Anda di halaman 1dari 16

OTONOMI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

&
ASPEK HUKUM DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

Nama kel ompok :


Agita Mo nalisa
Arysta Geerce Patrysia Dimagah
Desna
Dwi
Dyas
Elza
Fe b r i
Lisa
Melati
Rise Kurnia
Wulan
Pengertian otonomi
Secara etimologi , Otonomi berasal dari bahasa
Yunani autosyang artinya sendiri, dan nomosyang berarti
hukuman atau aturan, jadi pengertian otonomi adalah
pengundangan sendiri (Danuredjo, 1979).
a.       Menurut Koesoemahatmadja (1979: 9),
        Otonomi adalah Perundangan Sendiri, lebih lanjut
mengemukakan bahwa menurut perkembangan
sejarahnya di Indonesia, otonomi selain memiliki
pengertian sebagai perundangan sendiri, juga
mengandung pengertian "pemerintahan" (bestuur)
2. Otonomi bidan dalam pelayanan kebidanan

Profesi yang berhubungan dengan keselamatan jiwa


manusia, adalah pertanggung jawaban dan tanggung
gugat (accountability) atas semua tindakan yang
dilakukannya. Sehingga semua tindakan yang
dilakukan oleh bidan harus berbasis kompetensi dan
didasari suatu evidence based. Accountability
diperkuat dengan satu landasan hukum yang
mengatur batas-batas wewenang profesi yang
bersangkutan
Praktik kebidanan merupakan inti dan berbagai kegiatan bidan dalam 
penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus terus menerus ditingkatkan
mutunya melalui:
pendidikan dan pelatihan berkelanjutan.
Penelitian dalam bidang kebidanan.
Pengembangan ilmu dan tekhnologi dalam
kebidanan.
Akreditasi.
Sertifikasi.
Registrasi.
Uji Kompetensi.
Lisensi.
Beberapa dasar dalam otonomi dan aspek legal yang mendasari dan
terkait dengan pelayanan kebidana antara lain sebagai berikut
Kepmenkes Republik Indonesia 900/ Menkcs/SK/ VII/
2002 Tentang registrasi dan praktik bidan.
Standar Pelayanan Kebidanan, 2001.
Kepmenkes Republik Indonesia Nomor
369/Menkes/SK/III/ 2007 Tentang Standar Profesi
Bidan.
Tujuan otonomi dalam pelayanan
kebidanan
Untuk mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan.
Misalnya mengumpulkan data – data dan
mengidentifikasi masalah pasien pada kasus tertentu.
2.)     Untuk menyusun rencana asuhan kebidanan.
Merencanakan asuhan yang akan diberikan pada
pasien sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh
pasien tersebut.
Bentuk-Bentuk Otonomi Bidan Dalam Praktek Kebidanan:

 Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan


 Menyusun rencana asuhan kebidanan
 Melaksanakan asuhan kebidanan
 Melaksanakan dokumentasi kebidanan
 Mengelola keperawatan pasien dengan lingkup
tanggung jawab
Syarat – syarat dari otonomi pelayanan kebidanan meliputi :

1.)    Administrasi
2.)      Dapat diobservasi dan diukur
3.)      Realistic
4.)       Mudah dilakukan dan dibutuhkan.
ASPEK HUKUM DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

1. Hukum, disiplin hukum dan peristilahan hukum


Kamus Besar Bahasa Indonesia:
Peraturan atau adat, yang secara resmi dianggap
mengikat dan dikukuhkan oleh penguasa, pemerintah
atau otoritas.
Undang-undang, peraturan dan sebagainya untuk
mengatur kehidupan masyarakat.
Patokan (kaidah, ketentuan).
Keputusan (pertimbangan) yang ditentukan oleh
hakim dalam pengadilan, vonis
Plato :
Dilukiskan dalam bukunya Republi, hukum adalah sistem
peraturan-peraturan yang teratur dan tersusun baik yang
mengikat masyarakat.
Aristoteles :
Hukum yaitu kumpulan peraturan yang tidak hanya
mengikat masyarakat tetapi juga hakim.
Austin :
Hukum adalah sebagai peraturan yang di adakan untuk
memberi bimbingan kepada makhluk berakal oleh
makhluk berakal yang berkuasa atasnya.
Jadi, hukum adalah himpunan peraturan-peraturan
yang di buat oleh penguasa negara atau pemerintah
secara resmi melalui lembaga atau intuisi hukum
untuk mengatur tingkah laku manusia dalam
masyarakat, bersifat memaksa, dan memiliki sanksi
yang harus di penuhi oleh masyarakat
 
disiplin Hukum
Disiplin hukam adalah suatu sistem ajaran tentang hukum antara lain :

Ilmu hukum
Filsafat hukum
Politik hukum
2. Pentingnya Landasan Hukum dalam Praktik Profesi

Aspek hukum dan keterkaitannya dengan pelayanan /


praktik bidan dan kode etik
Aspek hukum pelayanan bidan
Bidan merupakan profesi yang mempunyai ukuran
atau standar profesi. Standar profesi bidan yang
terbaru adalah diatur dalam Kepmenkes RI No.
Kode etik
Kode etik adalah norma-norma yang harus diindahkan
oleh setiap profesi dalam melakukan tugas profesinya
dan hidupnya di masyarakat.Norma tersebut berisi
petunjuk bagi anggota profesi tentang bagaimana
mereka menjalankan profesinya dan larangan, yaitu
ketentuan apa yang boleh dan tidak boleh diperbuat
atau dilaksanakan oleh anggota profesi, tidak saja
dalam menjalankan tugas profesiya melainkan juga
menyangkut tingkah laku pada umumnya dalam
pergaulan sehari-hari dimasyarakat
Tanggung jawab bidan dalam praktik
kebidanan

Tanggung jawab bidan dalam praktik kebidanan


Tanggung jawab bidan terhadap klien dan masyarakat
Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi,
menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya
dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya
menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan
yang utuh yang melmelihara citra bidan.
Tanggung gugat bidan dalam praktik kebidanan

Melefisiensi, keputusan yang diambil merugikan pasien


Malpraktik/lalai, diantaranya :
Gagal melakukan tugas
Tidak melaksanakan tugas sesuai dengan standar
Melakukan kegiatan yang mencederai klien
Klien cedera karena kegagalan melaksanakan tugas
Mal praktik terjadi karena :
Ceroboh
Lupa
Gagal mengomunikasikan

Anda mungkin juga menyukai