Unsur Proses
Unsur proses dalam manajemen kebidanan diantaranya meliputi :
Penerapan proses keperawatan, kepatuhan tenaga keperawatan terhadap SOP
keperawatan (instrumen C), pelaksanaan universal precaution, pengelolaan
sampah, pelaksanaan 6 solusi keselamatan pasien (patient safety), pelaksanaan
cuci tangan yang benar, pelaksanaan orientasi pasien baru, pelaksanaan breast
care, pelasanaan APD, proses management pelayanan keperawatan, hasil
rekapitulasi observasi proses.
1. Penerapan Proses Keperawatan
a. Kajian Teori
Suatu pendekatan sistematis untuk mengenal masalah-masalah
pasien dan mencarikan alternatif pemecahan masalah dalam
memenuhi kebutuhan- kebutuhan pasien. Merupakan proses
pemecahan masalah yang dinamis dalam memperbaiki dan
meningkatkan kesehatan pasien sampai ke tahap maksimum.
Manajemen kebidanan menurut IBI, 2007 adalah pendekatan
yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan
masalah secara sistimatis mulai dari pengkajian, analisis data,
diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Menurut Varney (1997), proses manajemen kebidanan ini
terdiri dari lima langkah kemudian dikembangkan menjadi tujuh
langkah yaitu mulai dari pengumpulan data sampai dengan evaluasi.
Pengembangan langkah manajemen kebidanan ini adalah berupa
langkah yang mengutamakan pola berpikir kritis (critical thinking),
yaitu berupa langkah mengidentifikasi masalah potensial dan
melakukan antisipasi kebutuhan tindakan segera.
Dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada klien, Bidan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang disebut
manajemen kebidanan. Metode Pendokumentasian sesuai Standar
Asuhan Kebidanan KEPMENKES NO.938/MENKES/SK/VIII/2007.
Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan
keputusan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan
wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat
kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa dan atau
masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan
pencatatan asuhan kebidanan
1) STANDAR I (Pengkajian)
Bidan mengumpulkan informasi yang akurat, relevan dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Kriteria pengkajian adalah data tetap akurat dan lengkap, terdiri
dari data subjektif dan objektif serta pemeriksaan penunjang.
2) STANDAR II (Perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan)
Bidan dapat menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
menginteprestasikannya secara akurat dan logis untuk
menegakkan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.
Diagnosa ditetapkan sesuai dengan nomenklatur kebidanan,
masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien, dan dapat
diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,
kolaborasi, dan rujukan.
3) STANDAR III (Perencanaan)
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa
dan masalah yang ditegakkan. Rencana tindakan disusun
berdasarkan prioritas masalah dan kondisi klien, melibatkan klien
dan atau keluarga, mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial
budaya klien atau keluarga, memilih tindakan yang aman sesuai
kondisi dan kebutuhan klien berdasarkan evidence
based dan memastikan bahwa asuhan yang diberikan bermanfaat
bagi klien, pertimbangan kebijakan dan peraturan yang berlaku,
sumber daya serta fasilitas yang ada.
4) STANDAR IV (Implementasi)
Bidan melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif,
efektif, dan aman berdasarkan evidence based dalam bentuk
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Asuhan
dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.
5) STANDAR V (Evaluasi)
Bidan melakukan evaluasi secara sistimatis dan
berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi
klien.
6) STANDAR VI (Pencatatan asuhan kebidanan)
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat,
singkat dan jelas mengenai keadaan atau
kelainan yang ditemukan dan dilakukan pada saat dalam
memberikan asuhan kebidanan. Pencatatan dilakukan segera
setelah melaksanakan asuhan pada formulir yang tersedia (rekam
medis, status pasien, buku KIA) dan ditulis dalam bentuk catatan
perkembangan SOAP.
a) S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa
b) O adalah data obektif, mencatat hasil pemeriksaan
c) A adalah hasil analisa, mencatat dignosa dan masalah
kebidanan
d) P adalah penatalaksanaan, yaitu bidan mampu
mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan
yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipasi, tindakan
segera, tindakan secara komprehensif, penyuluhan,
dukungan, kolaborasi, evaluasi atau follow up dan rujukan.
2. Kepatuhan Tenaga Kebidanan Terhadap SOP-AP
a. Kajian teori
Enam (6) langkah cuci tangan yang benar menurut WHO yaitu ::
a) Tuang cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap dan
gosok kedua telapak tangan secara lembut dengan arah
memutar.
b) Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
c) Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih
d) Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling
mengunci
e) Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
f) Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok
perlahaan
Gambar 2.6
Langkah-Langkah Cuci Tangan
d. Kajian Data
Tabel 2.16
Hasil Observasi Pelaksanaan Universal Precaution
di Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu (n=8)
No Aspek yang dinilai Pelaksanaan
Observasi
Ya Tidak
1 Apakah anda mencuci tangan ketika akan 8 0
kontak dengan pasien atau melakukan
tindakan pada pasien ?
2 Apakah anda mencuci tangan ketika 8 0
selesai kontak dengan pasien atau telah
selesai melakukan tindakan terhadap
pasien ?
3 Apakah anda mencuci tangan dengan 8 0
handwash/handscrub?
4 Apakah anda mencuci tangan di tempat air 8 0
mengalir (wastafel) ?
5 Apakah anda menggunakan sarung tangan 8 0
ketika melakukan kontak atau tindakan
pada pasien?
6 Apakah anda menggunakan masker ketika 8 0
melakukan tindakan kepada pasien ?
7 Apakah anda menggunakan alat alat steril 8 0
untuk satu pasien ?
8 Apakah anda menggunakan alat disposibel 8 0
hanya untuk sekali pakai?
