Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KELOMPOK

INFERTILITAS PADA WANITA DAN PRIA


Dosen : Angga Arsesiana, SST., M.Keb

DISUSUN OLEH :

1. LALA VERONICA 2018.C.10a.0974


2. OKTAVIONA 2018.C.10a.0980
3. SUSED 2018.C.10a.0986
4. WINDY WIDIYA 2018.C.10a.0991

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini bisa selesai pada waktunya.

Terimakasih juga kami ucapkan kepada teman - teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide - idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Palangka Raya, 08 April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN...........................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................
1.1 Latar Belakang ...............................................................................
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ...........................................................................
1.4 Manfaat Penulisan………………………………………………..
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................
2.1 Konsep umum infertilitas............................................................
2.2 Jenis – jenis infertilitas................................................................
2.3 Penyebab infertilitas ……………………………………………
2.4 Infertilitas pada wanita…..………………………………………
2.5 Infertilitas pada pria ……………………………………………
2.6 Gejala dan pencegahan infertilitas……………………………….
2.7 Penanggulangan infertilitas……………………………………..
BAB 3 PENUTUP...........................................................................................
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………...
3.2 Saran…………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..

4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Infertilitas merupakan suatu permasalahan yang cukup lama dalam dunia
keperawatan. Di masyarakat kadang infertilitas di salah artikan sebagai
ketidakmampuan mutlak untuk memiliki anak atau ”kemandulan” pada
kenyataannya dibidang reproduksi, menurut WHO infertilitas diartikan sebagai
kekurang mampuan pasangan untuk menghasilkan keturunan, setelah melakukan
hubungan seksual teratur selama satu tahun tanpa menggunakan alat kontrasepsi,
jadi bukanlah ketidakmampuan mutlak untuk memiliki keturunan.
Menurut catatan WHO, diketahui penyebab infertilitas pada perempuan di
antaranya,adalah: faktor tuba fallopii (saluran telur) 36%, gangguan ovulasi 33%,
endometriosis 30%,dan hal lain yang tidak diketahui sekitar 26%. Hal ini berarti
sebagian besar masalah infertilitas pada perempuan disebabkan oleh gangguan
pada organ reproduksi atau karena gangguan proses ovulasi. Di Indonesia terdapat
sekitar tiga juta pasangan suami istri yang tidak mempunyai anak dan dikatakan
sebagai pasangan yang mengalami kemandulan atau infertilitas. Sebagian besar
pasangan suami istri berpikir bahwa mereka akan mudah memperoleh anak.
Sebetulnya 1diantara 10 pasang akan mengalami hambatan untuk mempunyai
anak. Sekitar 40 % kasus infertilitas disebabkan oleh kemandulan wanita, 30 %
disebabkan oleh kemandulan pria dan 30% oleh keduanya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, rumusan masalah dari
makalah ini, adalah :
Bagaimana pengaruh pentingnya pengetahuan tentang infertilitas yang dapat
berdampak bagi wanita dan pria?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk Meningkatkan pengetahuan tentang pengaruh dan pengetahuan
tentang infertilitas yang dapat berdampak bagi wanita dan pria.

5
1.3.2 Tujuan Khusus
Dengan ini diharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca
dengan tujuan untuk :
1. Mengetahui Konsep umum infertilitas
2. Mengetahui jenis – jenis infertilitas
3. Mengetahui penyebab infertilitas
4. Mengetahui Infertilitas pada wanita dan pria
5. Mengetahui gejala dan pencegahan infertilitas
6. Mengetahui penanggulangan infertilitas
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Manfaat Bagi Dosen
Memberikan informasi kepada dosen pentingnya pengetahuan tentang
infertilitas yang dapat berdampak bagi wanita dan pria.
1.4.2 Manfaat Bagi Kampus
Diharapkan makalah ini dapat menjadi masukan dan semangat bagi pihak
sekolah terutama staf pendidik dan pengajar untuk lebih memperhatikan pengaruh
pentingnya pengetahuan tentang infertilitas yang dapat berdampak bagi wanita
dan pria.
1.4.3 Manfaat Bagi Pembaca/Mahasiswa
Mengedukasi pembaca agar lebih memahami materi pentingnya
pengetahuan tentang infertilitas yang dapat berdampak bagi wanita dan pria.
1.4.4 Manfaat Bagi Penyuluh/Penulis
Diharapkan dapat menambah ilmu baru dalam keilmuwan kesehatan tentang
pentingnya pengetahuan tentang infertilitas yang dapat berdampak bagi wanita
dan pria.

6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Umum Infertilitas

Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil setelah sekurang-


kurangnya satu tahun berhubungan seksual sedikitnya empat kali seminggu tanpa
kontrasepsi (Strigh B,2005:5 )
Adapula pengertian lain yaitu, infertilitas adalah pasangan suami istri yang
telah menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa
menggunakan alat kontrasepsi tetapi belum memiliki anak (Sarwono, 2000).
Menurut dokter ahli reproduksi, sepasang suami istri dikatakan infertil jika
tidak hamil setelah 12 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (1-3 kali
seminggu) dan bebas kontrasepsi bila perempuan berumur kurang dari 34 tahun.
Tidak hamil setelah enam bulan melakukan hubungan intim secara rutin dalam
kurun 1-3 kali seminggu dan bebas kontrasepsi bila perempuan berumur lebih dari
35 tahun serta perempuan yang bisa hamil namun tidak sampai melahirkan sesuai
masanya (37-42 minggu).
Pada dasarnya infertilitas adalah ketidakmampuan secara biologis dari
seorang laki-laki atau seprang perempuan untuk menghasilkan keturunan.
2.2 Jenis – Jenis Infertilitas
Jenis infertilitas ada dua yaitu infertilitas primer dan infertilitas sekunder.
1. Infertilitas primer
Dikatakan infertilitas primer apabila istri belum pernah hamil walaupun
melakukan hubungan seksual tanpa usaha kontrasepsi dan berada pada kepada
kemungkinan kehamilan selama dua belas bulan.

7
Infertilitas primer banyak dialami oleh pasangan suami istri, penyebabnya
dapat disebabkan oleh gaya hidup masing-masing yang kurang sehat. Seperti tidak
tercukupinya asupan makanan yang menunjang produksi hormon reproduksi,
tidak melakukan olahraga, stress berkepanjangan yang nantinya akan
mempengaruhi produksi hormon dan masalah waktu yang tepat untuk melakukan
hubungan seksual.
2. Infertilitas sekunder
Infertilitas sekunder adalah apabila istri pernah hamil, namun kemudian
tidak terjadi kehamilan lagi walaupun melakukan hubungan seksual tanpa usaha
kontrasepsi dan berada kepada kemungkinan kehamilan selama dua belas bulan.
Masalah pada infertilitas sekunder sangat berhubungan dengan masalah pada
pasangan dengan infertilitas primer. Sebagian besar pasangan dengan infertilitas
sekunder menemukan penyebab masalah kemandulan sekunder tersebut, dari
kombinasi berbagai faktor meliputi :
a. Usia

Faktor usia sangat berpengaruh pada kesuburan seorang wanita. Selama


wanita tersebut masih dalam masa reproduksi yang berarti mengalami haid yang
teratur, kemungkinan masih bisa hamil. Akan tetapi seiring dengan bertambahnya
usia maka kemampuan indung telur untuk menghasilkan sel telur akan mengalami
penurunan. Penelitian menunjukkan bahwa potensi wanita untuk hamil akan
menurun setelah usia 25 tahun dan menurun drastis setelah usia diatas 38 tahun.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh National Center for Health
Statistics menunjukkan bahwa wanita subur berusia dibawah 25 tahun memiliki
kemungkinan hamil 96% dalam setahun, usia 25 – 34 tahun menurun menjadi

8
86%dan 78% pada usia 35 – 44 tahun. Pada pria dengan bertambahnya usia juga
menyebabkan penurunan kesuburan. Meskipun pria terus menerus memproduksi
sperma sepanjang hidupnya,akan tetapi morfologi sperma mereka mulai menurun.
Penelitian mengungkapkan hanya sepertiga pria yang berusia diatas 40 tahun
mampu menghamili isterinya dalam waktu 6 bulan dibanding pria yang berusia
dibawah 25 tahun. Selain itu usia yang semakin tua juga mempengaruhi kualitas
sperma (Kasdu, 2001:63 ).
b. Masalah reproduksi

Masalah pada sistem reproduksi dapat berkembang setelah kehamilan awal


bahkan, kehamilan sebelumnya kadang-kadang menyebabkan masalah reproduksi
yang benar-benar mengarah pada infertilitas sekunder, misalnya perempuan yang
melahirkan dengan operasi caesar, dapat menyebabkan jaringan parut yang
mengarah pada penyumbatan tuba. Masalah lain yang juga berperan dalam
reproduksi yaitu ovulasi tidak teratur, gangguan pada kelenjar pituitary dan
penyumbatan saluran sperma.
c. Faktor gaya hidup

Perubahan pada faktor gaya hidup juga dapat berdampak pada kemampuan
setiap pasangan untuk dapat menghamili atau hamil lagi. Wanita dengan berat

9
badan yang berlebihan sering mengalami gangguan ovulasi, karena kelebihan
berat badan dapat mempengaruhi estrogen dalam tubuh dan mengurangi
kemampuan untuk hamil. Pria yang berolah raga secara berlebihan juga dapat
meningkatkan suhu tubuh mereka,yang mempengaruhi perkembangan sperma dan
penggunaan celana dalam yang ketat juga mempengaruhi motilitas sperma
(Kasdu, 2001:66 ).
2.3 Penyebab Infertilitas
Penyebab infertilitas dapat dibagi menjadi tiga kelompok: satu pertiga
masalah terkait pada wanita, satu pertiga pada pria dan satu pertiga disebabkan
oleh faktor kombinasi.
1. Infertilitas Pada Wanita

Infertilitas pada wanita dapat disebabkan oleh:


a. Masalah vagina
Infeksi vagina seperti vaginitis, trikomonas vaginalis yang hebat akan
menyebabkan infeksi lanjut pada portio, serviks, endometrium bahkan sampai ke
tuba yang dapat menyebabkan gangguan pergerakan dan penyumbatan pada tuba
sebagai organ reproduksi vital untuk terjadinya konsepsi. Disfungsi seksual yang
mencegah penetrasi penis, atau lingkungan vagina yang sangat asam, yang secara
nyata dapat mengurangi daya hidup sperma (Stright B, 2005:60 ).
b. Masalah serviks
Gangguan pada setiap perubahan fisiologis yang secara normal terjadi
selama periode praovulatori dan ovulatori yang membuat lingkungan serviks
kondusif bagi daya hidup sperma misalnya peningkatan alkalinitas dan
peningkatan sekresi (Stright B,2005:60).
c. Masalah uterus

10
Nidasi ovum yang telah dibuahi terjadi di endometrium. Kejadian ini tidak
dapat berlangsung apabila ada patologi di uterus. Patologi tersebut antara lain
polipendometrium, adenomiosis, mioma uterus atau leiomioma, bekas kuretase
dan abortusseptik. Kelainan-kelainan tersebut dapat mengganggu implantasi,
pertumbuhan, nutrisiserta oksigenisasi janin ( Wiknjosastro, 2002:509 ).
d. Masalah tuba
Saluran telur mempunyai fungsi yang sangat vital dalam proses kehamilan.
Apabila terjadi masalah dalam saluran reproduksi wanita tersebut, maka dapat
menghambat pergerakan ovum ke uterus, mencegah masuknya sperma atau
menghambat implantasi ovum yang telah dibuahi. Sumbatan di tuba fallopi
merupakan salah satu dari banyak penyebab infertilitas. Sumbatan tersebut dapat
terjadi akibat infeksi, pembedahan tuba atau adhesi yang disebabkan oleh
endometriosis atau inflamasi (Hallet all. 1974 ). Infertilitas yang berhubungan
dengan masalah tuba ini yang paling menonjol adalah adanya peningkatan insiden
penyakit radang panggul ( pelvic inflammatory disease – PID). PID ini
menyebabkan jaringan parut yang memblok kedua tuba fallopi.
e. Masalah ovarium
Wanita perlu memiliki siklus ovulasi yang teratur untuk menjadi hamil,
ovumnya harus normal dan tidak boleh ada hambatan dalam jalur lintasan sperma
atau implantasiovum yang telah dibuahi. Dalam hal ini masalah ovarium yang
dapat mempengaruhi infertilitas yaitu kista atau tumor ovarium, penyakit ovarium
polikistik, endometriosis, atau riwayat pembedahan yang mengganggu siklus
ovarium. Dari perspektif psikologis, terdapat juga suatu korelasi antara
hyperprolaktinemia dan tingginya tingkat stress diantara pasangan yang
mempengaruhi fungsi hormone.(Handersen C & Jones K,2006:86 ).
2. Infertilitas Pada Pria

11
Infertilitas terutama lebih banyak terjadi di kota-kota besar karena gaya
hidup yang penuh stres, emosional dan kerja keras serta pola makan yang tidak
seimbang. Infertilitas dapat terjadi dari sisi pria, wanita, kedua-duanya, maupun
pasangan. Dari sisi pria, penyebab infertilitas yang paling umum terjadi adalah:
a. Faktor koitus dan bentuk dan gerakan sperma yang tidak sempurna
Faktor-faktor ini meliputi spermatogenesis abnormal, motilitas abnormal,
kelainan anatomi, gangguan endokrin dan disfungsi seksual. Kelaianan anatomi
yang mungkin menyebabkan infertilitas adalah tidak adanya vasdeferens
kongenital, obstruksi vasdeferens dan kelainan kongenital system ejakulasi.
Spermatogenesis abnormal dapat terjadi akibatorkitis karena mumps, kelainan
kromosom, terpajan bahan kimia, radiasi atau varikokel (Benson R & Pernoll M,
2009:680).

Sperma harus berbentuk sempurna serta dapat bergerak cepat dan akurat
menuju ketelur agar dapat terjadi pembuahan. Bila bentuk dan struktur
(morfologi) sperma tidak normal atau gerakannya (motilitas) tidak sempurna
sperma tidak dapat mencapai atau menembus seltelur. Sperma memiliki tiga
bagian utama:

12
1. Kepala sperma mengandung inti. Inti memegang DNA dari sel. Kepala
jugamengandung enzim yang membantu sperma memecah melalui membran sel
telur.
2. Bagian tengah sperma dikemas dengan mitokondria. Mitokondria adalah
organel dalamsel yang menghasilkan energi. Sperma menggunakan energi dalam
midpiece untuk bergerak.
3. Ekor sperma bergerak seperti baling-baling, berputar-putar. Ekor ini
adalah flagella panjang yang mendorong sperma ke depan. Sebuah sperma dapat
melakukan perjalanan sekitar 30 inci per jam.Untuk mengenali ciri-ciri sperma
yang baik dan sperma sehat sangatlah mudah dilihat melalui pemerikasaan atau
pengamatan dengan mikroskop. berikut ini tanda atau ciri dari sperma yang baik
dan berkualitas :
1. Volume
Ketika pria mengalami ejakulasi saat berhubungan intim, normalnya sperma
yang keluar ada sekitar 2-6 ml. Jika sperma yang keluar kurang dari sperma yang
normal, kemungkinan mengaalami suatu gangguan atau masalah dengan tingkat
kesuburan yang disebabkan oleh seringnya melakukan hubungan sesual, terlalu
cepat ejakulasi dan seringnya masturbasi.
2. Waktu Pembekuan
Ciri-ciri sperma yang baik yang dikenal mengandung protein dan akan
menggumpal (koagulasi) jika dibiarkan diudara terbuka selama kurang lebih 20-
30 menit. Jika dalam waktu tersebut sperma tetap cair kemungkinan adanya
infeksi pada saluran kemih.
3. Jumlah Sel Sperma
Jumlah sel sperma yang baik yang terjadi sekali ejakulasi normalnya kurang
lebih sekitar 20-40 juta sperma atau 0 (nol) jika pria menjalani vasektomi. Jika
seseorang memiliki jumlah sperma yang kurang dari sperma normal dapat
dikatakan mengalami ketidak suburan. Walaupun seperti itu tetap tidak menutup
kemungkinan jumlah sperma yang kurang dari jumlah normal sperma tetap bisa
membuahi sel telur.
4. Bentuk Sperma (Morfologi)

13
Untuk mendapatkan sperma yang sehat, minimal sperma pria harus memiliki
70% sel sperma dalam sekali ejakulasi dan harus memiliki bentuk ideal. Jika sel
sperma yang abnormal umumnya memiliki 2 ekor (ekor pendek dan kepala kecil)
sehingga memungkinkan kegagalan dalam membuahi sel telur.
5. Pergerakan Sperma (Motilitas)
Gerakan sperma seperti kecebong serta lincah dan cepat dalam
pergerakannya maka dapat disebut sebagai sperma yang memiliki kualitas yang
baik. Minimal 60% dari jumlah sperma yang dikeluarkan dalam sekali ejakulasi
harus dapat bergerak lincah berenang menuju sel telur dan sisanya bergerak
lambat tak menjadi masalah.
6. Keasaman Sperma (pH)
Sperma juga memerlukan keseimbangan pH sekitar 7,2-8,0 untuk tetap
menjaga kondisi, kualitas sperma yang ideal agar mampu bertahan hidup dan
bergerak secara optimal. Bila keasaman dan keseimbangan sperma terlalu tinggi
atau rendah dapat membunuh sel sperma.
7. Jumlah Sel Darah Putih
Sel darah putih umumnya tidak ditemukan didalam cairan sperma. Sel darah
putihhanya terdeteksi atau terlihat di urine dan cairan sperma jika mengalami
infeksi yang ditemukan bersama dengan beberapa bakteri penyebab infeksi.
Sedangkan, morfologi sperma yang abnormal antara lain:
1. Makro : 25 % > kepala normal.
2. Mikro : 25 % < kepala normal.
3. Taper : kurus, lebar kepala ½ dari yang normal, tidak jelas batas akrosom,
memberi gambaran cerutu.
4. Piri : memberi gambaran ”tetesan air mata”.
5. Amorf : bentuk kepala yang ganjil, permukaan tidak rata, tidak jelas batas
akrosom.
6. Round : bentuk kepala seperti lingkaran, tidak menunjukkan akrosom.
7. Piri : tidak jelas adanya kepala yang nyata, tampak midpiece dan ekor
saja.
8. Ekor abnormal : pendek / spiral / permukaan tidak halus / ganda.
Ciri-ciri sperma yang tidak sehat ialah:

