Anda di halaman 1dari 49

STANDAR PRAKTIK

KEBIDANAN

By: sabarina
SEJARAH

 Tingginya AKI dan AKB membuat Depkes berupaya untuk mempercepat


penurunan AKI dan AKB pada tahun 1990 adalah dengan di tempatkannya
bidan-bidan di tiap-tiap desa.

 WHO merekomendasikan agar bidan dibekali pengetahuan dan skil

pertolongan pertama/penanganan kegawatdaruratan kebidanan yang relevan.


 Sebagai tindakan lanjut, WHO mengembangkan standar pelayanan

kebidanan standar ini kemudian diadaptasikan untuk pemakaian di

indonesia, khususnya untuk tingkat pelayanan dasar sebagai acuan

pelayanan ditingkat masyarakat.

 Standar ini diberlakukan bagi semua pelaksanaan kebidanan


Pengertian Standar Praktik Kebidanan

 Rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang

mampu dicapai,

berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan yaitu standar

pelayanan kebidanan yang menjadi tanggung jawab profesi

bidan dalam sistem pelayanan yang bertujuan untuk

meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka

mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat.


 Standar praktik kebidanan merupakan suatu acuan atau

pedoman bagi seorang bidan dalam melakukan sebuah

tindakan.

 Meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan oleh bidan.


Manfaat Penerapan Standar Praktik Kebidanan

• Norma kinerja

• Melindungi masyarakat

• Menjaga kualitas pelayanan

• Menentukan kompetensi yang diperlukan bidan

• Sebagai dasar menilai pelayanan

• Menyusun perencanaan anggaran, menyusun rencana pelatihan

pengembangan kurikulum pendidikan

• Membantu menentukan kebutuhan operasional dalam penerapannya.


Standar Praktik Kebidanan

• Standar I : Metode Asuhan

• Standar II : Pengkajian

• Standar III : Diagnosa Kebidanan

• Standar IV : Rencana Asuhan

• Standar V : Tindakan

• Standar VI : Partisipasi klien

• Standar VII : Pengawasan

• Standar VIII : Evaluasi

• Standar IX : Dokumentasi
Standar I : Metode Asuhan

Asuhan kebidanan dilaksanakan dengan metode manajemen kebidanan

dengan langkah-langkah yaitu:

Pengumpulan data

Analisis data

Penentuan diagnosa

Perencanaan

Pelaksanaan

Evaluasi

Dokumentasi
Standar II : Pengkajian
 Pengumpulan data tentang status kesehatan klien
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan.
 Data yang diperoleh dicatat dan dianalisis.

Standar III : Diagnosa Kebidanan

Diagnosa kebidanan dirumuskan berdasarkan analisis


data yang telah dikumpulkan.
Standar IV : Rencana Asuhan
 Rencana asuhan kebidanan dibuat berdasarkan diagnosa kebidanan.

Standar V : Tindakan
 Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana dan perkembangan
keadaan klien, tidakan kebidanan dilanjutkan dengan evaluasi keadaan klien.

Standar VI : Partisipasi Klien


 Tindakan kebidanan dilaksanakan bersama-sama/partisipasi klien dan keluarga
dalam rangka peningkatan pemeliharaan dan pemulihan kesehatan.
Standar VII : Pengawasan

 Monitor / pengawasan terhadap klien dilaksanakan secara terus menerus dengan


tujuan untuk mengetahui perkembangan klien.

Standar VIII : Evaluasi

 Evaluasi asuhan kebidanan dilaksanakan terus menerus seiring dengan tindakan


kebidanan yang dilaksanakan dan evaluasi dari rencana yang telah dirumuskan.

Standar IX : Dokumentasi

 Asuhan kebidanan didokumentasikan sesuai dengan standar dokumentasi


asuhan kebidanan yang diberikan.
Hubungan Standar Praktik Kebidanan Dengan Hukum Dan Perundang -Undangan

 Bidan merupakan suatu profesi yang selalu mempunyai ukuran atau standar profesi.

 Standar profesi bidan yang terbaru adalah diatur dalam PERMENKES RI No.
HK.02.02/ MENKES/149/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan.

 Lingkup praktik kebidanan yang digunakan meliputi asuhan mandiri/ otonomi pada
anak-anak remaja putri dan wanita dewasa selama kehamilan, persalinan dan nifas.

 Hal ini berarti bidan memberikan pengawasan yang diperlukan asuhan serta nasehat
bagi wanita selama masa hamil, bersalin dan nifas.
TERIMAKASIH
ETIKA KEBIDANAN

BY : SABARINA
Pengertian Etika

Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang
hak dan kewajiban moral seseorang.

