Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang. Kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Psikologi berjudul
Penanganan untuk Pasien Infertil.
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya maupun lainnya. Oleh karena itu dengan
lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi para pembaca yang
ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kami mengharapkan semoga dari makalah ini dapat di ambil hikmah dan manfaatnya
sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Judul Makalah.......................................................................................................1
Kata Pengantar......................................................................................................2
Daftar Isi...............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................5
1.3 Tujuan..........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................6
2.1 Definisi Infertilitas.......................................................................................6
2.2 Etiologi Infertilitas.......................................................................................7
2.3 Faktor-faktor Infertilitas Yang Sering Ditemukan.......................................8
2.4 Penatalaksanaan Infertilitas.........................................................................9
2.5 Pencegahan Infertilitas...............................................................................10
2.6 Patofisiologi...............................................................................................10
2.7 Peran Bidan Komunitas Terhadap Tingkat Kesuburan..............................11
2.8 Tanda Gejala Gangguan Psikologis Pada Wanita Infertilitas....................12
2.9 Pengelolaan Gangguan Psikologis Pada Infertilitas..................................12
BAB III TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................13
BAB IV PENUTUP............................................................................................23
4.1 Kesimpulan................................................................................................23
4.2 Saran..........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
3
Sebanyak 60% 70% pasangan yang telah menikah akan memiliki anak pada tahun
pertama pernikahan mereka. Sebanyak 20% akan memiliki anak pada tahun ke-2 dari usia
pernikahannya. Sebanyak 10% - 20% sisanya akan memiliki anak pada tahun ke-3 atau
lebih atau tidak pernah memiliki anak. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000
pasangan suami istri di Indonesia sekitar 12% atau sekitar 3 juta pasangan mengalami
infertile. Dan baru sekitar 50% dari pasangan tersebut yang berhasil di tolong untuk
menangani masalah infertile dan selebihnya harus mengadopsi atau hidup tanpa seorang
anak.
Walaupun pasangan suami istri dianggap infertile bukan tidak mungkin kondisi
infertile sesungguhnya hanya dialami oleh sang suami atau sang istri. Hal tersebut dapat
dipahami karena proses pembuahan yang berujung pada kehamilan dan lahirnya seorang
manusia baru merupakan kerjasama antara suami dan istri. Di masyarakat, kadang
infertlitas di salahartikan sebagai ketidakmampuan mutlak untuk memiliki anak atau
kemandulan pada kenyataan nya di bidang reproduksi, infertilitas diartikan sebagai
ketidakmampuan
pasangan
untuk
menghasilkan
keturunan,
jadi
bukanlah
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1. DEFINISI INFERTILITAS
Infertilitas
adalah
kegagalan
dari
pasangan
suami-istri
untuk
mengalami kehamilan setelah melakukan hubungan seksual, tanpa kontrasepsi, selama satu
tahun (Sarwono,497). Infertilitas (kamandulan) adalah ketidakmampuan atau penurunan
kemampuan menghasilkan keturunan (Elizbeth, 639).
5
Ketidaksuburan (infertil) adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum
mampu memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2 3 kali
seminggu dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa menggunakan alat kontrasepsi jenis
apapun (Djuwantono,2008, hal: 1).
Secara medis infertile dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Infertile primer
Berarti pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah satu
tahun berhubungan seksual sebanyak 2 3 kali perminggu tanpa menggunakan alat
kontrasepsi dalam bentuk apapun.
b. Infertile sekunder
Berrti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya tetapi saat ini belum
mampu memiliki anak lagi setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2 3 kali
perminggu tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi jenis apapun.
(Djuwantono,2008, hal: 2).
Berdasarkan hal yang telah disebutkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
pasangan suami istri dianggap infertile apabila memenuhi syarat-syarat berikut:
a. Pasangan tersebut berkeinginan untuk memiliki anak.
b. Selama satu tahun atau lebih berhubungan seksual, istri sebelum mendapatkan kehamilan.
c. Frekuensi hubungan seksual minimal 2 3 kali dalam setiap minggunya.
d. Istri maupun suami tidak pernak menggunakan alat ataupun metode kontrasepsi, baik
kondom, obat-obatan dan alat lain yang berfungsi untuk mencegah kehamilan.
(Djuwantono,2008, hal: 3)
Pada wanita
1.
Infeksi vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina akan membunuh sperma dan
pengkerutan vagina yang akan menghambat transportasi sperma ke vagina.
2.
Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang mengganggu pengeluaran
mukus serviks. Apabila mukus sedikit di serviks, perjalanan sperma ke dalam rahim
terganggu. Selain itu, bekas operasi pada serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat
menutup serviks sehingga sperma tidak dapat masuk ke rahim
6
3.
Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu
pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan
suplai darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang.
4.
Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi
obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu.
Gangguan ovulasi
Gangguan ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti
adanya hambatan pada sekresi hormone FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap
ovulasi. Hambatan ini dapat terjadi karena adanya tumor cranial, stress, dan pengguna obatobatan yang menyebabkan terjadinya disfungsi hiotalamus dan hipofise. Bila terjadi
gangguan sekresi kedua hormone ini. Maka folikel mengalami hambatan untuk matang dan
berakhir pada gangguan ovulasi.
Kegagalan implantasi
Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan dalam
mempersiapkan endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan, proses nidasi pada
endometrium tidak berlangsung baik. Akibatnya fetus tidak dapat berkembang dan terjadilah
abortus.
Endometriosis
Faktor immunologis
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan
reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan
pada wanita hamil.
Lingkungan
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan pestisida dapat
menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang akan
mempengaruhi kesuburan.
b.
Pria
Ada beberapa kelainan umum yang dapat menyebabkan infertilitas pada pria yaitu:
Abnormalitas ereksi
Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan parut sehingga terjadi
penyempitan pada obstruksi pada saluran genital
b.
Faktor ovulasi
Sebagian besar wanita dengan haid teratur (setiap 22 35hari) mengalami ovulasi, terutama
kalau mereka mengalami miolimina prahaid (misalnya perubahan payudara, kembung, dan
perubahan suasana hati).
c.
Faktor serviks
Selama beberapa hari sebelum ovulasi, serviks menghasilkan lender encer yang banyak yang
bereksudasi keluar dari serviks untuk berkontak dengan ejakulat semen. Untuk menilai
kualitasnya, pasien harus diperiksa selama fase menjelang pra ovulasi (hari ke-12 sampai 14
dari siklus 28 hari).
d.
Faktor tuba-rahim
Penyumbatan tuba dapat terjadi pada tiga lokasi: akhir fimbriae, pertengahan segmen, atau
pada istmus kornu. Penyumbatan fimbriae sajauh ini adalah yang banyak ditemukan.
Salpingitis yang sebelumnya dan penggunaan spiral adalah penyebab yang lazim, meskipun
sekitar separohnya tidak berkaitan dengan riwayat semacam itu. Penyumbatan pertengahan
segmen hamper selalu diakibatkan oleh sterilisasi tuba. Penyumbatan semacam itu, bila tak
ada riwayat ini, menunjukan tuberculosis. Penyumbatan istmus kornu dapat bersifat bawaan
atau akibat endometriosis, adenomiosis tuba atau infeksi sebelumnya. Pada 90% kasus,
penyumbatan terletak pada istmus dekat tanduk (kornu) atau dapat melibatkan bagian
dangkal dari lumen tuba didalam dinding organ.
e.
Faktor peritoneum
8
Laparoskopi dapat menengali patologi yang tak disangka-sangka sebelumnya pada 30 sampai
50% wanita dengan infertilitas yang tak dapat diterangkan. Endometriosis adalah penemuan
yang paling lazim. Perlekatan perianeksa dapat ditemukan, yang dapat menjauhkan fimbriae
dari permukaan ovarium atau menjebak oosit yang dilepaskan. (Cristina, 600-607)
Wanita
Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak dan waktu yang
tepat untuk coital, Pemberian terapi obat, seperti :
1.
Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi hipotalamus,
peningkatan kadar prolaktin, pemberian tsh .
2.
3.
4.
Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan penatalaksanaan infeksi dini yang
adekuat
o GIFT ( gemete intrafallopian transfer )
o Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas
o Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate,
o Pengangkatan tumor atau fibroid
o Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau kemoterapi
B.
Pria
Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun, diharapkan
kualitas sperma meningkat
Agen antimikroba
Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi kejantanan
HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme
FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus
Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik
Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma
Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan nutrisi,
tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat
Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung spermatisida.
9
2.6 PATOFISIOLOGIS
a. Wanita
Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita diantaranya
gangguan stimulasi hipofisis hipotalamus yang mengakibatkan pembentukan FSH dan
LH tidak adekuat sehingga terjadi gangguan dalam pembentukan folikel di ovarium.
Penyebab lain yaitu radiasi dan toksik yng mengakibatkan gangguan pada ovulasi.
Gangguan bentuk anatomi sistem reproduksi juga penyebab mayor dari infertilitas,
diantaranya cidera tuba dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak dapat lewat dan tidak
terjadi fertilisasi dari ovum dan sperma. Kelainan bentuk uterus menyebabkan hasil
konsepsi tidak berkembang normal walapun sebelumnya terjadi fertilisasi. Abnormalitas
ovarium, mempengaruhi pembentukan folikel. Abnormalitas servik mempegaruhi proses
pemasukan sperma. Faktor lain yang mempengaruhi infertilitas adalah aberasi genetik
yang menyebabkan kromosom seks tidak lengkap sehingga organ genitalia tidak
berkembang dengan baik. Beberapa infeksi menyebabkan infertilitas dengan melibatkan
reaksi imun sehingga terjadi gangguan interaksi sperma sehingga sperma tidak bisa
bertahan, infeksi juga menyebebkan inflamasi berlanjut perlekatan yang pada akhirnya
menimbulkan gangguan implantasi zigot yang berujung pada abortus.
b. Pria
Abnormalitas androgen dan testosteron diawali dengan disfungsi hipotalamus dan
hipofisis yang mengakibatkan kelainan status fungsional testis. Gaya hidup memberikan
peran yang besar dalam mempengaruhi infertilitas dinataranya merokok, penggunaan
obat-obatan dan zat adiktif yang berdampak pada abnormalitas sperma dan penurunan
libido. Konsumsi alkohol mempengaruhi masalah ereksi yang mengakibatkan
10
Gangguan psikologis pada infeertilitas merupakan siklus yang tidak terputus. Infertilitas
dapat disebabkan oleh adanya gangguan psikologis yang menghambat proses reproduksi itu
sendiri dan dampak dari infertilitas ini juga mengakibatkan gangguan psikologis. Adapun
penanganannya dapat dilakukan dengan konseling baik secara individu atau konseling
pasangan, mengingat kondisi ini melibatkan kedua belah pihak, yaitu suami dan istri.
Konseling yang di lakukan yaitu :
Memberikan pencerahan spiritual yaitu dengan mendekatkan diri kepada Tuhan yang
Maha Esa.
Selalu berfikir positif, yaitu harus ada keyakinan dalam diri bahwa ia pasti akan
hamil.
Jangan pesimis dan banyak fikiran, karena akan menimbulkan stress.
Lakukan kegiatan yang dapat menghibur diri.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY A USIA 25 TAHUN
DENGAN INFERTILITAS PRIMER
I.
TANGGAL
: 9 November 2010
JAM
: 09.00
TEMPAT
PENGKAJIAN DATA
A. DATA SUBYEKTIF
1.
IDENTITAS
Nama istri
: Ny. A
Nama suami
: Tn. B
Umur
: 25 tahun
Umur
: 28 tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Pendidikan
: SMA
12
2.
Suku/bangsa
: Jawa/Indonesia
Suku/bangsa
: Jawa/Indonesia
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Swasta
Penghasilan
:-
Penghasilan
: Rp. 800.000,-
Alamat
: Jombang
Alamat
: Jombang
STATUS PERKAWINAN
Perkawinan ke : 1
3.
Umur kawin
: 23 tahun
Lama kawin
: 2 tahun
4.
RIWAYAT KEBIDANAN
a.
HAID
Menarche
: 13 tahun
Siklus
: teratur, 30 hari
Banyaknya
: 3 kotek/hari
Warnanya
: merah
Baunya
: anyir
Keluhan
: tidak ada
Flour albus
: tidak ada
Haid terakhir
: - HPHT
- Lamanya
: 29 November 2010
: 8 hari
- Banyaknya : 3 kotek/hari
- Warnanya
: merah
- Keluhan
: tidak ada
13
b.
Kehamilan
Persalinan
Anak
Nifas
erka-winan
ke-
Ke
Uk
Jenis
Penolong
Tempat
Penyulit
BBL
Jenis Kelamin
Hidup/ Mati
Penyulit
ASI
5.
PERN
AH
HA
6.
7.
a.
Pola nutrisi
makan 3 kali/hari, lauk ( tahu, tempe, ikan), sayur, minum air putih 5-6 gelas/hari
b.
Pola eliminasi
BAB : 1 kali/hari, warna kuning, lembek, bau khas
BAK : 4-5 kali/hari, warna kuning, bau khas
c.
Pola aktifitas
Memasak, mencuci, mengurus rumah dan tidak ada keluhan.
d.
e.
Pola istirahat
Siang : 2 jam/hari
Malam : 7 jam/hari
14
f.
Pola seksual
3-4 kali/minggu
8.
DATA PSIKOSOSIAL
Pasien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya sekarang karena setelah sampai saat ini
belum mempunyai anak. Hubungan dengan suami dan anggota keluarga yang lain baik.
9.
B. DATA OBYEKTIF
1.
a. Keadaan umum
: Baik
b.
: Conposmentis
Kesadaran
c. TTV
: - TD : 110/70 mmHg
- Suhu : 36,8C
- Nadi : 80 x/menit
d. TB/BB
2.
- RR
: 21 x/menit
: 155 cm / 54 kg
Kepala
Muka
: tidak oedem
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
Dada
: simetris, tidak ada pembesaran mamae, puting menonjol, tidak ada nyeri
Perut
Genetalia
: bersih, tidak ada kelainan, tidak ada pengeluaran cairan per vaginam,
Perineum
Anus
Ekstremitas
PEMERIKSAAN DALAM
- Tidak ada kelainan vagina
- Tidak ada kelainan servik
- Bentuk uterus retro fleksi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
II.
a.