14
1. Berbau busuk
Cara mendasar untuk membedakan sperma sehat atau tidak adalah dengan
mencium bau yang dihasilkan dari sperma itu sendiri. Apabila sperma sobat
mengeluarkan aroma yang sangat bau dan busuk, maka bisa dipastikan bahwa
sperma tersebut dalam keadaan yang tidak sehat. Mengapa? Karena sperma yang
sehat dan normal adalah sperma yang mengeluarkan bau klorin. Bila sperma sobat
berbau busuk maka ada kemungkinan bahwa telah terjadi sebuah infeksi yang
menyerang sperma. Untuk mengatasi hal ini, sebisa mungkin carilah dokterk yang
telah berpengalaman untuk mendapatkan solusi.
2. Warna sperma
Selain putih, ternyata ada juga beberapa warna yang mengindikasikan bahwa
sperma masuk dalam kategori sehat atau tidak. Warna-warna tersebut adalah
kuning, hijau, merah, dan coklat. Untuk sobat yang mempunyai sperma dengan
warna yang terlalu kuning bahkan cenderung hijau, maka sobat harus berhati-hati
karena warna tersebut mengindikasikan terjadinya infeksi. Selain itu bisa
dimungkinkan bahwa sperma terserang sebuah penyakit menular yang disebut
dengan kencing nanah atau gonore. Sperma berwarna merah pun berbahaya,
karena warna merah ataupun coklatmengindikasikan bahwa ada pembuluh darah
yang pecah di area prostat. Warnamerah disebabkan oleh darah persisten keluar
bersama sperma.
3. Sperma terlalu kental
Mempunyai sperma lengket seperti jelly memang merupakan hal yang tak
menghawatirkan karena menunjukkan bahwa sperma sehat. Namun apabila
sperma terlalu lengket atau kental, maka bisa saja sperma tidak dalam keadaan
sehat. Untuk sperma yang normal, dalam waktu sekitar 30 menit maka akan
menjadi encer bahkan bening. Air mani kental bisa disebabkan oleh dehidrasi
ataupun rendahnya hormone testosterone yang ada pada tubuh. Untuk itu, pria
harus waspada apabila memiliki air mani yang terlalu kental.
4. Kualitas sperma atau konsentrasi sperma rendah
Konsentrasi sperma yang normal adalah 20 juta sperma/ml semen atau lebih.
Bila 10 juta/ml atau kurang maka menujukkan konsentrasi yang rendah (kurang
subur). Hitungan 40 juta sperma/ml atau lebih berarti sangat subur. Jarang sekali

15
ada pria yang sama sekali tidak memproduksi sperma. Kurangnya konsentrasi
sperma ini dapat disebabkan oleh testis yangkepanasan (misalnya karena selalu
memakai celana ketat), terlalu sering berejakulasi (hiperseks), merokok, alkohol
dan kelelahan.
5. Tidak ada semen
Semen adalah cairan yang mengantarkan sperma dari penis menuju vagina.
Bila tidak ada semen maka sperma tidak terangkut (tidak ada ejakulasi). Kondisi
ini biasanya disebabkan penyakit atau kecelakaan yang memengaruhi tulang
belakang
b. Varikokel (varicocele)
Varikosel adalah varises atau pelebaran pembuluh darah vena yang
berhubungan dengan testis. Sebagaimana diketahui, testis adalah tempat produksi
dan penyimpanan sperma. Varises yang disebabkan kerusakan pada sistem katup
pembuluh darah tersebut membuat pembuluh darah melebar dan mengumpulkan
darah. Akibatnya, fungsi testis memproduksi dan menyalurkan sperma terganggu.
c. Testis tidak turun
Testis gagal turun adalah kelainan bawaan sejak lahir, terjadi saat salah satu
atau kedua buah pelir tetap berada di perut dan tidak turun ke kantong skrotum.
Karena suhu yanglebih tinggi dibandingkan suhu pada skrotum, produksi sperma
mungkin terganggu.
d. Kekurangan hormon testosterone
Kekurangan hormon ini dapat memengaruhi kemampuan testis dalam
memproduksi sperma.
e. Kelainan genetik
Dalam kelainan genetik yang disebut sindroma Klinefelter, seorang pria
memiliki dua kromosom X dan satu kromosom Y, bukannya satu X dan satu Y.
Hal ini menyebabkan pertumbuhan abnormal pada testis sehingga sedikit atau
sama sekali tidak memproduksi sperma. Dalam penyakit Cystic fibrosis, beberapa
pria penderitanya tidak dapat mengeluarkan sperma dari testis mereka, meskipun
sperma tersedia dalam jumlah yang cukup. Hal ini karena mereka tidak memiliki
vas deferens, saluran yang menghubungkan testis dengan saluran ejakulasi.
f. Infeksi

