Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH MATERNITAS

"INFERTILITAS PADA PRIA DAN WANITA"

Disusun oleh:
Rhena Dwi Astuti (P07120122043)
Kridita Amanda Prasasti (P07120122044)

PRODI D3 KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Keperawatan
Maternitas yang berjudul "Infertilitas Pada Pria dan Wanita" ini sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan. Sholawat serta salam tidak lupa juga kami panjatkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok pada
mata kuliah Keperawatan Maternitas, makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan
referensi dan menjadi penambah wawasan bagi pembaca maupun penulis. Kami
ucapkan terima kasih kepada Ibu Yusniarita., S. Kep., Ns., M. Kes selaku dosen
pengampu mata kuliah Keperawatan Maternitas. Keberhasilan dalam pembuatan
makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
untuk itu kami ucapkan terimakasih.
Kami berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat berguna bagi yang
membacanya. Kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini belum sempurna,
untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Serta
semoga makalah ini tercatat menjadi motivator bagi kami untuk penulisan makalah
yang lebih baik dan bermanfaat.

Yogyakarta, 24 Agustus 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1. Latar Belakang 1
2. Rumusan Masalah 3
3. Tujuan 3
BAB II 4
LANDASAN TEORI 4
1. Pengertian Infertilitas 4
2. Etiologi Infertilitas 4
3. Manifestasi Klinis Infertilitas 6
4. Patofisiologi Infertilitas 7
5. Penatalaksanaan Infertilitas 8
BAB III 11
ASUHAN KEPERAWATAN 11
1. Pengkajian 11
2. Pemeriksaan Fisik 13
3. Diagnosis Keperawatan 13
4. Rencana Keperawatan 14
BAB IV 20
PENUTUP 20
1. Kesimpulan 20
2. Saran 20
DAFTAR PUSTAKA 21

2
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Sekalipun gerakan keluarga berencana telah digalakkan dengan gencar,
tetapi ada sebagian kecil masyarakat sangat mendambakan keturunan karena
telah cukup waktu untuk menunggunya namun belum berhasil. Diperkirakan
jumlah mereka sekitar 10 % pasangan usia subur atau kurang sama dengan 7-8
juta orang. Kerisauan mereka menyebabkan mereka sangat gelisah, dan terus
berusaha dan dapat berkali-kali berganti dokter yang didengarnya telah berhasil
dalam menolong mereka yang mendambakan kehamilan. Infertilitas
didefinisikan sebagai kegagalan mengandung setelah 1 tahun berusaha hamil.
Infertil primer menunjuk pada pasien yang belum pernah hamil samasekali.
Infertil sekunder digunakan untuk pasien yang pernah hamil sebelumnya
(Benson,2008).
Infertilitas merupakan krisis kehidupan yang mempengaruhi berbagai
aspek kehidupan seseorang. Sangat manusiawi dan normal jika pasangan yang
tidak memiliki anak memiliki perasaan yang memengaruhi kepercayaan diri dan
citra diri mereka. Parahnya lagi, beberapa gejala bisa terjadi, termasuk perasaan
sedih, depresi atau putus asa, menurut National Infertility Association.
Memiliki anak merupakan hal yang penting bagi semua masyarakat di
seluruh dunia, dan pernikahan adalah salah satu cara untuk memiliki keturunan.
Bagi sebagian pasangan, impian memiliki anak bukanlah hal yang mudah untuk
diwujudkan. Memiliki anak yang baik dapat menjadi suatu kebanggaan dan juga
dianggap sebagai investasi yang bermanfaat secara finansial di hari tua. Anak
memegang peranan sosial yang sangat penting, kehadiran anak mempererat
ikatan kekeluargaan dan menjadikan mereka mudah tak tergoyahkan. Anak
merupakan sumber motivasi bagi keluarga untuk merencanakan masa depan yang
lebih baik.

