Anda di halaman 1dari 3

Standar Pelayanan Kebidanan

Standar I : Falsafah dan Tujuan


Pengelolaan pelayanna kebidanan memiliki visi, misi, filosofi dan tujuan pelayanan serta
organisasi pelayanan sebagai dasar untuk melaksanakan tugas pelayanan yang efektif dan
efisien.
Definisi Operasional :
0 Pengelola pelayanan kebidanan memiliki visi, misi, dan filosofi pelayanan kebidanan
yang mencakup pada visi, misi, dan filosofi masing-masing.
1 Ada bagian struktur organisasi yang menggambarkan garis komando, fungsidan
tanggung jawab serta kewenangan dalam pelayanan kebidanan dan hubungan dengan unit
lain dan disahkan oleh pimpinan.
2 Ada uraian tertulis untuk setiap tenaga yang ada pada organisasi yang disahkan oleh
pemimpin.
3 Ada bukti tertulis tentang persyaratan yang menduduki tenaga yang menuduki jabatan
organisasi yang disahkan oleh pimpinan.
Standar II : Administrasi dan Pengelolaan
Pengelolaan pelayanan kebidanan memiliki pedoman pengelolaan pelayanan, standar
pelayanan, prosedur tetap dan pelaksanaan kegiatan pngelolaan pelayanan yang kondusif
yang memungkinkan terjadinya praktik pelayanan kebidanan akurat.
Definisi Operasional :
0 Ada pedoman penyelenggaraan pengelolaan pelayanan yang mencerminkan
mekanisme kerja diunit pelayanan tersebut yang di sahkanoleh pimpinan.
1 Ada standar pelayanan yang buat mengacu pada pedoman standar alat, standar
ruangan, standar ketenagaan yang telah di sahkan oleh pimpinan.
2 Ada prosedur tetap untuk setiap jenis kegiatan atau tindakan kebidanan yang di
sahkan oleh pimpinan.
3 Ada rencana atau program kerja disetiap institusi pengelolaan yang mengacu ke
institusi induk.
4 Ada bukti tertulis terselenggarakannya pertemuan berkala secara teratur, dilengkapi
dengan daftar hadir dan noutulen rapat.
5 Ada naskah kerjasama, program praktik dari institusi yang menggunakan lahan
praktik, program, pengajaran klinik dan penilaian klinik.

Otonomi Bidan dalam Pelayanan Kebidanan


Akuntabilitas bidan dalam praktk kebidanan merupakansuatu hal yang penting dan
dituntut dari suatu profes, terutama profesi yang berhubungan dengan keselamatan jiwa
manuisa, adalah petanggung jawaban dan tanggung gugat (accountability) atas semua
tindakan yang dilakukan. Sehingga semua tindakan yang dilakukan oleh bidan harus berbasis
kopetensi dan didasari suatu evidance based. Accountability diperkuat dengan satu landasan
hukum yang mengatur batas-bataswewenang profesi yang bersangkutan.
Dengan adanya legitimasi kewenangan bidan yang lebih luas, bidan memiliki hak
otonomi dan mandiri untuk bertindak secara profesional yang dilandasi kemampuan berfikir
logis dan sistematis serta bertindak sesuai standar profesi dan etika profesi.
Praktik kebidanan merupakan inti dari berbagai kegiatan bidan dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus terus menerus ditingkatkan mutunya melalui :
(1) Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan. (2) Penelitian dalam bidang kesehatan. (3)
Pengembangan ilmu dan teknologi dalam kebidanan. (4) Akreditasi. (5) Sertifikasi. (6)
Registrasi. (7) Uji kompetensi. (8) Lisensi.
Beberapa dasar dalam otonomi da aspek legal yang mendasari dan terkait dengan
pelayanan kebidanan antara lain : (1) Kepmenkes Republik Indonesia
900/Menkes/SK/VII/2002 Tentang Registrasi dan Praktik Bidan. (2) Standar Pelayanan
Kebidanan 2001. (3) Kepmenkes Republik Indonesia Nomor 369/Menkes/SK/III/2007
Tentang Standar Profesi Bidan. (4) Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 Thanu 1992
Tentang Kesehatan. (5) Peraturan Pemerintah Nomor 32/Tahun 1996 Tentang Tenaga
Kesehatan. (6) Kepmenkes Republik Indonesia 1277/Menkes/SK/XI/2001 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Depkes. (7) Undang-Undang Nomor 22/1999 Tentang Otonomi
Daerah. (8) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Keenagakerjaan. (9) Undang-
Undang Tentang Aborsi, Adopsi, Bayi Tabung, Transplantasi. (10) KUHP dan KUHAP, 1981.
(11) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 585/Menkes/Per/IX/1989
Tentang Persetujuan Tindakan Medik. (12) Undang-Undang yang terkait dengan Hak
Reproduksi dan Keluarga Berencana : a). Undang-Undang Nomor 10/1992 Tentang
Pengembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera. b) Undang-Undang
Nomor 23/2003 Tentang Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan di Dalam Rumah
Tangga.
Hukum Kesehatan Dalam Kebidanan
Perkembangan yang menggembirakan terjadi dalam pendidikan Bidan yaitu
dikembangkannya materi Etika Profesi Kebidanan menyatu dengan Hukum Kesehatan dalam
Kurikulum Nasional Diploma III Kebidanan Tahun 2002. Mengingatkan betapa pentingnya
subtansi tersebut dalam perkembanga pelayanan dan praktik kebidanan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kebidanan yang evidance atau
up to date sebagai dasar munculnya rumusan dan terobosan baru dalam konsep pengetahuan
dan praktik kebidanan. Disisi lain diberbagai disiplin ilmu lain juga mengalami
perkembangan pesat, termasuk perkembangan atau trend maupun need (kebutuhan)
masyarakat juga berubah. Tidak lepas juga dari pengaruh perkembangan era globalisasi, akan
meningkatka kritis masyarakat terhadap pelayanan kebidanan. Berbagai permasalahan yang
muncul diseputar praktik profesi bidan terkait dengan etika dan hukum merupakan bahan
belajar yang sangat bagus bagi bidan untuk menciptakan kajian ynag lebih menalam ntuk
menjaab berbagai pertanyaan tentang hal tersebut.

Anda mungkin juga menyukai