16
Infeksi dapat memengaruhi motilitas sperma untuk sementara. Penyakit
menular seksual seperti klamidia dan gonore sering menyebabkan infertilitas
karena menyebabkanskar yang memblokir jalannya sperma.
g. Masalah seksual
Masalah seksual dapat menyebabkan infertilitas, misalnya disfungsi ereksi,
ejakulasi prematur, sakit saat berhubungan (disparunia). Demikian juga dengan
penggunaan minyak atau pelumas tertentu yang bersifat toksik terhadap sperma.
h. Ejakulasi balik
Hal ini terjadi ketika semen yang dikeluarkan justru berbalik masuk ke
kantung kemih, bukannya keluar melalui penis saat terjadi ejakulasi. Ada
beberapa kondisi yang dapat menyebabkannya, di antaranya adalah diabetes,
pembedahan di kemih, prostat atau uretra,dan pengaruh obat-obatan tertentu.
i. Sumbatan di epididimis/saluran ejakulasi
Beberapa pria terlahir dengan sumbatan di daerah testis yang berisi sperma
(epididimis) atau saluran ejakulasi. Beberapa pria tidak memiliki pembuluh yang
membawa sperma dari testis ke lubang penis.
j. Lubang kencing yang salah tempat (hipoepispadia)
Kelainan bawaan ini terjadi saat lubang kencing berada di bagian bawah
penis. Bila tidak dioperasi maka sperma dapat kesulitan mencapai serviks.
k. Antibodi pembunuh sperma
Antibodi yang membunuh atau melemahkan sperma biasanya terjadi setelah
pria menjalani vasektomi. Keberadaan antibodi ini menyulitkannya mendapatkan
anak kembali saat vasektomi dicabut.
l. Pencemaran lingkungan
Paparan polusi lingkungan dapat mengurangi jumlah sperma dengan efek
langsung pada fungsi testis dan sistem hormon. Beberapa bahan kimia yang
mempengaruhi produksi sperma antara lain: radikal bebas, pestisida (DDT, aldrin,
dieldrin, PCPs, dioxin, furan, dll), bahan kimia plastik, hidrokarbon (etilbenzena,
benzena, toluena, dan xilena), dan logam beratseperti timbal, kadmium atau
arsenik.
m. Kanker Testis

17
Kanker testis berpengaruh langsung terhadap kemampuan testis
memproduksi dan menyimpan sperma. Penyakit ini paling sering terjadi pada pria
usia 18 – 32 tahun.
2.4 Gejala dan Pencegahan Infertilitas
a. Gejala
Gejala-gejala yang dapat dikategorikan sebagai gejala infertilitas antara
lain :
1. Gejala yang timbul tidak kunjung hamil.
2. Reaksi emosional (baik pada isteri, suami maupun keduanya) kerena tidak
memiliki anak.
3. Kemandulan sendiri tidak menyebabkan penyakit fisik, tetapi dampak
psikisnya pada suami, isteri maupun keduanya bisa sangat berat.
4. Pasangan tersebut mungkin akan menghadapi masalah
5. Pernikahan (termasuk perceraian), depresi dan kecemasan.
b. Pencegahan
Infertilitas dapat dicegah dengan beberapa penyesuaian, yaitu :
1. Kemandulan seringkali sebabkan oleh penyakit menular seksual, karena
itu dianjurkan untuk menjalani perilaku seksual yang aman guna meminimalkan
risiko kemandulan dimasa yang akan datang.
2. Imunisasi gondongan telah terbukti mampu mencegah gondongan dan
komplikasinya pada pria (orkitis). Kemandulan akibat gondongan bisa dicegah
dengan menjalani imunisasi gondongan.
3. Beberapa jenis alat kontrasepsi memiliki risiko kemandulan lebih tinggi
misalnya : IUD, IUD tidak dianjurkan untuk dipakai pada wanita yang belum
pernah memiliki anak.
2.5 Penanggulangan Infertilitas
a. Penanggulangan infertilitas pria
Penanggulangan terbaik adalah dengan menangani penyebabnya. Namun
tidak semua penyebab diketahui dan sebaliknya cukup banyak penderita yang
diketahui penyebabnya,namun tidak dapat tuntas ditanggulangi.
Beberapa cara penanggulangan infertilitas pada pria:
1. Tindakan pembedahan / operasi varikokel.

