Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TENTANG
KONSEP DASAR INFERTILITAS

DISUSUN OLEH :
RISKI MILA SARI (181015401018)

DOSEN PENGAMPUH :
RINI FEBRIANTI SST M.Keb

PRODI DIII KEBIDANAN


STIKES KELUARGA BUNDA JAMBI
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Keegawat Daruratan Maternal Dan Neonatal
yang berjudul “Konsep Dasar Infertilitas” dengan lancer dan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.

Makalah ini ditulis guna pemenuhan tugas mata kuliah Kegawat Daruratan Maternal Dan
Neonatal. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang turut membantu dalam
penulisan makalah ini terutama Ibu Rini Febrianti SST M.Keb selaku dosen mata kuliah
Kegawat Daruratan Maternal Dan Neonatal yang telah memberikan bimbingan dan juga
pengarahan kepada kami.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembacanya,
kami juga menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Terima kasih.

Jambi, 06 April 2020

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL ………………………………………………...…....................……………………….. i

KATA PENGANTAR ……………………..………..……................…………………………. ii

DAFTAR ISI ………………………………………..….……....................…………………… 3

BAB I. PENDAHULUAN ……………………................……..……………………………… 4


1.1 Latar Belakang ……………….……………..................…………………………… 4

1.2 Rumusan Masalah ………………………….........…………..…………………...… 4

1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………………...........………………. 4

BAB II. PEMBAHASAN ………………………………........................…………………… 5


2.1 Definisi Infertilitas ………………………………………………................……… 5

2.2 Pemeriksaan Infertilitas ……………………………..………….......……………… 5

2.3 Faktor-faktor Infertilitas ………………..………………………….…..….....……... 6

2.4 Pendokumentasian Tentang Infertilitas ………………………………………..…… 8

BAB III. PENUTUP ..……………………………....…………………………………......... 13


3.1 Kesimpulan ….………………………….....…………………………………....... 13

3.2 Saran …………………………………….....…………………………………...... 13

DAFTAR PUSTAKA ……………………………......…………………………………...... 14


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Organisasi induk teknologi reproduksi berbantu di Indonesia (PERFITRI) mencatat,


Indonesia dengan penduduk 257,9 juta jiwa, memiliki penduduk usia reproduktif sebesar 75,7
juta jiwa, sehingga diperkirakan terdapat sekitar 7,5 juta penduduk usia reproduktif yang
mengalami infertilitas pada tahun 2017. Prevalansi infertilitas pada usia subur (20-24 tahun) di
Indonesia diperkirakan sekitar 6,08%, sedangkan di jawa barat, populasi infertile diperkirakan
sebesar 1,3 juta jiwa. WHO memperkirakan akan terjadi penambahan 2 juta pasangan infertile
pertahun di masa yang akan datang.

Berdasarkan Center For Disease Control and Prevention of America, factor resiko yang dapat
menyebabkan infertilitas pada usia wanita diatas 35 tahun antara lain usia terlalu tua, merokok,
konsumsi alcohol berlebih, penurunan atau peningkatan berat badan yang ekstrim, dan stress
fisik maupun emosional yang menyebabkan amenore. Penyakit penyerta pada organ reproduksi
juga berpengaruh terhadap infertilitas. Penyebab lain infertilitas pada wanita yaitu disebabkan
oleh gangguan ovulasi seperti Syndrome ovarium polikistik, gangguan cadangan ovarium,
amenore hipotalamus fungsional, gangguan fungsi hipotalamus dan kelenjar hipofisis, serta
infusiensi premature ovarium yang sering muncul ketika wanita berumur lebih 40 tahun.

Walaupun masalah infertilitas tidak berpengaruh terhadap aktivitas fisik sehari-hari dan tidak
mengancam jiwa, bagi banyak pasangan hal ini berdampak besar terhadap kehidupan
berkeluarga. Faktor psikokultural akan mempengaruhi sikap pasangan terhadap masalah ini,
termasuk upaya-upaya irasional untuk memiliki keturunan.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan infertilitas ?

2. Apa-apa saja pemeriksaan pada infertilitas ?

3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi infertilitas ?

4. Jelaskan bagaimana pendokumentasian asuhan kebidanan pada infertilitas ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa itu definisi dari infertilitas

2. Untuk mengetahui cara apa saja yang dilakukan dalam pemeriksaan infertilitas

3. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi infertilitas

4. Untuk mengetahui bagaimana cara pendokumentasian asuhan kebidanan pada infertilitas


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Infertilitas

Infertilitas merupakan penyakit reproduksi yang dapat menyebabkan kegagalan untuk


memperoleh kehamilan secara klinis setelah berhubungan minimal selama 12 bulan tanpa alat
kontrasepsi. Penyakit ini tidak mengancam jiwa, namun dapat menyebabkan konflik internal dan
interpersonal dalam hubungan suatu pasangan.

Menurut Word Health Organization (WHO) tahun 2016 mendefinisikan infertilitas


sebagai suatu penyakit pada system reproduksi yang ditandai dengan kegagalan untuk
memperoleh kehamilan secara klinis setelah berhubungan selama 12 bulan atau lebih tanpa
menggunakan alat kontrasepsi.

Infertilitas dikategorikan menjadi dua yaitu infertilitas primer dan infertilitas sekunder.
Infertilitas primer adalah ketidakmampuan untuk memperoleh kehamilan setelah dua tahun
melakukan koitus secara teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi biasanya terjadi pada
wanita berumur 15-19 tahun. Sedangkan, infertilitas sekunder diartikan sebagai ketidakmampuan
untuk memperoleh kehamilan setelah sebelumnya sudah ada riwayat hamil.

2.2 Pemeriksaan Pada Infertilitas

Pemeriksaan yang harus dilakukan pada kasus infertilitas adalah sebagai berikut :

1. Analisa Sperma

Pemeriksaan semen merupakan pemeriksaan pertama yang harus dilakukan pada pria.
Bila hasil pemeriksaan menujukkan jumlah sperma yang sedikit atau tidak ada,
pemeriksaan ini diulangi 2-3 bulan selanjutnya, mengingat siklus perkembangan sperma
yang panjang dan dipengaruhi oleh banyak factor seperti temperature.

2. Penilaian Fungsi Ovulasi

Siklus menstruasi yang teratur (21-35 hari) merupakan indikasi adanya proses ovulasi.
Deteksi proses ovulasi dengan menggunakan kurva kenaikan suhu basal saat ini tidak
direkomendasikan lagi. Teknik untuk mendeteksi adanya ovulasi dengan cara mengukur
kadar hormone progesterone pada fase midluteal (hari ke-21ng/ml). Pemeriksaan lain
yang penting dilakukan pada pasien dengan gangguan siklus menstruasi adalah TSH dan
prolaktin.
3. Kerusakan Tuba

Pada setiap kasus infertilitas harus dilakukan pemeriksaan terhadap kedua tuba fallopi.
Kurang lebih 20% kasus infertilitas disebabkan oleh factor tuba.

4. Endrometriosis

Endrometriosis dijumpai pada5-10% kasus infertilitas dengan kemungkinan kehamilan


setiap bulan bagi pasangan yang menderita endometriosis hanya sebesar 2-3%
dibandingkan pasangan normal yang memiliki kemungkinan kehamilan sampai 20%.

5. Unexplained Infertillity

Sebanyak 30% pasangan infertilitas memiliki hasil pemeriksaan yang normal pada fungsi
ovulasi, sperma, dan patensi tuba sehingga kasus ini dimasukkan kedalam golongan
unexplained infertility. Salah satu factor yang memegang kontribusi pada kasus ini adalah
usia ibu, terutama bila usia ibu lebih dari 37 tahun.

2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Infertilitas

Infertilitas dapat disebabkan oleh factor pria, sekitar 30-40% total kasus infertilitas
sehingga pemeriksaan pria penting untuk dilakukan. Penyebab infertilitas pada pria dibagi
menjadi 3 kategori utama, yaitu :

a) Gangguan produksi sperma misalnya akibat kegagalan testis primer (hipergonadrotopik


hipogonadisme) yang disebabkan oleh factor genetic (syndrome Klinefelter, mikrodelesi
kromosom Y) atau kerusakan langsung lainnya terkait anatomi (crytorchidism,
varikokel), infeksi (mumps orchitis), gonadotoksin.

b) Gangguan fungsi sperma, misalnya akibat antibody antisperma, radang saluran genital
(prostatitis), varikokel, kegagalan reaksi akrosom, ketidaknormalan biokimia, atau
gangguan dengan perlengakapan sperma (kezona pelusida) atau penetrasi

c) Sumbatan pada duktus, misalnya akibat vasektomi, tidak adanya vas deferens bilateral,
atau sumbatan kongenitalatau yang didapat (acquired) pada epididimis atau duktus
ejakulatorius.

