Anda di halaman 1dari 19

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengertian Masa Subur


Masa Subur adalah suatu masa dalam siklus menstruasi perempuan dimana terdapat sel telur yang
matang yang siap dibuahi, sehingga bila perempuan tersebut melakukan hubungan seksual maka
dimungkinkan terjadi kehamilan.
pengertian lainnya, Masa Subur wanita adalah suatu masa yang berada disekitar waktu keluarnya
sel telur tersebut (umumnya bagi yang mempunyai siklus haid 28-30 hari berada antara hari ke 12
hingga hari ke 18 dihitung dari hari pertama haid ).

Cara Menghitung dan Menentukan Masa Subur


Untuk menghitung masa subur sebenarnya tidak telalu sulit hanya saja memerlukan ketelitian dan
kesabaran agar memperoleh hasil maksimal.
Bagi anada wanita yang ingin hamil untuk mengetahui, menentukan dan menghitung masa subur
anda supaya hamil. Anda harus mengetahui apakah ada sel telur yang siap di buahi. Menurut salah
satu dokter di sebuah sakit ternama di Jakarta mengatakan,” Masa subur bisa diketahui dengan
menghitung dari periode menstruasi, perubahan pada lendir dan perubahan suhu tubuh”.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghitung masa subur untuk wanita yang ingin
hamil, yaitu :
1. Siklus Haid
Masa subur akan mudah diketahui jika siklus haid anda setiap bulannya lancar dan normal. Ada
ahli yang berpendapat sikulus haid normal 28 hari, pertengahan siklusnya hari ke – 14 ( 28 : 2 ), masa
suburnya 3 haari sebelum hari ke -14, yaitu ( 14 – 3 ) dan 3 hari setelah hari ke -14 yaitu hari ke -17
( 14 + 3 ) adi masa subur terjadi pada hari ke -11 dan hari ke -17
Ada pula cara / rumus lainnya dalam menghitung masa subur dengan sistem kalender, seperti
berikut ini :
Masa Subur = Hari Terakhir Haid Menstruasi + 13
Masa Prasubur = Masa Subur -3 & Masa Subur + 3
sebelum menggunakan metode ini disarankan pasangan suami – istri harus mengetahui masa
subur masing-masing, siklus masa subur pada wanita tidak sama dengan wanita lainnya, dpat
dilakukan pengamatan secara minimal 6 kali siklus haid / menstruasi.
jika siklus haid teratur ( 28 hari ) :
* Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1
* Masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid
Jika siklus haid tidak teratur :
* Catat jumlah hari dalam satu siklus haid selama 6 bulan (6 siklus). Satu siklus haid dihitung mulai
dari hari pertama haid saat ini hingga hari pertama haid berikutnya.
* Jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini menentukan hari pertama
masa subur. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari
terakhir masa subur.
* Rumus
Hari pertama masa subur = Jumlah hari terpendek – 18
Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang – 11

