Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dari mata kuliah Keperawatan Maternitas I dengan judul “Asuhan
Keperawatan Infertinitas”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak khususnya kepada dosen mata kuliah Keperawatan Maternitas I kami yang
telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang sering berkembang menjadi masalah sosial karena pihak istri selalu dianggap
terabaikan kesehatannya, serta diberi label sebagai wanita mandul sebagai masalah
antaranya, adalah: faktor Tuba fallopii (saluran telur) 36%, gangguan ovulasi 33%,
endometriosis 30%, dan hal lain yang tidak diketahui sekitar 26%.Hal ini berarti
sebagian besar masalah infertilitas pada perempuan disebabkan oleh gangguan pada
organ reproduksi atau karena gangguan proses ovulasi. Di Indonesia terdapat sekitar tiga
juta pasangan suami istri yang tidak mempunyai anak dan dikatakan sebagai pasangan
yang mengalami kemandulan atau infertilitas. Sebagian besar pasangan suami istri
berpikir bahwa mereka akan mudah memperoleh anak. Sebetulnya 1 diantara 10 pasang
istri. Faktor infertilitas pria memegang peranan 50% dari keseluruhan kasus. Dan dari
keseluruhan kasus tersebut, dinyatakan bahwa 5% disebabkan oleh kualitas sperma yang
dr.Pirngadi Medan, data yang diperoleh,49,46% infertilitas berasal dari pihak istri,
43,01% dari pihak suami dan 7,34% dari keduanya hasil penelitian menunjukkan bahwa
1
infertilitas paling banyak diderita oleh perempuan dan paling banyak ditemukan kasus
kedokteran.Namun sampai saat ini ilmu kedokteran baru berhasil menolong ± 50%
artikan sebagai ketidakmampuan mutlak untuk memiliki anak atau ”kemandulan” pada
memiliki keturunan. Infertilitas bagi pasangan suami istri yang mendambakan anak
masa kini baru berhasil menolong 50% pasangan suami istri untuk dapat memperoleh
anak. Ini berarti separuhnya terpaksa menempuh hidup tanpa anak, mengangkat anak
masih tinggi, serta pentingnya pengetahuan dan sikap pasutri tentang kesehatan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian atau latar belakang di atas dapat diuraikan sebagai berikut.
2
6. Bagaimana pemeriksaan diasnostik infertilitas?
C. Tujuan
Berdasarkan uraian atau latar belakang di atas dapat diuraikan sebagai berikut.
D. Manfaat
Berdasarkan uraian atau latar belakang di atas dapat diuraikan sebagai berikut.
pengetahuan serta wawasan kepada para pembaca tentang Asuhan Keperawatan Pada
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Infertilitas
Bedah) Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah
selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat
primer bila pasutri tidak pernah hamil dan infertilitas sekunder bila istri pernah hamil.
(Siswandi, 2006). Infertilitas adalah suatu kondidi dimana pasangan suami istri belum
mampu memiliki anak walaupun telak melakukan hubungan seksual dalam kurun waktu
satu tahun.
dimana wanita belum mengalami kehamilan setelah bersenggama secara teratur 2-3 x /
minggu, tanpa mamakai matoda pencegahan selama 1 tahun. Tidak hamil setelah 12
bulan melakukan hubungan intim secara rutin (1-3 kali seminggu) dan bebas kontrasepsi
bila perempuan berumur kurang dari 34 tahun. Tidak hamil setelah 6 bulan melakukan
hubungan intim secara rutin (1-3 kali seminggu) dan bebas kontrasepsi bila perempuan
berumur lebih dari 35 tahun. Perempuan yang bisa hamil namun tidak sampai melahirkan
4
B. Klasifikasi Infertilitas
1. Infertilitas primer yaitu jika perempuan belum berhasil hamil walaupun bersenggama
turut.
2. Infertilitas sekunder yaitu jika perempuan penah hamil, akan tetapi kemudian tidak
C. Etiologi Infertilitas
a. Faktor penyakit
paling dalam rahim (lapisan endometrium) terletak dan tumbuh di tempat lain.
myometrium) yang disebut juga adenomyosis, atau bisa juga terletak di indung
telur, saluran telur, atau bahkan dalam rongga perut. Gejala umum penyakit
endometriosis adalah nyeri yang sangat pada daerah panggul terutama pada saat
Infeksi Panggul adalah suatu kumpulan penyakit pada saluran reproduksi wanita
bagian atas, meliputi radang pada rahim, saluran telur, indung telur, atau
dinding dalam panggul. Gejala umum infeksi panggul adalah: nyeri pada daerah
pusar ke bawah (pada sisi kanan dan kiri), nyeri pada awal haid, mual, nyeri saat
berkemih, demam, dan keputihan dengan cairan yang kental atau berbau. Infeksi
panggul memburuk akibat haid, hubungan seksual, aktivitas fisik yang berat,
5
pemeriksaan panggul, dan pemasangan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim,
misalnya: spiral).
