Anda di halaman 1dari 18

Kebijakan Dalam Kebidanan

kelompok 7
Nurjanah95
Rani Yudha Sari
Riesha Wira
Elha
Diana Manora
Peran Bidan sebagai praktisi
otonom dan akuntabel
Teori Otonom, akuntabilitas, regulasi
profesional
Pengertian Otonomi

Secara etimologi OTONOMI berasal dari bahasa Yunani


autos : sendiri, dan nomos: hukuman/ aturan.
jadi otonomi: Pengundangan Sendiri
Otonomi Dalam Pelayanan
Kebidanan

Pengertian Otonomi Kebidanan adalah Kekuasaan untuk mengatur


peran dan fungsi bidan sesuai dengan kewenangan dan kompetensi
yang dimiliki seorang bidan ( suatu bentuk mandiri dalam
memberikan pelayanan kebidanan).
Profesi yang berhubungan dengan keselamatan jiwa manusia,
adalah pertanggung jawaban dan tanggung gugat (accountability)
atas semua tindakan yang dilakukannya. Sehingga semua tindakan
yang dilakukan oleh bidan harus berbasis kompetensi dan didasari
suatu evidence based. Accountability diperkuat dengan satu
landasan hukum yang mengatur batas-batas wewenang profesi yang
bersangkutan. Dengan adanya legitimasi kewenangan bidan yang
lebih luas, bidan memiliki hak otonomi dan mandiri untuk bertindak
secara profesional yang dilandasi kemampuan berfikir logis dan
sistematis serta bertindak sesuai standar profesi dan etika profesi.
Praktik kebidanan merupakan inti dan berbagai kegiatan bidan
dalam penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus terus menerus
ditingkatkan mutunya melalui:

1. Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan.


2. Penelitian dalam bidang kebidanan.
3. Pengembangan ilmu dan tekhnologi dalam kebidanan.
4. Akreditasi.
5. Sertifikasi.
6. Registrasi.
7. Uji Kompetensi.
8. Lisensi
Beberapa dasar dalam otonomi dan aspek legal yang
mendasari dan terkait dengan pelayanan kebidanan antara
lain sebagai berikut:
1. Kepmenkes Republik Indonesia 900/ Menkcs/SK/ VII/ 2002 Tentang registrasi
dan praktik bidan.
2. Standar Pelayanan Kebidanan, 2001.
3. Kepmenkes Republik Indonesia Nomor 369/Menkes/SK/III/ 2007 Tentang
Standar Profesi Bidan.
4. UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
5. PP No 32/Tahun 1996 Tentang tenaga kesehatan.
6. Kepmenkes Republik Indonesia 1277/Menkes/SK/XI/2001 Tentang organisasi
dan tata kerja Depkes.
7. UU No 22/ 1999 Tentang Otonomi daerah.
8. UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
lanjutan
10. KUHAP, dan KUHP, 1981.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 585/ Menkes/ Per/ IX/ 1989
Tentang
Persetujuan Tindakan Medik.
12. Peraturan Menkes RI Nomor HK. 02. 02/Menkes/149/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan
13. Permenkes Nomor 28 Tahun 2017 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
14. UU yang terkait dengan Hak reproduksi dan Keluarga Berencana:
a. UU No.10/1992 Tentang pengembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
Sejahtera.
b. UU No.23/2003 Tentang Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan di Dalam Rumah
Tangga.
TUJUAN OTONOMI DALAM PELAYANAN
KEBIDANAN
Supaya bidan mengetahui kewajiban otonomi dan mandiri yang
sesuai dengan kewenangan yang didasari oleh undang-undang
kesehatan yang berlaku. Selain itu tujuan dari otonomi pelayanan
kebidanan ini meliputi :
a. Untuk mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan.
• Misalnya mengumpulkan data-data dan mengidentifikasi masalah pasien pada
kasus tertentu.
b. Untuk menyusun rencana asuhan kebidanan.
• Merencanakan asuhan yang akan diberikan pada pasien sesuai dengan
kebutuhan yang diperlukan oleh pasien tersebut.
c. Untuk mengetahui perkembangan kebidanan melalui penelitian.
d. Berperan sebagai anggota tim kesehatan.
lanjutan
d. Berperan sebagai anggota tim kesehatan.
• Misalnya membangun komunikasi yang baik antar tenaga kesehatan, dan
menerapkan keterampilan manajemen
e. Untuk melaksanakan dokumentasi kebidanan.
• Mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan, mengidentifikasi
perubahan yang terjadi dan melakukan pendokumentasian.
f. Untuk mengelola perawatan pasien sesuai dengan lingkup
tanggung jawabnya. Membangun komunikasi yang efektif dengan
pasien dan melakukan asuhan terhadap pasien.
BENTUK BENTUK OTONOMI DALAM
PELAYANAN KEBIDANAN

1 mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan

2 menyusun rencana asuhan kebidanan

3 melaksanakan asuhan kebidanan

4 melaksanakan dokumentasi kebidanan dan


mengelola keperawatan pasien dengan lingkup
tanggung jawab
Persyaratan dalam ootonomi kebidanan

Administrasi Realistic

Dapat diobservasi dan Mudah dilakukan dan


diukur dibutuhkan
KEGUNAAN OTONOMI DALAM PELAYANAN
KEBIDANAN
PENGERTIAN
AKUNTABILITAS BIDAN

pertanggungjawaban dan tanggung gugat ( accountibility)


atas semua tindakan yang dilakukannya. oleh karena itu,
semua tindakan yang dilakukan oleh bidan harus berbasis
kompetensi dan didasari suatu evidence based.
*Regulasi adalah pengaturan jika menilik pada Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Istilah regulasi memiliki makna yang luas,
hal ini tergantung pada konteks seseorang
membicarakannya. Regulasi mungkin sering kali terdengar
REGULASI dalam bidang pemerintahan dan bisnis.

*Regulasi adalah seperangkat peraturan yang bertujuan


untuk mengendalikan. Regulasi merupakan konsep abstrak
pengelolaan sistem yang kompleks sesuai dengan
seperangkat aturan dan tren. Regulasi ada di berbagai
bidang kehidupan masyarakat.
Transisi dari mahasiswa ke otonom
transisi dari mahasiswa ke otonom
dalam kebidanan:
Standarisasi: Ujikompetensi, STR,
Magang
Seminar
Pelatihan
Pengabdian pada masyarakat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai