujuan untuk mencegah dan mengurangi angka kesakitan, kematian, dan kecacatan. Saat bekerja di rumah sakit, perawat diharapkan mampu untuk melakukan triase, resusitasi dengan atau tanpa alat, mengetahui prinsip stabilisasi dan terapi definitif, mampu bekerja dalam tim, melakukan komunikasi dengan tim, pasien beserta keluarganya (Kemenkes RI, 2011). Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 Tentang keperawatan menjelaskan bahwasanya perawat: 1. Dalam keadaan darurat perawat dapat memberikan pertolongan pertama, perawat dapat melakukan tindakan medis dan pemberian obat sesuai dengan kompetensinya. 2. Pertolongan pertama sebagaimana dimaksud bertujuan untuk menyelamatkan nyawa klien dan mencegah kecacatan lebih lanjut 3. Keadaan darurat yang dimaksud merupakan keadaan yang mengancam nyawa atau kecacatan klien. 4. Keadaan darurat ditetepkan oleh perawat sesuai dengan hasil evaluasi berdasarkan kelimuannya. Menurut departemen kesehatan 2011 dirjen BUK, standar kompetensi yang harus dimiliki perawat GADAR meliputi : 1. Mampu menguasai basic assesment primary survey dan secondary survey 2. Mampu memahami triase dan retriase 3. Mampu memberikan asuhan keperawatan kegawatdaruratan, mampu melakukan tindakan keperawatan live saving tanpa alat dan stabilisasi. 4. Mampu memahami therapi definitif 5. Mampu menerapkan aspek etik dan legal 6. Mampu melakukan komunikasi therapeutik pada pasien dan keluarga 7. Mampu bekerja sama dengan TIM 8. Mampu melakukan pendokumentasian dan pencatatan dan pelaporan.