Mioma Uteriadalah tumor (tumor jinak) atau pembesaran jaringan otot yang ada
lapisan tengah, atau lapisan dalam rahim. Biasanya mioma uteri yang sering
(lapisan endometrium). Mioma uteri biasanya tidak bergejala. Mioma aktif saat
wanita dalam usia reproduksi sehingga -saat menopause- mioma uteri akan
Polip adalah suatu jaringan yang membesar dan menjulur yang biasanya
diakibatkan oleh mioma uteri yang membesar dan teremas-remas oleh kontraksi
sperma-sel telur dan lingkungan uterus terganggu, sehingga bakal janin akan
susah tumbuh.
Kista adalah suatu kantong tertutup yang dilapisi oleh selaput (membran) yang
berbagai macam jenis kista, dan pengaruhnya yang berbeda terhadap kesuburan.
Hal penting lainnya adalah mengenai ukuran kista. Tidak semua kista harus
dioperasi mengingat ukuran juga menjadi standar untuk tindakan operasi. Jenis
6
Saluran telur yang tersumbat menyebabkan sperma tidak bisa bertemu dengan
sel telur sehingga pembuahan tidak terjadi alias tidak terjadi kehamilan.
Haid yang normal memiliki siklus antara 26-35 hari, dengan jumlah darah haid
80 cc dan lama haid antara 3-7 hari. Bila haid pada seorang wanita terjadi di luar
b. Faktor fungsional
(immunologis)
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu
memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat
Gangguan pada pelepasan sel telur (ovulasi).Ovulasi atau proses pengeluaran sel
telur dari ovarium terganggu jika terjadi gangguan hormonal. Salah satunya
adalah polikistik. Gangguan ini diketahui sebagai salah satu penyebab utama
kadar hormon androgen yang tinggi dalam darah. Kadar androgen yang
darah. Gangguan kadar hormon FSH ini akan mengkibatkan folikel sel telur
7
tidak bisa berkembang dengan baik, sehingga pada gilirannya ovulasi juga akan
terganggu.
Gangguan pada leher rahim, uterus (rahim) dan Tuba fallopi (saluran telur)
Dalam keadaan normal, pada leher rahim terdapat lendir yang dapat
perjalanan sperma akan terhambat. Sedangkan jika dalam rahim, yang berperan
adalah gerakan di dalam rahim yang mendorong sperma bertemu dengan sel
saluran telur. Di dalam saluran inilah sel telur bertemu dengan sel sperma. Jika
terjadi penyumbatan di dalam saluran telur, maka sperma tidak bisa membuahi
radang pada panggul (Pelvic Inflammatory Disease) atau penyakit infeksi yang
oleh malformasi uterus yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan
akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi obstruksi
Gangguan implantasi hasil konsepsi dalam Rahim.Setelah sel telur dibuahi oleh
Diduga hal ini disebabkan oleh antara lain karena struktur jaringan endometrium
8
2. Penyebab Infertilitas pada laki-laki (suami).
Hipospadia yaitu muara saluran kencing letaknya abnormal, antara lain pada
permukaan testis.
Ejakulasi retrograd yaitu ejakulasi dimana air mani masuk kedalam kandung
kemih.
Varikokel yaitu suatu keadaan dimana pembuluh darah menuju bauh zakar
Testis tidak turun dapat terjadi karena testis atrofi sehingga tidak turun.
pada bagian otak, yaitu hipofisis yang bertugas mengeluarkan hormon FSH dan
Gangguan di daerah testis (testicular). Kerja testis dapat terganggu bila terkena
trauma pukulan, gangguan fisik, atau infeksi. Bisa juga terjadi, selama pubertas
membutuhkan suhu yang lebih dingin daripada suhu tubuh, yaitu 34–35 °C,
9
sedangkan suhu tubuh normal 36,5–37,5 °C. Bila suhu tubuh terus-menerus naik
sperma sehingga sperma tidak dapat disalurkan dengan lancar, biasanya karena
salurannya buntu. Penyebabnya bisa jadi bawaan sejak lahir, terkena infeksi
Tidak adanya semen. Semen adalah cairan yang mengantarkan sperma dari
penis menuju vagina. Bila tidak ada semen maka sperma tidak terangkut (tidak
ada ejakulasi). Kondisi ini biasanya disebabkan penyakit atau? kecelakaan yang
Peyronie.
10
D. PATOFISIOLOGI
1. Pada Wanita
Penyebab lain yaitu radiasi dan toksik yng mengakibatkan gangguan pada ovulasi.
Gangguan bentuk anatomi sistem reproduksi juga penyebab mayor dari infertilitas,
diantaranya cidera tuba dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak dapat lewat dan
tidak terjadi fertilisasi dari ovum dan sperma. Kelainan bentuk uterus menyebabkan
adalah aberasi genetik yang menyebabkan kromosom seks tidak lengkap sehingga
infertilitas dengan melibatkan reaksi imun sehingga terjadi gangguan interaksi sperma
sehingga sperma tidak bisa bertahan, infeksi juga menyebebkan inflamasi berlanjut
2. Pada Pria
dan hipofisis yang mengakibatkan kelainan status fungsional testis. Gaya hidup
penggunaan obat-obatan dan zat adiktif yang berdampak pada abnormalitas sperma
11
mempengaruhi abnormalitas spermatogenesis. Terjadinya ejakulasi retrograt misalnya
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Pada Wanita
d. Wanita dengan sindrom turner biasanya pendek, memiliki payudara yang tidak
f. Motilitas tuba dan ujung fimbrienya dapat menurun atau hilang akibat infeksi,
2. Pada Pria
b. Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu
g. Ejakulasi retrograt
12
h. Hypo/epispadia
i. Mikropenis
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
c) Galaktorea
2) Pemeriksaan penunjang
a) Analisis Sperma :
Morfologi > 40 %
Motilitas > 60 %
b) Deteksi ovulasi :
Peningkatan suhu badan basal, meningkat 0,6 – 1oC setelah ovulasi : Bifasik
13
Uji benang lendir serviks dan uji pakis, sesaat sebelum ovulasi : lendir serviks
encer, daya membenang lebih panjang, pembentukan gambaran daun pakis dan
Anovulatoar
- LH serum : 15 – 60 mIU/ml
- Progesteron : 5 – 20 mg/ml
- Prolaktin : 2 – 20 mg/ml
c. USG transvaginal
Secara serial : adanya ovulasi dan perkiraan saat ovulasi. Ovulasi : ukuran folikel
18 – 24 m
d. Histerosalpinografi
Radiografi kavum uteri dan tuba dengan pemberian materi kontras. Disini dapat
dilihat kelainan uterus, distrosi rongga uterus dan tuba uteri, jaringan parut dan
adesi akibat proses radang. Dilakukan secara terjadwal. Menilai Faktor tuba :
Dilakukan pada fase proliferasi : 3 hari setelah haid bersih dan sebelum
perkiraan ovulasi
14
Kelainan Dinding tuba : kaku, sklerotik
Endometriosis
Kista ovarium 10) Patensi tuba dapat dinilai :HSG, Hidrotubasi (Cairan),
sekitar ovulasi, bentuk lendir normal setelah kering terlihat seperti daun pakis
Menilai : Reseptifitas dan kemampuan sperma untuk hidup pada lendir serviks
g. Laparoskopi :
Peritoneum/endometriosis
Uterus : mioma
Keterbatasan:
Tidak bisa menilai : Kelainan kavum uteri dan lumen tuba. Bersifat invasif dan
operatif.
15
G. PENATALAKSANAAN
1) Wanita
a) Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendIr serviks puncak dan waktu
Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas
2) Pria
b) Agen antimikroba
16
h) Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma
i) Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan
spermatisida
3. Penatalaksanaan Medis
a. Medikasi
Klomifen sitrat
- 1 x 50 mg selama 5 hari
2) Epimestrol
3) Bromokriptin
(> 20 mg/ml) dan Galaktore. Dosis sesuai kadar prolaktin : Oligomenore 1,25
pertumbuhan folikel Dosis awal 75 – 150 IU/hari selama 5 hari dinilai hari ke
5 siklus haid.
