PENDAHULUAN
1
Lingkungan perawatan kesehatan menimbulkan banyak tantangan bagi
pendokumentasian dan pelaporan secara akurat perawatan yang diberikan pada
klien. Kualitas perawatan yang harus diterima klien, standar lembaga pengatur,
struktur reimbursement dalam sistem pelayanan kesehatan, dan pedoman hukum
untuk praktik keperawatan membuat dokumentasi dan pelaporan menjadi dua
fungsi yang paling penting dari perawat. Semua anggota dari tim perawatan
kesehatan bergantung pada informasi yang dicatatkan dan dilaporkan.
Menilik dari pentingnya aspek dokumentasi dalam praktik keperawatan
salah satunya dalam home care bagi anggota tim kesehatan terlebih lagi kepada
klien, maka penulis ingin mengkaji lebih jauh mengenai dokumentasi dalam home
care untuk mencapai persepsi yang sama mengenai hal tersebut.
2
1.4 Manfaat Tulisan
1.4.1 Secara Teoretis
Hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan
manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa keperawatan
untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Dokumentasi Home
Care.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
melakukan homecare dokumentasi keperawatan yang jelas dan komperhensif
diperlukan untuk memformulasikan tujuan dan kerangka waktu yang realistic.
5
g. Sebagai Jaminan Kualitas Pelayanan Kesehatan : melalui dokumentasi yang
dilakukan dengan baik dan benar, diharapkan asuhan keperawatan yang
berkualitas dapat dicapai, karena jaminan kualitas merupakan bagian dari
program pengembangan pelayanan kesehatan. Suatu perbaikan tidak dapat
diwujudkan tanpa dokumentasi yang kontinu, akurat, dan rutin baik yang
dilakukan oleh perawat maupun tenaga kesehatan lainnya.
h. Sebagai Sumber Data Perencanaan Asuhan Keperawatan Berkelanjutan :
dengan dokumentasi akan didapatkan data yang aktual dan konsisten
mencakup seluruh kegiatan keperawatan yang dilakukan melalui tahapan
kegiatan proses keperawatan.
b. Kualitas Pelayanan
6
Pendokumentasian data klien yang lengkap dan akurat, akan memberi
kemudahan bagi perawat dalam membantu menyelesaikan masalah klien.
Dan untuk mengetahui sejauh mana masalah klien dapat teratasi dan
seberapa jauh masalah dapat diidentifikasi dan dimonitor melalui
dokumentasi yang akurat. Hal ini akan membantu meningkatkan kualitas
(mutu) pelayanan keperawatan
c. Komunikasi
Dokumentasi keadaan klien merupakan alat “perekam” terhadap masalah
yang berkaitan dengan klien. Perawat atau profesi kesehatan lain dapat
melihat dokumentasi yang ada dan sebagai alat komunikasi yang dijadikan
pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan.
d. Keuangan
Dokumentasi dapat bernilai keuangan. Semua asuhan keperawatan yang
belum, sedang, dan telah diberikan didokumentasikan dengan lengkap dan
dapat dipergunakan sebagai acuan atau pertimbangan dalam biaya
keperawatan bagi klien.
e. Pendidikan
Dokumentasi mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut
kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan yang dapat dipergunakan
sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi peserta didik atau profesi
keperawatan.
f. Penelitian
Dokumentasi keperawatan mempunyai nilai penelitian. Data yang terdapat
didalamnya mengandung informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan atau
objek riset dan pengembangan profesi keperawatan.
7
d. Kunjungan dokter
e. Kunjungan team home care lain
f. Penggunaan obat
g. Penggunaan alat
h. Perkembangan kesehatannya
8
Syarat dokumentasi untuk asuransi
a. Dilakukan dalam koordinasi tenaga home care yang telah tersertifikasi
b. Tindakan yang dilakukan masuk akal
c. Tindakan yang dilakukan didasarkan pada evidance base yang obyektif.
d. Catatan dokumentasi dilakukan setiap kunjungan dan tindakan
e. Tindakan sesuai dengan ketentuan stándar asuransi
f. Tujuan tindakan dan status saat penghentian tindakan harus jelas
g. Jika tindakan dilakukan team multidisiplin harus ada bukti berupa waktu
kunjungan, tindakan yang dilakukan dan tanda tangan dari anggota team.
h. Khusus untuk kasus psikitari agar langsung ditangani oleh psikiater dan
perawat jiwa.
i. Catatan dari tindakan setiap hari harus dilampirkan.
j. Yang menjadi acuan dari tindakan multidisiplin adalah dokumentasi
keperawatan.
k. Catatan tersebut ditandatangani oleh pasien atau keluarga dan perawat.
l. Jika perlu review maka tindakan tersebut dibenarkan oleh hukum.
m. Hasil print percakapan per-thelepone dapat dimasukkan dalam bukti
n. Untuk efisiensi pendokumentasian dapat dilakukan dengan komputer
9
saat tujuan atau hasil akhir sudah tercapai meskipun terkadang penghentian
perawatan klien di rumah dilakukan saat tujuan tidak tercapai dengan beberapa
alasan yaitu salah satunya klien menolak pelayanan lebih lanjut ataupun klien
pindah ke tingkat perawatan lain. Pendokumentasian penghentian perawatan akan
diperiksa oleh badan yang berwenang yang menilik penyelenggaraan perawatan
dirumah, juga oleh kebijakan serta prosedur lembaga penyelenggaraan perawatan
dirumah yang khusus.
Untuk pendokumentasian homecare yang efektif dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut.
a. Kunjungan pertama harus memulai dengan membuat kontrak pelayanan
termasuk klaim pembayaran
b. Upayakan untuk membaca dokumentasi secara objektif terutama yang terkait
dengan alasan pasien dirawat dirumah, kemitraan dalam homecare.
c. Tekankan alasan diberikan perawata lanjut dirumah
d. Tekankan intervensi apa saja yang akan dilakukan
e. Tekankan arah rencana keperawatan berpusat pada klien
f. Rencana keperawatan klien harus lengkap sesuai kebutuhan klien
g. Pastikan dalam catatan klinis tertulis dengan benar dapat dibuktikan dengan
respon klien terhadap intervensi
h. Modifikasi intervensi berdasarkan respon klien sesuai kebutuhan
i. Dokumentasi harus menggambarkan dan menunjukan adanya kepatuhan
terhadap peraturan atau lisensi
10
Nursalam (2008) menyebutkan Instrumen studi dokumentasi penerapan
standar asuhan keperawatan di RS menggunakan Instrumen A dari Depkes (1995)
meliputi :
Standar I : Pengkajian keperawatan
Standar II : Diagnosa keperawatan
Standar III : Perencanaan keperawatan
Standar IV : Implementasi keperawatan
Standar V : Evaluasi keperawatan
Standar VI : Catatan asuhan keperawatan.
Penjabaran masing-masing standar meliputi :
a. Standar I : Pengkajian keperawatan
Mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman pengkajian.
Data dikelompokkan (bio-psiko-sosial-spiritual).
Data dikaji sejak pasien datang sampai pulang.
Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan
dengan norma dan pola fungsi kehidupan.
b. Standar II : Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan.
Diagnosa keperawatan mencerminkan PE/PES.
Merumuskan diagnosa keperawatan aktual/potensial.
c. Standar III : Perencanaan keperawatan
Berdasarkan diagnosa keperawatan.
Rumusan tujuan mengandung komponen pasien/subjek, perubahan
perilaku, kondisi pasien dan kriteria waktu.
Rencana tindakan mengacu pada tujuan dengan kalimat perintah, terinci
dan jelas.
Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan pasien/keluarga.
d. Standar IV : Implementasi/Tindakan keperawatan
Tindakan dilaksanakan mengacu pada rencana keperawatan.
Perawat mengobservasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan.
Revisi tindakan berdasar evaluasi.
Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat dengan ringkas dan jelas.
11
e. Standar V : Evaluasi keperawatan
Evaluasi mengacu pada tujuan
Hasil evaluasi dicatat.
f. Standar VI : Dokumentasi asuhan keperawatan
Menulis pada format yang baku.
Pencatatan dilakukan sesuai tindakan yang dilaksanakan.
Perencanaan ditulis dengan jelas, ringkas, istilah yang baku dan benar.
Setiap melaksanakan tindakan, perawat mencantumkan paraf/nama jelas,
tanggal dilaksanakan tindakan.
12
keperawatan yang ditulis oleh perawat. Namun demikian, secara umum
catatan ini berupa pesan Dokter. Catatan-catatan dalam model ini
ditempatkan atas dasar disiplin orang atau sumber yang mengolah
pendokumetasian.
Model dokumentasi SOR ini dapat dibuat dengan formulir grafik,
format pemberian obat, format catatan perawat termasuk riwayat penyakit
klien, riwayat perawatan perawatan dan perkembangan pasien, pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan diagnostik, formulir untuk tindakan yang
ditandatangani oleh pasien dan keluarga.
Model dokumentasi SOR terdiri dari 5 kompnen, yaitu:
a. Lembar penerimaan berisi biodata.
b. Lembar instruksi Dokter.
c. Lembar riwayat medis atau penyakit.
d. Catatan perawat.
e. Catatan dan laporan khusus.
Format model dokumentasi SOR (source-oriented-record)
Tanggal Waktu Sumber Catatan Perkembangan
Tanggal/ Waktu P/D/F/G Meliputi:
Bulan/ Tahun Intervensi - Pengkajian Keperawatan
- Diagnosa Keperawatan
- Rencana Keperawatan
- Tindakan Keperawatan
- Evaluasi Keperawatan
Tanda Tangan
Sumber : P : perawat
D : dokter
F : fisioterapi
G : ahli gigi
13
2. Model dokumentasi POR (Problem-oriented-record)
Model dokumentasi POR (problem-oriented-record) merupakan
model dokumentasi yang berorientasi pada masalah. Dimana model ini
berpusat pada data klien yang didokumentasikan dan disusun menurut
masalah klien. Pendekatan ini pertama kali dikenalkan oleh dr. Lawrence
Weed dari Amerika Serikat. Dalam format aslinya pendekatan berorientasi
masalah ini dibuat untuk memudahkan pendokumentasian dengan catatan
perkembangan yang terintegrasi, dengan sistem ini semua petugas kesehatan
mencatat observasinya dari suatu daftar masalah.
Komponen-komponen model dokumentasi POR :
a. Data dasar
Data dasar merupakan kumpulan informasi tentang klien yang
berisi semua informasi-informasi yang telah dikaji dari klien sejak
keluhan utama klien. Data dasar ini meliputi: riwayat klien tentang
keadaan umum klien, riwayat keluarga, keadaan penyakit yang dialami
pasien, tindakan keperawatan yang pernah diberikan, pemeriksaan fisik,
dan data-data penunjang (laboratorium dan diagnostik).
b. Daftar masalah
Daftar masalah merupakan hasil penafsiran dari data dasar atau
hasil analisis dari perubahan data. Daftar ini mencerminkan keadaan atau
nilai yang tidak normal dari data yang didapat dengan menggunakan
urutan prioritas yang dituliskan ke dalam daftar masalah dan diberikan
pada setiap pergantian shift.
Kriteria daftar masalah yang dibuat adalah:
- Data yang telah teridentifikasi dari data dasar disusun sesuai dengan
tanggal identifikasi masalah.
- Daftar masalah ditulis pertama kali oleh perawat yang pertama kali
bertemu dengan klien ataupun orang yang diberi tanggungjawab
untuk menuliskannya.
- Daftar ini berada pada bagian depan status klien.
- Tiap masalah diberikan tanggal, nomor, rumusan masalah, serta
nama perawat yang menemukan masalah tersebut.
14
Format daftar masalah
Tgl No Masalah Diidentifikasi Masalah
Klien oleh Klien
1 1. (perawat yang
mengidentifikasi
masalah klien)
15
Format Model dokumentasi POR (problem-oriented-record)
Data Daftar Rencan Catatan
dasar masalah intervensi perkembangan
DS : 1. 1. S
2. O
DO: 3. A
P
DS : 2. 1. S
2. O
DO: Dst 3. A
P
16
e) Data diagnosis keperawatan dan rencana tindakan dapat
dikembangkan.
4. Model dokumentasi PIE (problem-intervention-evaluation)
Model dokumentasi PIE (problem-intervention-evaluation) merupakan
suatu pendekatan orientasi –proses pada dokumentasi keperawatan dengan
penekanan pada masalah keperawatan, intervensi dan evaluasi keperawatan.
1) Karakteristik Model dokumentasi PIE (problem-intervention-evaluation)
a) Dimulai dari pengkajian keluhan utama, diikuti dengan pelaksanaan
pengkajian sistem tubuh pada setiap pergantian dinas.
b) Data masalah dipergunakan untuk asuhan keperawatan dalam waktu
yang lama dan juga untuk masalah yang kronis.
c) Intervensi yang dilaksanakan dan rutin, didokumentasi dalam flow
sheet.
d) Catatan perkembangan digunakan untuk intervensi yang spesifik.
e) Masalah yang ditemukan pada klien, dibuat dengan simbol “P
(problem)”.
f) Intervensi terhadap penyelesaian masalah, biasanya dibuat dengan
simbol “ I (intervention)”.
g) Keadaan klien sebagai pengaruh dari intervensi, dibuat denga simbol
“E (evaluation)”.