1
Prevalensi infertilitas tidak diketahui secara pasti; itu sangat bervariasi
tergantung pada status geografis, budaya dan sosial negara tersebut. Kebiasaan
masyarakat Timur adalah membicarakan atau memikirkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan seks adalah hal yang tabu dan bersifat pribadi, sehingga
tidak layak untuk dibicarakan memberikan kontribusi terhadap kejadian
infertilitas. Sangatlah penting bahwa semakin banyak wanita karir yang menikah
pada usia yang lebih dewasa dan dengan status sosial yang lebih tinggi
mempengaruhi kesuburan seorang wanita.
Data infertilitas global dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan laporan
lainnya menunjukkan bahwa antara 8 hingga 12 persen pasangan usia subur
mengalami masalah infertilitas. Dengan delapan persen populasi dunia, terdapat
sekitar 60 hingga 80 juta pasangan tanpa anak. Diperkirakan sekitar 2 juta
pasangan infertil baru tercipta setiap tahunnya dan jumlah ini terus meningkat.
Angka infertilitas di Indonesia yang dikemukakan oleh Sumapraja adalah sekitar
(12-15%). Jumlah pasangan infertil di Indonesia dapat dihitung dari jumlah
wanita menikah yang tidak mempunyai anak hidup. Berdasarkan sensus,
terdapat (12%) pasangan infertil baik di desa maupun di kota, atau sekitar 3 juta
pasangan infertil di seluruh Indonesia. 15% wanita mengalami infertilitas antara
usia 30 samapi 34 tahun, 30% antara usia 35 sampai 39 tahun, dan 64% antara
usia 40 sampai 44 tahun. Berdasarkan jenis infertilitas, pada 215 pasangan
infertil, infertilitas primer terjadi pada 172 kasus (80%) dan 43 kasus (20%)
menderita infertilitas sekunder. Dari seluruh wanita yang menderita infertilitas di
Amerika Serikat, 65 persen mengalami infertilitas primer dan 35 persen
mengalami infertilitas sekunder.
Secara umum dapat disimpulkan penyebab infertilitas karena faktor laki-
laki, kurang lebih 30% disebabkan oleh kelainan sperma, penyempitan saluran
seminiferus karena infeksi bawaan, faktor imunologi/antibodi, antisperma dan
faktor serta kelainan nutrisi. 30% wanita mengalami masalah pada vagina, leher
rahim, rahim, kelainan pada saluran tuba, ovarium dan peritoneum. Interferensi

2
dari 30 hal yang tidak diketahui adalah sekitar 10%. Penyebab infertilitas pada
wanita dan pria juga bisa terletak pada peningkatan faktor risiko, yaitu gaya
hidup yang tidak terkontrol sejak remaja. Faktor-faktor tersebut antara lain usia,
kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, stres, pola makan yang buruk, olahraga
berat, kelebihan berat badan atau kekurangan berat badan, penyakit menular
seksual, kondisi lingkungan yang buruk (polusi udara dan air) dan masalah
kesehatan yang berhubungan dengan perubahan hormonal.

2. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian dari infertilitas?
2) Apa saja etiologi dari infertilitas?
3) Bagaimana manifestasi klinis infertilitas?
4) Bagaimana patofisiologi Infertilitas?
5) Bagaimana penatalaksanaan infertilitas?

3. Tujuan
1) Mengetahui pengertian infertilitas
2) Mengetahui etiologi infertilitas
3) Mengetahui manifestasi klinis infertilitas
4) Mengetahui patofisiologi Infertilitas
5) Mengetahui penatalaksanaan infertilitas

3
BAB II
LANDASAN TEORI

1. Pengertian Infertilitas
Infertilitas adalah gangguan kesuburan yang menghambat pasangan suami
istri untuk bisa hamil dan memiliki keturunan. Infertilitas bisa terjadi pada pria
dan wanita, atau gabungan keduanya. Beruntungnya, pasangan dengan masalah
infertilitas masih memungkinkan untuk bisa mendapatkan keturunan.