9 Apakah setelah menggunakan alat alat non 4 4
disposibel, dan mencucinya dengan air
mengalir?
10 Apakah anda mensterilkan alat alat steril di 8 0
instalasi sterilisasi sentral?
11 Apakah anda menyiapkan alat alat 8 0
kesehatan ditempat khusus/ bak instrumen ?
12 Apakah anda membuang benda benda tajam 8 0
di safety box ?
13 Apakah anda membuang sampah medis 8 0
ditempat sampah infeksius?
14 Apakah anda membuang sampah non medis 8 0
ditempat sampah non medis?
Jumlah 108 4
Presentase 96,43% 3,57%
Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Drelanggu
Tahun 2022
e. Analisa Data
Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil observasi 96,43%
sudah melakukan universal precaution dengan baik dan 3,57% tidak
melakukan precaution dengan baik seperti menggunakan alat-alat non
disposibel, dan mencucinya dengan air mengalir.
4. Pengelolaaan Sampah
a. Kajian Teori
Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan
limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan
penunjang lainnya, Secara umum Sampah dan limbah rumah sakit
dibagi dalam dua kelompok besar. yaitu sampah atau limbah klinis dan
non klinis baik padat maupun cair. Bentuk limbah klinis bermacam-
macam dan berdasarkan potensi yang terkandung di dalamnya dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
1) Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut
tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau
menusuk kulit seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena,
pipet pasteur,pecahan gelas, pisau bedah. Semua benda tajam in
memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan cedera melalui
sobekan atau tusukan. Benda-benda tajam yang terbuang mungkin
terkontaminasi oleh darah. cairan tubuh, bahan mikrobiologi,
bahan beracun atau radio aktif.
2) Limbah infeksius mencakup pengertian sebagai berikut: Limbah
yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit
menular (perawatan intensif). Limbah laboratorium yang berkaitan
dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan rang
perawatan/isolasi penyakit menular. Limbah jaringan tubuh
meliputi organ, anggota badan. darah dan cairan tubuh, biasanya
dihasilkan pada sat pembedahan atau otopsi. Limbah sitotoksik
adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi
dengan bat sitotoksik selama peracikan. pengangkutan atau
tindakan terapi sitotoksik.Limbah farmasi ini dapat berasal dari
obat-obat kadaluwarsa, obat-obat yang terbuang karena batch yang
tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi,
obat- obat yang dibuang oleh pasien atau dibuang oleh masyarakat,
obat-obat yang tidak lagi diperlukan oleh institusi bersangkutan
dan limbah yang dihasilkan selama produksi obat- obatan.
3) Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan
bahan Kimia dalam tindakan medis, veterinari, laboratorium,
proses sterilisasi, dan riset.
4) Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio
isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio
nukleida.
b. Penanganan limbah medis padat
1) Pengertian
Limbah medis padat yang terdiri dari limbah infeksius,
limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah
sititoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah
kontainebrtekanan, dan limbah kandungan logam berat yang tinggi.
Tujuan dari pengelolaan limbah medis untuk untuk menjamin
limbah medis padat tidak tercecer sehingga tidak menimbulkan
kontaminasi dan infeksi nosokomial di lingkungan RS.
2) Kebijakan
a) Kepmenkes No.1204/Menkes/SK/X/2004 tentang pesyaratan
kesehatan lingkungan rumah sakit.
b) Perawat diruangan harus dimasukkan semua imbah medis
padat yaitu jarumsuntik bekas, ampul, botol obat, plastik infus,
perban, dan lain- lain kedalam plastik kuning atau tempt
peruntukkan yang disediakan.
c) Instalasi sanitasi dan Kesehatan lingkungan mengambil limbah
medis padat setiapjam 08.30 WIB kemudianmelakukan proses
dekntainasi dan memusnakan di incenarator.
d) Prosedur
Perawat diruangan harus memasukkan limbah medis padat ke
dalam container yang dilapisi plastik kuning sesuai
peruntukkannya:
(1) BD Hub utter: (empat jarum suntik (needles).
(2) Container limbah medis benda tajam dilapisi plastik kuning
syringe, ampul, jarum transfusi, obyek glass, pisau, jarum,
infus.
(3) Container limbah medis benda non tajam dilapisi plastik
kuning: jaringan tubuh, darah, perban, plester, selang infus,
masker, kassa, kantong transfusi, urine bag, handscoon,
kateter, pembalut pampers, abocat.
(4) Kantong plastik setelas terisi 2/3 bagian limbah medis
padat, diikat dan diberi label asal ruangan oleh petugas
(5) Petugas instalasi sanitasi mengambil dan mengangkut
limbah medis padat dari ruangan penghasil limbah medis
padat ke TPS incernerator.
(6) Limbah medis padat yang sudah terkumpul di TPS dibakar
dan dimusnahkan oleh petugas instalasi sanitasi
(7) Sisa pembakaran dimasukkan ke karung/sak untuk dibuang
ke TPA oleh Dinas Kebersihan Pemda Klaten ( KSO
Dengan DKP)
(8) Container limbah medis padat diruangan penghasil limbah
medis padat dibersihkan, dicuci oleh petugas Cleaning
Service.
(9) Proses penangan limbah botol infus, botol kaca dan fial
obat, dilakukan dengan bahan desinfektan oleh instalasi
sanitasi.
c. Kajian Data
Tabel 2.17
Hasil Observasi Pengelolaan Sampah di Ruang Rawat Inap Nifas
RSU PKU Muhammadiyah Delanggu (n=8)
No. Aspek yang dinilai Pelaksanaan
Ya Tidak
1 Apakah anda membuang jarum/ ampul 8 0
bekas di safety box ?
2 Apakah anda membuang limbah medis 8 0
seperti kassa bekas di tempat sampah
medis infeksius?
3 Apakah anda membuang limbah non medis 8 0
seperti plastik di tempt sampah non medis?
4 Apakah anda mencuci tangan setelah 8 0
membuang sampah?
Jumlah 32 0
Presentase 100% 0
Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Drelanggu
Tahun 2022
d. Analisa Data
Berdasarkan Tabel diketahui bahwa hasil observasi angket
pengelolaan sampah didapatkan 100%. Yang berarti masuk dalam
kategori sangat baik. Hal ini menunjukan bahwa pengelolaan sampah
di ruang nifas dipertahankan sesuai indikator yang telah ditetapkan.
5. Pelaksanaan 6 Solusi Keselamatan Pasien (Patient Safety)
a. Kajian Teori
1) Ketetapan Identifikasi Pasien
a) Pengertian Identifikasi Pasien
Identifikasi merupakan proses pengenalan, menempatkan,
obyek atau individu dalam suatu kelas sesuai dengan
karateristik tertentu (Bachtiar, 2012). Proses identifikasi ini
setidaknya memerlukan dua cara untuk mengidentifikasi
pasien, seperti nama, nomor identifikasi, tanggal lahir atau
gelang berkode.
Ada beberapa tindakan atau prosedur yang membutuhkan
identifikasi pasien, yaitu pemberian obat-obatan, prosedur
pemeriksaan radiologi, intervensi pembedahan dan prosedur
invasif lainnya seperti transfuse darah, pengambilan
sampel,transfer pasien dan konfirmasi kematian.
Gelang identifikasi dibedakan dalam beberapa warna
dengan tujuan yang berbeda-beda, yaitu:
(1) Pink: pasien dengan jenis kelamin perempuan
(2) Biru: pasien dengan jenis kelamin laki-laki
(3) Merah: semua pasien yang memiliki alergi obat
(4) Kuning: semua pasien dengan risiko jatuh.
Ada 3 hal yang wajib ada pada gelang pengenal pasien
(biru dan pink) untuk mengidentifikasi pasien, yaitu nama
lengkap pasien, tanggal lahir dan nomor rekam medis
Sedangkan untuk gelang alergi (merah) ada 4 hal yang wajib
dicantumkan, yaitu: nama lengkap, umur, nomor rekam medis
dan jenis alergi pasien.
b. Tujuan Identifikasi Pasien
Menurut Peraturan Menteri kesehatan Nomor 1691, 2011
tujuan dan maksud dari identifikasi adalah:
(1) Untuk mengidentifikasi pasien yang akan menerima
pelayanan atau pengobatan
(2) Kesesuaian atau pengobatan terhadap individu tersebut.
Kebijakan atau prosedur memerlukan sedikitnya dua cara
untuk mengidentifikasi seorang pasien, seperti nama pasien,
nomor identifikasi umumnya digunakan nomor rekam
medis, tanggal lahir, gelang identitas atau cara lain. Nomor
kamar atau lokasi pasien tidak bisadigunakan untuk
identifikasi.
2) Peningkatan Komunikasi yang Efektif.
Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan kebanyakan terjadi saat
perintah diberikan secara lisan atau melalui telepon. Selain itu
kesalahan lain yang mudah terjadi adalah pelaporan kembali hasil
pemeriksaan Kritis seperti melaporkan hail laboratorium klinik cito
melalui telepon ke unit pelayanan.
3) Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai (High -
Alert).
Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medication) adalah
obat yang sering menyebabkan kesalahan-kesalahan serius. Obat
yang beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak dinginkan
(adverse Outcome) seperti obat obatan yang terlihat mirip (look
alike sound alike).
4) Kepastian Tepat - Lokasi, Tepat - Prosedur, Tepat - Pasien
Operasi.
Kesalahan ini adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau
tidak adekuat antara anggota tim bedah. Kurang melibatkan pasien
dalam penandaan (site marking) dan tidak ada prosedur untuk
verifikasi lokasi operasi juga merupakan penyebab dari kesalahan
ini.
5) Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan.
Peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi yang berhubungan
dengan pelayanan kesehatan merupakan keprihatinan bear bagi
pasien maupun para professional pelayanan kesehatan. Infeksi
biasanya dijumpai dalam semuabentuk pelayanan kesehatan
termasuk infeksi saluran kemih, infeksi pada aliran darah dan
pneumonia.
6) Pengurangan Risiko Pasien Jatuh
Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cidera bagi
pasien rawat inap. Dalam konteks populasi/masyarakat yang
dilayani,pelayanan uang disediakan dan fasilitasnya. Rumah sakit
perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan
untuk mengurangi risiko cedera.
b. Kajian Data
Tabel 2.18
Hasil Observasi Pelaksanaan 6 Solusi Patient Safety
di Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu (n=8)
No. Variabel yang dinilai Observasi
A. Identifikasi Pasien Ya Tidak
1 Apakah perawat memasang gelang identitas pasien 8 0
untuk rawat inap ?
2 Apakah perawat memberikan gelang (berawarna biru 8 0
pasien laki-laki dan warna pink untuk pasien wanita) ?
3 Apakah gelang diberi label nama lengkap dan tanggal 8 0
lahir?
4 Apakah pemasangan gelang identitas pasien yang belum 8 0
terpasang di IGD, dipasang di rang dimana pasien di
rawat ?
Jumlah 32 0
Presentase 100% 0%
B. Komunikasi Efektif
1 ApakahPerawat / Bidan melihat kembali 8 0
instruksi Dokter dengan cara melihat intruksi dari
dokter?
2 Apakah Perawat/bidan meminta Dokter 8 0
untuk membacakan instruksi Obat dengan jelas, jika
merasa tulisan tidak jelas ?
3 Apakah Perawat/Bidan mengisi cek list 8 0
untuk serah terima pasien dari perawat
keperawat?
4 Apakah Perawat/ Bidan mengisi formulir 8 0
operan sesuai dengan situasi dan latar
belakang pasien, assessment, dan
rekomendasi dengan jelas ?
5 Apakah Petugas kesehatan melaksanakan 8 0
komunikasi efektif untuk menghindari
kesalahan prosedur dan mengurangi
komplen?
6 Apakah Komunikasi dilakukan sesuai Standar Prosedur 8 0
Operasional (tulbakon) ?
Jumlah 48 0
Presentase 100% 0%
C. Pengelolaan “high alert medicine”
1 Apakah perawat/bidan memastikan obat pasien sesuai 8 0
dengan resep obat dan identitas pasien?
2 Apakah perawat memisahkan hight alert medicine 8 0
dengan non high alert medicine?
3 Apakah petugas menempelkan hight alert 8 0
medicine pada tempat obat yang sudah
diberi penandaan hight alert di loker obat
pasien?
4 Apakah perawat/bidan menempatkan obat non high 8 0
alert di tempat yang sudah tersedia di loker obat pasien?
5 Apakah perawat/bidan melakukan cros chek double 8 0
chek ketika akan memberikan hight alert medicine
kepada pasien?
6 Apakah perawat/bidan mendokumentasikan semua 8 0
pemberian hight alert medicine di Catatan Pemberian
Obat?
Jumlah 48 0
Presentase 100% 0%
D. Pencegahan Infeksi Nosokomial Ya Tidak
1 Apakah di intalasi dan rang rawat inap tersedia tempat 8 0
cuci tangan dan cairan anti septic ?
2 Apakah petugas kesehatan (perawat/bidan) melakukan 8 0
edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya
cuci tangan ?
3 Apakah Petugas kesehatan (Perawat/bidan) melakukan 6 2
cuci tangan dengan 6 langkah dan five moment?
4 Apakah Petugas Rumah sakit, petugas kesehatan path 8 0
terhadap prosedur cuci tangan)?
Jumlah 30 2
Presentase 93,75% 6,25%
E. Pengurangan Resiko Jatuh
1 Apakah Petugas/perawat/bidan melakukan assesmen 8 0
resiko jatuh (humpty dumty, VAS, Wong Baker, dil)?
2 Apakah petugas/perawat/bidan melakukan orientasi 8 0
kamar inap kepada pasien ?
3 Apakah petugas/perawat/bidan memposisikan tempt 8 0
tidur serendah mungkin, roda terkunci, kedua sisi
pegangan tempt tidur terpasang dengan baik?
4 Apakah petugas/perawat/bidan meletakkan benda-benda 8 0
pribadi dalam jangkauan (telepon genggam, tombol
panggilan, air minum, kacamata) ?
5 Apakah Petugas/perawat/bidan mengatur pencahayaan 6 2
yang adekuat (disesuaikan dengan kebutuhan pasien) ?
6 Apakah Petugas/perawat/bidan meletakkan alat bantu 5 3
berada dalam jangkauan (tongkat, alat penopang) ?
7 Apakah petugas/perawat/bidan memantau efek obat- 8 0
obatan ?
8 Apakah petugas/Perawat/bidan menganjurkan ke kamar 8 0
mandi secara rutin, kepada pasien ?
9 Apakah petugas/perawat/bidan melakukan dokumentasi 8 0
pada rekam medik pasien ?
10 Apakah petugas/perawat/bidan melakukan prosedur 8 0
intervensi untuk pasien resiko rendah jatuh?
11 Apakah Petugas/perawat/bidan melakukan dokumentasi 8 0
tata laksana pencegahan pasien jatuh pada rekam medis
pasien ?
12 Apakah Petugas/perawat/bidan melakukan prosedur 8 0
intervensi untuk pasien resiko rendah dan resiko sedang
jatuh?
13 Apakah Petugas/perawat/bidan memasang stiker 8 0
berwarna kuning pada gelang identitas pasien?
14 Apakah petugas/perawat/bidan memasang tanda resiko 8 0
jatuh pada tempat tidur pasien?
15 Apakah petugas/perawat/bidan menyarankan penunggu 8 0
pasien/keluarga selalu berada disekitar pasien bila tidak
ada kontra indikasi?
16 Apakah petugas/perawat/bidan mengunjungi dan 8 0
memonitor pasien setiap 2 jam untuk pasien resiko
tinggi ?
17 Apakah Petugas/perawat/bidan melakukan dokumentasi 8 0
tata laksana pencegahan pasien jatuh setiap 4 jam sekali
?
Jumlah 131 5
Presentase 96,33% 3,67%
Jumlah Total 289 7
Presentase 97,64% 2,36%
Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
Tahun 2022
c. Analisa Data
Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil 27,18% belum melaksanakan
orientasi secara maksimal, tingginya angka tersebut menunjukan kurangnya
orientasi yang diberikan petugas pada pasien baru.
10. Proses Manajemen Pelayanan Keperawatan
a. Kajian Teori
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses yang
dilaksanakan sesuai dengan pendekatan terbuka. Oleh karena itu,
manajemen keperawatan terdiri atas beberapa komponen yang tiap-tiap
komponennya saling berinteraksi. Pada umumnya satu sistem didirikan
oleh lima elemen yaitu input, output, ontrol dan mekanisme umpan
balik ( kuntoro, 2010 ).
Standar manajemen pelayanan keperawatan dan kebidanan
adalah proses pengelolaan pelayanan keperawatan melalui pelaksanaan
pelayanan menejemen yaiti perencanaan, pengorganisasian,
pengaturan tenaga, pegarahan, evaluasi dan pengendalian mutu
pelayanan keperawatan untuk mencapai pelayanan keperawatan.
Keinginan Perencanaan
Pengorganisasian
Pengarahan
Tujuan
Pengkoordinasian
Informasi Pengawasan
Manajemen keperawatan merupakan pelayanan keperawatan
profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan
empat fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian,
motivasi, dan pengendalian. Keempat fungsi tersebut saling terkait
serta berhubungan dan memerlukan ketrampilan-ketrampilan teknis,
hubungan antar manusia dan konseptual yang mendukung
tercapainya asuhan keperawatan yang bermutu, berdaya guna dan
berhasil guna kepada pasien.
Dengan alasan tersebut, manajemen keperawatan perlu mendapat
perhatian dan perioritas utama dalam pengembangan keperawatan
dimasa depan. Hal tersebt berkaitan dengan tuntunan global bahwa
setiap pengembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara
profesional dengam memperhatikan setiap perubahan yang terjadi (
Nursalam, 2014 ).
Proses manajemen keperawatan terdiri dari :
1) Planning atau Perencaaan
Perencanaan adalah sebuah keputusan untuk suatu kemajuan
yang berisikan pa yang akan dilakukan serta bagaimana, kapan dan
dimana akan dilksanakan (Handoko, 2008). Perencanaan
dimaksudkan untuk menyusun suatu perencanaan yang strategis
dalam mencapai suatu tujuan oganisasi yang telah ditetapkan.
Perencanaan dibuat untuk menentukan kebutuhan dalam
asuahan keperawatan kepada semuan pasien, menegakkan tujuan,
mengalokasikan anggaran belanja, memutuskan ukuran dan tipe
tenaga keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola sruktur
organisasi yang dapat mengoptimalkan efektifitas staff serta
menegakkan kebijaksanaan dan prosedur oprasional untuk
mencapai visi dan misi institui yang telah ditetapkan.
a) Kerangka perencanaan, terdiri dari :
(1) Misi, berisi tujuan jangka panjang mengenai bagaimana
langka mencapai bagaimana langka mencapai visi
(2) Filosofi, sesuatu yang bisa menguatkan motivasi
(3) Tujuan, berisi tujuan yang dicapai
(4) Obyektif,berisi langkah-langkah rinci bagaimana mencapai
tujuan
(5) Prosedur, berisi pelaksanaan pelaksanaan
(6) Aturan, berisi langkah langkah antisipasi untuk hal-hal
yang menyimpang.
b) Model perencanaan, meliputi :
(1) Reactive planning, yaitu tidak ada perencanaan,
managemen langsung melakukan tindakan begitu
menemukan masalah. Perubahan yang terjadi tidak pasti
karena dipengaruhi oleh masalah dan kondisi yang ada.
(2) Inactive planning, yaitu perencanaan sudah dibuat sejalan
dengan masalah yang muncul (telah ada bayangan atau
perencanaan tetapi dalam pelaksanaannya dilakukan
sejalan dengan pengembangan masalah).
(3) Preactive planning, yaitu penyusunan perencanaan dengan
mengetahui rencana ke ciri dari perencanaan ini adalah
tujuan yang akan dicapai jelas, terdapat pembatasan depan
target yang sudah pasti (sudah jelas dan tidak berubah).
Waktu perencanaan berlangsung, terdapat indikator
pencapaian target, resiko dan ketidakpastian jelas.
(4) Proactive planning, yaitu pembuatan perencanaan dengan
memperhatikan masa lalu digunakan sebagai pengalaman
untuk menyusun perencanaan sekarang dan masa depan,
masa sekarang sebagai pelaksanaan perencanaan, dan masa
depan merupakan perencanaan yang disusun berdasarkan
evaluasi pelaksanaan perencanaan masa lalu dan sekarang.
c) Perencanaan berdasarkan periode, meliputi :
(1) Perencanaan jangka pendek (target waktu dalam seminggu
atau sebulan).
(2) Perencanaan jangka menengah (periode dalam satu tahun)
(3) Perencanaan jangka panjang (periode tahun mendatang)
2) Organizing
Pengorganisasian adalah fungsi manajemen berupa berbagai
kegiatan menyusun sistem kerja sama sejumlah orang dalam usaha
merealisasi tujuan bersama. Dengan kata lain pengorganisasian
adalah suatu proses menyusun sistem bagaimana sejumlah orang
dalam bentuk suatu struktur organisasi sehingga masing-masing
unsur beursaha mencapai tujuan bersama (Mahyyudin dkk, 2021).
Pengorganisasian menentukan mengenai tenaga yang akan
melaksanakan perencanaan, pembagian tugas, wewenang,
tanggung jawab dan mekanisme pertanggung jawaban masing-
masing kegiatan.
3) Kepala Ruang
a) Tugas
(1) Melaksanakan fungsi perencaan meliputi :
(a) Menyusun program kerja kepala ruang nifas
(b) Berperan serta menyusun Falsafah, Visi, Misi, Motto,
dan Tujuan pelayanan kebidanan di ruang nifas
(c) Menyusun rencana programtenaga dan peralatan
keperawatan di ruang nifas
(d) Menyusun program orientasi bagi tenaga kebidanan,
tenaga magang dan mahasiswa yang akan praktik klinik
di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
(e) Berperan menyusun program pengendalian mutu
asuhan kebidanan di RSU PKU Muhammadiyah
Delanggu
(f) Ikut menyusun standard operasional prosedur pelayanan
keperawatan, meliputi : ketenagaan, peralatan,
tindakan, dll
(g) Mengusulkan program penempatan tenaga kebidanan
(2) Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan,
meliputi :
(a) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan
pelayanan di ruang nifas
(b) Menyusun jadwal/daftar dinas tenaga kebidanan dan
tenaga lain
(c) Melaksanakan orientasi kepada tenaga baru dan
mahasiswa yang akan bekerja/praktek di ruang nifas
(d) Membimbing tenaga keperawatan untuk
melaksanakan pelayanan keperawatan sesuai standard
(e) Mengadakan pertemuan berkala setiap bulan dengan
staff
(f) Mengupayakan pengadaan obat, alat sesuai kebutuhan
dan kebijaksanaan RSU PKU Muhammadiyah
Delanggu
(g) Mendampingi visit dokter dan mencatat instruksi dokter
(h) Mengendalikan kualitas system pencatatan dan
pelaporan askeb dan kegiatan lain secara tepat dan
benar
(i) Memberi motivasi kepada seluruh staf untuk
memelihara kebersihan lingkungan ruang nifas
(j) Meneliti pengisian formulir sensus harian
(k) Menyimpan berkas catatan medis dalam masa
perawatan di ruang nifas
(l) Membuat laporan bulanan mengenai pelayanan askeb
serta kegiatan lain kepada Ka.Sub Bid Keperawatan
(m)Membimbing mahasiswa yang sedang praktik
(n) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh
Pimpinan
(3) Melaksanakan fungsi Pengawasan, Pengendalian, dan
Penilaian, meliputi :
(a) Melaksanakan pengawasan, pengendalian, penilaian,
pelaksanaan askeb yang telah ditentukan
(b) Melaksanakan pengawasan, pengendalian, dan
penilaian mahasiswa yang praktek untuk memperoleh
pengalaman belajar sesuai dengan tujuan program
bimbingan
(c) Melaksanakan penilaian kinerja tenaga keperawatan
yang berada diruang nifas
(d) Mengawasi, mengendalikan dan menilai
pendayagunaan tenaga, alat dan obat-obat
(e) Mengawasi dan menilai mutu askeb sesuai standard,
koordinasi dengan tim pengendalian mutu askeb
b) Tanggung Jawab
(1) Kebenaran dan ketepatan rencanakenutuhan tenaga
kebutuhan tenaga kebidanan
(2) Kebenaran dan ketepatan program pengembangan
pelayanan kebidanan
(3) Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga
kebidanan
(4) Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru dan
mahasiswa praktek
(5) Kebenaran dan ketepatan protap pelayanan keperawatan
(6) Kebenaran dan ketepatan laporan berkala pelaksanaan
pelayanan keperawatan
(7) Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat
(8) Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan program bimbingan
mahasiswa praktik
(9) Bertanggungjawab terhadap peningkatan mutu dan
keselamatan pasien
c) Wewenang
(1) Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan
(2) Memberi bimbingan pelaksanaan tugas staf kebidanan
(3) Mengkoordinasikan, mengawasi, mengendalikan, dan
menilai pendayagunaan tenaga kebidanan, peralatan dan
mutu askeb di ruang nifas
(4) Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan
menjadi wewenang kepala ruang nifas
(5) Mengahadiri rapat berkala dengan Kasubid
Keperawatan/staf lain diatasnya untuk kelancaran
pelaksanaan pelayanan di ruang nifas
(6) Memberi kesempatan/ijin kepada staff untuk mengikuti
kegiatan ilmiah/penataran dll
4) Tugas Kepala Tim
a) Uraian Tugas
(1) Membantu kepala ruang dalam mengkoordinasikan
seluruh kegiatan dalam pelayanan kebidanan di Ruang
Nifas
(2) Membimbing tenaga perawat/bidan pelaksana untuk
melaksanakan pelayanan kebidanan sesuai standar.
(3) Menghadiri pertemuan berkala yang diadakan kepala ruang
(4) Membantu kepala ruang dalam mengendalikan kualitas
sistem pencatatan dan pelaporan Askeb dan kegiatan lain
secara tepat dan benar
(5) Memberi motivasi kepada anggota dalam pemeliharaan
kebersihan lingkungan Ruang Nifas
(6) Memelihara dan mengawasi kebersihan ruang rawat inap
dan lingkungan
(7) Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan
yang berlaku
(8) Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu
dalam keadaan siap pakai
(9) Melakukan pengkajian sampai evaluasi asuhan kebidanan
sesuai dengan kewenangannya
(10) Melakukan sistem pencatatan dan pelaporan Askeb yang
tepat dan benar sesuai standar
(11) Melaksanakan serah terima tugas baik secara lisan/tulisan
(12) Melatih/membantu pasien dalam melakukan aktivitas bila
dibutuhkan
(13) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang
kebidanan
(14) Membantu kepala ruang dalam mengorientasikan/
membimbing perawat baru/mahasiswa
(15) Mendampingi dokter dalam visite
(16) Menyiapkan pasien yang akan pulang
b) Tanggung jawab
(1) Kebenaran dan ketepatan program pengembangan
pelayanan kebidanan
(2) Kebenaran dan ketepatan dalam memberikan Askeb
sesuai standar
(3) Kebenaran dan ketepatan dalam mendokumentasikan
pelaksanaan Askeb/kegiatan lain yang dilakukan
(4) Kebenaran dan ketepatan laporan berkala pelaksanaan
pelayanan kebidanan
(5) Bertanggung jawab terhadap peningkatan mutu dan
keselamatan pasien
c) Wewenang
(1) Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan
(2) Memberi bimbingan kepada perawat
(3) Membantu kepala ruang dalam mengkoordinasikan,
mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan
tenaga perawat pelaksana
(4) Menghadiri rapat berkala dengan Kepala Ruang untuk
kelancaran pelaksanaan pelayanan kebidanan
b. Kajian Data
1) Tugas Kepala Ruang
Tabel 2.24
Data Observasi Tugas Kepala Ruang di Ruang Nifas
RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten (n=1)
No. Prosedure Observasi
Tugas Ya Tidak
A. Melaksanakan fungsi perencanaan meliputi :
1 Apakah anda menyusun program kerja ruang nifas? 1 0
2 Apakah anda berperan serta menyusun Falsafah. Visi. 1 0
Misi. Motto, dan Tujuan pelayanan kebidanan di ruang
nifas ?
3 Apakah anda menyusun rencana program tenaga dan 1 0
peralatan keperawatan di ruang nifas?
4 apakah anda menyusun program orientasi bagi tenaga 1 0
kebidanan, tenaga magang dan mahasiswa yang akan
praktik klinik di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu?
5 Apakah anda berperan menyusun program pengendalian 1 0
mutu asuhan kebidanan di RSU PKU Muhammadiyah
Delanggu?
6 Apakah anda ikut menyusun standard operasional 1 0
prosedur pelayanan Keperawatan, meliputi: ketenagaan,
peralatan, tindakan.?
B. Melaksanakan fungsi penggerakandan pelaksanaan,
meliputi :
Apakah anda mengatur dan mengkoordinasikan seluruh 1 0
1 kegiatan pelayanan di ruang nifas?
2 Apakah anda menyusun jadwal/daftar dinas tenaga 1 0
kebidanan dan tenaga lain ?
3 Apakah anda melaksanakan orientasi kepada tenaga 1 0
baru dan mahasiswa yang akan bekerja/prakiek di ruang
nitas ?
4 Apakah anda membimbing tenaga keperawatan untuk 1 0
melaksanakan pelayanan keperawatan sesuai standard ?
5 Apakah anda mengadakan pertemuan berkala setiap 1 0
bulan dengan staf?
6 Apakah anda mengupayakan pengadaano obat, alat 1 0
sesuai kebutuhan dan kebijaksanaan RSU PKU
Muhammadiyah Delanggu?
7 Apakah anda mendampingi visit dokter dan mencatat 1 0
instruksi dokter?
8 Apakah anda mengendalikan kualitas system pencatatan 1 0
dan pelaporan askeb dan kegiatan lain secara tepat dan
benar?
9 Apakah anda memberi motivasi kepada seluruh staf 1 0
untuk memelihara kebersihan lingkungan rang nitas?
10 Apakah anda meneliti pengisian formulir sensus harian? 1 0
11 Apakah anda menyimpan berkas catatan medis dalam 1 0
masa perawatan di ruang nifas?
12 Apakah anda membuat laporan bulanan mengenai 1 0
pelayanan askeb sera kegiatan lain kepada Ka.Sub Bid
Keperawatan?
13 Apakah anda membimbingmahasiswa yang sedang 1 0
praktek?
14 Apakah anda melaksanakan tugas-lugas lain yang 1 0
diperintahkan oleh Pimpinan?
C. Melaksanakan fungsi Pengawasan, Pengendalian,
dan Penilaian, meliputi :
1 Apakah anda melaksanakan pengawasan, pengendalian, 1 0
penilaian,pelaksanaan askeb yang telah ditentukan?
2 Apakah anda melaksanakan pengaw asan. pengendalian, 1 0
dan penilaian mahasiswa yang praktek untuk
memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan tujuan
program bimbingan?
3 Apakah anda melaksanakan penilaian kinerja tenaga 1 0
keperawatan yang berada nifas?
4 Apakah and mengawasi, mengendalikan dan menilai 1 0
pendayagunaan tenaga, alat dan obat-obatan?
5 Apakah anda mengawasi dan menilai mutu askeb sesai 1 0
standard, koordinasi tim pengendalian mutu askeb ?
TANGGUNG JAWAB
1 Apakah anda benar dan tepat dalam merencanakan 1 0
kenutuhan tenaga kebutuhan tenaga kebidanan ?
2 Apakah anda benar dan tepat dalam membuat program 1 0
pengembangan pelayanan kebidanan ?
3 Apakah anda Obyektif dan benar dalam kinerja tenaga 1 0
kebidanan ?
4 Apakah orientasi perawat baru dan mahasiswa praktek 1 0
berialan lancar ?
5 Apakah anda benar dan tepat dalam menyusun protap 1 0
pelayanan keperawatan ?
6 Apakah anda benar dan tepat dalam membuat laporan 1 0
berkala pelaksanaun pelayanan keperawatan?
7 Apakah penggunaan alat sudah benar tepat dan sesuai 1 0
kebutuhan ?
8 Apakah anda benar dan tepat dalam melaksanaan 1 0
program bimbingan mahasiswa praktik?
9 Apakah anda bertanggung jawab terhadap peningkatan 1 0
mutu dan keselamatan pasien?
WEWENANG
1 Apakah anda meminta informasi dan pengarahan 1 0
kepada atasan ?
2 Apakah anda memberi bimbingan pelaksanaan tugas 1 0
kepada staf kebidanan ?
3 Apakah and mengkoordinasikan, mengawasi, 1 0
mengendalikan,dan menilai pendayagunaan tenaga
kebidanan, peralatan dan mutu askeb di orang nifas ?
4 Apakah anda menandatangani surat dan dokumen yang 1 0
ditetapkan menjadi wewenang anda?
5 Apakah anda mengahadiri rapat berkala dengan Kasubid 1 0
Keperawatan/staf lain diatasnya untuk kelancaran
pelaksanaan pelayanan di ruang nifas ?
6 Apakah anda memberi kesempatan/ijin kepada staf di 1 0
ruang nifas ?
Jumlah 40 0
Presentase 100% 0%
Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Tahun 2022
3) Operan Jaga
Tabel 2.26
Hasil Observasi Pelaksanaan Serah Terima Tugas Jaga (Operan)
No Kegiatan Pelaksanaan
Ya Tidak
1 Didahului dengan doa bersama 8 0
Komunikasi antar pemberi tanggung jawab dan penerima tanggung jawab 0
2 dilakukan di depan pintu dengan suara perlahan/tidak rebut 8
Menyebutkan identitas pasien, dx.medis, dx.keperawatan, tindakan 0
3 keperawatan yang telah dilakukan beserta waktu pelaksanaannya 8
Menginformasikan jenis dan waktu rencana tindakan keperawatan yang 0
4 belum dilakukan 8
5 Menyebutkan perkembangan pasien yang ada selama shift 8 0
6 Menginformasikan pendidikan kesehatan yang telah dilakukan (bila ada) 8 0
7 Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan 8 0
Menyebutkan terapi dan tindakan medis beserta waktunya yang dilakukan 0
8 8
selama shift
9 Menyebutkan tindakan medis yang belum dilakukan selama shift 8 0
Menginformasikan kepada pasien/keluarga nama perawat shift berikut pada
10 8 0
akhir tugas
Memberi salam kepada pasien serta mengobservasi dan menginspeksi
11 keadaan pasien, menanyakan keluhan pasien (dalam rangka klarifikasi) 8 0
Jumlah 88 0
Persentase 100% 0%
di Ruang Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu (n=8)
Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Tahun 2022
Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Tahun 2022
Berdasarkan tabel observasi selama 3 hari didapatkan hasil
sebanyak 100% kepala tim/ kashift sudah melaksanakan pre
conference dengan baik, katim/ kashift menjelaskan tujuan pre
conference secara rinci.
6) Post Conference
Tabel 2.29
Hasil Observasi Pelaksanaan Pre Conference di Ruang Nifas RSU
PKU Muhammadiyah Delanggu (n=3)
Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Tahun 2022
Berdasarkan tabel observasi selama 3 hari didapatkan hasil sebanyak 100%
kepala tim/ kashift sudah melaksanakan post conference dengan baik, katim/
kashift menjelaskan tujuan post conference secara rinci.
Pelaksaan
No. Kegiatan Ya Tidak
1 Menyiapkan ruangan atau tempat 3 0
2 Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi tanggung jawabnya 3 0
3 Menjelaskan tujuan dilakukannya pre conference 3 0
4 Memandu pelaksanaan pre conference 3 0
Menjelaskan masalah keperawatan pasien, keperawatan dan
5 3 0
rencana keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya
Membagi tugas kepada AN sesuai kemampuan yang dimiliki
6 3 0
dengan memperhatikan keseimbangan kerja
7 Mendiskusikan strategi pelaksanaaan asuhan pasien atau tindakan 3 0
Memotivasi untuk memberikan tanggapan dan penyelesaian
8 3 0
masalah yang sedang didiskusikan
Mengklarifikasi kesiapan AN untuk melaksanakan asuhan
9 3 0
keperawatankepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya
10 Memberi reinforcement positif pada AN 3 0
11 Menyimpulkan hasil pre conference 3 0
Jumlah 30 0
Presentase 100% 0%
Tabel 2.30
Hasil Observasi Hubungan Profesional antar Staff Keperawatan di
Ruang Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Tahun 2022
Tabel 2.31
Hasil Observasi Hubungan Profesional antar Staff
Keperawatan dengan Pasien/ Keluarga di Ruang Nifas RSU
PKU Muhammadiyah Delanggu
Observasi
No Variabel yang Dinilai
Selalu Kadang Tdk Pernah
Kepala ruang melakukan supervisi seluruh 8
1
pasien yang ada di ruangan setiap awal tugas
PN dan AN mensupervisi seluruh pasien yang 8
2 menjadi tanggung jawabnya segera setelah
menerima operan tugas setiap pasien
PN menginformasikan aturan dan tata tertib RS 2
3 yang berlaku pada setiap pasien/ keluarga baru 6
PN memperkenalkan perawat dalam satu grup 8
4 yang akan merawat selama pasien di rawat di
RS
PN atau AN melakukan visit atau monitoring 8
5 pasien untuk mengetahui perkembangan atau
kondisi psien
PN memberikan penjelasan setiap rencana 8
6 tindakan atau progam pengobatan sesuai
wewenang dan tanggung jawabnya
Setiap akan melakukan tindakan keperawatan 6 2
7 PN atau AN memberikan penjelasan atas
tindakan yang akan dilakukan kepada pasien
atau keluarga
Kesediaan PN atau AN untuk menerima 8
8 konsultasi /keluhan pasien/keluarga dan
berupaya mengatasinya
Pasien atau keluarga mengetahui siapa PN atau 5 3
9 perawat yang bertanggung jawab selama di
rawat dan di tulis pada papan nama pasien
PN atau AN memberitahu dan mempersiapkan
10 8
pasien yang akan pulang
Total 73 7 0
Prosentase 91,25% 8,75% 0,00%
Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Tahun 2022
Tabel 2.32
Hasil Observasi Hubungan Profesional antar Staff Keperawatan dengan Dokter/
Tim Kesehatan di Ruang Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Tahun 2022