8. Setiap masalah yang diidentifikasi harus dievaluasi minimal 8 jam.
2) Model dokumentasi PIE (problem-intervention-evaluation)
Tanggal Jam Pendokumentasian
(Remarks)
............ .......... P# 1.................
............ .......... I# 1.................
............ .......... 2..................
............ .......... E# S................
O................
A................
P.................
17
5. Model dokumentasi POS (process-oriented-system)
Model dokumentasi POS (process-oriented-system) yang disebut
juga dengan model dokumentasi fokus adalah suatu model dokumentasi yang
berorientasi pada proses keperawatan mulai dari pengumpulan data klien,
diagnosis keperawatan (masalah yang muncul), penyebab masalah, atau
definisi karakteristik yang dinyatakan sesuai dengan keadaan klien.
Catatan perkembangan pada model dokumentasi Fokus ditulis dengan
menggunakan format DAR, yaitu:
a) Datum (D), yaitu : data subjektif dan data objektif.
b) Action (A), yaitu: tindakan keperawatan yang segera atau yang
akan dilakukan.
c) Response (R), yaitu respon klien terhadap tindakan medis dan
tindakan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.
1) Format Model Dokumentasi Process-Oriented-System
Tanggal/Waktu/ Masalah Catatan
Tanda Tangan Keperawatan (DAR)
Tanggal : 1. ............. Datum :
Action :
Response :
Tanda Tangan
18
o Pengkajian (data awal klien).
o Flow sheet.
o Masalah keperawatan
o Catatan keperrawatan atau catatan perkembangan (DAE: datum,
action, evaluation)
o Ringkasan (informasi mengenai diagnosis, konseling,
kebutuhan untuk followup).
2) Format Sistem dokumentasi core
Tanggal/Waktu/ Diagnosis Catatan
Tanda Tangan Keperawatan Perkembangan
(DAE)
Tanggal : 1............. Data :
Action :
Evaluation :
Tanda Tangan
3) Keuntungan Sistem dokumentasi core
o Memfasilitsi dokumentasi untuk seluruh komponen proses
keperawatan.
o Format DAE membentuk suatu pemecahan masalah.
o DAE mengembangkan dokumentasi yang lebih efisien.
4) Kerugian Sistem dokumentasi core
o Dibutuhkan pemantauan yang diteliti untuk jaminan mutu
layanan keperawatan.
o Pengembengan dari format membutuhkan banyak waktu.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang memuat seluruh data
yang dibutuhkan untuk menentukan diagnosis keperawatan, perencanaan
keperawatan, tindakan keperawatan dan penilaian keperawatan yang disusun secara
sistematis, valid dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan hukum
(Zaidin, A 2010). Dengan demikian dokumentasi keperawatan mempunyai porsi
yang besar dari catatan klinis pasien yang mengimformasikan factor tertentu atau
situasi yang terjadi selama asuhan dilaksakan. Homecare merupakan suatu
pelayanan kesehatan secara komprehensif yang diberikan kepada klien/individu
dan atau keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk memandirikan
klien dalam pemeliharaan dan peningkatan upaya pencehagan penyakit dan resiko
kekambuhan, rehabilitasi kesehatan. Dalam melakukan homecare dokumentasi
keperawatan yang jelas dan komperhensif diperlukan untuk memformulasikan
tujuan dan kerangka waktu yang realistic.
Tujuan dokumentasi keperawatan antara lain sebagai sarana
komunikasi,sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat, sebagai informasi
statistic, sebagai sarana pendidikan, sebagai sumber data penelitian, sebagai
jaminan kualitas pelayanan kesehatan, sebagai sumber data perencanaan asuhan
keperawatan berkelanjutan.
Menurut Nursalam (2008) menyebutkan Instrumen studi dokumentasi
penerapan standar asuhan keperawatan di RS menggunakan Instrumen A dari
Depkes (1995) meliputi standar i: pengkajian keperawatan, standar ii : diagnosa
keperawatan, standar iii : perencanaan keperawatan, standar iv : implementasi
keperawatan, standar v : evaluasi keperawatan, standar vi : catatan asuhan
keperawatan.
Ada beberapa macam model pendokumentasian yaitu model dokumentasi
SOR (source oriented record), model dokumentasi POR (problem-oriented-record),
model dokumentasi CBE (charting by exeption)
20
model dokumentasi PIE (problem-intervention-evaluation, model
dokumentasi POS (process-oriented-system)
sistem dokumentasi core.
3.2 Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan kita harus mengetahui materi home care
khususnya mengetahui lebih jelas tentang dokumentasi home care.
21
DAFTAR PUSTAKA
22