TENTANG
KONSEP DASAR INFERTILITAS
DISUSUN OLEH :
RISKI MILA SARI (181015401018)
DOSEN PENGAMPUH :
RINI FEBRIANTI SST M.Keb
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Keegawat Daruratan Maternal Dan Neonatal
yang berjudul Konsep Dasar Infertilitas dengan lancer dan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Makalah ini ditulis guna pemenuhan tugas mata kuliah Kegawat Daruratan Maternal Dan
Neonatal. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang turut membantu dalam
penulisan makalah ini terutama Ibu Rini Febrianti SST M.Keb selaku dosen mata kuliah
Kegawat Daruratan Maternal Dan Neonatal yang telah memberikan bimbingan dan juga
pengarahan kepada kami.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembacanya,
kami juga menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL ... .................... .. i
Berdasarkan Center For Disease Control and Prevention of America, factor resiko yang dapat
menyebabkan infertilitas pada usia wanita diatas 35 tahun antara lain usia terlalu tua, merokok,
konsumsi alcohol berlebih, penurunan atau peningkatan berat badan yang ekstrim, dan stress
fisik maupun emosional yang menyebabkan amenore. Penyakit penyerta pada organ reproduksi
juga berpengaruh terhadap infertilitas. Penyebab lain infertilitas pada wanita yaitu disebabkan
oleh gangguan ovulasi seperti Syndrome ovarium polikistik, gangguan cadangan ovarium,
amenore hipotalamus fungsional, gangguan fungsi hipotalamus dan kelenjar hipofisis, serta
infusiensi premature ovarium yang sering muncul ketika wanita berumur lebih 40 tahun.
Walaupun masalah infertilitas tidak berpengaruh terhadap aktivitas fisik sehari-hari dan tidak
mengancam jiwa, bagi banyak pasangan hal ini berdampak besar terhadap kehidupan
berkeluarga. Faktor psikokultural akan mempengaruhi sikap pasangan terhadap masalah ini,
termasuk upaya-upaya irasional untuk memiliki keturunan.
1.2 Rumusan Masalah
2. Untuk mengetahui cara apa saja yang dilakukan dalam pemeriksaan infertilitas
Infertilitas dikategorikan menjadi dua yaitu infertilitas primer dan infertilitas sekunder.
Infertilitas primer adalah ketidakmampuan untuk memperoleh kehamilan setelah dua tahun
melakukan koitus secara teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi biasanya terjadi pada
wanita berumur 15-19 tahun. Sedangkan, infertilitas sekunder diartikan sebagai ketidakmampuan
untuk memperoleh kehamilan setelah sebelumnya sudah ada riwayat hamil.
Pemeriksaan yang harus dilakukan pada kasus infertilitas adalah sebagai berikut :
1. Analisa Sperma
Pemeriksaan semen merupakan pemeriksaan pertama yang harus dilakukan pada pria.
Bila hasil pemeriksaan menujukkan jumlah sperma yang sedikit atau tidak ada,
pemeriksaan ini diulangi 2-3 bulan selanjutnya, mengingat siklus perkembangan sperma
yang panjang dan dipengaruhi oleh banyak factor seperti temperature.
Siklus menstruasi yang teratur (21-35 hari) merupakan indikasi adanya proses ovulasi.
Deteksi proses ovulasi dengan menggunakan kurva kenaikan suhu basal saat ini tidak
direkomendasikan lagi. Teknik untuk mendeteksi adanya ovulasi dengan cara mengukur
kadar hormone progesterone pada fase midluteal (hari ke-21ng/ml). Pemeriksaan lain
yang penting dilakukan pada pasien dengan gangguan siklus menstruasi adalah TSH dan
prolaktin.
3. Kerusakan Tuba
Pada setiap kasus infertilitas harus dilakukan pemeriksaan terhadap kedua tuba fallopi.
Kurang lebih 20% kasus infertilitas disebabkan oleh factor tuba.
4. Endrometriosis
5. Unexplained Infertillity
Sebanyak 30% pasangan infertilitas memiliki hasil pemeriksaan yang normal pada fungsi
ovulasi, sperma, dan patensi tuba sehingga kasus ini dimasukkan kedalam golongan
unexplained infertility. Salah satu factor yang memegang kontribusi pada kasus ini adalah
usia ibu, terutama bila usia ibu lebih dari 37 tahun.
Infertilitas dapat disebabkan oleh factor pria, sekitar 30-40% total kasus infertilitas
sehingga pemeriksaan pria penting untuk dilakukan. Penyebab infertilitas pada pria dibagi
menjadi 3 kategori utama, yaitu :
b) Gangguan fungsi sperma, misalnya akibat antibody antisperma, radang saluran genital
(prostatitis), varikokel, kegagalan reaksi akrosom, ketidaknormalan biokimia, atau
gangguan dengan perlengakapan sperma (kezona pelusida) atau penetrasi
c) Sumbatan pada duktus, misalnya akibat vasektomi, tidak adanya vas deferens bilateral,
atau sumbatan kongenitalatau yang didapat (acquired) pada epididimis atau duktus
ejakulatorius.
a) Gangguan fungsi ovarium, gangguan ovulasi jumlahnya sekita 30-40% dari seluruh kasus
infertilitas wanita. Diantaranya yaitu Sindrome PCOS, gangguan cadangan ovarium dan
gangguan fungsi hipotalamus & pituitary.
b) Gangguan anatomis diakibatkan gangguan pada tuba, serviks dan uterus.