Etika kebidan kebidanan adalah bagian dari integral dari sistem kesehatan dan
berkaitan dengan segala sesuatu yang menyangkut pendidikan, praktik, dan
kode etik.
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang
telah teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sebagai salah satu profesi dalam bidang kesehatan, bidan memiliki
kewenangan untuk memberikan pelayanan kebidanan yang meliputi
pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak dan pelayanan
kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana (Permenkes
Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010). Kebidanan adalah bagian integral
dari sistem kesehatan dan berkaitan dengan segala sesuatu yang
menyangkut pendidikan, praktik dan kode etik.
Konsep Dasar Etika Kebidanan

PANDUAN ETIKA KEBIDANAN

Panduan etika kebidanan mengacu pada standar pelayanan kebidanan,

yaitu :

a. Standar pelayanan umum (2 standar)

b. Standar pelayanan antenatal (6 standar)

c. Standar pertolongan persalinan (4 standar)

d. Standar pelayanan nifas (3 standar)

e. Standar pennganan kegawatdaruratan obstetri-neonatal (9 standar).


NILAI-NILAI KODE ETIK BIDAN (HERYANI,RENI)

Ada 7 nilai-nilai esensial dalam kehidupan profesional, yaitu :

1. Aesthetics (keindahan), yaitu kualitas obyek suatu peristiwa atau kejadian, seseorang memberikan kepuasan termasuk

penghargaan, kreativitas, imajinasi, sensitifitas dan kepedulian.

2. Altruism (mengutamakan orang lain), yaitu kesediaan memperhatikan kesejahteraan orang lain termasuk masalah

keperawatan atau kebidanan, komitmen, arahan, kedermawanan atau kemurahan hati serta ketekunan.

3. Equality (kesetaraan), yaitu memiliki hak atau status yang sama termasuk penerimaan dengan sikap asertif, kejujuran,

harga diri dan toleransi.

4. Freedom (kebebasan), yaitu memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan termasuk percaya diri, harapan, disiplin serta

kebebasan dalam pengarahan diri sendiri.

5. Human dignity (martabat manusia), yaitu berhubungan dengan penghargaan yang lekat terhadap manusia sebagai

individu termasuk didalamnya kemanusiaan, kebaikan, pertimbangan dan pernghargaan penuh terhadap kepercayaan.

6. Justice (keadilan), yaitu menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip legal termasuk objektifitas, moralitas, integritas,

dorongan dan keadilan serta kewajaran.

7. Truth (kebanaran), yaitu menerima kenyataan dan realita, termasuk akuntabilitas, kejujuran, keunikan dan reflektifitas

yang rasional.
Etika Moral dan Nilai Dalam Praktik Kebidanan

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam segala bidang berpengaruh terhadap

meningkatnya kritis masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan terutama pelayanan

kebidanan. Menjadi tantangan bagi bidan untuk mengembangkan kompetensi dan

profesionalisme dalam menjalankan praktik kebidanan serta dalam memberikan pelayanan

berkualitas.

Sikap etis profesional bidan akan mewarnai dalam setiap langkahnya, termasuk dalam

mengambil keputusan dalam merespon situasi yang muncul dalam usaha. Pemahaman

tentang etika dan moral menjadi bagian yang fundamental dan sangat penting dalam

memberikan asuhan kebidanan. dengan senantiasa menghormati nilai-nilai pasien

merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tntang perilaku benar atau salah, kebajikan

atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku. Etika berfokus pada prinsip dan konsep

yang membimbang manusia berfikir dan bertindak dalam kehidupannya dilandasi nilai-
HAK DAN KEWAJIBAN

A. Bidan dalam melaksanakan Praktik Kebidanan berhak:

1. Memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan

kompetensi, kode etik, standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional,

dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;

2. Memperoleh informasi yang benar, jelas, jujur, dan lengkap dari Klien dan/atau

keluarganya;

3. Menolak keinginan Klien atau pihak lain yang bertentangan dengan kode etik, standar

profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional, dan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan;

4. Menerima imbalan jasa atas Pelayanan Kebidanan yang telah diberikan.

5. Memperoleh fasilitas kerja; dan mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan

profesi.
Lanjut…

B. Bidan berhak memperoleh perlindungan hukum atas risiko kasus khusus pada

Klien yang tidak dapat diprediksi sepanjang memberikan pelayanan sesuai standar

profesi Bidan, standar pelayanan, standar operasional prosedur, dan ketentuan

Peraturan Perundang-undangan.

C. Bidan dalam hubungan kerja dengan pemberi kerja berhak memperoleh

perlindungan:

1. upah termasuk tunjangan;

2. keselamatan dan kesehatan kerja;

3. jaminan sosial termasuk jaminan kesehatan; dan

4. kesejahteraan.
SISTEMATIKA ETIKA

Sebagai suatu ilmu, maka etika terdiri atas berbagai macam jenis dan ragam, antara lain :

a. Etika Deskriptif yang memberikan gambaran dan ilustrasi tentang tingkah laku

manusia ditinjau dari nilai baik dan buruk serta hal-hal mana yang boleh dilakukan

sesuai dengan norma etis yang dianut oleh masyarakat

b. Etika Normatif, membahas dan mengkaji ukuran baik buruk tindakan manusia, yang

biasanya dikelompokkan menjadi :

1) Etika Umum ; yang membahas berbagai hal yang berhubungan dengan kondisi

manusia untuk bertindak etis dalam mengambil kebijakan berdasarkan teori-teori dan

prinsip-prinsip moral.

Contoh etika umum yaitu : hati nurani, kebebasan dan tanggung jawab, nilai dan

norma, hak dan kewajiban, amoral dan imoral, moral dan agama.
Lanjut….

2) Etika Khusus; terdiri dari etika sosial, etika individu dan

etika terapan.

a.Etika sosial menekankan tanggung jawab sosial dan

hubungan antarsesama manusia dalam aktivitasnya.

b.Etika Individu lebih menekankan pada kewajiban-kewajiban

manusia sebagai pribadi

c.Etika terapan adalah etika yang diterapkan pada profesi.


Aspek Legal Kebidanan (Kebijakan Pelayanan Kebidanan, PP,
Permenkes)

1. Aspek legal kebidanan

Kata Legal sendiri berasal dari kata leggal (bahasa Belanda) yang artinya
adalah sah menurut undang-undang.Tujuan dari aspek legal dalam
pelayanan kebidanan adalah dijadikan suatu persyaratan untuk
melaksanakan praktik bidan perorangan dalam memberikan pelayanan
kebidanan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan dalam
perundang-undangan serta memberikan kejelasan batas-batas
kewenangannya dalam menjalankan praktik kebidanan.
Lanjut ….

2. Kebijakan Pelayanan Kebidanan

Dasar dalam otonomi dan aspek legal yang mendasari dan terkait dengan pelayanan

kebidanan antara lain :

a. Kepmenkes Republik Indonesia 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik

bidan.

b. Standar Pelayanan Kebidanan, 2001

c. Kepmenkes Republik Indonesia Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi

Bidan.

d. UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan.

e. PP No. 32/Tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.

f. Kepmenkes 1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang organisasi dan tata kerja Depkes.

g. UU No. 22/1999 tentang Otonomi daerah.

h. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


Lanjut …

i. UU tentang aborsi, adopsi, bayi tabung, transplantasi.

j. KUHAP,dan KUHP,1981.

k. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 585/Menkes/Per/IX/1989 Tentang

Persetujuan Tindakan Medik.

l. UU yang terkait dengan Hak reproduksi dan keluarga Berencana;

m. UU No. 10/1992 Tentang pengembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera

n. UU No.23 / 2003 Tentang Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan di Dalam Rumah

Tangga.

o. Peraturan Pemerintah (PP)

Pada Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 2012 mengenai pemberian ASI Eksklusif telah disahkan,

dan perlu diketahui pula bahwa ternyata menghalangi pemberian ASI eksklusif tanpa indikasi

medis dapat dihukum dengan hukuman pidana maksimal 1 tahun dan bisa didenda maksimal 100

juta.
Lanjut …

p. Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes)

Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28

Tahun 2017 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, meliputi :

1. Ketentuan Umum

2. Perizinan

3. Penyelenggaraan keprofesian

4. Praktik mandiri bidan

5. Perizinan

6. Pembinaan dan Pengawasan

7. Ketentuan Peralihan.
TERIMA KASIH
LINGKUP ASUHAN
KEBIDANAN

By : SABARINA
Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
asuhan pada bayi baru lahir adalah asuhan segera yang diberikan pada bayi tersebut
selama jam pertama setelah kelahiran.
 Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian meletakkan bayi diatas perut ibu
dengan posisi kepala sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek,
letakkan bayi di tempat yang memungkinkan).

 Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan bia

rkan kotak kulit ibu- bayi lakukan penyuntikan oksitosin IM.


 Menjepit tali pusat menggunakan klem kira- kira 3 cm dari pusat bayi,
melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem kearah ibu dan memasang
klem 2 cm dari klem pertama (kearah ibu).
 Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan
memotong tali pusat diantara dua klem tersebut.
 Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi
dengan kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian kepala,
membiarkan tali pusat terbuka.
 Memberikan bayi kepada ibunya dan mengajurkan ibu utuk memeluk bayinya
dan memulai pemberian ASI jika ibu menghendaki nya.
 Tanyakan pada ibu atau keluarga tentang masalah kesehatan pada ibu
 Lakukan pemeriksaan fisik dengan prinsip yaitu pemeriksaan dilakukan dalam
keadaan bayi tenang (tidak menangis), dan pemeriksaan tidak harus berurutan,
dahulukan menilai pernafasan dan tarikan dinding dada bawah, denyut jantung
serta perut.
 Jika tetes mata antibiotik profilaksis belum diberikan, berikan sebelum 12
jam setelah persalinan
 Catat seluruh hasil pemeriksaan. Bila terdapat kelainan lakukan rujukan
sesuai MTBS.
 Berikan nasehat pada ibu cara merawat tali pusat dengan benar.
Asuhan Kebidanan Pada Anak
 Memberitahu ibu untuk memberikan imunisasi dengan lengkap kepada anak,
karena imunisasi itu sangat penting
 Melihat tumbuh kembang anak
 Ajarkan kebiasaan- kebiasaan yang baik pada anak seperti :

- Menggosok gigi sebelum tidur

- Mencuci tangan sebelum makan


 Melihat apakah anak aktif dalam lingkungannya
 Menganjurkan ibu untuk selalu dekat dengan sianak agar tidak menghambat
tumbuh kembangnya.
Asuhan Kebidanan Pada Remaja
 Jelaskan informasi tentang kesehatan reproduksi
 Pencegahan kekerasan termasuk seksual
 Jelaskan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
 Selalu menjaga personal hygen
 Jelaskan tentang penyakit –penyakit yang bisa menular
 Jelaskan tentang perubahan-perubahan yang terjadi saat remaja
 Melihat tumbuh kembangnya.
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil
 Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara keseluruhan.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam langkah ini adalah adanya panduan atau
Patoka mengenai data apa yang akan dihimpun sesuai dengan kondisi pasien.

 Menginterprestasikan data untuk diagnosis atau masalah.

 Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya.

 Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi, dengan tenaga


kesehatan lain serta melakukan rujukan berdasarkan kondisi klien.

 Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan mengulang kembali manajemen proses
untuk aspek-aspek social yang tidak efektif.

 Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.


 Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dengan mengulang kembali
manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.
Asuhan Pada Ibu Melahirkan
 Asuhan yang diberikan adalah memonitor kemajuan persalinan dengan
partograf, memonitor keadaan ibu dan bayi, menganjurkan posisi dan
tindakan yang menyenangkan ibu, menganjurkan keluarga untuk
mendampingi ibu, membuat rujukan jika terjadi keadaan yang
abnormal.
 Asuhan yang diberikan antara lain evaluasi kontinu kesejahteraan
terhadap ibu, terhadap janin, dan kemajuan persalinan, perawatan tubuh
wanita, pendamping persalinan, persiapan kelahiran, penatalaksanaan
kelahiran.
 Asuhan pada kala ini adalah melakukan pengeluaran plasenta dengan

3 langkah, yaitu pemberian suntikan oksitosin, penegangan tali pusat

terkendali (PTT), dan masase fundus uteri, memeriksa plasenta,

pemantauan kontraksi, robekan jalan lahir dan perineum, higiene, dan

vital signs, memperhatikan nutrisi dan istirahat ibu.

 Asuhan yang diberikan adalah evaluasi uterus, konsistensi, dan atonia;

pemeriksaan serviks, vagina, dan perineum; pemantauan dan evaluasi

lanjut. Pemantauan kala IV dilakukan 6 kali dalam 2 jam, 4 kali

dilakukan setiap 15 menit pada jam pertama, dan 2 kali dilakukan

setiap 30 menit pada jam kedua.