2. Perubahan Sekresi Lendir Leher Rahim ( Serviks )


Masa subur juga bisa diketahui lewat pemeriksaan getah lendir (mukus) mulut rahim (serviks). Ini
pun dapat kita lakukan sendiri. Caranya, lendir dari mulut rahim diperiksa setiap hari. Hormon
Estrogen mencapai puncaknya pada saat ovulasi biasanya lendir rahim jadi agak encer dan bila diraba
dengan jari telunjuk atau ibu jari, lalu rekatkan lendir tersebut seperti membentuk benang dengan
jarak 2 – 3 cm, jika lendir tersebut terputus tandanya tidak subur, dan apabila lendir tersebut tidak
terputus maka ada dalam masa subur, tingkat keberhasilan dengan cara ini hanya sekitar 60% – 70%.
Lendir rahim berwarna bening, mungkin elastis, mudah pecah, lembut, licin seperti putih telur yang
mentah.
Elastisitas ini dikenal sebagai efek Spin yng menunjukkan lendir subur. Untuk lebih yakin lendir
yang keluar dari mulut rahim dapat diperiksa oleh ahli pada objek gelas dibawah mikroskop, apabila
lendir yng terjadi pada masa subur akan terlihat seperti daun pakis.
Ada yang perlu diingat selama pemeriksaan lendir serviks, yaitu :
- Jumlah dan kualitas lendir bervariasi pada perempuan satu dengan lainnya, termasuk dengan siklus
itu sendiri.
- Setiap perubahan sensasi, jumlah lendir juga harus diperhatikan
- jika sulit untuk mendeteksi lendir dari luar, bisa diketahui setelah berolahraga atau setelah buang air
besar
- Kegel ( gerakan mengerutkan otot pinggul bagian bawah seperti sedang menahan kencing )
terkadang dapat membantu pengeluaran lendir
3. Ukur suhu tubuh
Suhu tubuh normal basanya 35,5 – 36 derajat celsius. Pada waktu ovulasi turun dulu dan naik
kembali mencapai 37 – 38 derajat celcius dan tidak akan kembali ke suhu normal 35 derajat.
Kenaikan suhu tubuh terjadi apabila sudah terbentuknya Progesteron yang bertugas menyiapkan
jaringan dalam rahim untuk menerima sel telur yang telah di buahi. Caranya lakukan pengukuran suhu
tubuh pada pagi hari setelah bangun tidur sebelum melakukan aktivitas apapun, kemudian masukkan
termometer ke dalam dubur atau mulut vagina selama 5 – 6 menit. Tutup kembali mulut vagina
selama pengukuran berlangsung, lakuakn hal ini setip hari pada jam yang selama 3 bulan. Jangan lupa
untuk mencatat setiap hasil pengukuran sampai membentuk kurva
dengan syarat selama menentukan masa subur dengan mengukur suhu selama 3 bulan : suhu tubuh
tidak boleh dalam kondisi demam, jangan tidur dibawah lampu yang panas, dan jangan tidur dengan
menggunakan AC dalam suhu yang sangat tinggi.
4. Lewat USG
cara ini biasa dan sering dilakukan oleh banyak wanita hamil, untuk mengetahui perkembangan sel
telur yang telah dibuahi atau calon janin yang sudah jadi.
Adapula penyebab / masalah masa subur wanita yang tidak bisa hamil, seperti :
1. Infeksi
Infeksi atau peradangan yang sudah lalu atau kronis dapat merusak indung telur dan menghambat
kelangsungan pertemuan antara sel telur dengan sel sperma
2. Terganggunya sel Telur
Adanya kelainan atau gangguan pada sel telur yang menghambat pembuahan seperti: Kista,
Endometriosis atau Tumor.
3. Ketidak seimbangannya Hormon
Ketidakseimbangan hormon dapat mengakibatkan teadinya pelepasan sel telur dari indung telur
dan berpengaruh pada produksi hormon Progesteron. Salah satunya hormon Hipopysa ( terletak di
kelenjar bawah otak ) yang dapat membantu perangsangan pada sel telur, tetapi jika terdapat tumor
atau penykit lainnya yang meradang pada kelenjar Hipopysa, stimulasi pertumbuhan pad sel telur
tidak dapat terjadi dan produksi sel telur terganggu.
4. Getah Serviks
Kehamilan sulit dicapai apabila getah serviks yang mengandung antibodi atau anti-imun, zat
penolak sperma. Keadaan ini dapat diketahui setelah melakukan aktivitas seksual, getah lendir
diambil usai hubungan seksual. Lendir yang mengandung antibodi mengakibatkan banyak sel sperma
mati dan tidak bergerak.
5. Kerusakan Struktural
Kerusakan Struktural biasanya terjadi pada rahim ( tempat dimana tumbuhnya janin ). Janin dapat
karena teridentifikasinya infeksi, permukaan yang abnormal, fibroid ( tumor jinak ), kanker dsb.
Masa Subur Wanita Dewasa
pada dasarnya sama saja dengan masa subur yang dialami wanita yang ingn hamil. Siklus
menstruaasi dapat mempengaruhi hormon pada wanita seperti hormon esterogen dan progesteron.
Hormon – hormon ini juga dapat mempengaruhi perubahan fisik pada tubuh wanita yang dapat dilihat
melalui beberapa indikator klinis, seperti :
1. Perubahan suhu basal tubuh
2. Perubahan Lendir Serviks
Perubahan lendir serviks dapat diamati melalui vulva ( alat kelamin luar ). Lendir Serviks ini dapat
diketahui dengan rasas / sensasi, penampakan, dan tes dengan jari tangan.
3. Perubahan pada Serviks
Pengamatan pada serviks akan memberikan tambahan informasi dan sangat bernmanfaat bagi yang
mempunyai siklus panjang, bagi yang wanita yang menyusui atau sebelum datang masa menopause.
Perubahan lendir serviks belum bisa dikatakan terjadinya masa subur. Masa subur pada perubahan
lendir serviks biasanya dapat dikenali dengan perubahan panjang, posisi, konsistens dan terbukanya
serviks. Pada umumnya memerlukan waktu 1 – 3 hari.
4. Minor kesuburan atau perubahan pada payudara
Perubahan dapat dirasakan dengan rasa sakit karena ovulasi ( Mittelschmerz Pain ) rasa sakit pada
perut bagian bawah selama beberapa jam dan rass kencang dan menggelayar pada payudara.