Konsesu penanganan infertilitas tahun 2013 yang disusun oleh HIFERI, POGI, IAUI, dan
PERFITRI menyepakati factor resiko yang berhubungan dengan infertilitas sebagai berikut :
1) Konsumsi Alkohol
Konsumsi alcohol yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan fungsi hipotalamus dan
hipofisis
2) Merokok
Rokok mengandung zat berbahaya bagi oosit, sperma dan embrio. Merokok pada
perempuan dapat menurunkan tingkat infertilitas
3) Berat Badan
Laki-laki yang memiliki IMT > 29 akan mengalami gangguan infertilitas. Perempuan
yang memiliki IMT >29, cenderung memerlukan waktu yang lebih untuk mendapatkan
kehamilan.
4) Olahraga
5) Stress
Perasaan cemas, rasa bersalah, dan depresi yang berlebihan dapat berhubungan dengan
infertilitas namun belum didapatkan hasil penelitian yang adekuat.
6) Suplementasi vitamin
7) Obat-obatan
8) Obat-obat Herbal
2.4 Pendokumentasian Infertilitas
ASUHAN KEBIDANAN
I. PENGKAJIAN DATA
A. DATA SUBYEKTIF
1. IDENTITAS
2. STATUS PERKAWINAN
Perkawinan ke : 1
Pasien datang ke BPS untuk periksa karena belum memiliki anak setelah menikah 2
tahun yang lalu dan ingin memiliki anak, padahal hubungan seks dilakukan secara
teratur dan tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun.
4. RIWAYAT KEBIDANAN
a. HAID
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Warnanya : merah
Baunya : anyir
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun dan menular serta
menurun seperti tekanan darah tinggi, paru-paru, kencing manis dan jantung.
Pasien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular
dan menahun seperti tekanan darah tinggi, pari-paru, kencing manis, hepatitis dan
jantung.
b. Pola eliminasi
e. Pola istirahat
f. Pola seksual
3-4 kali/minggu
8. DATA PSIKOSOSIAL
Pasien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya sekarang karena setelah sampai
saat ini belum mempunyai anak. Hubungan dengan suami dan anggota keluarga yang
lain baik.
Pasien mengatakan dilingkungannya tidak ada budaya minum jamu tradisional agar
bisa hamil. Pasien tidak memiliki kebiasaan pijat perut dan pasien juga tidak
mempunyai kebiasaan merokok.
B. DATA OBYEKTIF
b. Kesadaran : Conposmentis
d. TB/BB : 155 cm / 54 kg
2. PEMERIKSAAN FISIK KHUSUS
3. PEMERIKSAAN DALAM
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Data subyektif : Pasien mengatakan belum memiliki anak sejak setelah menikah 2
tahun yang lalu
Data obyektif
- Kesadaran : composmentis
b. Masalah
Dasar : cemas
Data obyektif
- Kesadaran : composmentis
c. Kebutuhan
- Nutrisi
Tidak ada
Tidak ada
V. PENGEMBANGAN RENCANA
Tujuan :
- Kesadaran : composmentis
Suhu : 36,5-37,5˚C
RR : 16-24 x/menit
Pasien mengatakan mengerti dan paham dengan penjelasan dari petugas dan dapat mengulang
kembali
VI. IMPLEMENTASI
VII. EVALUASI
- Kesadaran : composmentis
Masalah : cemas
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, maka ada beberapa hal yang dapat kami simpulkan antara lain
sebagai berikut :
Wanita perlu memiliki siklus ovulasi yang teratur untuk menjadi hamil, ovumnya harus normal
dan tidak boleh ada hambatan dalam jalur lintasan sperma atau implantasi ovum yang telah
dibuahi.
Disebut infertilitas pasangan bila terjadi penolakan sperma suami oleh istri sehingga sperma
tidak dapat bertemu dengan sel telur. Hal ini biasanya disebabkan oleh ketidaksesuaian
antigen/antibodi pasangan tersebut.
Motilitas abnormal, kelainan anatomi, gangguan endokrin dan disfungsi seksual. Kelaianan
anatomi yang mungkin menyebabkan infertilitas adalah tidak adanya vasdeferens kongenital,
obstruksi vasdeferens dan kelainan kongenital system ejakulasi. Spermatogenesis abnormal dapat
terjadi akibat orkitis karena mumps, kelainan kromosom, terpajan bahan kimia, radiasi atau
varikokel.
3.2 Saran
Sebaiknya bagi keluarga yang mempunyai penyakit yang sama terkait dengan infertilitas,
maka perlu dilakukannya pemeriksaan kedokter untuk dilakukan uji lanjut (uji Laboratorium).
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unimus.ac.id/1388/3/BAB%2011.pdf
http://repository.usu.ac.id
http://www.ui.ac.id
http://e-journal.unair.ac.id
Pertanyaan :
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan infertile disengaja pada pria maupun wanita ?