TINJAUAN PUSTAKA
2.6. Konservasi
Konservasi sumber daya alam adalah kegiatan yang meliputi perlindungan,
pengawetan, pemeliharaan, rehabilitas, introduksi, pelestarian, pemanfaatan dan
pengembangan. Ada dua macam jenis konservasi yaitu, konservasi in-situ dan
konservasi ex-situ, konservasi in-situ adalah koservasi sumber daya genetik yang
dilakukan dalam populasi alami sumber daya genetik tersebut, berupaya untuk
melindungi spesies tumbuhan atau hewan yang terancam punah dihabitat aslinya baik
dengan melindungi, membersihkan atau mempertahankan spesies dari pemangsa,
konservasi ini biasa dilakukan pada kawasan Taman Nasional, Suaka Margasatwa,
Cagar Alam. Sedangkan ex-situ ini pelestarian komponen keanekaragaman hayati
diluar habitat aslinya, pelestarian ini dilakukan pada Kebun Raya, Translokasi
Hewan, Kebun Binatang. (Alikondra, 1990).
Konservasi yang paling sederhana adalah menjaga dan melindungi sumber daya
alam untuk mencegah terjadinya kehilangan suatu plasma nutfah atau substansi yang
mengatur perilaku kehidupan secara turun termurun, sehingga populasinya
mempunyai sifat yang membedakan dari populasi yang lainnya. Pada perkembangan
selanjunya, konservasi sumber daya alam tidak hanya melindungi beberapa spesies
hewan atau tumbuhan yang menghasilkan sesuatu bagi manusia, tetapi dilihat pula
perbeda dan fungsi dari ekosistem yang ada, sehingga dapat melestarikan juga
berbagai kehidupan yang lain, baik yang diketahui maupun yang sama sekali tidak
diketahui (Groom et al, 2006).
Pengelolahan satwa liar merupakan bagian dari upaya konservasi satwa liar.
(Alikondra, 1990), konservasi satwa liar merupakan proses sosial yang bertujuan
untuk memanfaatkan satwa liar dan memelihara satwa liar serta kelestarian
produktivitas habitatnya. Upaya keberhasilan konservasi ini sangat ditentukan oleh
peran serta pengelolaannya dalam berbagai kegiatan konservasi, keadaan organisasi
dan adminitrasi pengelolaan, jumlah dan kualitas tugas, peran masyarakat serta
peraturan perundang-undangan. Rusa Sambar (Cervus unicolor) merupakan
ruminansia endemik atau hewan pemamah biak yang terdapat di Provinsi Bengkulu
yang populasinya terus cenderung menurun dan menjadi langka, hal ini dibuktikan
dengan sulit ditemukannya spesies ini di daerah lain. Sebagaimana kita ketahui
dengan terus meningkatnya penurunan populasi ini dan tanpa disertai upaya-upaya
konservasi, maka akan menempatkan ruminansia endemik Bengkulu ini masuk dalam
status terancam punah suatu saat nanti. Pada kawasan konservasi Taman Nasional
Kerinci Seblat di Provinsi Bengkulu rusa sambar menjadi ruminansia endemik yang
dapat digolongkan sebagai plasma nutfah Indonesia yang populasinya terus
mengalami penurunan.
Alikodra, H.S. 1990. Pengelolaan Satwa Liar. Jilid I. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas
Ilmu Hayat. Institut Pertanian Bogor.
Grier, J.W. & Burk, T. 1992. Biology of Animal Behavior. Mosby Year Book, Inc.
New Wellington.
Lelono, A. 2003. Pola Aktivitas Harian Individual Rusa (Cervus timorensis) dalam
Penangkaran. Jurnal Ilmu Dasar 4 No.1: 48-53.
Liet, C., Jiang, Z., Jiang, G. & Fang, J. 2001. Seasonal Changes of Reproductive
Behavior and Fecal Steroid Concentrations in Pere David's deer. Hormones
and Behavior 40: 518-525.
Martin, P. & Bateson, P. 1988. Measuring Behavior an Introductory Guide. 2nd. Ed.
Cambridge University Press. England.
Groom, M.J., Meffe, G.K. dan Carroll, C.R. 2006. Principles of Conservation
Biology (3 rd ed.). Sunderland, MA. Sinauer Associates. Website with
additional information (http://www.com/groom) (Akses 5 November 2016).
Semiadi, G., Muir, P.D., Barry, T. & Veltman, N. 1993. Grazing Patterns of Sambar
Deer (Cervus unicolor) and Red Deer (Cervus elaphus) in Captivity. New
Zealand Journal of Agricultural Research 36:253-260.
Semiadi, G., Muir, P.D. & Barry, T.N. 1994. General Biology of Cambar Deer
(Cervus unicolor) in Captivity. New Zealand. Journal of Agricultural
Research 37 PP 79-85.
Sionora, R. 2010. Perilaku Sosial Rusa Sambar (Cervus Unicolor) di Kandang
Penangkaran Rusa Unila. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Suttie, J.M. & Simpson, A.M. 1985. Photoperiodic Control of Appetitie, Growth,
Antlers and Endocrine Status of Red Deer. Ed. Fennessy & Dreew Bulletin
22: 429-432.