18
Tindakan yang saat ini dianggap paling tepat adalah dengan operasi berupa
pengikatan pembuluh darah yang melebar (varikokel) tersebut. Suatu penelitian
dengan pembanding menunjukkan keberhasilan tindakan pada 66% penderita
berupa peningkatan jumlah sperma dan kehamilan, dibandingkan dengan hanya
10% pada kelompok yang tidak dioperasi.
2. Memberikan suplemen vitamin.
Infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya merupakan masalah bermakna
karena meliputi 20% penderita. Penanggulangannya berupa pemberian beberapa
macam obat, yang dari pengalaman berhasil menaikkan jumlah dan kualitas
sperma. Usaha menemukan penyebab di tingka kromosom dan keberhasian
manipulasi genetik tampaknya menjadi titik harapan di masa datang.
3. Tindakan operasi pada penyumbatan di saluran sperma.
Bila sumbatan tidak begitu parah, dengan bantuan mikroskop dapat
diusahakan koreksinya. Pada operasi yang sama, dapat juga dipastikan ada atau
tidaknya produksi sperma di testis.
4. Menghentikan obat-obatan yang diduga menyebabkan gangguan sperma.
5. Menjalani teknik reproduksi bantuan.
Termasuk dalam hal ini adalah inseminasi intra uterin dan progra bayi
tabung. Tindakan inseminasi dilakukan apabila ada masalah jumlah sperma yang
sangat sedikit atau akibat masalah antibodi pada serviks. Pria dengan jumlah
sperma hanya 5- 10 juta/cc dapat mencoba inseminasi buatan. Sedangkan bayi
tabung umumya membutuhkan sperma hanya beberapa buah dapat dilakukan
dengan teknologi terbaru dengan menyuntikkan langsung sel sperma ke dalam sel
telur yang dikenal sebagai ICSI ( IntraCytoplasmic Sperm Injection)
b. Penanggulangan infertilitas wanita
Penanganan pada wanita dapat dibagi dalam 7 langkah yang digambarkan
sebagai berikut:
1. Langkah I
Cara yang terbaik untuk mencari penyebab infetilitas pada wanita. Banyak
faktor pentingyang berkaitan dengan infertilitas dapat ditanyakan pada pasien.
Anamnesis meliputi hal-hal berikut :
a. Lama fertilitas

19
b. Riwayat menstruasi, ovulasi dan dismenore
c. Riwayat koitus, frekuensi koitus, dispareunia.
d. Riwayat komplikasi pascapartum, abortus, kehamilan ektopik, kehamilan
terakhir.
e. Kontrasespsi yang pernah digunakan.
f. Pemeriksaan infertilitas dan pengobatan sebelumnya.
g. Riwayat penyakit sistematik (tuberculosis, diabetes melitus, tiroid)
h. Pengobatan radiasi, sitostatika, alkoholisme
i. Riwayat bedah perut/hipofisis/ginekologi
j. Riwayat keluar ASI
k. Pengetahuan kesuburan.
2. Langkah II (Analisis Abnormal)
Dilakukan jika hasil anamnesis ditemukan riwayat atau sedang mengalami
gangguan menstruasi, atau dari pemeriksaan dengan suhu basal badan (SBB)
ditemukan anovulasi. Hiperprolaktinemia menyebabkan gangguan sekresi GnRH
yang akibatnya terjadi anovulasi. Kadar normal prolaktin adalah 525 ng/ml. Jika
ditemukan kadar prolaktin >50 ng/ml disertai gangguan menstruasi, perlu
dipikirkan ada tumor di hipofisis. Pemeriksaan gonadotropin dapat memberi
informasi tentang penyebab tidak terjadinya menstruasi.
3. Langkah III (Uji Pasca-Koitus)
Tes ini dapat emberi informasi tentang interaksi antara sperma dan getah
serviks. Jika hasilnya negatif, perlu dilakukan evaluasi kembali terhadap sperma.
4. Langkah IV (Penilaian Ovulasi)
Penilaian ovulasi dapat diukur dengan pengukuran suhu basal badan (SBB).
SBB dikerjakan setiap hari pada saat bangun pagi hari, sebelum bangkit dari
tempat tidur, atau sebelum makan dan minum. Jika wanita memilki siklus haid
berovulasi, grafik akan memperlihatkan gambaran bifasik, sedangkan yang tidak
berovulasi gambaran grafiknya monofasik. Pada gangguan ovulasi idiopatik yang
penyebabnya tidak diketahui, induksi ovulasi dapat dicoba dengan pemberian
estrogen (umpan balik positif) atau antiestrogen (umpan balik negatif). Cara lain
untuk menilai ovulasi adalah dengan USG. Jika diameter folikel mencapai 18 – 25