17
4) hCG
6) Danazol
Menekan sekresi FSH & LH Dosis 200 – 800 mg/hari, dosis dibagi 2x
pemberian
7) Progesteron
9) GnRH agonis Menekan sekresi FSH & LH. Dosis 3,75 mg/IM/bulan. Tidak
Koreksi
1) Kelainan Uterus
3) Miomektomi
4) Kistektomi
5) Salpingolisis
infertilitas
18
c. Rekayasa teknologi reproduksi
kedalam kavum uteri saat ovulasi. Syarat : tidak ada hambatan mekanik :
karena faktor :
a) Serviks
b) Gangguan ovulasi
c) Endometriosis ringan
d) Infertilitas Idiopatik
menjadi alternatif atau pilihan terakhir. Syarat : Uterus & endometrium normal
Angka kehamilan : 30 – 35 %.
infertilitas pria sejak lebih dari satu decade. Segera setelah itu diikuti dengan
spermatozoa dari testis dan epididymis. Teknik ini memberikan harapan yang
dimana ICSI dapat dilaksanakan dengan tidak terlalu rumit, maka ketersediaan
19
sarana yang melaksanakan ICSI berkembang dengan sangat pesat Klinik-klinik
prosedur ini dan angka fertilisasi berkisar antara 50-75%. Embryo transfer
dapat dilaksanakan pada lebih dari 90% pasangan dan menghasilkan angka
kehamilan berkisar antara 25-45%. Hasil-hasil ini tidak berbeda antara sperma
H. KOMPLIKASI
1. Mual
2. Muntah
3. Nyeri abdomen
4. Konstipasi
5. Diare
6. Urine keruh
7. Thrombosis
9. Sulit bernapas
20
I. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN INFERTILITAS
1. Pengkajian
Data Demografis meliputi : identitas klien termasuk data etnis, budaya dan agama.
a. Pengkajian Anamnesa
1) Pengkajian Anamnesa pada Wanita
1. Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya memiliki riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan
reproduksi di rumah, riwayat infeksi genitorurinaria, hipertiroidisme dan
hipotiroid, hirsutisme, infeksi bakteri dan virus ex: toksoplasama, tumor hipofisis
atau prolaktinoma, riwayat penyakit menular seksual, riwayat kista.
21
Meliputi disfungsi ereksi berat, ejakulasi retrograt, hypo/epispadia, mikropenis,
andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha), gangguan
spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas sperma), saluran sperma
yang tersumbat, hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis),
varikhokel (varises pembuluh balik darah testis), abnormalitas cairan semen
7. Riwayat Kesehatan Keluarga
Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetik
b. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Penunjang pada Wanita
Terdapat beberapa pemeriksaan penunjang pada wanita yaitu, deteksi ovulasi, analisa
hormone, sitologi vagina, uji pasca senggama, biopsy endometrium terjadwal,
histerosalpinografi, laparoskopi, pemeriksaan pelvis ultrasound.
2) Pemeriksaan Penunjang pada Pria
Analisa Semen, dengan parameter :
Warna Putih keruh
Bau Bunga akasia
PH 7,2 - 7,8
Volume 2 - 5 ml
Viskositas 1,6 – 6,6 centipose
Jumlah sperma 20 juta / ml
Sperma motil > 50%
Bentuk normal > 60%
Kecepatan gerak sperma 0,18-1,2 detik
Persentase gerak sperma motil > 60%
Aglutinasi Tidak ada
Sel – sel Sedikit,tidak ada
Uji fruktosa 150-650 mg/dl
Pemeriksaan endokrin
USG
Biopsi testis
Uji penetrasi sperma
Uji hemizona
22
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (efek test diagnostic). (D.0077)
b. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan perubahan pada citra tubuh
(D.0087)
klinis infertilitas.
3. Intervensi Keperawatan
23
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaboasi :
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan
mengungkapkan
peraaan yang dialami
2. Ajarkan menggunakan
mekanisme pertahanan
yang tepat
Kaloborasi
1. Rujuk konseling, jika
perlu
24
3. Ansietas Setelah SLKI :Tingkat SIKI : Reduksi Ansietas
berhubungan diberikan ansietas (L.0909)) (I.09314)
dengan kurang asuhan
terpapar keperawatan Verbalisasi Observasi :
informasi, selama 1 x 24 kebingungan 1. Identifikasi saat tingkat
ketidaktahuan jam, menurun ansietas berubah (mis.
tentang akhir diharapkan Verbalisasi Kondisi, waktu,
proses Ansietas dapat khawtir stresor)
diagnostic. teratasi atau terhadap 2. Monitor tanda-tanda
(D.0080) berkurang kebingungan ansietas (verbal dan
menurun nonverbal)
Perilaku gelisah
menurun Teraupetik :
Perilaku tegang 1. Ciptakan suasana
menurun terapeutik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
2. Temani pasien
untukmengurangi
kecemasan, jika
memungkinkan
3. Pahami situasi yang
membuat ansietas
4. Dengarkan dengan
penuh perhatian
5. Memotivasi
mengidentifikasi situasi
yang memicu
kecemasan
ii.