B. Cara Menghitung Masa Subur Pada Wanita


Sistem Kalender.
Sistem ini biasanya juga digunakan oleh pasangan suami istri ketika menggunakan KB alami atau
disebut pula dengan kontrasepsi alami. Dengan sistem kalender ini akan bisa dihitung masa subur dan
masa tidak subur pada seorang wanita. Yang menginginkan kehamilan tentunya pula bisa
menggunakan metoda ini untuk berusaha mendapatkan momongan. Cara menghitungnya perlu tahu
juga apakah siklus haid teratur atau tidak teratur. Bagi yang teratur menstruasinya masa subur anda
akan berlangsung 14 +/- 1 pada hari haid berikutnya. Ini berarti bahwa masa subur anda berlangsung
pada hari ke 13 sampai hari ke 15 sebelum tanggal haid yang akan datang.

Bila menstruasi tidak teratur maka kita harus tahu siklus selama 6 bulan dahulu. Jumlah hari pada
siklus terpanjang yang didapatkan, dikurangi dengan 11 akan diperoleh hari subur terakhir dalam
siklus haid tersebut. Sedangkan dari jumlah hari pada siklus terpendek dikurangi 18, maka dari ini
akan diperoleh hari subur pertama dalam siklus haid tersebut.

Kita bisa ambil contoh sebagai berikut : siklus terpanjang = 31, sedangkan siklus terpendek = 26,
maka masa subur dapat dihitung, 31 - 11 = 20, dan 26 -18 = 8, jadi masa subur berlangsung pada hari
ke 8 sampai hari ke 20. Ketika kita mengetahui akan masa subur tersebut maka berhubungan suami
istri pada saat itu tepat sekali dan dianjurkan.

Mengukur temperatur suhu tubuh.


Normal suhu tubuh berada dalam kisaran 35,5 – 36 derajat celsius. Saat ovulasi berlangsung maka
suhu bisa mencapai 37 – 38 derajat celcius dan tidak akan kembali ke suhu normal 35 derajat.
Kenaikan suhu tubuh terjadi apabila sudah terbentuknya hormon progesteron yang bertugas
menyiapkan jaringan dalam rahim untuk menerima sel telur yang telah di buahi.
Hanya saja cara ini tidak semudah cara dan rumus menghitung masa subur yang pertama.
Pengukuran ini dilakukan pada saat bangun tidur dengan memasukkan termometer ke dalam dubur
atau mulut vagina selama 5 – 6 menit. Tutup kembali mulut vagina selama pengukuran berlangsung,
lakukan hal ini setiap hari pada jam yang sama selama 3 bulan.

Dengan melakukan pemeriksaan dengan USG.


Dengan alat yang satu ini akan lebih jelas terlihat karena pemeriksaannya langsung melihat organ-
organ dalam yang berkaitan dengan organ reproduksi wanita.
Melakukan pemeriksaan dengan alat uji masa subur.
Alat uji masa subur ini atau disebut pula dengan ovulation test adalah hal yang paling mudah
dalam melakukan cara tahu masa subur wanita. Bekerjanya alat bantu tes ini adalah mendeteksi
perubahan-perubahan yang terjadi di dalam tubuh sesaat sebelum ovulasi. Sahabat-sahabat bisa
langsung menanyakan di tempat apotik yang menjual alat ini. Dan bagaimana cara bekerjanya serta
kapan waktu memeriksanya. Karena alat ini bisa ditemukan di apotik-apotik juga.

C. Pengertian Infertilitas

Infertilitas menurut dunia medis adalah istilah yang di gunakan untuk menyebut pasangan yang
belum mempunyai anak walaupun sudah berhubungan intim secara teratur tanpa alat kontrasepsi
dalam kurun waktu satu tahun.

Hampir setiap pasangan di dunia menginginkan seorang anak, namun sayangnya tidak setiap
perkawinan dianugerahi keturunan. Ada 10-15% pasangan mengalami infertilitas, keadaan tersebut
dimulai saat wanita tidak mampu untuk tidak menjadi hamil atau kehamilan sampai melahirkan,
meskipun telah melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi
selama setahun atau lebih (infertilitas). Infertilitas adalah masalah yang dialami pria dan wanita
dimanapun di dunia.

Walaupun diperkiraan angka kejadiannya tidak terlalu cermat dan bervariasi dari satu daerah ke
daerah lain, sekitar 8% pasangan mengalami masalah infertilitas selama masa reproduksinya, ini
berarti bahwa antara 50 sampai 80 juta orang mempunyai masalah fertilitas, suatu keadaan yang
menimbulkan penderitaan pribadi dan gangguan kehidupan keluarga.

Pengertian Infertilitas

 Menurut dunia medis Infertilitas adalah istilah yang di gunakan untuk menyebut pasangan
yang belum mempunyai anak walaupun sudah berhubungan intim secara teratur tanpa alat
kontrasepsi dalam kurun waktu satu tahun (diah, 2012: www.jurnalbidandiah.blogspot.com).
 “Infertilitas adalah kegagalan dari pasangan suami-istri untuk mengalami kehamilan setelah
melakukan hubungan seksual tanpa kontrasepsi, selama satu tahun” (Sarwono dalam diah, 2012:
www.jurnalbidandiah.blogspot.com).
 “Infertilitas (kamandulan) adalah ketidakmampuan atau penurunan kemampuan menghasilkan
keturunan” (Elizbeth dalam diah,2012: www.jurnalbidandiah.blogspot. com).
 “Ketidaksuburan (infertil) adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu
memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2—3 kali seminggu dalam
kurun waktu 1 tahun dengan tanpa menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun”
(Djuwantono,2008).
 Sedangkan Baradero, dkk (2006) menjelaskan bahwa “Infertilitas adalah ketidakmampuan
untuk hamil dalam waktu satu tahun.”
 Maka dapat disimpulkan bahwa Infertilitas berarti tidak terjadinya fertilisasi (Pembuahan ) pada
organ reproduksi wanita, yaitu tidak terjadinya proses peleburan antara satu sel sperma dan satu sel
ovum yang sudah matang.

Jenis-Jenis Infertilitas

Djuwanto, dkk., (2008) mengemukakan bahwa secara medis, infertilitas dibagi menjadi 2 jenis,
yaitu:

 Infertilitas primer

Berarti pasangan suami-istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah 1 tahun
berhubungan seksual sebanyak 2—3 kali per minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam
bentuk apapun.

 Infertilitas sekunder

Berarti pasangan suami-istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya, tetapi saat ini belum
mampu memiliki anak lagi setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2—3 kali per minggu tanpa
menggunakan alat atau metode kontrasepsi dalam bentuk apapun.
Faktor Penyebab Infertilitas

Pada Wanita

 Gangguan organ reproduksi

1. Infeksi vagina menyebabkan meningkatnya keasaman vagina yang akan membunuh sperma,
dan pengkerutan vagina akan menghambat transportasi sperma ke vagina.
2. Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang mengganggu pengeluaran
mukus serviks. Apabila mukus sedikit di serviks, perjalanan sperma ke dalam rahim
terganggu. Selain itu, bekas operasi pada serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat
menutup serviks sehingga sperma tidak dapat masuk ke rahim
3. Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu
pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan
suplai darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang.
4. Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi
obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu.

 Gangguan ovulasi

Gangguan ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti adanya hambatan
pada sekresi hormone FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi. Hambatan ini
dapat terjadi karena adanya tumor cranial, stress, dan pengguna obat-obatan yang menyebabkan
terjadinya disfungsi hiotalamus dan hipofise. Bila terjadi gangguan sekresi kedua hormone ini, Maka
folikel mengalami hambatan untuk matang dan berakhir pada gangguan ovulasi.
 Kegagalan implantasi

Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan dalam mempersiapkan
endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan, proses nidasi pada endometrium tidak
berlangsung baik. Akibatnya fetus tidak dapat berkembang dan terjadilah abortus.

 Endometriosis

Endometriosis adalah jaringan endometrium yang semestinya berada di lapisan paling dalam
rahim (lapisan endometrium) terletak dan tumbuh di tempat lain. Endometriosis bisa terletak di
lapisan tengah dinding rahim (lapisan myometrium) yang disebut juga adenomyosis, atau bisa juga
terletak di indung telur, saluran telur, atau bahkan dalam rongga perut. Gejala umum penyakit
endometriosis adalah nyeri yang sangat pada daerah panggul terutama pada saat haid dan
berhubungan intim, serta tentu saja infertilitas.

 Faktor immunologis

Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan reaksi
sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan pada wanita
hamil.

 Lingkungan

Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan pestisida dapat
menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang akan mempengaruhi
kesuburan.

Pada Pria

Dari sisi pria, penyebab infertilitas yang paling umum terjadi adalah:

 Bentuk dan gerakan sperma yang tidak sempurna

Sperma harus berbentuk sempurna serta dapat bergerak cepat dan akurat menuju ke telur agar dapat
terjadi pembuahan. Bila bentuk dan struktur (morfologi) sperma tidak normal atau gerakannya
(motilitas) tidak sempurna sperma tidak dapat mencapai atau menembus sel telur.
 Konsentrasi sperma rendah

Konsentrasi sperma yang normal adalah 20 juta sperma/ml semen atau lebih. Bila 10 juta/ml
atau kurang maka menujukkan konsentrasi yang rendah (kurang subur). Hitungan 40 juta sperma/ml
atau lebih berarti sangat subur. Jarang sekali ada pria yang sama sekali tidak memproduksi sperma.
Kurangnya konsentrasi sperma ini dapat disebabkan oleh testis yang kepanasan (misalnya karena
selalu memakai celana ketat), terlalu sering berejakulasi (hiperseks), merokok, alkohol dan kelelahan.

 Tidak ada semen

Semen adalah cairan yang mengantarkan sperma dari penis menuju vagina. Bila tidak ada semen
maka sperma tidak terangkut (tidak ada ejakulasi). Kondisi ini biasanya disebabkan penyakit atau
kecelakaan yang memengaruhi tulang belakang.

 Varikosel (varicocele)

Varikosel adalah varises atau pelebaran pembuluh darah vena yang berhubungan dengan testis.
Sebagaimana diketahui, testis adalah tempat produksi dan penyimpanan sperma. Varises yang
disebabkan kerusakan pada sistem katup pembuluh darah tersebut membuat pembuluh darah melebar
dan mengumpulkan darah. Akibatnya, fungsi testis memproduksi dan menyalurkan sperma terganggu.

 Testis tidak turun

Testis gagal turun adalah kelainan bawaan sejak lahir, terjadi saat salah satu atau kedua buah
pelir tetap berada di perut dan tidak turun ke kantong skrotum. Karena suhu yang lebih tinggi
dibandingkan suhu pada skrotum, produksi sperma mungkin terganggu.

 Kelainan genetik

Dalam kelainan genetik yang disebut sindroma Klinefelter, seorang pria memiliki dua
kromosom X dan satu kromosom Y, bukannya satu X dan satu Y. Hal ini menyebabkan pertumbuhan
abnormal pada testis sehingga sedikit atau sama sekali tidak memproduksi sperma. Dalam penyakit
Cystic fibrosis, beberapa pria penderitanya tidak dapat mengeluarkan sperma dari testis mereka,
meskipun sperma tersedia dalam jumlah yang cukup. Hal ini karena mereka tidak memiliki vas
deferens, saluran yang menghubungkan testis dengan saluran ejakulasi.
 Infeksi

Infeksi dapat memengaruhi motilitas sperma untuk sementara. Penyakit menular seksual seperti
klamidia dan gonore sering menyebabkan infertilitas karena menyebabkan skar yang memblokir
jalannya sperma.

 Masalah seksual

Masalah seksual dapat menyebabkan infertilitas, misalnya disfungsi ereksi, ejakulasi prematur,
sakit saat berhubungan (disparunia). Demikian juga dengan penggunaan minyak atau pelumas tertentu
yang bersifat toksik terhadap sperma.

 Ejakulasi balik

Hal ini terjadi ketika semen yang dikeluarkan justru berbalik masuk ke kantung kemih, bukannya
keluar melalui penis saat terjadi ejakulasi. Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkannya, di
antaranya adalah diabetes, pembedahan di kemih, prostat atau uretra, dan pengaruh obat- obatan
tertentu.

 Sumbatan di epididimis/saluran ejakulasi

Beberapa pria terlahir dengan sumbatan di daerah testis yang berisi sperma (epididimis) atau
saluran ejakulasi. Beberapa pria tidak memiliki pembuluh yang membawa sperma dari testis ke
lubang penis.

 Lubang kencing yang salah tempat (hipoepispadia)

Kelainan bawaan ini terjadi saat lubang kencing berada di bagian bawah penis. Bila tidak
dioperasi maka sperma dapat kesulitan mencapai serviks.

 Antibodi pembunuh sperma

Antibodi yang membunuh atau melemahkan sperma biasanya terjadi setelah pria menjalani
vasektomi. Keberadaan antibodi ini menyulitkannya mendapatkan anak kembali saat vasektomi
dicabut.

 Pencemaran lingkungan

Paparan polusi lingkungan dapat mengurangi jumlah sperma dengan efek langsung pada fungsi
testis dan sistem hormon. Beberapa bahan kimia yang mempengaruhi produksi sperma antara lain:
radikal bebas, pestisida (DDT, aldrin, dieldrin, PCPs, dioxin, furan, dll), bahan kimia plastik,
hidrokarbon (etilbenzena, benzena, toluena, dan xilena), dan logam berat seperti timbal, kadmium
atau arsenik.

 Kanker Testis

Kanker testis berpengaruh langsung terhadap kemampuan testis memproduksi dan menyimpan
sperma. Penyakit ini paling sering terjadi pada pria usia 18 – 32 tahun.

Pencegahan Infertilitas

1. Hentikan kebiasaan merokok, mengkonsumsi obat-obatan terlarang atau minum- minuman


beralkohol.
2. Mengurangi mengkonsumsi minuman berkafein, karena dapat mengganggu kesuburan
3. Jaga keseimbangan berat badan, jangan terlalu gemuk dan jangan terlalu kurus.
4. Jangan stress berlebihan.
5. Periode bulanan tidak teratur, segerahlah konsultasikan dengan dokter ahli.
6. Jika merasa ada yang tidak beres dengan tubuh atau bagian vital, langsung periksakan ke
dokter.