20
mm, berarti menunjukkan folikel yang matang dan tidak lama lagiakan terjadi
ovulasi.
5. Langkah V (Pemeriksaan Bakteriologi)
Perlu dilakukan pemeriksaan bakteriologi dari vagina dan porsio. Infeksi
akibat Clamydia Trachomatis dan Gonokokus sering menyebabkan sumbatan
tuba.
6. Langkah VI (Analisis Fase Luteal)
Kadar estradiol yang tinggi pada fase luteal dapat menghambat implantasi.
Pengobatan insufisiensi korpus luteum dengan pemberian sediaan progesteron
alamiah.
7. Langkah VII (Diagnosis Tuba Fallopi)
Karena makin meningkatnya penyakit akibat hubungan seksual,
pemeriksaan tubamenjadi sangat penting. Tuba yang tersumbat, gangguan
hormon, dan anovulasi merupakan penyebab tersering infertilitas. Penanganan
pada prediposisi infertilitas bergantung pada penyebabnya, termasuk pemberian
antibiotik untuk infertilitas akibat infeksi.

21
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
 Infertilitas adalah ketidakmampuan secara biologis dari seorang laki-laki
atau seorang perempuan untuk menghasilkan keturunan. Penyebab infertilitas
dapat berbeda baik laki-laki maupun perempuan. Pada wanita, infertilitas dapat
disebabkan akibat masalah pada vagina,serviks ataupun uterus. Sedangkan pada
laki-laki, infertilitas dapat timbul akibat faktor pekerjaan, konsentrasi sperma yang
rendah ataupun masalah kelainan genetik maupun kekurangan hormon.Akan lebih
baik jika pasangan dapat mendeteksi dini gejala infertilitas sehingga dapat
melakukan tindakan yang lebih tepat. Begitu juga dengan proses pencegahan
maupun penanganan sebaiknya dikonsultasikan sehingga diagnosa maupun
pengobatan dapat berjalansecara optimal.
Hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat san saling
berkesinambungan, individu yang sehat akan tercermin dari perilaku yang sehat
pula. Sebaliknya juga begitu perilaku yang sehat akan mencerminkan individu
dengan kualitas hidup baik.
Kesadaran dari masyarakat harus lebih di tingkatkan supaya tercipta derajat
kesehatan masyarakat yang sebaik-baiknya dan yang setingi-tinnginya.
3.2 Saran
Diharapkan pembaca dapat memahami isi makalah saya dan memperluas
wawasan dari berbagai sumber lain. Karena makalah ini jauh dari kesempurnaan,
Kami harapkan saran dari pembaca untuk kemajuan makalah ini.

22
DAFTAR PUSTAKA
Daniel, 2018. Benarkah Infertilitas Disebabkan Gaya Hidup. Bandung : PT.
Refika
Aditama.Elizabeth, 2016. Panduan kesehatan Bagi Wanita. Jakarta : PT.
Prestasi Pustaka.
Herlianto, Harijati. 2011. Fertilitas (Kelahiran) dalam Pengantar
Demogarfi. jakarta: PT Lembaga Demografi UI.
Manuaba, IBG., 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan.
Jakarta.
Permadi, 2008. Mengatasi Infertilitas. Bandung: PT GrafindoYatim.
Wildan. 2014. Reproduksi Dan Embryologi .Bandung: Tarsito.
http://andinurfitri27.blogspot.co.id/2013/04/makala-tentang-infertilitas.html
http://ferrystoner.blogspot.com/2013/03/infertilitas.html
https://dieena.wordpress.com/2012/06/23/makalahinfertilitas
http://caramemperbesarpenisku.net/mengetahui-ciri-ciri-sperma-yang-sehat-
dan-tidak-sehat/diakses 11 Maret 2020
http://spermayangbaik.com/ciri-ciri-sperma-yang-baik/ diakses 11 Maret
2020
http://www.ayahbunda.co.id/bayi-gizi-kesehatan/beda-sperma-normal-dan-
abnormal diakses 11 Maret 2020

23

Anda mungkin juga menyukai