Anda di halaman 1dari 26

ASKEP

TENTANG INFERTILITAS

OLEH :
NAMA ANGGOTA KELOMPOK

1. JULEHA POI
2. BOY LELIK

KELAS/SEMESTER : A/IV

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA
KUPANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karna atas
tuntunannya penulis dapat menyelasikan Makalah INFERTILITAS.adapun tujuan
penulis Asuhan keperawatan ini adalah untuk memenuhi tugas dari Dosen.selain itu
makalah ini bertujuan untuk menambaha wawasan tentang cara mengatasi
INFERTILITAS bagi pembaca dan juga penulis.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen yang telaha memeberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengatahuan dan wawasan sesuai bidang Studi
yang penulis terkini. Penulis juga mengucapkann terimakasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengatahuannya sehingga penulis dapat menyelasikan
tugas ini.penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan makalah ini sangat
penulis harapkan .

Kupang, 21 Februari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................4
1.1. Latar Belakang.............................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................5
1.3. Tujuan .........................................................................................................5
1.4. Masalah .......................................................................................................6
BAB II TINJAU PUSTAKA................................................................................ 7
a.1. Defenisi Infertilitas........................................................................... 7
a.2. Klasifikasi Infertilitas........................................................................7
a.3. Etiologi..............................................................................................7
a.4. Manifestasi Klinis.............................................................................10
a.5. Patofisiologi Infertilitas ...................................................................11
a.6. Patway Infertilitas WOC...................................................................12
a.7. Pentalaksanaan .................................................................................13
a.8. Komplikasi .......................................................................................16
BAB III PENGKAJIAN SECARA TEORI........................................................17
3.1.Pengkajian .....................................................................................................17
3.2.Diagnosa.........................................................................................................20
3.4Intervensi.........................................................................................................20
3.5.Implemntasi Dan Evaluasi ............................................................................24
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................25

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Infertilitas atau kemandulan merupakan salah satu masalah kesehatan reproduksi yang
sering berkembang menjadi masalah sosial karena pihak istri selalu dianggap sebagai
penyebabnya. Akibatnya wanita sering terpojok dan mengalami kekerasan, terabaikan
kesehatannya, serta diberi label sebagai wanita mandul sebagai masalah hidupnya (Aprillia,
2018). Banyak faktor yang menyebabkan pasutri sulit untuk hamil setelah kehidupan seksual
normal yang cukup lama. Banyak pasutri yang memilih bercerai karena salah satu dari mereka
tidak dapat memberi keturunan. Ancaman terjadinya perceraian ini mencapai 43 % dari
masalah dalam sebuah pernikahan yang ada. Meereka beranggapan bahwa peran mereka
sebagai orang tua tidak sempurna tanpa kehadiran seorang anak dalam kehidupan
perkawinannya. Pada umumnya faktor-faktor organic atau fisiologik yang menjadi sebab.
Akan tetapi, sekarang telah menjadi pendapat umum bahwa ketidakseimbangan jiwa dan
ketakutan yang berlebihan (emotional stress) dapat pula menurunkan kesuburan wanita
(Prawirohardjo, 2020).
Infertilitas tidak semata-mata terjadi kelainan pada wanita saja, seperti dikemukakan
bahwa suami sebaiknya diperiksa lebih dahulu dan dinyatakan sehat jasmani dan rohani,
karena kehamilan dapat terjadi apabila suami benar-benar sehat dan kemampuan menunaikan
tugas dengan baik, suami menyumbang 40% dari angka kejadian infertil, sedangkan sisanya
ada pada istri. Pada wanita dikemukakan beberapa sebab infertilitas idiopatik, artinya semua
keadaan fisik dan reproduksinya baik tetapi pasangan tersebut belum dapat hamil
(Manuaba,1999).
Pendidikan agama yang terlampau kolot, yang menganggap segala yang berhubungan
dengan seks itu tabu dan prifasi sehingga tidak layak untuk dibicarakan (Prawirohardjo,
2005). Pasangan suami istri yang mengalami gangguan kesuburan pada tingkat dunia
mencapai 10-15%, dari jumlah tersebut 90% diketahui penyebabnya, sekitar 40% diantaranya
berasal dari faktor wanita (Hadibroto, 2007).

4
Kejadian infertilitas di Amerika Serikat sebesar 12%, ternyata fertilitas menurun
setelah usia 35 tahun, kejadian infertilitas pada wanita umur 16-20 tahun sebesar 4,5%, umur
35-40 tahun 31,3% dan umur lebih dari 40 tahun sebesar 70% (Infertilitas, 2008). Di
Indonesia Infertilitas masih menjadi permasalahan bagi 15% pasangan suami istri. Faktor
infertilitas pria memegang peranan 50% dari keseluruhan kasus. Dan dari keseluruhan kasus
tersebut, dinyatakan bahwa 5% disebabkan oleh kualitas sperma yang tidak baik dan
berkurangnya jumlah sperma (Umami, 2009).
1.2 Rumusan Masalah

Dari Latar Belakang diatas maka kami merumuskan beberapa rumusan masalah yang
akan dibahas pada bab selanjutnya.
1. Apa definisi dari infertilitas?
2. Apa saja Klasifikasi dari infertilitas?
3. Apa saja etiologi dari infertilitas?
4. Apa saja manifestasi Klinis dari infertilitas?
5. Bagaimana patofisiologi dari Infertilitas?
6. Bagaimana pathway dari infertilitas?
7. Apa saja penatalaksanaan secara keperawatan dan secara klinis farmakologis dari
Infertilitas?
8. Apa saja komplikasi dari infertilitas?
9. Apa saja pengkajian secara teori dari Infertilitas?

1.3 Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa dapat menentukan cara pengkajian,diagnosa,intervensi,imleementasi dan


evaluasi berdasarkan teori infertilitas

2. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui definisi dari infertilitas

2) Untuk mengetahui Klasifikasi dari infertilitas

3) Untuk mengetahui saja etiologi dari infertilitas

5
4) Untuk mrngetahui manifestasi klinis dari infertilitas

5) Untuk mengetahui patofisiologi dari Infertilitas

6) Untuk mengetahui pathway dari infertilitas

7) Untuk mengetahui penatalaksanaan secara keperawatan secara klinis dari


infertilitas

8) Untuk mengetahui komplikasi dari infertilitas

9) Untuk mengetahui pengkajian secara teori dari infertilitas

1.4 Manfaat
Penulisan dalam askep ini sangat di harapkan bermanfaat bagi seluruh pembaca dan
penulis untuk mengetahui dan menambah wawasan tentang konsep Teori dan Asuhan
Keperawatan,terutama Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Infertilitas.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Infertilitas


Infertilitas di defenisikan sebagai ketidakmampuan pasangan untuk mencapai
kehamilan setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa pelindung (Keperawatan Medikal
Bedah) Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah
selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat
kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak. (Sarwono, 2019).
Infertilitas adalah pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta berusaha
selama satu tahun tetapi belum hamil.(Manuaba, 1998).Infertilitas adalah
ketidakmampuan untuk hamil dalam waktu satu tahun.Infertilitas primer  bila pasutri
tidak pernah hamil dan infertilitas sekunder bila istri pernah hamil. (Siswandi, 20018)
Pasangan infertil adalah suatu kesatuan hasil interaksi biologik yang tidak menghasilkan
kehamilan dan kelahiran bayi hidup.
2.2 Klasifikasi Infertilitas
Infertilitas terdiri dari 2 macam, yaitu :
1. Infertilitas primer yaitu jika perempuan belum berhasil hamil walaupun
bersenggama teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama
12 bulan berturut-turut.
2. Infertilitas sekunder yaitu disebut infertilitas sekunder jika perempuan pernah
hamil, akan tetapi kemudian tidak berhasil hamil lagi walaupun bersenggama
teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan
berturut-turut.

7
2.3 Etiologi

Penyebab infertilitas pada wanita : (Karsiyah 2015)

1. Faktor penyakit

a) Endometriosis( gangguan pada rahim)

b) Infeksi panggul

c) Mioma uteri

d) Polip

e) Kista

f) Saluran telur yang tersumbat

g) Kelainan pada sel telur dapat mengakibatkan infertilitas yang umumnya


merupakan manifestasi dari gangguan proses pelepasan sel
telur(ovulasi).Delapan puluh persen penyebab gangguan ovulasi adalah
sindrom ovarium polikistik. Gangguan ovulasi biasanya direfleksikan dengan
gangguan haid.Haid yang normal memiliki siklus antara 26-35 hari,dengan
jumlah darah haid 80cc dan lama haid antara 3-7 hari.Bila haid pada seorang
wanita terjadi di luar itu semua, sebaiknya beliau memeriksakan dirinya ke
dokter.

2. Faktor Fungsional

a) Gangguan sistem hormonal wanita

b) Gangguan pada pelepasan sel telur (ovulasi)

c) Gangguan pada leher rahim

d) Gangguan implantasi

Penyebab infertilitas pada pria:

1. Kelainan pada alat kelamin

a) Hipospadia yaitu muara saluran kencing letaknya abnormal,antara lain

8
pada permukaan testis

b) Ejakulasi retrograd yaitu ejakulasi di mana air mani masuk ke dalam


kandung kemih

c) Varikokel yaitu suatu keadaan di mana pembuluh darah menuju buah


zakar terlalu besar,sehingga jumlah dan kemampuan gerak spermatozoa
berkurang yang berarti mengurangi kemampuannya untuk menimbulkan
kehamilan.

d) Testis tidak turun dapat terjadi karena testis atrofi sehingga tidak turn

2. Kegagalan Fungsional

a) Kemampuan ereksi kurang

b) Kelainan pembentukan spermatozoa

c) Gangguan pada sperma

d) Gangguan di daerah sebelum testis (pretesticular).Gangguan biasanya


terjadi pada bagian otak,yaitu hipofisis yang bertugas mengeluarkan
hormon FSH dan LH.Kedua hormon tersebut mempengaruhi testis dalam
menghasilkan hormon testosterone adalah dengan terapi hormon.

e) Gangguan di daerah testis (testicular).kerja testis dapat terganggu bila


terkena trauma pukulan, gangguan fisik,atau infeksi. Bisa juga
terjadi,selama pubertas testis tidak berkembang dengan baik,sehingga
produksi sperma menjadi terganggu.Dalam proses produksi,testis sebagai
“pabrik”sperma membutuhkan suhu yang lebih dingin dari pada suhu
tubuh, yaitu 34-35℃ sedangkan suhu tubuh normal36,5-37,5℃.Bila suhu
tubuh terus menerus naik 2-3 ℃ saja, proses pembentukan sperma dapat
terganggu

f) Gangguan di daerah setelah testis (posstesticular).Gangguan terjadi di


saluran sperma sehingga sperma tidak dapat di salurkan dengan
lancar,biasannya karena salurannya buntu.Penyebabnya bisa jadi bawaan

9
sejak lahir,terkena infeksi penyakit seperti Tuberculosis (TB) serta
vasektomi yang memang di sengaja.

g) Tidak adanya semen.Semen adalah cairan yang mengantarkan sperma dari


penis menuju vagina.Bila tidak ada semen maka sperma tidak
terangkut(tidak ada ejakulasi).Kondisi ini biasanya di sebabkan penyakit
atau kecelakaan yang memengaruhi tulang belakang.

h) Kurangnya hormon testosterone

Penyebab pada suami dan istri

a) Gangguan pada hubungan seksual.Kesalahan teknik sanggama dapat menyebabkan


penetrasi tak sempurna ke vagina, impotensi, ejakulasi prekoks, vaginismus,
kegagalan ejakulasi, dan kelainan anatomik seperti hipospadia, epispadia, penyakit
peyronie.

b) Faktor psikologis antara kedua pasangan (suami dan istri).

 Masalah tertekan karena sosial ekonomi belum stabil

 Masalah dalam pendidikan

 Emosi karena didahului orang lain hamil.


2.4 Manifestasi Klinis

1. Pada wanita ( Oktober,2014)


a) Terjadi kelainan sistem endokrin
b) Hipomenore dan amenore
c) Diikuti dengan perkembangan seks sekunder yang tidak adekuat menunjukan masalah
pada aksis ovarium hipotalamus hipofisis atau aberasi genetik
d) Wanita dengan sindrom tumer biasanya pendek,memiliki payudara yang tidak
berkembang,dan gonatnya abnormal
e) Wanita infertil dapat memiliki uterus
f) Motiliitas tuba dan ujung fimrienya dapat menurun atau hilang akibat infeksi, adhesa

10
atau tumor.
g) Traktus reproduksi internal yang abnormal

2. Pada Pria
a) Riwayat terpajan benda- benda mutan yang berbahayakan
reproduksi(panas,radiasi,rokok,narkotik,alkohol,infeksi )
b) Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu riwayat
infeksi genitorurinaria.
c) Hipertiroidisme dan hiportirid
d) Tumor hipofisis atau prolactinoma
e) Disfungsi ereksi berat
f) Ejakulasi retrograt
g) Hypo/epispadia
h) Mikropenis
2.5 Patofisiologi Infertilitas

1. Wanita
Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita diantaranya gangguan
stimulasi hipofisis hipotalamus yang mengakibatkan pembentukan FSH dan LH tidak
adekuat sehingga terjadi gangguan dalam pembentukan folikel di ovarium. Penyebab lain
yaitu radiasi dan toksik yang mengakibatkan gangguan pada ovulasi. Gangguan bentuk
anatomi sistem reproduksi juga penyebab mayor dari infertilitas, diantaranya cidera tuba
dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak dapat lewat dan tidak terjadi fertilisasi dari ovum
dan sperma. Kelainan bentuk uterus menyebabkan hasil konsepsi tidak berkembang
normal walapun sebelumnya terjadi fertilisasi. Abnormalitas ovarium, mempengaruhi
pembentukan folikel. Abnormalitas servik mempegaruhi proses pemasukan sperma.
Faktor lain yang mempengaruhi infertilitas adalah aberasi genetik yang menyebabkan
kromosom seks tidak lengkap sehingga organ genitalia tidak berkembang dengan baik.
Beberapa infeksi menyebabkan infertilitas dengan melibatkan reaksi imun sehingga terjadi
gangguan interaksi sperma sehingga sperma tidak bisa bertahan, infeksi juga
menyebebkan inflamasi berlanjut perlekatan yang pada akhirnya menimbulkan gangguan

11
implantasi zigot yang berujung pada abortus.

2. Pria
Abnormalitas androgen dan testosteron diawali dengan disfungsi hipotalamus dan
hipofisi yang mengakibatkan kelainan status fungsional testis. Gaya hidup memberikan
peran yang besar dalam mempengaruhi infertilitas diantaranya:merokok, penggunaan
obat-obatan dan zat adiktif yang berdampak pada abnormalitas sperma dan penurunan
libido. Konsumsi alkohol mempengaruhi masalah ereksi yang mengakibatkan
berkurangnya pancaran sperma. Suhu disekitar areal testis juga mempengaruhi
abnormalitas spermatogenesis. Terjadinya ejakulasi retrograt misalnya akibat
pembedahan sehingga menyebebkan sperma masuk ke vesika urinaria yang
mengakibatkan komposisi sperma terganggu.

2.5 Patway Infertilitas woc

Pada pria
Pada wanita

Disfungsi Hipotalamus dan


Gg.Hipoalamamus dan Hipofisis,Gaya hidup,
Hipofisis,Terpapar radiasi, Terpapar Radiasi,Toksik
Toksik,gaya hidup

Ketidakseimbangan
Mempengaruhi Hormon Hormonal
Dalam tubuh (produksi
Hormon tidak seimbang)

Pembentukan FSH dan Fungsi Testis Obstruksi Duktus ketidakmampuan


Dan tubulus
Untuk kitu/
Terjadi gg pada pembentukan produksi dalam flamasi Ejakulasi
Tolikel di Ovarium sperma

Gg.bentuk anatomi Abnormalitas Serviks Bentuk sperma

12
Sistem reproduksi menjadi abnormal

Bentuk tuba palopi yang Mempengaruhi proses


Tidak sesuai akibat cedera Pemasukan
Atau difeksi MK : Resio
Dalamfeks
Sperma tidak dapat lewat
Dan tidak terjadi fertifilasi mempengaruhi
Dari Ovum dan Sperma faktor psikologis

Hasil konsepsi tidak


Berkembang Normal Cemas
MK : Ansietas

Tidak kutung hamil Timbul rasa malu


Dan tidak berguna
MK : Anisietas
Gg. Harga Diri MK : HDR

2.6 Penatalaksanaan
1. Wanita
a) Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak dan waktu
yang tepat untuk coital
b) Pemberian terapi obat, seperti;
 Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi
hipotalamus, peningkatan kadar prolaktin, pemberian TSH.
 Terapi penggantian hormon
 Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal
 Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan

13
penatalaksanaan infeksi dini yang adekuat
 GIFT ( gemete intrafallopian transfer )
 Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak
secara luas
 Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate,
 Pengangkatan tumor atau fibroid
 Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau kemoterapi
2. Pria
a) Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun,
diharapkan kualitas sperma meningkat
b) Agen antimikroba
c) Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi kejantanan
d) FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
e) Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus
f) Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik
g) Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma
h) Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan
nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat
i) Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung
spermatisida.

3. Penatalaksanaan Medis
1) Medikasi
a) Obat stimulasi ovarium (Induksi ovulasi) Klomifen sitrat
 Meningkatkan pelepasan gonadotropin FSH & LH
 Diberikan pd hari ke-5 siklus haid
 1 x 50 mg selama 5 hari
 Ovulasi 5 – 10 hari setelah obat terakhir
 Koitus 3 x seminggu atau berdasarkan USG transvaginal
 Dosis bisa ditingkatkan menjadi 150 – 200 mg/hari
 3 – 4 siklus obat tidak ovulasi dengan tanda hCG 5000 – 10.000 IU

14
b) Epimestrol
Memicu pelepasan FSH dan LH, Hari ke 5 – 14 siklus haid, 5 – 10 mg/hari
c) Bromokriptin
Menghambat sintesis & sekresi prolactin Indikasi : Kdr prolaktin tinggi (>
20 mg/ml) dan Galaktore. Dosis sesuai kadar prolaktin : Oligomenore 1,25
mg/hari. Gangguan haid berat : 2 x 2,5 mg/hari Gonadotropin. HMG
(Human Diktat Infertilitas - Genap 2019 Page 10 Menopausal
Gonadotropine). FSH & LH : 75 IU atau 150 IU. Untuk memicu
pertumbuhan folikel Dosis awal 75 – 150 IU/hari selama 5 hari dinilai hari
ke 5 siklus haid.
d) hCG
5000 IU atau 10.000 IU, untuk memicu ovulasi Diameter folikel 17 – 18 mm
dengan USG transvaginal Mahal, sangat beresiko : Perlu persyaratan khusus
Hanya diberikan pada rekayasa teknologi reproduksi Catatan : Untuk pria
diterapi dengan FSH, Testosteron
e) Terapi hormonal pada endometriosis
Supresif ovarium sehingga terjadi atrofi Endometriosis
f) Danazol
Menekan sekresi FSH & LH Dosis 200 – 800 mg/hari, dosis dibagi 2x
pemberian
g) Progesteron
Desidualisasi endometrium pada Atrofi jaringan Endometritik
h) Medroksi progesteron asetat 30 – 50 mg/hari
i) GnRH agonis Menekan sekresi FSH & LH. Dosis 3,75 mg/IM/bulan. Tidak
boleh > 6 bulan : penurunan densitas tulang
2) Tindakan operasi rekonstruksi
Koreksi
1. Kelainan Uterus
2. Kelainan Tuba : tuba plasti
3. Miomektomi
4. Kistektomi

15
5. Salpingolisis
6. Laparoskopi operatif dan Terapi hormonal untuk kasus endometriosis +
infertilitas
7. Tindakan operatif pada pria : Rekanalisasi dan Operasi Varicokel

2.7 Komplikasi

1) Mual
2) Muntah
3) Nyeri abdomen
4) Konstipasi
5) Diare
6) Urena keruh
7) Thrombosis
8) Disfungsi ginjal dan hati
9) Sulit bernafas

16
BAB III
PENGKAJIAN SECARA TEORI

3.1 PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Termasuk data etnis, budaya dan agama
2. Riwayat kesehatan
A. Wanita
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
1. Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi di rumah

2. Riwayat infeksi genitorurinaria

3. Hipertiroidisme dan hipotiroid, hirsutisme

4. Infeksi bakteri dan virus : toksoplasama

5. Tumor hipofisis atau prolaktinoma

6. Riwayat penyakit menular seksual

7. Riwayat kista

b. Riwayat Kesehatan Sekarang


 Endometriosis dan endometrits
 Vaginismus (kejang pada otot vagina)
 Gangguan ovulasi

17
 Abnormalitas tuba falopi, ovarium, uterus, dan servik 
 Autoimun
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetik
d. Riwayat Obstetri
 Tidak hamil dan melahirkan selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi
 Mengalami aborsi berulang
 Sudah pernah melahirkan tapi tidak hamil selama satu tahun tanpa alat
kontrasepsi
B. Pria
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
1) Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi (panas,
radiasi, rokok, narkotik, alkohol, infeksi)
2) Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu
3) Riwayat infeksi genitorurinaria
4) Hipertiroidisme dan hipotiroid
5) Tumor hipofisis atau prolactinoma
6) Trauma, kecelakan sehinga testis rusak
7) Konsumsi obat-obatan yang mengganggu spermatogenesis
8) Pernah menjalani operasi yang berefek menganggu organ reproduksi contoh :
operasi prostat, operasi tumor saluran kemih
9) Riwayat vasektomi
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Disfungsi ereksi berat
b. Ejakulasi retrograt
c. Hypo/epispadia
d. Mikropenis
e. Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha)
f. Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas sperma)

18
g. Saluran sperma yang tersumbat
h. Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis )
i. Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis)
j. Abnormalitas cairan semen
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetik
3. Pemeriksaan Fisik
Terdapat berbagai kelainan pada organ genital, pria atupun wanita.

4. Pemeriksaan penunjang
a. Wanita
1) Deteksi Ovulasi
2) Analisa hormon
3) Sitologi vagina
4) Uji pasca senggama
5) Biopsy endometrium terjadwal
6) Histerosalpinografi
7) Laparoskopi
8) Pemeriksaan pelvis ultrasound
b. Pria
Analisa Semen: Parameter
1) Warna Putih keruh
2) Bau Bunga akasia akasia
3) PH 7,2 - 7,8
4) Volume 2 - 5 ml
5) Viskositas 1,6 – 6,6 centipose
6) Jumlah sperma 20 juta / ml
7) Sperma motil > 50%

19
8) Bentuk normal > 60%
9) Kecepatan gerak sperma 0,18-1,2 detik
10) Persentase gerak sperma motil > 60%
11) Aglutinasi Tidak ada
12) Sel – sel Sedikit,tidak ada
13) Uji fruktosa 150-650 mg/dl
14) Pemeriksaan endokrin
15) USG
16) Biopsi testis
17) Uji penetrasi sperma
18) Uji hemizona

3.2 DIAGNOSA
1. Ansietas b.d. kebutuhan tidak di penuhi d.d.merasa khawatir dengan akibat dari
kondisi yang di hadapi
2. Resiko infeksi b.d. ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder d.d.Leukopenia
(kekurangan sel darah putih)
3. HDR ( Harga Diri Rendah) b.d. riwayat kehilangan d.d. menilai diri negatif (mis.
Tidak berguna tidak tertolong).

3.3 INTERVENSI

Hari/Tanggal Diagnosa (SDKI) Luaran keperawatan (SLKI) Intervensi (SIKI)


Kamis,16/03/ Ansietas b.d. kebutuhan tidak (L.09093) (I. 09314)
2023 di penuhi d.d.merasa khawatir Setelah di lakukankeperawat Observasi
dengan akibat dari kondisi an di harapkan kecemasan - Identifikasi saat tingkat
yang di hadapi membaik dengan kriteria ansietas berubah(mis.kondisi,wak
hasil: tu,stresor)
- Pola tidur (4) - Identifikasi kemampuan

20
- Pola berkemih ( 4) mengambil keputusan
- Gelisah (4) - Monitor tanda-tanda
- Pusing (4) ansietas(verbal dan non verbal)
Terapeutik
- Menciptakan susana
terapeutik untuk menumbuhkan
kepercayaan
- Temani pasien untuk mengurangu
kecemasan
- Pahami situasi yang membuat
ansietas
- Dengarkan dengan penuh
perhatian
- Gunakan pendekatan yang tenang
dan meyakinkan
Edukasi
- Jelaskan prosedur,termasuk
sensasi yang mungkin di alami
- Menganjurkan keluarga untuk
tetap dengan pasien
- Menganjurkan melakukan
kegiatan yang tidak kompetitif
- Melatih teknik relaksasi
- Melatih mengunakan mekanisme
pertahanan diri yang tepat
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat anti
ansietas,jika perlu
Kamis,16/03/ (D.0142) (L.14137) (I.14508)
2023 Resiko infeksi b.d. Setelah di lakukan.keperawa Observasi
ketidakadekuatan tan di harapkan kecemasan - Identifikasi penyebab inkontin

21
pertahanan tubuh sekunder membaik dengan kriteria ensia urine
d.d.Leukopenia hasil: - Identifikasi prasaan dan
(kekurangan sel darah putih) - Nyeri (4) persepsi terhadap
- Demam (4) inkontinensia urine
- Nafsu makan (4) Terapeutik
- Sediakan pakayan dan
lingkungan yang mendukung
program inkontinensia urine
- Ambil sampel urine untuk
pemeriksaan urine lengkap atau
kultur
Edukasi
- Jelaskan defenisi,jenis dan
penyebab inkontinensia urine
- Diskusi program
inkontinensia urine
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan medis dan
fisioterapis untuk mengetahui
inkontinensia urine.
Kamis ( D.0087) (L.09069) (I.09308)
16/03/2023 HDR(Harga Diri Rendah) Setelah di lakukan.keperawa Observasi:
b.d. riwayat kehilangan tan di harapkan kecemasan - Identifikasi budaya ,
d.d. menilai diri negatif membaik dengan kriteria agama,ras,jenis kelamin
(mis. Tidak berguna tidak hasil: dan usia terhadap harga
tertolong) 1. Perasaan malu (5) diri.
2. Perasaan bersalah(1) - Monitor verbalisasi yang
3. Perasaan tidak merendahkan diri sendiri
mampu membuat - Monitor tingat harga diri
apa pun (5) setiap waktu,sesuai
kebutuhan.

22
Terapeutik:
- Motivasi terlibat dalam
verbalisasi positif untuk
diri sendiri
- Motivasi menerima
tantangan atau hal baru
- Diskusikan pernyataan
tentang harga diri.
- Diskusikan kepercayaan
terhadap penilaian diri
- Diskusikan pengalaman
yang meningkatkan
harga diri.
- Diskusikan presepsi
negatif diri
Edukasi:
- jelaskan kepada keluarga
pentingnya dukungan
dalam perkembangan
konsep positif diri pasien
- anjurkan
mengindentifikasi
kekuatan yang dimiliki
- Anjurkan membuka diri
terhadap kritik negatif
- Anjurkan mengevaluasi
perilaku

3.4. Implementasi
Merupakan realisasi dari rencana tindakan keperawatan yang diberikan kepada

23
klien oleh perawat, dengan tujuan umum untuk membantu klien dalam mencapai hasil
yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan,pencegahan penyakit,
pemeliharaan kesehatan dan memasilitasi koping.
Tiga fase implementasi keperawatan yaitu:fase persiapan,meliputi pertama
pengatahuan tentang rencana,validasi rencana,pengatahuan,dan ketrampilan
mengimplementasikan rencana,kedua fase persiapan klien, ketiga fase persiapan
lingkungan berdasarkan dengan intervensi yang direncanakan (Nurasalam,2019).
3.5. Evaluasi
Merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan tujusn evaluasi adalah untuk
menilai apakah tujuan dalam keperawatan tercapai atau tidak untuk melakukan
pengkajian ulang. Untuk menilai apakah tujuan tercapai sebagian, seluruhnya atau
tidak tercapai dapat dibuktikan dari perilaku penderitaan dengan menggunakan SOAP .
Dimana .(subyek) yaitu data yang diperoleh dari apa yang dikeluhkan atau
diungkapkan oleh klien, O (obyek) yaitu data yang diperoleh dari pengamatan
langsung terhadap perilaku dan keadaan klien dengan menggunakan indra
penglihatan,pendengaran,perabaan,penciuman dan perasa.A(analisa) yaitu
menganalisa apakah asuhan keperawatan yang telah diberikan pada klien Hepatitis
telah berhasil atau belum. P (Planing) yaitu bagaimana rencana lanjutnya pada klien
Hepatitis ,apakah rencana dipertahankan atau dilanjutkan ataukah rencana dihentikan .

DAFTAR PUSTAKA

24
Harapan,Rustam E.. 2019. Neoplasia Intraepitel Pad Serviks. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Prawirohardjo, Sarwono.2018. Ilmu kandungan. Jakarta: Gramedia.

File:///F:/INFERTILITAS%20&%20ABROTUS/Askep%20Infertilitas%20%C2%AB%20Hid
Ayat2%27s%20Blog.htm

. (Siswandi, 2018) panduan kesehatan bagi Wanita, Wiknjosastro, Hanifa.(2008). Ilmu


kandungan . Jakarta: PT.Bina Pustaka Sarwono Prswiroharjo.

25
26

Anda mungkin juga menyukai