Pengobatan infertilitas

 Pemeriksaan pasangan infertilitas

Sekitar 1 dari 5 pasangan akan hamil dalam 1 tahun pertama pernikahan dengan senggama yang
normal dan teratur.

 Riwayat penyakit dan pemeriksaan

Pemeriksaan awal dari pasangan infertil mencakup riwayat penyakit, riwayat perkawinan
terdahulu dan sekarang pemeriksaan terhadap masing- masing pasangan. Sungguh baik jika pertama
kali pasangan diperiksa bersama- sama, karena dokter yang memeriksa akan dapat menilai interaksi
mereka, untuk pemeriksaan berikutnya lebih baik dinilai sendiri-sendiri.
 Analisis Sperma

Analisis sperma harus dilakukan pada tahap awal, contoh sperma dikumpulkan dalam plastic
atau dalam wadah gelas, tidak boleh pakai karet kondom, kemudian harus dikirim ke laboratorium
dalam masa dua jam dari ejakulasi. Tidak adanya semen dalam didalam dua atau lebih contoh semen
merupakan indikasi untuk pemeriksaan ulang.
Tiadanya fruktosa didalam contoh semen menjadi petunjuk tiadanya vesikula dan vasa
seminalis yang bersifat congenital, ini menjadi patokan bahwa pemeriksaan fungsi testis berikutnya
tidak ada gunanya. Apabila frukosa dalam contoh semen ada, maka perlu dilakukan biopsi testis.

 Uji Pasca Senggama (UPS)

Apabila telah diyakini bahwa analisis spermanya normal, maka UPS bisa dijadwalkan. Ini akan
memperlihatkan apakah semen sudah terpancar dengan baik ke puncak vagina selama senggama.

UPS dilakukan sekitar 2-3 hari sebelum perkiraan ovulasi. Pasien diminta dating 2-8 jam setelah
senggama normal. Getah servik dihisap dari kanal endoserviks yang pada tahap ini harus banyak dan
bening. Pemeriksaan dilakukan dengan mikroskop. Jika dijumpai 20 sperma perlapang pandang,
harapan untuk kehamilan cukup besar jika 1-20 sperma aktif per lapang pandang. Uji ini harus
dilakukan sekurang-kurangnya pada dua keadaan yang terpisah, hasil negative bias disebabkan oleh
teknik senggama.

 Pembasahan dan Pemantauan Ovulasi

UPS dapat menyingkirkan sebab infertilitas suami, dan yang sangat penting adalah apakah
ovarium secara teratur menghasilkan ova. Riwayat haid dapat memberikan pegangan terhadap hal ini.
Ovulasi lebih mungkin terjadi jika siklus haid berlangsung teratur dan dengan jumlah darah haid yang
sedang untuk jangka waktu 3-5 hari. Haid yang tak teratur dan sedikit menjadi partanda siklus
anovulatorik.

Sebagian wanita merasakan nyeri pada satu sisi fossa illiaka untuk 12-24 jam pada saat ovulasi,
dan hal ini mungkin bersamaan atau tanpa disertai pendarahan ringan atau dengan suatu peningkatan
limbah vagina. Matalgia prahaid menandakan adanya suatu korpus luteum yang aktif, artinya ovulasi
sebelumnya telah terjadi dalam siklus itu.

 Uji Pakis

Di bawah pengaruh estrogen, getah serviks yang dikeringkan pada obyek glass akan mengalami
kristalisasi dan menghasilkan suatu pola daun pakis yang cukup khas. Ini terjadi antara hari ke-6
sampai hari ke-22 dari siklus haid dan kemudian akan dihambat oleh progestron. Hambatan ini
biasanya akan tampak pada hari ke-23 hingga haid berikutnya. Menetapnya pola pakis setelah hari ke-
23 ini menunjukan bahwa ovulasi tidak terjadi. Darah dan semen juga dapat menghambat
pembentukan lukisan pakis itu sehingga hasil yang salah sering dijumpai pada uji ini.

 Suhu Basal Badan (SBB)

Pada beberapa wanita, SBB meningkat selama fase progesterone dari siklus haid. Cara ini juga
dapat menentukan apakah telah terjadi ovulasi. SBB diambil setiap hari pada saat terjaga pagi hari,
sebelum bangkit dari tempat tidur, ataupun makan dan minum. Nilainya ditandai pada kertas grafik.
Jika wanita erovulasigrafik akan memperlihatkan pola bifasik yang khas (tipikal).

Meskipun grafik bifasik berarti bahwa ovulasi telah terjadi, suatu grafik monofasik belum
memastikan bahwa ovulasi tidak terjadi. SBB bisa dipakai untuk menentukan kemungkinan hari
ovulasi, sehingga senggama bias diarahkan sekitar saat itu. Dalam praktek penggunaan SBB tidak
selalu mudah untuk dipercaya (seperti umumnya sebagian besar pasien di Negara kita).