Data subyektif
b.
c.
Masalah
Dasar
: cemas
Data subyektif
Kebutuhan
- Nutrisi
- Konseling tentang teknik berhubungan
- Cara mengatasi cemas
16
V. IMPLEMENTASI
Diagnosa /
Tanggal
Jam
Implementasi
masalah
Diagnosa :
9 Novenber 2010
Ny A usia
25
uterusnya
tahun
retrofleksi
sehingga
dengan
infertilitas
primer.
kehamilan.
Menjelaskan pada pasien makananmakanan
apa
meningkatkan
saja
yang
kesuburan
dapat
yaitu
seperti
daging
serta
kolaborasi
dengan
dokter spesialis.
Masalah
cemas
agar
lebih
VI. EVALUASI
Tanggal
: 9 November 2010
jam
Diagnosa
: 9.20 WIB
Nama Suami
: Bp. T
Umur
Umur
: 35 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidkan
: SMA
Pendidikan
Pekerjaan
Pekerjaan
: Guru SD
Penghasilan
: -
Penghasilan
: Rp. 3.500.000/bln
: 30 tahun
: S1
Alamat Kantor : -
2. Riwayat Menstruasi
Menarche
: 11 tahun
Lama
: 5-6 hari
Banyaknya
Siklus
: 28 hari
Teratur/tidak
: tidak teratur
Dismenorhoe
: pernah
Warna/bau
: normal/khas
Minum
: teratur
Tidur
Coitus
5. Pola eliminasi
BAB
BAK
6. Riwayat KB
Kontrasepsi yang pernah digunakan
: suntik 3 bulanan
: tidak pernah
: tidak pernah
: tidak pernah
: 2x sehari
Status perkawinan
: kawin
Jumlah
: 1
Lama perkawinan
: 7 tahun
: 2 orang
No
Jenis Kelamin
Umur/Bln
Hubungan Keluarga
Pendidikan
Pekerjaan
1.
Laki-laki
35 th
Suami
S1
Guru SD
2.
Laki-laki
5 th
Anak Kandung
TK
Pelajar
Ket
: baik
: baik
III.
Masalah Menstruasi yang tidak teratur mungkin memang ada kaitannya dengan Kontrasepsi
yang dipakai ibu. Salah satu kelemahan dari KB suntik adalah adanya mens yang tidak
teratur.
Untuk pemeriksaan infertilitas ibu diberi konseling terlebih dahulu bahwa infertilitas itu tidak
sepenuhnya karena faktor dari istri. Bisa juga karena faktor dari suami. Jika hendak dilakukan
pemeriksaan, istri dan suami sebaiknya semua diperiksa.
Infertilitas karena faktor dari istri misalnya :
o Masalah vagina : Sumbatan psikogen (vaginismus)
Sumbatan anatomik (karena didapat ataupun bawaan)
Radang (karena Candida Albicans atau Trichomonas vaginalis)
o Masalah serviks : Sumbatan canaliscervikalis
Lendir cerviks yang abnormal
Malposisi cerviks
Kombinasi
Kelainan anatomi serviks (atresia, polips, stenosis, radang kronik)
20
: momectomy
: pembedahan
Endometriosis
Bisa juga karena konsumsi nutrisi yang tidak seimbang sehingga menyebabkan infertilitas.
21
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Infertilitas adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu memiliki
anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3kali dalam seminggu
dalam kurun waktu 1 tahun tanpa menggunakan kontrasepsi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pasangan suami istri dianggap infertil
apabila memenuhi syarat :
1. Pasangan suami istri berkeinginan untuk memiliki anak.
2. Selama 1 tahun atau lebih berhubungan seks, istri belum mendapat kehamilan.
3. Frekuensi hubungan seks minimal 2-3 kali dalam setiap minggunya.
4. Istri maupun suami tidak pernah menggunakan alat atau metode kontrasepsi, baik
kondom, obat-obatan, dan alat lain yang berfungsi untuk mencegah kehamilan.
4.2 SARAN
Kepada para pasangan usia subur hendaknya memeriksakan secara rutin alat
reproduksinya agar jika terjadi masalah dapat dideteksi dengan cepat.Kepada tenaga
kesehatan hendaknya mampu memberikan konseling tentang kesehatan reproduksi
kepada pasanagan usia subur (PUS).
22
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba Chandranita Ayu Ida dkk.2009,Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita,Jakarta :
EGC
http://dieena.wordpress.com/2012/06/23/makalah-infertilitas/
http://yoe-tse.blogspot.com/2011/03/makalah-infertilitas.html
Prawirohardjo,Sarwono.2009.ILMU KEBIDANAN : Jakarta.PT Pustaka
23