2. Etiologi Infertilitas
Infertilitas tidak semata-mata terjadi kelainan pada wanita saja. Hasil
penelitian membuktikan bahwa suami menyumbang 25-40% dari angka kejadian
infertil, istri 40-55%, keduanya 10%, dan idiopatik 10%. Hal ini dapat menghapus
anggapan bahwa infertilitas terjadi murni karena kesalahan dari pihak wanita/istri.
Berbagai gangguan yang memicu terjadinya infertilitas antara lain :
a. Pada wanita
a) Gangguan organ reproduksi
1) Infeksi vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina yang akan
membunuh sperma dan pengkerutan vagina yang akan
menghambat transportasi sperma ke vagina.
2) Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang
mengganggu pengeluaran mukus serviks. Apabila mukus sedikit di
serviks, perjalanan
3) sperma ke dalam rahim terganggu. Selain itu, bekas operasi pada
serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat menutup
serviks sehingga sperma tidak dapat masuk ke rahim.
4) Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus
yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi
uterus yang

4
5) menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk
perkembangan fetus dan
6) akhirnya terjadi abortus berulang.
7) Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi
tuba falopii
8) dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat
bertemu
b) Gangguan ovulasi
Gangguan ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan
hormonal seperti adanya hambatan pada sekresi hormon FSH dan LH
yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi. Hambatan ini
dapatterjadi karena adanya tumor kranial, stress, dan penggunaan obat-
obatan yang menyebabkan terjadinya disfungsi hipothalamus dan
hipofise. Bila terjadi gangguan sekresi kedua hormon ini, maka folicle
mengalami hambatan untuk matang dan berakhir pada gengguan
ovulasi.
c) Kegagalan implantasi
Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan
dalam mempersiapkan endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi
pembuahan, proses nidasi pada endometrium tidak berlangsung baik.
Akiatnya fetus tidak dapat berkembang dan terjadilah abortus.
d) Endometriosis
Kondisi menebalnya lapisan endometrium di tuba falopii atau
ovarium. Kondisi ini sering menimbulkan kista. Kista dapat
mengganggupematangan folikel dan pelepasan sel telur.
e) Abrasi genetis
Translokasi Robertsonian menyebabkan aborsi spontan atau infertilitas
primer

5
f) Faktor immunologis
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh
ibu memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi
ini dapat menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil.
g) Lingkungan
h) Usia
Usia 35 tahun peluang seorang wanita akan hamil adalah 95% setelah
rutin melakukan hubungan seks selama 3 tahun, pada wanita 38 tahun
peluangnya akan turun menjadi 75%.
b. Pada pria
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia,
dan pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh
termasuk organ reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan.
Ada beberapa kelainan umum yang dapat menyebabkan infertilitas pada
pria yaitu :
a) Abnormalitas sperma : morfologi, motilitas
b) Abnormalitas ejakulasi : ejakulasi rerograde, hipospadia
c) Abnormalitas ereksi
d) Abnormalitas cairan semen; perubahan pH dan perubahan komposisi
kimiawi
e) Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan parut
sehingga terjadi penyempitan pada obstruksi pada saluran genital
f) Lingkungan; Radiasi, obat-obatan anti cancer
g) Abrasi genetic

3. Manifestasi Klinis Infertilitas


1. Wanita

6
a. Terjadi kelainan system endokrin
b. Hipomenore dan amenore
c. Diikuti dengan perkembangan seks sekunder yang tidak adekuat
menunjukkan masalah pada aksis ovarium hipotalamus hipofisis atau
aberasi genetik
d. Wanita dengan sindrom turner biasanya pendek, memiliki payudara yang
tidak berkembang,dan gonatnya abnormal
e. Wanita infertil dapat memiliki uterus
f. Motilitas tuba dan ujung fimbrienya dapat menurun atau hilang akibat
infeksi,
g. adhesi, atau tumor
h. Traktus reproduksi internal yang abnormal
2. Pria
a. Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi
(panas, radiasi, rokok, narkotik, alkohol, infeksi)
b. Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu
Riwayat infeksi genitorurinaria
c. Hipertiroidisme dan hipotiroid
d. Tumor hipofisis atau prolactinoma
e. Disfungsi ereksi berat
f. Ejakulasi retrograt
g. Hypo/epispadia
h. Mikropenis
i. Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha
j. Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas sperma)
k. Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis )
l. Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis)
m. Abnormalitas cairan semen

7
4. Patofisiologi Infertilitas
a. Perempuan
Beberapa penyebab infertilitas pada wanita antara lain rangsangan pada
kelenjar pituitari hipotalamus yang menyebabkan produksi FSH dan LH tidak
mencukupi sehingga menyebabkan terganggunya pembentukan folikel
ovarium. Penyebab lainnya termasuk radiasi dan racun yang mencegah
ovulasi. Kelainan bentuk anatomi sistem reproduksi juga menjadi penyebab
penting infertilitas, antara lain cedera tuba dan oklusi tuba, dimana sel telur
tidak dapat bergerak dan tidak terjadi pembuahan sel telur dan sperma.
Malformasi uterus menyebabkan perkembangan normal produk pembuahan,
meskipun pembuahan telah terjadi sebelumnya. Kelainan pada ovarium yang
mempengaruhi pembentukan folikel. Kelainan pada leher rahim
mempengaruhi proses masuknya sperma. Faktor penyebab infertilitas lainnya
adalah kelainan genetik yang menyebabkan kromosom seks tidak lengkap,
sehingga organ reproduksi tidak berkembang dengan baik, pada implantasi
zigot yang berujung pada aborsi.
b. Laki-laki
Gangguan androgen dan testosteron diawali dengan disfungsi hipotalamus
dan hipofisis, yang menyebabkan kelainan pada fungsi testis. Gaya hidup
berperan penting dalam mempengaruhi infertilitas, antara lain merokok,
penggunaan narkoba dan zat adiktif yang mempengaruhi kelainan sperma
dan menurunkan libido. Konsumsi alkohol berdampak pada masalah ereksi
sehingga mengurangi emisi sperma. Suhu di sekitar skrotum juga
mempengaruhi kelainan pada spermatogenesis. Misalnya, ejakulasi
retrograde akibat operasi menyebabkan sperma masuk ke kandung kemih
sehingga terjadi pelanggaran komposisi sperma.

8
5. Penatalaksanaan Infertilitas

● Perempuan

A. pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala utama lendir serviks dan


waktu yang tepat untuk berhubungan intim
B. pengobatan, misalnya;
1) Stimulan ovulasi, baik untuk penekanan hipotalamus, peningkatan
kadar prolaktin, mis. gangguan terkait dosis.
2) Terapi penggantian hormon
3) Glukokortikoid bila terdapat hiperplasia adrenal
4) Penggunaan antibiotik yang tepat untuk pencegahan dan pengobatan
infeksi dini
5) Donasi (pemindahan testis intra tuba)
6) Laparotomi dan bedah mikro untuk memperbaiki saluran tuba yang
rusak parah
7) operasi plastik, misalnya histerektomi saluran ganda,
8) Pengangkatan tumor atau fibroid
9) Obati vaginitis atau radang serviks dengan antibiotik atau kemoterapi.

● Laki-laki

1) Penekanan pada produksi sperma untuk menurunkan jumlah antibodi


autoimun diharapkan dapat meningkatkan kualitas sperma
2) Agen antimikroba.
3) Testosteron Enanthate dan Testosteron Spionate untuk merangsang
kejantanan.
4) HCG i.m mengoreksi hipogonadisme.
5) FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis.
6) Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau
hipotalamus

9
7) Clomiphene dapat diberikan untuk mengobati infertilitas idiopatik.
8) Perbaikan varikokel meningkatkan kualitas sperma.
9) Perubahan gaya hidup yang sederhana dan benar.
10) Caranya memperbaiki pola makan, tidak membiasakan memakai
celana panas dan ketat, dll.
11) Perhatikan penggunaan pelumas saat berhubungan intim, jangan
mengandung spermisida

10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
A. Identitas klien
Nama, jenis kelamin, latar belakang suku/budaya, agama, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan dan alamat.
B. Riwayat kesehatan
- Wanita
a. Riwayat kesehatan dahulu
1) Paparan mutagen yang mengganggu reproduksi di rumah
2) Infeksi genital sebelumnya
3) Hipertiroidisme dan hipotiroidisme, hirsutisme
4) Infeksi bakteri dan virus, misalnya. toksoplasma
5) Tumor hipofisis atau prolaktinoma
6) riwayat penyakit menular seksual
7) Riwayat kista

b. Riwayat kesehatan sekarang


1) Endometriosis dan endometritis
2) Vaginismus (kejang otot vagina)
3) Gangguan ovulasi
4) Kelainan saluran tuba, ovarium, rahim dan leher rahim
5) Autoimun
c. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga memiliki riwayat dengan aberasi genetic
d. Riwayat obstetri
1) Tidak hamil dan melahirkan setahun tanpa alat kontrasepsi

11
2) Aborsi berulang
3) Telah melahirkan tetapi belum hamil selama setahun tanpa alat
kontrasepsi
- Pria
a. Riwayat kesehatan dahulu
1) Kontak sebelumnya dengan benda mutan yang mengancam
reproduksi (panas, radiasi, rokok, obat-obatan, alkohol, infeksi)
2) Nilai gizi dan gizi, terutama kekurangan protein dan vitamin
tertentu
3) Infeksi genital sebelumnya
4) Hipertiroidisme dan hipotiroidisme
5) Tumor hipofisis atau prolaktinoma
6) Cedera, kecelakaan sehingga buah zakar rusak
7) Penggunaan obat yang menghambat spermatogenesis
8) Anda pernah menjalani operasi yang mempengaruhi organ
reproduksi, misalnya. operasi prostat, operasi tumor saluran kemih
9) Sejarah vasektomi
b. Riwayat kesehatan sekarang
1) Disfungsi ereksi yang parah
2) Ejakulasi mundur
3) Hipo/epispadia
4) Mikropenis
5) Testis andesense (testis masih di perut/paha)
6) Gangguan spermatogenesis (kelainan jumlah, bentuk dan motilitas
sel sperma)
7) Saluran sperma tersumbat
8) Hernia skrotum (hernia parah yang meluas hingga ke skrotum)
9) Varikokel (varises pada testis)
10) Kelainan sperma

12
c. Riwayat kesehatan keluarga
Memiliki keluarga dengan riwayat aberasi genetic
2. Pemeriksaan Fisik
A. Pemeriksaan wanita
a. Vagina
Masalah vagina yang dapat menghambat pengumpulan sperma di vagina
sekitar leher rahim antara lain penyumbatan atau peradangan.
Penyumbatan psikogenik disebut vaginismus atau disparenia, sedangkan
penyumbatan anatomi dapat bersifat bawaan atau didapat.
b. Leher rahim
Pemeriksaan serviks secara rutin, yang dikenal dengan Pap smear,
sebaiknya dilakukan setiap 3 hingga 5 tahun sekali bagi setiap wanita
dewasa yang aktif secara seksual. Vagina dibuka dengan jarum dan
diambil sampel sel superfisial serviks dengan spatula, kemudian dibawa
ke laboratorium untuk dianalisis, tidak melakukan kontak seksual,
douching/penggunaan pembersih vagina selama 24 jam setelah
pengambilan sampel PAP. . telah diambil.
B. Pemeriksaan Pria
a. Mengamati kelainan fisik
Pada pemeriksaan fisik, mungkin terlihat bahwa distribusi rambut dan
lemak tidak merata, atau konsistensi testis mungkin merupakan tanda
ketidakseimbangan hormon. Sperma salah satu testis tidak turun
(croptorchismus) berarti berkurangnya kemampuan memproduksi sperma.
b. Penampungan air mani
Semen dikumpulkan dengan cara masturbasi langsung ke dalam botol
kaca (atau gelas minum) setelah 3-5 hari pantang. Sebaiknya pelindung
dibuat di rumah dan dibawa ke laboratorium dalam waktu 2 jam setelah
dikeluarkan.

13
3. Diagnosis Keperawatan
1) Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang akhir diagnostik
2) Gangguan konsep diri : HDR berhubungan dengan gangguan fertilitas
3) Berduka dan antisipasi berhubungan dengan prognosis yang buruk

4. Rencana Keperawatan

Diagnosis Kriteria Hasil Intervensi Rasional


Keperawatan
1) Ansietas Tujuan: Setelah
● Jelaskan ● Menurunkan
berhubun- dilakukan
gan dengan tujuan tes dan cemas dan
tindakan
ketidakta- prosedur takut
huan keperawatan
terhadap
tentang selama 2 x 24 jam ● Tingkatkan
akhir diagnosa dan
diharapkan ekspresi
diagnostik prognosis
kecemasan pasien perasaan dan
berkurang. takut , contoh: ● Perasaan
Kriteria hasil: menolak, tidak di

● Klien depresi, dan ekspresikan


marah. dapat
mampu
Biarkan menimbulka
mengungk
pasien atau n kekacauan
apkan
orang terdekat internal dan
tentang
mengetahui efek
infetilitas
ini sebagai gambaran
dan
reaksi yang diri
bagaimana
normal
treatmentn ● Meyakinkan

ya. ● Dorong bahwa peran

14
keluarga dalam
● Klien
untuk keluarga dan
mampu
menganda kerja tidak
memperlih
pasien seperti berubah
atkan
sebelumnya
adanya ● Mungkin

peningkat ● Kolaborasi: diperlukan


an kontrol berikan untuk
diri Sedative, membantu
terhadap tranquilizer pasien rileks
diagnose sesuai indikasi sampai
infertilitas secara fisik
mampu
● Terjalin
untuk
kontak
membuat
mata saat
strategi
berkomuni
koping
kasi
adekuat

2) Gangguan Tujuan : setelah


● Tanyakan ● Menunjukka
konsep diri dilakukan
dengan nama n ke sopan
: HDR tindakan
apa pasien Santunan
berhubung keperawatan
ingin atau
an dengan selama 2x24 jam
dipanggil penghargaan
gangguan diharapkan
dan
fertilitas gangguan konsep ● Identifikasi
pengakuan
diri pasien dapat orang terdekat
personal
teratasi dari siapa
Kriteria hasil : pasien ● Memungkink

15
memperoleh an privasi
● Klien mampu
kenyamanan untuk
mengidentifik
dan siapa hubungan
asi aspek
yang harus personal
positif diri
memberitahuk khusus,
● Terjalin an jika terjadi untuk
kontak mata keadaan mengunjungi
saat bahaya atau untuk
berkomunikas tetap dan
● Dengarkan
i menyediakan
dengan aktif
kebutuhan
masalah dan
dukungan
ketakutan
pasien
pasien
● Menyampaik
● Dorong
an perhatian
mengungkapk
dan dapat
an perasaan,
dengan lebih
menerima apa
efektif
yang
mengidentifi
dikatakannya
kasi
kebutuhan
dan masalah
serta strategi
koping
pasien dan
seberapa
efektif

16
● Membantu

pasien atau
orang there
dekat untuk
memulai
menerima
perubahan
dan
mengurangi
ansietas
mengenai
perubahan
fungsi atau
gaya hidup
3) Berduka Tujuan : setelah
● Berikan ● Kemampuan
dan dilakukan
lingkungan komunikasi
antisipasi tindakan
yang terbuka Terapeutik
berhubung keperawatan
di mana seperti aktif
an dengan selama 3 x 24 jam
pasien merasa mendengarka
prognosis diharapkan pasien
bebas untuk n, diam,
yang buruk mampu
dapat selalu setia,
mengantisipasi
mendiskusika dan
keadaan berduka
n perasaan Pemahaman
Kriteria hasil :
dan masalah dapat
● Menunjukkan secara realitas memberikan
rasa pasien
● Identifikasi
pergerakan ke kesempatan
tingkat rasa

17
arah resolusi buka atau untuk
dan rasa disfungsi: berbicara
berduka dan penyangkalan, secara bebas
harapan untuk marah, tawar dan
masa depan menawar, berhadapan
depresi, dengan
● Fungsi pada
penerimaan perasaan
tingkat
adekuat, ikut ● Dengarkan ● Kecermatan

serta dalam dengan aktif akan berikan


pekerjaan pandangan pilihan
pasien dan intervensi
selalu sedia yang sesuai
untuk pada waktu
membantu individu
jika menghadapi
diperlukan rasa terbuka
dalam
● Identifikasi
berbagai cara
dan solusi
yang berbeda
pemecahan
masalah untuk ● Proses
keberadaan berduka
respon respon tidak
fisik, berjalan
misalnya dalam cara
makan, tidur, yang teratur,
tingkat tetapi
aktivitas dan fluktuasinya

18
hasrat seksual dengan
berbagai
aspek dari
berbagai
tingkat yang
muncul pada
suatu
kesempatan
yang lain

● Mungkin

dibutuhkan
tambahan
bantuan
untuk
berhadapan
dengan aspek
aspek fisik
dari rasa
berduka

19
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Infertilitas adalah gangguan kesuburan yang menghambat pasangan suami istri
untuk bisa hamil dan memiliki keturunan. Infertilitas tidak semata-mata terjadi
kelainan pada wanita saja. Hasil penelitian membuktikan bahwa suami
menyumbang 25-40% dari angka kejadian infertil, istri 40-55%, keduanya 10%,
dan idiopatik 10%. Hal ini dapat menghapus anggapan bahwa infertilitas terjadi
murni karena kesalahan dari pihak wanita/istri.

Beberapa penyebab infertilitas pada wanita antara lain rangsangan pada kelenjar
pituitari hipotalamus yang menyebabkan produksi FSH dan LH tidak mencukupi
sehingga menyebabkan terganggunya pembentukan folikel ovarium. Pada pria
gaya hidup berperan penting dalam mempengaruhi infertilitas, antara lain
merokok, penggunaan narkoba dan zat adiktif yang mempengaruhi kelainan
sperma dan menurunkan libido.

2. Saran
Kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan, maka dari itu kami sangat
mengharapkan saran dari teman-teman dalam pembahasan untuk kelengkapan
makalah ini.

20
DAFTAR PUSTAKA

Panjaitan, R. F., & Manurung, E. (2020). Analisis Faktor Resiko Kejadian Infertilitas
Pada Perawat di RSU Sembiring. BEST Journal (Biology Education, Sains and
Technology), 3(2), 244-250.

Aprilatharani, Adien dkk. 2017/2018. Asuhan Keperawatan Infertilitas Pada Pria dan
Wanita. https://id.scribd.com/document/378179553/Asuhan-Keperawatan-infertilitas-
pada-pria-dan-wanita. 25 Agustus.

Widyawati. 2021. Asuhan Keperawatan Infertilitas.


https://www.slideshare.net/widyawati_muchlis/askep-infertilitas-249641897. 25
Agustus

21
22

Anda mungkin juga menyukai