Edukasi :
1. informasikan secara
faktual mengenai
diagnosis, pengobatan,
prignosis.
2. Anjurkan keluarga
untuk tetpa bersa
pasien
3. Latih kegiatan pengalih
untuk mengurangi
ketegangan
iii.
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
obat antiansietas, jika
perlu.
25
4. Ketidakberday Setelah SLKI : SIKI : Promosi harapan
aan diberikan Keberdayaan (I.09307)
berhubungan asuhan (L.09071)
dengan kurang keperawatan Observasi :
kontrol selama 3 x 24 Pernyataan 1. Identifikasi harapan
terhadap jam, mampu pasien dalam mencapai
prognosis. diharapkan melakukan hidup
(D.0092) ketidakberdaya aktifitas
an pasien dapat Pernyataan Teraupetik :
teratasi. keyakinan 1. Pandu mengingat
tentangkinerja kembali kenangn yang
peran menyenangkan
Berpartisipasi 2. Libatkan pasien secara
dalam aktif dalam perawatan
perawatan 3. Ciptakan lingkungan
yng memudahkan
mempraktikan
kebutuhan spiritual
4. Berikan kesempatan
kepada pasien terlibat
dalam dukungan
kelompok
Edukasi :
1. Anjurkan mengungkap
perasaan terhadap
kondisi dengan
realistis.
2. Anjurkan
mempertahankan
hubungn (mis.
Menyebutkan nama
yang dicintai)
3. Latih cara
mengembangkan
spritual diri
26
dan meningkat menurun kesehatn
nya koping Perilaku
pasien/keluarg bermusuhan Terapeutik
a menurun 1. Dengarkan masalah,
perasaan dan
pertanyaan
keluarga/pasien
2. Diskusi rencana medis
dan pengobatan
3. Fasilitasi
pengungkapan perasaan
antara pasien, keluarga
atau antar anggota
keluarga
4. Hargai dan dukung
mekanisme koping
adaptif yang digunakan
5. Berikan kesempatang
berkunjung bagi
anggota keluarga
Edukasi
1. Informasikan kemajuan
pasien secara berkala
2. Informasikan fasilitas
perawatan kesehatan
yang tersedia
Kaloborasi
1. Rujuk untuk terapi
keluarga, jika perlu
4. Implementasi Keperawatan
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan
yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994,
27
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa jauh
keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses menentukan
apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnosa,
perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri). Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria
keperawatan yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan
menilai efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian, perencanaan dan
pelaksanaan (Mubarak,dkk.,2011).
S: Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif oleh keluarga setelah
yang objektif.
Tugas dari evaluator adalah melakukan evaluasi, menginterpretasi data sesuai dengan
kriteria evaluasi, menggunakan penemuan dari evaluasi untuk membuat keputusan dalam
ditetapkan.
kesehatan hanya sebagian dari kriteria pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
28
c. Masalah belum teratasi, jika pasien sama sekali tindak menunjukkan perubahan
perilaku dan perkembangan kesehatan atau bahkan timbul masalah yang baru.
29
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
kehamilan setelah satu tahun hubungan seksual tanpa pelindungatau suatu kesatuan hasil
interaksi biologik yang tidak menghasilkan kehamilan dan kelahiran bayi hidup. Dan
klasifikasi dari infertilitas ada dua yaitu primer dan sekunder. Penyebab dari infertilitas
ini bisa dipandang dari pihak perempuan dal laki-lakinya. Jika dari wanita bisa dilihat
Sedangkan dari segi laki-laki bisa dilihat dari kelainan alat kelamin dan kegagalan
fungsional. Akan tetapi bisa dilihat juga penyebabnya dari pasangan suami istri tersebut
Infertilitas adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu memiliki
anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3kali dalam seminggu
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pasangan suami istri dianggap
2. Selama 1 tahun atau lebih berhubungan seks, istri belum mendapat kehamilan.
4. Istri maupun suami tidak pernah menggunakan alat atau metode kontrasepsi, baik
kondom, obat-obatan, dan alat lain yang berfungsi untuk mencegah kehamilan.
30
B. SARAN
1. Kepada para pasangan usia subur hendaknya memeriksakan secara rutin alat
31
DAFTAR PUSTAKA
32