Sedangkan factor penyebab infertilitas pada wanita diantaranya adalah :

a) Gangguan fungsi ovarium, gangguan ovulasi jumlahnya sekita 30-40% dari seluruh kasus
infertilitas wanita. Diantaranya yaitu Sindrome PCOS, gangguan cadangan ovarium dan
gangguan fungsi hipotalamus & pituitary.
b) Gangguan anatomis diakibatkan gangguan pada tuba, serviks dan uterus.

Konsesu penanganan infertilitas tahun 2013 yang disusun oleh HIFERI, POGI, IAUI, dan
PERFITRI menyepakati factor resiko yang berhubungan dengan infertilitas sebagai berikut :

1) Konsumsi Alkohol

Konsumsi alcohol yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan fungsi hipotalamus dan
hipofisis

2) Merokok

Rokok mengandung zat berbahaya bagi oosit, sperma dan embrio. Merokok pada
perempuan dapat menurunkan tingkat infertilitas

3) Berat Badan

Laki-laki yang memiliki IMT > 29 akan mengalami gangguan infertilitas. Perempuan
yang memiliki IMT >29, cenderung memerlukan waktu yang lebih untuk mendapatkan
kehamilan.

4) Olahraga

Olahraga ringan-sedang dapat meningkatkan fertilitas karena akan meningkatkan aliran


darah dan status antioksidan

5) Stress

Perasaan cemas, rasa bersalah, dan depresi yang berlebihan dapat berhubungan dengan
infertilitas namun belum didapatkan hasil penelitian yang adekuat.

6) Suplementasi vitamin

Konsumsi vitamin A berlebihan pada laki-laki dapat menyebabkan kelainan congenital


termasuk kraniofasial, jantung, timus dan susunan saraf pusat. Asam lemak seperti EPA
dan DHA dianjurkan pada pasien infertilitas karena akan menekan aktivitas nuclear
factor kappa B.

7) Obat-obatan

8) Obat-obat Herbal
2.4 Pendokumentasian Infertilitas

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY. B DI BPM EMY

DENGAN INFERTILITAS PRIMER

TANGGAL : 9 Oktober 2018

JAM : 09.00 WIB

OLEH : Bidan Emy

TEMPAT : BPS Melati

I. PENGKAJIAN DATA

A. DATA SUBYEKTIF

1. IDENTITAS

Nama istri : Ny. “B” Nama suami : Tn. “Y”

Umur : 25 tahun Umur : 27 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jombang Alamat : Jombang

2. STATUS PERKAWINAN

Perkawinan ke : 1

Umur kawin : 23 tahun

Lama kawin : 2 tahun


3. KELUHAN UTAMA / ALASAN KUNJUNGAN

Pasien datang ke BPS untuk periksa karena belum memiliki anak setelah menikah 2
tahun yang lalu dan ingin memiliki anak, padahal hubungan seks dilakukan secara
teratur dan tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun.

4. RIWAYAT KEBIDANAN

a. HAID

Menarche : 14 tahun

Siklus : 28 hari

Warnanya : merah

Baunya : anyir

Keluhan : tidak ada

b. RIWAYAT KEHAMILAN PERSALINAN DAN NIFAS YANG LALU

Pasien mengatakan bahwa dirinya belum pernah hamil

5. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU

Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun dan menular serta
menurun seperti tekanan darah tinggi, paru-paru, kencing manis dan jantung.

6. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Pasien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular
dan menahun seperti tekanan darah tinggi, pari-paru, kencing manis, hepatitis dan
jantung.

7. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

a. Pola nutrisi : makan 3 kali/hari minum air putih 5-6 gelas/hari

b. Pola eliminasi

BAB : 1 kali/hari, warna kuning, lembek, bau khas

BAK : 4-5 kali/hari, warna kuning, bau khas


c. Pola aktifitas

Memasak, mencuci, mengurus rumah dan tidak ada keluhan.

d. Pola personal hygiene

Mandi 2 kali/hari, gosok gigi 3 kali/hari, ganti baju 2 kali/hari, keramas 2


kali/minggu.

e. Pola istirahat

Siang : ± 2 jam/hari Malam : ± 7 jam/hari

f. Pola seksual

3-4 kali/minggu

8. DATA PSIKOSOSIAL

Pasien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya sekarang karena setelah sampai
saat ini belum mempunyai anak. Hubungan dengan suami dan anggota keluarga yang
lain baik.

9. DATA SOSIAL BUDAYA

Pasien mengatakan dilingkungannya tidak ada budaya minum jamu tradisional agar
bisa hamil. Pasien tidak memiliki kebiasaan pijat perut dan pasien juga tidak
mempunyai kebiasaan merokok.

B. DATA OBYEKTIF

1. PEMERIKSAAN FISIK UMUM

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Conposmentis

c. TTV : - Tensi : 110/70 mmHg - Suhu : 36,8˚C

- Nadi : 80 x/menit - RR : 21 x/menit

d. TB/BB : 155 cm / 54 kg
2. PEMERIKSAAN FISIK KHUSUS

 Kepala : kulit kepala bersih, warna rambut hitam, rambut tidak


rontok.

 Muka : tidak pucat, terlihat cemas

 Mata : simetris, conjungtiva merah muda, sklera putih

 Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada kelainan

 Telinga : simetris, tidak ada kelainan

 Mulut : simetris, bibir lembab, tidak ada gigi palsu/carries gigi,


lidah bersih

 Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada


bendungan vena jugularis

 Ketiak : tidak ada bendungan vena jugularis

 Dada : simetris, tidak ada pembesaran mamae, puting menonjol,


tidak ada nyeri tekan, tidak ada ronchi/wheezing

 Perut : simetris, tidak ada pembesaran, tidak ada bekas luka


opersi, tidak ada benjolan

 Genetalia : bersih, tidak ada kelainan, tidak ada pengeluaran cairan


per vaginam, tidak varises, tidak ada condiloma

 Perineum : tidak ada luka parut

 Anus : tidak ada varises, tidak ada haemoroid

 Ekstremitas : simetris, tidak ada kelainan, reflek patella (+/+)

3. PEMERIKSAAN DALAM

- Tidak ada kelainan vagina

- Tidak ada kelainan servik

- Bentuk uterus retro fleksi

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan
II. INTERPRETASI DATA DASAR

a. Diagnosa : Ny “B” usia 25 tahun dengan infertilitas primer

Data subyektif : Pasien mengatakan belum memiliki anak sejak setelah menikah 2
tahun yang lalu

Data obyektif

- Keadaan umum : baik

- Kesadaran : composmentis

- TTV : - Tensi : 110/70 mmHg - Suhu : 36,8˚C

- Nadi : 80 x/menit - RR : 21 x/menit

- Inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi : tidak ada kelainan

- Pemeriksaan dalam : uterus retrofleksi

b. Masalah

Dasar : cemas

Data subyektif : pasien mengatakan sangat cemas sengan keadaannya

Data obyektif

- Keadaan umum : baik

- Kesadaran : composmentis

- TTV : - Tensi : 110/70 mmHg - Suhu : 36,8˚C

- Nadi : 80 x/menit - RR : 21 x/menit

- Inspeksi : muka terlihat cemas

c. Kebutuhan

- Nutrisi

- Konseling tentang teknik berhubungan

- Cara mengatasi cemas


III. ANTISIPASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL

Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

Tidak ada

V. PENGEMBANGAN RENCANA

Diagnosa : Ny “B” usia 25 tahun dengan infertilitas primer

Tujuan :

- jangka pendek : setelah diberi asuhan selama 10 menit diharapkan pasien


mengerti dan paham serta dapat mengulang kembali penjelasan dari petugas.

- jangka panjang : setalah diberi asuhan selama 10 menit diharapkan pasien


segera hamil dan mempunyai anak

Kriteria hasil : - Keadaan umum : baiK

- Kesadaran : composmentis

- TTV : Tensi : 110/70-120/80 mmHg

Nadi : 60-80 x/menit

Suhu : 36,5-37,5˚C

RR : 16-24 x/menit

Pasien mengatakan mengerti dan paham dengan penjelasan dari petugas dan dapat mengulang
kembali
VI. IMPLEMENTASI

Diagnosa / masalah Tanggal/Jam Implementasi

Ny “B” usia 25 tahun 9 Oktober 2018 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada


dengan infertilitas pasien agar pasien bahwa bentuk
primer. uterusnya retrofleksi sehingga sperma
yang masuk sulit bertemu dengan sel
telur dan tidak terjadi kehamilan.

2. Menjelaskan pada pasien makanan-


makanan apa saja yang dapat
meningkatkan kesuburan yaitu
makanan yang banyak mengandung
protein seperti daging serta
mengandung vitamin E contohnya
kecambah.

3. Menjelaskan teknik berhubungan yang


benar yang sesuai dengan masalah
yang dihadapi pasien saat ini

4. Menganjurkan pasien datang lagi bila


masih ada keluhan.

5. Melakukan kolaborasi dengan dokter


spesialis.

Masalah : cemas 1. Meyakinkan pasien bahwa semua


masalah pasti ada solusinya yang
penting kita berusaha dan berdoa.

2. Memberi dukungan kepada pasien.


Jika tetap berusaha dan berdoa
InsyaAllah akan bisa hamil.

3. Menganjurkan agar lebih mendekatkan


diri pada Tuhan Yang Maha Esa.

VII. EVALUASI

Tanggal : 9 Oktober 2018 jam : 9.20 WIB

Diagnosa : Ny “B” usia 25 tahun dengan infertilitas primer

S : pasien mengatakan mengerti dan paham dengan penjelasan dari petugas.

O : - pasien dapat mengulang kembali penjelasan petugas.

- Keadaan umum : baik

- Kesadaran : composmentis

- TTV : Tensi : 110/60 mmHg Suhu : 36,9˚C

Nadi : 77 x/menit RR : 20 x/menit

A : Ny “B” usia 25 tahun dengan infertilitas primer

P : kolaborasi dengan dokter spesialis

Masalah : cemas

S : pesien mengatakan sudah tidak merasa cemas dengan keadaannya.

O : muka pasien tampak lebih tenang

A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, maka ada beberapa hal yang dapat kami simpulkan antara lain
sebagai berikut :

Wanita perlu memiliki siklus ovulasi yang teratur untuk menjadi hamil, ovumnya harus normal
dan tidak boleh ada hambatan dalam jalur lintasan sperma atau implantasi ovum yang telah
dibuahi.

Disebut infertilitas pasangan bila terjadi penolakan sperma suami oleh istri sehingga sperma
tidak dapat bertemu dengan sel telur. Hal ini biasanya disebabkan oleh ketidaksesuaian
antigen/antibodi pasangan tersebut.

Motilitas abnormal, kelainan anatomi, gangguan endokrin dan disfungsi seksual. Kelaianan
anatomi yang mungkin menyebabkan infertilitas adalah tidak adanya vasdeferens kongenital,
obstruksi vasdeferens dan kelainan kongenital system ejakulasi. Spermatogenesis abnormal dapat
terjadi akibat orkitis karena mumps, kelainan kromosom, terpajan bahan kimia, radiasi atau
varikokel.

3.2 Saran

Sebaiknya bagi keluarga yang mempunyai penyakit yang sama terkait dengan infertilitas,
maka perlu dilakukannya pemeriksaan kedokter untuk dilakukan uji lanjut (uji Laboratorium).
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unimus.ac.id/1388/3/BAB%2011.pdf

http://repository.usu.ac.id

http://www.ui.ac.id

http://e-journal.unair.ac.id
Pertanyaan :

1. Apakah penyebab utama infertilitas ?

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan infertile disengaja pada pria maupun wanita ?

3. Adakah tekhnik perawatan yang digunakan untuk mencegah terjadinya infertilitas ?

Anda mungkin juga menyukai