 Sitologi vagina atau endoserviks

Epitel dari sepertiga lateral atas dinding vagina memberikan respon yang ada pada hormon
ovarium. Pemeriksaan ini dilakukan secara serial. Sekarang telah dikembangkan pemeriksaan dari
endoserviks pada fase pasca ovulasi dengan pengambilan tunggal (tanpa serial). Perubahan sitologik
dengan melihat indeks kariopiknotik dapat dipakai untuk menentukan ada tidaknya ovulasi.

 Biopsi Endometrium

Biopsi endometrium bias dilakukan secara poliklinis tanpa anastesi, dengan memakai sendok
kurret kecil tanpa dilatasi serviks. Saat yang tepat adalah fase sekresi, yaitu 5-7 hari sebelum hari haid
berikutnya.

 Laparaskopi

Cara ini memungkinkan visualisasi langsung secara endoskopik baik ovulasi yang baru saja
terjadi dengan adanya bintik ovulasi, maupun adanya korpus luteum sebagai hasil ovulasi diwaktu
yang lebih dini dari siklus itu.
(Widyastuti, dkk. 2009)
D. Klikmakterium

a. Pengertian KLimakterium

Klimakterium merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium. Berlangsung
6 tahun sebelum menopouse dan berakhir 6-7 tahun setelah menopause

Fase klimakterium adalah masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode reproduktif ke
periode non reproduktif. Tanda, gejala atau keluhan yang kemudian timbul sebagai akibat dari masa
peralihan ini disebut tanda atau gejala menopouse. Periode ini dapat berlangsung antara 5 sebelum
dan sesudah menopause. Pada fase ini fungsi reproduksi wanita menurun.

b. Fase Klimakterium

Fase klimakterium berlangsung bertahap sebagai berikut :

a. Sebelum menopause

Masa sebelum berlangsungnya saat menopouse, yaitu fungsi reproduksinya mulai menurun,
sampai timbulnya keluhan atau tanda-tanda menopouse.

b. Saat menopause

Periode dengan keluhan memuncak, rentangan 1-2 tahun sebelum dan 1-tahun sesudah
menopouse. Masa wanita mengalami akhir dari datangnya haid sampai berhenti sama sekali. Pada
masa ini menopouse masih berlangsung.

c. Setelah menopause

Masa setelah perimenopouse sampai munculnya perubahan-perubahan patologic secara permanen


disertai dengan kondisi memburuknya kondisi badan pada usia lanjut (Senilitas).
C.Tanda Dan Gejala

Menurut Helena (1973), klimakterium ini diawali dengan satu fase pendahuluan atau fase
preliminer yang menandai satu proses “pengahiran”. Munculah tanda-tanda antara lain :

1. Menstruasi menjadi tidak lancar atau tidak teratur, datang dalam interval waktu yang lebih lambat
atau lebih awal.

2. Haid yang keluar banyak sekali, atau malah sedikit sekali.

3. Muncul gangguan vasotoris berupa penyempitan atau pelebaran pembuluh darah.

4. Merasa pusing-pusing, sakit kepala terus menerus.

5. Berkeringat terus-terusan.

6. Neuralgia atau nyeri syaraf terus-terusan.

Semua gejala ini adalah fenomena klimakteris, akibat perubahan fungsi kelenjar hormonal.
Terjadi pula erosi kehidupan spikis, sehingga terjadilah krisis yang terwujud dalam gejala-gejala
psikologis seperti : depresi (kemurungan), mudah tersinggung dan meledak marah, banyak
kecemasan, sulit tidur, sukar tidur karena bingung dan gelisah. Gejala-gejala ini dapat dianggap
sebagai “jeritan minta tolong” agar wanita tersebut masih diperbolehkan meneruskan aktivitasnya.

Klimakterium dapat dibagi menjdi dua tahap, yaitu :

1. Tahun-tahun dimana menstruasi sudah tidak teratur, sering terganggu, atau terhenti sama sekali ,
namun organ endrokrin seksual masih terus berfungsi.

2. Tahap kedua adalah berhentinya secara definitif organ pembentuk sel telur. Berhentinya lembaga
kehidupan.

Tahap pertama disebut masa pra-klimakteris, biasanya dibarengi aktivitas-aktivitas pra-


klimakteris. Ditandai dengan gejala meningkatnya nafsu hubungan sesual. Sekaligus muncul
kegairahan berjuang yang menyala-nyala seperti dimasa puber. Karena itu dimasa ini sering timbul
tingkah laku yang aneh-aneh, atau tidak sesuai dengan atribut ketuaan. Masa pra-klimakteris ini mirip
sekali dengan masa pubertas, karena itu disebut pubertas kedua. Sedang periode klimakterium sendiri
banyak kemiripannya dengan periode pubertas.
Tingkah laku orang pada periode ini sering lucu, aneh-aneh, janggal atau tidak pada tempatnya.
Misalnya wanita kaya dan gemuk memakai rok mini atau rok panjang merah belah pinggir tinggi.
Tingkah laku yang ”berlebihan” tersebut bermaksud untuk :

1. Mengingkari ketuaannya dan ingin mengulangi kembali pola kebiasaan di masa muda.

2. Menimbuni dirinya dengan pakaian dan perhiasan warna-warni serta macam-macam bahan
kosmetik, agar kelihatan masih ”remaja”.

Kemunduran aktivitas organ endrokrin menyebabkan lapisan lemak dibawah kulit jadi menebal,
kulit kehilangan gaya regangnya jadi mengeriput. Tidak hanya pada segi jasmani saja terjadi
kemunduran, tapi juga fungsi-fungsi psikis dan kepribadian, seperti daya pikir, daya ingat, vitalitas,
pendengaran, penglihatan, toleransi terhadap stres, dll.

• Gejala Psikologis pada masa klimakterimum :

a. Kemurungan

b. Mudah tersinggung / mudah marah

c. Mudah curiga

d. Insomnia

e. Tertekan

f. Kesepian

g. Tidak sabar

h. Tegang dan cemas

• Syndrome Menopouse pada masa klimakterimum :

a. Berhentinya menstruasi, makin jarang dan makin sedikit

b. Mengalami atropi pada sistem reproduksi

c. Penampilan kewanitaan menurun

d. Keadaan fisik kurang nyaman


e. Kemerah-merahan pada leher, dahi, bagian atas dada, berkeringat, pusing, iritasi, friigid

f. Berat badan

g.Perubahan kepribadian

• Perubahan Kejiwaan pada masa klimakterimum

a. Merasa tua

b. Tidak menarik lagi

c. Rasa tertekan karena takut menjadi tua

d. Mudah tersinggung

e. Mudah kaget

f. Takut tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual suami

g. Rasa takut karena suami menyeleweng

• Gangguan psikologis pada masa klimakterium pada wanita lansia

a. Ketakutan

– Ketergantungan fisik dan ekonomi

– Sakit-sakitan yan kronis

– Kesepian

– Kebosanan karena tidak diperlukan

b. Perubahan mental

– Belajar : kurang mampu belajar yang baru

– Berfikir : terlalu berhati-hati dalam mengungkapkan alasan

– Kreatifitas berkurang
– Berkurang rasa humor

– Perbendaharaan kata semakin menurun

c. Gangguan mental

– Agresi : menyerang disertai kekuatan

– Kemarahan dan rasa tidak senang yang kuat

– Kecemasan yang tidak berobyektif

– Kacau & sering bingung

– Penolakan ; ketidakmampuan untuk mengakui secara sendiri terhadap keinginan, fikiran, perasaan
pada kejadian nyata

– Ketergantungan : meletakakkan kepercayaan terhadap orang lain

– Depresi : perasaan sedih & pesimis

– Ketakutan : reaksi emosional terhadap sumber luar

– Manipulasi : proses bertingkah laku untuk memuaskan diri sendiri / orang lain dengan cara serdik,
tidak jujur / tipu muslihat

– Rasa sakit yang tidak berpenyebab

D. Beberapa Gangguan Pada Periode Klimakterium

Seperti juga pada usia pubertas, pada periode klimakterium ini sering terjadi gangguan lambung dan
alat pencernaan, kepekaan kelenjar gondok (hyperthyroidisme), gangguan pigmentasi kulit, gangguan
penyempitan/pelebaran pembuluh darah, dermatis (eksim),dll.
DAFTAR PUSTAKA

Bowskill.D & linacre,A (1978). The Male Menopause, Pan Books


Deutch. Helena (1973) Psycholoy of women, A psychoanalytic inter Pretation, Vol.II Motherhood,
Batam
Hurlock E.B. (1980) Developmental psychology A Life-Span Aproach 5 Ed,McGraw-Hill,Inc.
Kaplan.H.I. & Sadock,B.J. (1991) Synopsis of psychiatry, Behavioral Sciences & Clinical psychiatry,
6 “ Ed. Williams & Wilkins New York.
http://inuwicaksana.blogspot.com/2010/02/aspek-mental-dan-perilaku-pada.html (Diakses pada
tanggal 24 Mei 2012 pukul 19.45 WIB)
http://sintabahagia.blogspot.com/p/perilaku-aneh-pada-periode-klimakterium.html (Diakses pada
tanggal 24 Mei 2012 pukul 19.45 WIB)

Anda mungkin juga menyukai