Asuhan Kebidanan Pada Ibu Menyusui
 Berikan informasi bahwa ASI eklusif diberikan hingga umur 6 bulan dan jika
memungkinkan diteruskan dengan pemberian ASI tambahan hingga berumur
2 tahun.
 Kekerapan dan lama menyusui dengan ASI tidak dibatasi, yaitu sesering yang
bayi mau siang dan malam.
 Tidak mempromosikan atau memberikan susu formula kepada ibu tanpa
alasan atau instruksi medis.
 Hindari penggunaan dot bayi
 Berikan ASI yang di pompa menggunakan cangkir atau selang nasogastrik
bila bayi tidak mampu menyusui atau jika ibu tidak bisa bersama bayi
sepanjang waktu
 Sebelum menyusui, bersihkan putting ibu dan buat ibu berada dalam
posisi yang santai.
 Ajarkan pada ibu cara menyusui yang benar
 Sebaiknya ibu memakai Bra yang menyongkong payudara
 Ajarkan ibu cara memerah ASI yang benar.
Asuhan Kebidan Pada Ibu Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung kira-kira 6 minggu.
 Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis dimana dalam
asuhan pada masa ini peranan keluarga sangat penting, dengan pemberian
nutrisi, dukungan psikologi maka kesehatan ibu dan bayi selalu terjaga.
 Melaksanakan skrining yang komprehensif (menyeluruh) dimana bidan harus
melakukan manajemen asuhan kebidanan pada ibu masa nifas secara sistematis
yaitu mulai pengkajian data subyektif, obyektif, maupun penunjang.
 Setelah bidan melaksanakan pengkajian data maka bidan harus menganilisa
data tersebut sehingga tujuan asuhan masa nifas ini dapat mendeteksi
masalah yang terjadi pada ibu dan bayi.
 Mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya,
yakni setelah masalah ditemukan maka bidan dapat langsung masuk
kelangkah berikutnya sehingga tujuan diatas dapat dilaksanakan.
 Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada
bayinya dan perawatan bayi sehat.
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Menopaus e

menopause adalah kondisi fisiologi dimana terjadi berakhirnya menstruasi,


yang rata- rata terjadi pada umur 50 tahun.
 Lakukan pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital
 Jelaskan perubahan-perubahan fisik yang terjadi
 Menerapkan pola hidup sehat
 Melakukan olahraga teratur
 Menghindari mengkonsumsi makanan yang berlemak tinggi.
 Menghindari mengkonsumsi garam yang berlebihan, karena dapat
mengakibatkan sekresi kalsium dari tulang sehingga mengakibatkan resiko
osteoporosis
 Pilih makanan yang mengandung omega 3tinggi yang terdapat pada ikan laut.
TERIMAKASIH
Kompetensi Inti Dan Tambahan

By : SABARINA
Bidan bisa bertugas di rumah sakit, pukesmas, klinik, polindes, praktik bidan,

MTBS.

Tugas seorang bidan tidak hanya sebatas membantu ibu melahirkan tetapi

mulai dari sebelum kehamilan hingga perwatan pada bayi , bahkan hampir

semua masalah reproduksi wanita dari mulai haid hingga menopouse bisa

di konsultasikan ke bidan.
Pengertian Kompetensi

kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup


aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan
standar yang di tetapkan.

 Kompetensi Inti atau Dasar yaitu pengembangan kompetensi minimal


yang mutlak dimiliki oleh pelaku profesi.
 Kompetensi Tambahana atau Lanjutan yaitu pengembangan dari
pengetahuan dan keterampilan dasar untuk mendukung tugas suatu
profesi dalam memenuhi tuntutan/kebutuhan masyarakat yang sangat
dinamis serta perkembangan IPTEK.
Kompetensi Inti
 Memberikan asuhan kebidanan pra konsepsi, KB dan
ginekologi
 Memberikan asuhan konseling selama kehamilan
 Memberikan asuhan konseling selama persalinan dan
kelahiran
 Memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui
 Memberikan asuhan pada bayi baru lahir
Kompetensi Tambahan
 Mampu melakukan asuhan kebidan pemeriksaan fisik ibu hamil
 Bidan harus mampu menjadi tenaga pendidik
 Mampu berprilaku profesianal, beretika dan bermoral serta tanggap terhadap nilai
sosial budaya
 Mampu melakukan komunikasi efektif dengan perempuan, keluarga, masyarakat,
sejawat dan profesi lain dalam upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak
dalam pelayanan kebidanan.
 Mampu memberikan asuhan kebidanan secara efektif.
 Mampu memberikan penanganan kegawatdaruratan sesuai dengan
kewenangannya.
 Mampu melakukan upaya promotif, preventif, deteksi dini dan pemberdayaan
masyarakat dalam pelayanan kebidanan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai