Anda di halaman 1dari 47

C.

Unsur Proses
Unsur proses dalam manajemen kebidanan diantaranya meliputi :
Penerapan proses keperawatan, kepatuhan tenaga keperawatan terhadap SOP
keperawatan (instrumen C), pelaksanaan universal precaution, pengelolaan
sampah, pelaksanaan 6 solusi keselamatan pasien (patient safety), pelaksanaan
cuci tangan yang benar, pelaksanaan orientasi pasien baru, pelaksanaan breast
care, pelasanaan APD, proses management pelayanan keperawatan, hasil
rekapitulasi observasi proses.
1. Penerapan Proses Keperawatan
a. Kajian Teori
Suatu pendekatan sistematis untuk mengenal masalah-masalah
pasien dan mencarikan alternatif pemecahan masalah dalam
memenuhi kebutuhan- kebutuhan pasien. Merupakan proses
pemecahan masalah yang dinamis dalam memperbaiki dan
meningkatkan kesehatan pasien sampai ke tahap maksimum.
Manajemen kebidanan menurut IBI, 2007 adalah pendekatan
yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan
masalah secara sistimatis mulai dari pengkajian, analisis data,
diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Menurut Varney (1997), proses manajemen kebidanan ini
terdiri dari lima langkah kemudian dikembangkan menjadi tujuh
langkah yaitu mulai dari pengumpulan data sampai dengan evaluasi.
Pengembangan langkah manajemen kebidanan ini adalah berupa
langkah yang mengutamakan pola berpikir kritis (critical thinking),
yaitu berupa langkah mengidentifikasi masalah potensial dan
melakukan antisipasi kebutuhan tindakan segera.
Dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada klien, Bidan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang disebut
manajemen kebidanan. Metode Pendokumentasian sesuai Standar
Asuhan Kebidanan KEPMENKES NO.938/MENKES/SK/VIII/2007.
Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan
keputusan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan
wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat
kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa dan atau
masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan
pencatatan asuhan kebidanan
1) STANDAR I  (Pengkajian)
Bidan mengumpulkan informasi yang akurat, relevan dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Kriteria pengkajian adalah data tetap akurat dan lengkap, terdiri
dari data subjektif dan objektif serta pemeriksaan penunjang.
2) STANDAR II (Perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan)
Bidan dapat menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
menginteprestasikannya secara akurat dan logis untuk
menegakkan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.
Diagnosa ditetapkan sesuai dengan nomenklatur kebidanan,
masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien, dan dapat
diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,
kolaborasi, dan rujukan.
3) STANDAR III (Perencanaan)
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa
dan masalah yang ditegakkan. Rencana tindakan disusun
berdasarkan prioritas masalah dan kondisi klien, melibatkan klien
dan atau keluarga, mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial
budaya klien atau keluarga, memilih tindakan yang aman sesuai
kondisi dan kebutuhan klien berdasarkan evidence
based dan memastikan bahwa asuhan yang diberikan bermanfaat
bagi klien, pertimbangan kebijakan dan peraturan yang berlaku,
sumber daya serta fasilitas yang ada.
4) STANDAR IV (Implementasi)
Bidan melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif,
efektif, dan aman berdasarkan evidence based dalam bentuk
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Asuhan
dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.
5) STANDAR V (Evaluasi)
Bidan melakukan evaluasi secara sistimatis dan
berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi
klien.
6) STANDAR VI (Pencatatan asuhan kebidanan)
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat,
singkat dan jelas mengenai keadaan atau
kelainan yang ditemukan dan dilakukan pada saat dalam
memberikan asuhan kebidanan. Pencatatan dilakukan segera
setelah melaksanakan asuhan pada formulir yang tersedia (rekam
medis, status pasien, buku KIA) dan ditulis dalam bentuk catatan
perkembangan SOAP.
a) S  adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa
b) O adalah data obektif, mencatat hasil pemeriksaan
c) A  adalah hasil analisa, mencatat dignosa dan masalah
kebidanan
d) P adalah penatalaksanaan, yaitu bidan mampu
mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan
yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipasi, tindakan
segera, tindakan secara komprehensif, penyuluhan,
dukungan, kolaborasi, evaluasi atau follow up dan rujukan.
2. Kepatuhan Tenaga Kebidanan Terhadap SOP-AP
a. Kajian teori

Kepatuhan adalah suatu perilaku manusia yang taat terhadap


aturan, perintah, prosedur dan disiplin.Kepatuhan perawat adalah
perilaku perawat sebagai seorang yang profesional terhadap suatu
anjuran, prosedur atau peraturan yang harus dilakukan atau ditaati
(Ega Lestari & Rosyidah, 2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat kepatuhan adalah :
1) Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dannegara. Tingginya pendidikan
seorang perawat dapat meningkatkan kepatuhan dalam
melaksanakan kewajibannya, sepanjang bahwa pendidikan tersebut
merupakan pendidikan yang aktif.
2) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu, dari
pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari
oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan.
3) Modifikasi Faktor Lingkungan dan Sosial
Hal ini berarti membangun dukungan sosial dari pimpinan
Rumah Sakit, kepala perawat, perawat itu sendiri dan teman-teman
sejawat. Lingkungan berpengaruh besar pada pelaksanaan prosedur
asuhan keperawatan yang telah ditetapkan. Lingkungan yang
harmonis dan positif akan membawa dampak yang positif pula
pada kinerja perawat, kebalikannya lingkungan negatif akan
membawa dampak buruk pada proses pemberian pelayanan asuhan
keperawatan.
4) Perubahan Model Prosedur
Program pelaksanan prosedur asuhan keperawatan dapat
dibuat sesederhana mungkin dan perawat terlihat aktif dalam
mengaplikasikan prosedur tersebut.Keteraturan perawat melakukan
asuhan keperawatan sesuai standar prosedur dipengaruhi oleh
kebiasaan perawat menerapkan sesuai dengan ketentuan yang ada.
5) Meningkatkan Interaksi Profesional Kesehatan
Meningkatkan interaksi profesional kesehatan antara sesama
perawat (khususnya antara kepala ruangan dengan perawat
pelaksana) adalah suatu hal penting untuk memberikan umpan
balik pada perawat. Suatu penjelasan tetang prosedur tetap dan
bagaimana cara menerapkannya dapat meningkatkan kepatuhan.
Semakin baik pelayanan yang diberikan tenaga kesehatan, maka
semakin mempercepat proses penyembuhan penyakit klien.
6) Usia
Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai
saat akan berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berpikir dan bekerja, dari segi kepercayaan, masyarakat yang lebih
dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum cukup
tinggi tingkat kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari
pengalaman dan kematangan jiwanya. Semakin dewasa seseorang,
maka cara berfikir semakin matang dan patuh dalam pemberian
asuhan keperawatan.
b. Stretegi untuk Meningkatkan adalah :
1) Dukungan Profesional Kesehatan
Dukungan profesional kesehatan sangat diperlukan untuk
meningkatkan kepatuhan, contoh yang paling sederhana dalam hal
dukungan tersebut adalah dengan adanya tehnik komunikasi.
Komunikasi memegang peranan penting karena komunikasi yang
baik diberikan oleh profesional kesehatan, isalnya antara kepala
perawatan dengan bawahannya.
2) Dukungan Sosial
Dukungan sosial yang dimaksud adalah pasien dan
keluarga.Pasien dan keluarga yang percaya pada tindakan dan
perilaku yang dilakukan oleh perawat dapat menunjang
peningkatan kesehatan pasien, perawat dapat bekerja dengan
percaya diri dan ketidak patuhan dapat dikurangi.
3) Perilaku Sehat
Modifikasi perilaku sehat sangat diperlukan, misalnya
kepatuhan perawat untuk selalu mencuci tangan sebelum dan
sesudah menyentuh pasien ataupun melakukan tindakan asuhan
keperawatan.
4) Pemberian Informasi
Pemberian informasi yang jelas tentang pentingnya
pemberian asuhan keperawatan berdasarkan prosedur yang ada
membantu meningkatkan kepatuhan perawat, hal ini dapat
dilakukan dengan memberikan pelatihan-pelatihan kesehatan yang
diadakan oleh pihak rumah sakit ataupun instansi kesehatan lain.
3. Pelaksanaan Universal Precaution
a. Kajian Teori Universal Precaution
Universal precautions merupakan suatu pedoman yang
ditetapkan oleh the Centers for Disease Control and Prevention CDC
Atlanta dan the Occupational Safety and Health Administration
(OSHA), untuk mencegah transmisi dari berbagai penyakit yang
ditularkan melalui darah di lingkungan fasilitas pelayanan kesehatan.
Sementara itu menurut Kurniawati dan Nursalam (2007), kewaspadaan
Universal (KU) atau Universal Precautions (UP) adalah suatu cara
untuk mencegah penularan penyakit dari cairan tubuh, baik dari pasien
ke petugas kesehatan dan sebaliknya juga dari pasien ke pasien
lainnya.
b. Tujuan Universal Precautions Kurniawati dan Nursalam (2007),
menyebutkan bahwa Universal precautions perlu diterapkan dengan
tujuan:
1) Mengendalikan infeksi secara konsisten
Universal precautions merupakan upaya pengendalian infeksi yang
harus diterapkan dalam pelayanan kesehatan kepada semua pasen
setiap waktu, untuk mengurangi risiko infeksi yang ditularkan
melalui darah.
2) Memastikan standar adekuat bagi mereka yang tidak didiagnosis
atau tidak terlihat seperti berisiko
Prinsip universal precautions diharapkan akan mendapat
perlindungan maksimal dari infeksi yang ditularkan melalui
darahmaupun cairan tubuh yang lain baik infeksi yang telah
diagnosis maupun yang belum diketahui.
3) Mengurangi risiko bagi petugas kesehatan dan pasien
Universal precautions tersebut bertujuan tidak hanya melindungi
petugas dari risiko terpajan oleh infeksi HIV namun juga
melindungi klien yang mempunyai kecenderungan rentan terhadap
segala infeksi yang mungkin terbawa oleh petugas.
4) Asumsi bahwa risiko atau infeksi berbahaya
Universal precautions ini juga sangat diperlukan untuk mencegah
infeksi lain yang bersifat nosokomial terutama untuk infeksi yang
ditularkan melalui darah / cairan tubuh.
c. Macam Universal Precautions Tindakan pencegahan universal
meliputi hal- hal sebagai berikut :
1) Cuci tangan
Cuci tangan harus dilakukan sebelum dan sesudah melakukan
tindakan keperawatan walaupun memakai sarung tangan dan alat
pelindung diri lain. Tindakan ini penting untuk mengurangi
mikroorganisme yang ada di tangan sehingga penyebaran infeksi
dapat dikurangi dan lingkungan kerja terjaga dari infeksi
(Kurniawati & Nursalam, 2007). Indikator mencuci tangan
digunakan dan harus dilakukan untuk antisipasi terjadinya
perpindahan kuman melalui tangan yaitu:
a) Sebelum melakukan tindakan, misalnya saat akan memeriksa
(kontak langsung dengan klien), saat akan memakai sarung
tangan bersih maupun steril, saat akan melakukan injeksi dan
pemasangan infus.
b) Setelah melakukan tindakan, misalnya setelah memeriksa
pasien, setelah memegang alat bekas pakai dan bahan yang
terkontaminasi, setelah menyentuh selaput mukosa.
Prinsip dari 6 langkah cuci tangan antara lain :
a) Dilakukan dengan menggosokkan tangan menggunakan cairan
antiseptik (handrub) atau dengan air mengalir dan sabun
antiseptik (handwash). Rumah sakit akan menyediakan kedua
ini di sekitar ruangan pelayanan pasien secara merata.

b) Handrub dilakukan selama 20-30 detik sedangkan handwash


40- 60 detik

c) 5 kali melakukan handrub sebaiknya diselingi 1 kali handwash

Enam (6) langkah cuci tangan yang benar menurut WHO yaitu ::
a) Tuang cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap dan
gosok kedua telapak tangan secara lembut dengan arah
memutar.
b) Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
c) Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih
d) Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling
mengunci
e) Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
f) Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok
perlahaan
Gambar 2.6
Langkah-Langkah Cuci Tangan

d. Kajian Data
Tabel 2.16
Hasil Observasi Pelaksanaan Universal Precaution
di Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu (n=8)
No Aspek yang dinilai Pelaksanaan
Observasi
Ya Tidak
1 Apakah anda mencuci tangan ketika akan 8 0
kontak dengan pasien atau melakukan
tindakan pada pasien ?
2 Apakah anda mencuci tangan ketika 8 0
selesai kontak dengan pasien atau telah
selesai melakukan tindakan terhadap
pasien ?
3 Apakah anda mencuci tangan dengan 8 0
handwash/handscrub?
4 Apakah anda mencuci tangan di tempat air 8 0
mengalir (wastafel) ?
5 Apakah anda menggunakan sarung tangan 8 0
ketika melakukan kontak atau tindakan
pada pasien?
6 Apakah anda menggunakan masker ketika 8 0
melakukan tindakan kepada pasien ?
7 Apakah anda menggunakan alat alat steril 8 0
untuk satu pasien ?
8 Apakah anda menggunakan alat disposibel 8 0
hanya untuk sekali pakai?
9 Apakah setelah menggunakan alat alat non 4 4
disposibel, dan mencucinya dengan air
mengalir?
10 Apakah anda mensterilkan alat alat steril di 8 0
instalasi sterilisasi sentral?
11 Apakah anda menyiapkan alat alat 8 0
kesehatan ditempat khusus/ bak instrumen ?
12 Apakah anda membuang benda benda tajam 8 0
di safety box ?
13 Apakah anda membuang sampah medis 8 0
ditempat sampah infeksius?
14 Apakah anda membuang sampah non medis 8 0
ditempat sampah non medis?
Jumlah 108 4
Presentase 96,43% 3,57%
Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Drelanggu
Tahun 2022

e. Analisa Data
Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil observasi 96,43%
sudah melakukan universal precaution dengan baik dan 3,57% tidak
melakukan precaution dengan baik seperti menggunakan alat-alat non
disposibel, dan mencucinya dengan air mengalir.
4. Pengelolaaan Sampah
a. Kajian Teori
Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan
limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan
penunjang lainnya, Secara umum Sampah dan limbah rumah sakit
dibagi dalam dua kelompok besar. yaitu sampah atau limbah klinis dan
non klinis baik padat maupun cair. Bentuk limbah klinis bermacam-
macam dan berdasarkan potensi yang terkandung di dalamnya dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
1) Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut
tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau
menusuk kulit seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena,
pipet pasteur,pecahan gelas, pisau bedah. Semua benda tajam in
memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan cedera melalui
sobekan atau tusukan. Benda-benda tajam yang terbuang mungkin
terkontaminasi oleh darah. cairan tubuh, bahan mikrobiologi,
bahan beracun atau radio aktif.
2) Limbah infeksius mencakup pengertian sebagai berikut: Limbah
yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit
menular (perawatan intensif). Limbah laboratorium yang berkaitan
dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan rang
perawatan/isolasi penyakit menular. Limbah jaringan tubuh
meliputi organ, anggota badan. darah dan cairan tubuh, biasanya
dihasilkan pada sat pembedahan atau otopsi. Limbah sitotoksik
adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi
dengan bat sitotoksik selama peracikan. pengangkutan atau
tindakan terapi sitotoksik.Limbah farmasi ini dapat berasal dari
obat-obat kadaluwarsa, obat-obat yang terbuang karena batch yang
tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi,
obat- obat yang dibuang oleh pasien atau dibuang oleh masyarakat,
obat-obat yang tidak lagi diperlukan oleh institusi bersangkutan
dan limbah yang dihasilkan selama produksi obat- obatan.
3) Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan
bahan Kimia dalam tindakan medis, veterinari, laboratorium,
proses sterilisasi, dan riset.
4) Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio
isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio
nukleida.
b. Penanganan limbah medis padat
1) Pengertian
Limbah medis padat yang terdiri dari limbah infeksius,
limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah
sititoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah
kontainebrtekanan, dan limbah kandungan logam berat yang tinggi.
Tujuan dari pengelolaan limbah medis untuk untuk menjamin
limbah medis padat tidak tercecer sehingga tidak menimbulkan
kontaminasi dan infeksi nosokomial di lingkungan RS.
2) Kebijakan
a) Kepmenkes No.1204/Menkes/SK/X/2004 tentang pesyaratan
kesehatan lingkungan rumah sakit.
b) Perawat diruangan harus dimasukkan semua imbah medis
padat yaitu jarumsuntik bekas, ampul, botol obat, plastik infus,
perban, dan lain- lain kedalam plastik kuning atau tempt
peruntukkan yang disediakan.
c) Instalasi sanitasi dan Kesehatan lingkungan mengambil limbah
medis padat setiapjam 08.30 WIB kemudianmelakukan proses
dekntainasi dan memusnakan di incenarator.
d) Prosedur
Perawat diruangan harus memasukkan limbah medis padat ke
dalam container yang dilapisi plastik kuning sesuai
peruntukkannya:
(1) BD Hub utter: (empat jarum suntik (needles).
(2) Container limbah medis benda tajam dilapisi plastik kuning
syringe, ampul, jarum transfusi, obyek glass, pisau, jarum,
infus.
(3) Container limbah medis benda non tajam dilapisi plastik
kuning: jaringan tubuh, darah, perban, plester, selang infus,
masker, kassa, kantong transfusi, urine bag, handscoon,
kateter, pembalut pampers, abocat.
(4) Kantong plastik setelas terisi 2/3 bagian limbah medis
padat, diikat dan diberi label asal ruangan oleh petugas
(5) Petugas instalasi sanitasi mengambil dan mengangkut
limbah medis padat dari ruangan penghasil limbah medis
padat ke TPS incernerator.
(6) Limbah medis padat yang sudah terkumpul di TPS dibakar
dan dimusnahkan oleh petugas instalasi sanitasi
(7) Sisa pembakaran dimasukkan ke karung/sak untuk dibuang
ke TPA oleh Dinas Kebersihan Pemda Klaten ( KSO
Dengan DKP)
(8) Container limbah medis padat diruangan penghasil limbah
medis padat dibersihkan, dicuci oleh petugas Cleaning
Service.
(9) Proses penangan limbah botol infus, botol kaca dan fial
obat, dilakukan dengan bahan desinfektan oleh instalasi
sanitasi.

c. Kajian Data
Tabel 2.17
Hasil Observasi Pengelolaan Sampah di Ruang Rawat Inap Nifas
RSU PKU Muhammadiyah Delanggu (n=8)
No. Aspek yang dinilai Pelaksanaan
Ya Tidak
1 Apakah anda membuang jarum/ ampul 8 0
bekas di safety box ?
2 Apakah anda membuang limbah medis 8 0
seperti kassa bekas di tempat sampah
medis infeksius?
3 Apakah anda membuang limbah non medis 8 0
seperti plastik di tempt sampah non medis?
4 Apakah anda mencuci tangan setelah 8 0
membuang sampah?
Jumlah 32 0
Presentase 100% 0
Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Drelanggu
Tahun 2022

d. Analisa Data
Berdasarkan Tabel diketahui bahwa hasil observasi angket
pengelolaan sampah didapatkan 100%. Yang berarti masuk dalam
kategori sangat baik. Hal ini menunjukan bahwa pengelolaan sampah
di ruang nifas dipertahankan sesuai indikator yang telah ditetapkan.
5. Pelaksanaan 6 Solusi Keselamatan Pasien (Patient Safety)
a. Kajian Teori
1) Ketetapan Identifikasi Pasien
a) Pengertian Identifikasi Pasien
Identifikasi merupakan proses pengenalan, menempatkan,
obyek atau individu dalam suatu kelas sesuai dengan
karateristik tertentu (Bachtiar, 2012). Proses identifikasi ini
setidaknya memerlukan dua cara untuk mengidentifikasi
pasien, seperti nama, nomor identifikasi, tanggal lahir atau
gelang berkode.
Ada beberapa tindakan atau prosedur yang membutuhkan
identifikasi pasien, yaitu pemberian obat-obatan, prosedur
pemeriksaan radiologi, intervensi pembedahan dan prosedur
invasif lainnya seperti transfuse darah, pengambilan
sampel,transfer pasien dan konfirmasi kematian.
Gelang identifikasi dibedakan dalam beberapa warna
dengan tujuan yang berbeda-beda, yaitu:
(1) Pink: pasien dengan jenis kelamin perempuan
(2) Biru: pasien dengan jenis kelamin laki-laki
(3) Merah: semua pasien yang memiliki alergi obat
(4) Kuning: semua pasien dengan risiko jatuh.
Ada 3 hal yang wajib ada pada gelang pengenal pasien
(biru dan pink) untuk mengidentifikasi pasien, yaitu nama
lengkap pasien, tanggal lahir dan nomor rekam medis
Sedangkan untuk gelang alergi (merah) ada 4 hal yang wajib
dicantumkan, yaitu: nama lengkap, umur, nomor rekam medis
dan jenis alergi pasien.
b. Tujuan Identifikasi Pasien
Menurut Peraturan Menteri kesehatan Nomor 1691, 2011
tujuan dan maksud dari identifikasi adalah:
(1) Untuk mengidentifikasi pasien yang akan menerima
pelayanan atau pengobatan
(2) Kesesuaian atau pengobatan terhadap individu tersebut.
Kebijakan atau prosedur memerlukan sedikitnya dua cara
untuk mengidentifikasi seorang pasien, seperti nama pasien,
nomor identifikasi umumnya digunakan nomor rekam
medis, tanggal lahir, gelang identitas atau cara lain. Nomor
kamar atau lokasi pasien tidak bisadigunakan untuk
identifikasi.
2) Peningkatan Komunikasi yang Efektif.
Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan kebanyakan terjadi saat
perintah diberikan secara lisan atau melalui telepon. Selain itu
kesalahan lain yang mudah terjadi adalah pelaporan kembali hasil
pemeriksaan Kritis seperti melaporkan hail laboratorium klinik cito
melalui telepon ke unit pelayanan.
3) Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai (High -
Alert).
Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medication) adalah
obat yang sering menyebabkan kesalahan-kesalahan serius. Obat
yang beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak dinginkan
(adverse Outcome) seperti obat obatan yang terlihat mirip (look
alike sound alike).
4) Kepastian Tepat - Lokasi, Tepat - Prosedur, Tepat - Pasien
Operasi.
Kesalahan ini adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau
tidak adekuat antara anggota tim bedah. Kurang melibatkan pasien
dalam penandaan (site marking) dan tidak ada prosedur untuk
verifikasi lokasi operasi juga merupakan penyebab dari kesalahan
ini.
5) Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan.
Peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi yang berhubungan
dengan pelayanan kesehatan merupakan keprihatinan bear bagi
pasien maupun para professional pelayanan kesehatan. Infeksi
biasanya dijumpai dalam semuabentuk pelayanan kesehatan
termasuk infeksi saluran kemih, infeksi pada aliran darah dan
pneumonia.
6) Pengurangan Risiko Pasien Jatuh
Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cidera bagi
pasien rawat inap. Dalam konteks populasi/masyarakat yang
dilayani,pelayanan uang disediakan dan fasilitasnya. Rumah sakit
perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan
untuk mengurangi risiko cedera.
b. Kajian Data
Tabel 2.18
Hasil Observasi Pelaksanaan 6 Solusi Patient Safety
di Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu (n=8)
No. Variabel yang dinilai Observasi
A. Identifikasi Pasien Ya Tidak
1 Apakah perawat memasang gelang identitas pasien 8 0
untuk rawat inap ?
2 Apakah perawat memberikan gelang (berawarna biru 8 0
pasien laki-laki dan warna pink untuk pasien wanita) ?
3 Apakah gelang diberi label nama lengkap dan tanggal 8 0
lahir?
4 Apakah pemasangan gelang identitas pasien yang belum 8 0
terpasang di IGD, dipasang di rang dimana pasien di
rawat ?
Jumlah 32 0
Presentase 100% 0%
B. Komunikasi Efektif
1 ApakahPerawat / Bidan melihat kembali 8 0
instruksi Dokter dengan cara melihat intruksi dari
dokter?
2 Apakah Perawat/bidan meminta Dokter 8 0
untuk membacakan instruksi Obat dengan jelas, jika
merasa tulisan tidak jelas ?
3 Apakah Perawat/Bidan mengisi cek list 8 0
untuk serah terima pasien dari perawat
keperawat?
4 Apakah Perawat/ Bidan mengisi formulir 8 0
operan sesuai dengan situasi dan latar
belakang pasien, assessment, dan
rekomendasi dengan jelas ?
5 Apakah Petugas kesehatan melaksanakan 8 0
komunikasi efektif untuk menghindari
kesalahan prosedur dan mengurangi
komplen?
6 Apakah Komunikasi dilakukan sesuai Standar Prosedur 8 0
Operasional (tulbakon) ?
Jumlah 48 0
Presentase 100% 0%
C. Pengelolaan “high alert medicine”
1 Apakah perawat/bidan memastikan obat pasien sesuai 8 0
dengan resep obat dan identitas pasien?
2 Apakah perawat memisahkan hight alert medicine 8 0
dengan non high alert medicine?
3 Apakah petugas menempelkan hight alert 8 0
medicine pada tempat obat yang sudah
diberi penandaan hight alert di loker obat
pasien?
4 Apakah perawat/bidan menempatkan obat non high 8 0
alert di tempat yang sudah tersedia di loker obat pasien?
5 Apakah perawat/bidan melakukan cros chek double 8 0
chek ketika akan memberikan hight alert medicine
kepada pasien?
6 Apakah perawat/bidan mendokumentasikan semua 8 0
pemberian hight alert medicine di Catatan Pemberian
Obat?
Jumlah 48 0
Presentase 100% 0%
D. Pencegahan Infeksi Nosokomial Ya Tidak
1 Apakah di intalasi dan rang rawat inap tersedia tempat 8 0
cuci tangan dan cairan anti septic ?
2 Apakah petugas kesehatan (perawat/bidan) melakukan 8 0
edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya
cuci tangan ?
3 Apakah Petugas kesehatan (Perawat/bidan) melakukan 6 2
cuci tangan dengan 6 langkah dan five moment?
4 Apakah Petugas Rumah sakit, petugas kesehatan path 8 0
terhadap prosedur cuci tangan)?
Jumlah 30 2
Presentase 93,75% 6,25%
E. Pengurangan Resiko Jatuh
1 Apakah Petugas/perawat/bidan melakukan assesmen 8 0
resiko jatuh (humpty dumty, VAS, Wong Baker, dil)?
2 Apakah petugas/perawat/bidan melakukan orientasi 8 0
kamar inap kepada pasien ?
3 Apakah petugas/perawat/bidan memposisikan tempt 8 0
tidur serendah mungkin, roda terkunci, kedua sisi
pegangan tempt tidur terpasang dengan baik?
4 Apakah petugas/perawat/bidan meletakkan benda-benda 8 0
pribadi dalam jangkauan (telepon genggam, tombol
panggilan, air minum, kacamata) ?
5 Apakah Petugas/perawat/bidan mengatur pencahayaan 6 2
yang adekuat (disesuaikan dengan kebutuhan pasien) ?
6 Apakah Petugas/perawat/bidan meletakkan alat bantu 5 3
berada dalam jangkauan (tongkat, alat penopang) ?
7 Apakah petugas/perawat/bidan memantau efek obat- 8 0
obatan ?
8 Apakah petugas/Perawat/bidan menganjurkan ke kamar 8 0
mandi secara rutin, kepada pasien ?
9 Apakah petugas/perawat/bidan melakukan dokumentasi 8 0
pada rekam medik pasien ?
10 Apakah petugas/perawat/bidan melakukan prosedur 8 0
intervensi untuk pasien resiko rendah jatuh?
11 Apakah Petugas/perawat/bidan melakukan dokumentasi 8 0
tata laksana pencegahan pasien jatuh pada rekam medis
pasien ?
12 Apakah Petugas/perawat/bidan melakukan prosedur 8 0
intervensi untuk pasien resiko rendah dan resiko sedang
jatuh?
13 Apakah Petugas/perawat/bidan memasang stiker 8 0
berwarna kuning pada gelang identitas pasien?
14 Apakah petugas/perawat/bidan memasang tanda resiko 8 0
jatuh pada tempat tidur pasien?
15 Apakah petugas/perawat/bidan menyarankan penunggu 8 0
pasien/keluarga selalu berada disekitar pasien bila tidak
ada kontra indikasi?
16 Apakah petugas/perawat/bidan mengunjungi dan 8 0
memonitor pasien setiap 2 jam untuk pasien resiko
tinggi ?
17 Apakah Petugas/perawat/bidan melakukan dokumentasi 8 0
tata laksana pencegahan pasien jatuh setiap 4 jam sekali
?
Jumlah 131 5
Presentase 96,33% 3,67%
Jumlah Total 289 7
Presentase 97,64% 2,36%
Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
Tahun 2022

Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil :


1) Identifikasi Pasien
Pada variabel ini didapatkan hasil observasi sebesar 100%,
yang artinya masuk kategori sangat baik hasil ini diharapkan
dapat dipertahankan untuk tetap dapat memberikan pelayanan
yang maksimal bagi pasien.
2) Meningkatkan Komunikasi Efektif
Pada variabel ini didapatkan hasil observasi sebesar 100%
dengan kategori sangat baik yang artinya perawat/bidan
melakukan komunikasi efektif, adanya whatsapp grup untuk
meningkatkan komunikasi antar karyawan dan antara perawat
dengan dokter.
3) Pengelolaan “high alert medicine”
Pada variabel ini didapatkan hasil observasi 100% dengan
kategori sangat baik. Semua indikator dilaksanakan dengan baik
yaitu memastikan obat sesuai identifikasi pasien, dilakukan
pemisahan untuk obat hight alert medicine dan non medicine,
penempatan high alert ditempat khusus, melakukan coss cek
dalam pemberian high alert medicine ketika akan memberikan.
4) Pencegahan Infeksi Nosokomial
Hasil observasi pencegahan infeksi nosokomial didapatkan
93,75% sudah dilakukan dengan baik. Pada beberapa pasien baru
khususnya dari ruang bersalin sudah diberikan edukasi sehingga
mampu melakukan cuci tangan dengan baik. Namun masih
ditemukan beberapa perawat/bidan yang tidak melakukan cuci
tangan 6 langkah dengan benar dan 5 moment.
5) Pengurangan resiko Jatuh
Pada variabel ini didapatkan hasil sebesar 96,33%
perawat/bidan sudah melakukan pengurangan resiko jatuh pada
pasien. Namun, sebesar 3,67% belum maksimal dalam
melakukan pengurangan pasien resiko jatuh, khususnya dalam
hal ketersediaan alat bantu seperti alat penopang di ruangan atau
di dekat jangkauan pasien.
6. Pelaksanaan cuci tangan yang benar
a. Pengertian Mencuci Tangan
Mencuci tangan adalah menggosok kedua pergelangan tangan
dengan kuat secara bersamaan menggunakan zat pembersih yang
sesuai dan dibilas dengan air mengalir.
b. Tujuan
1) Untuk menghilangkan mikroorganisme yang didapat dari pasien
pengunjung atau petugas/tenaga kesehatan.
2) Menghilangkan mikroorganisme yang ada di tangan,
3) Mencegah infeksi silang (cross infection)
4) Menjaga kondisi steril
5) Melindungi diri dan pasien dari infeksi
c. Five Moment Cuci Tangan
1) Sebelum menyentuh/memeriksa pasien
2) Sebelum dan setelah melakukan procedur aseptik/pembersihan
3) Setelah terpapar cairan tubuh pasien
4) Menyentuh /memeriksa pasien
5) Setelah menyentuh sekeliling pasien.
d. Kajian Data
Tabel 2.19
Hasil Observasi Five Moment di Ruang Rawat Inap Nifas
RSU PKU Muhammadiyah Delanggu (n=8)
No. Aspek yang dinilai Pelaksanaan
Ya Tidak
1 Apakah anda mencuci tangan sebelum kontak/ 3 5
masuk ke ruangan pasien?
2 Apakah anda mencuci tangan sebelum 3 5
melakukan tindakan
aseptic seperti pemasangan infus?
3 Apakah anda mencuci tangan setelah terkena 8 0
cairan pasien seperti darah atau urine ?
4 Apakah anda mencuci tangan setelah 8 0
menyentuh pasien?
5 Apakah anda mencuci tangan setelah kontak 5 3
dengan objek di lingkungan pasien seperti
pintu, gorden, bed pasien, dll?
Jumlah 27 13
Presentase 67,5% 32,5%
Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
Tahun 2022
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pelaksanaan five
moment hanya sebesar 67,5%, masih banyak beberapa moment cuci
tangan yang terlewatkan yaitu cuci tangan sebelum kontak atau
masuk ruangan pasien, sebelum melakukan tindakan aseptik dan
setelah kontak dengan lingkungan pasien. Hasil tersebut masih
dalam kategori baik namun masih sangat perlu ditingkatkan, karena
sebesar 32,5% perawat/bidan tidak melaksanakan five moment
dengan tepat.
Tabel 2.20
Hasil Observasi Pelaksanaan Cuci Tangan di Ruang Rawat Inap
Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu (n=8)
No. Aspek yang dinilai Pelaksanaan
Ya Tidak
1 Apakah anda melepaskan jam tangan dan 8 0
perhiasan sebelum mencuci tangan?
2 Apakah anda menggulung lengan baju terlebih 5 3
dahulu sebelum mencuci tangan?
3 Apakah anda membasuh lengan setinggi lengan 8 0
bawah dengan air mengalir?
4 Apakah anda meletakkan antiseptic/sabun 8 0
ditelapak tangan?
5 Apakah anda menggosok kedua telapak tangan 8 0
anda ?
6 Apakah anda menggosok kedua punggung tangan 6 2
anda?
7 Apakah anda menggosok sela-sela jari tangan 5 3
anda ?
8 Apakah anda menggosok kedua buku-buku jari 8 0
tangan anda secara bergantian?
9 Apakah anda menggosok kedua ibu 6 2
jari anda secara bergantian?
10 Apakah anda menggosok kedua ujung jari tangan 8 0
anda memutar secara bergantian?
11 Apakah anda membilas tangan anda di bawah air 7 1
mengalir?
12 Apakah anda mengeringkan tangan anda dengan 8 0
tisu ?
Jumlah 85 11
Presentase 88,55% 11,45%
Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
Tahun
Berdasarkan tabel diatas didapatakan hasil observasi 88,55%
pelaksanaan cuci tangan sudah dilakukan dengan benar dan sebesar
11,45% tidak dilakukan dengan benar. Dalam hal ini masih ada
perawat/bidan yang kurang tepat saat melakukan cuci tangan
sehingga perlu dilakukan kegiatan untuk meningkatkan pelaksanaan
cuci tangan dengan benar.
7. Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik
a. Kajian Teori
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau
dirancang untuk tujuan terapi. Seorang terapis dapat membantu klien
mengatasi masalah yang dihadapinya melalui komunikasi
(Damaiyanti, 2014). Komunikasi terapeutik merupakan kata sifat yang
dihubungkan dengan seni dari penyembuhan (Anas, 2014).
Maka disini diartikan bahwa terapeutik adalah segala sesuatu
yang memfasilitasi proses penyembuhan. Sehingga komunikasi
terapeutik itu sendiri adalah komunikasi yang direncanakan dan
dilakukan untuk membantu penyembuhan/ pemulihan pasien.
b. Komponen komunikasi teurapeutik :
1) Pengirim (komunikator)
2) Pesan
3) Penerima (komunikan)
4) Media (channel)
5) Umpan balik
6) Lingkungan
c. Sikap komunikasi teurapeutik
1) Berhadapan
2) Mempertahankan kontak mata
3) Membungkuk kearah klien
4) Mempertahankan sikap terbuka
5) Tetap rileks
d. Kajian Data
Tabel 2.21
Hasil Observasi Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik di Ruang Rawat
Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu (n=8)
No. Aspek yang dinilai Pelaksanaan
Ya Tidak
A. Tahap pre interaksi
1 Apakal anda mengelahui data tentang pasien anda? 8 0
2 Apakah anda mencuci tangan sebelum berinteraksi 8 0
dengan
pasien?
B. Pelaksanaan
1. Apakah anda tersenyum memulai interaksi dengan 8 0
pasien?
2. Apakah anda memberi salam sebelum memulai 8 0
interaksi dengan pasien?
3. Apakah anda meyakinkan kembali data pasien 5 3
anda?
4. Apakah anda memperkenalkan diri anda kepada 8 0
pasien yang anda temui?
5. Apakah anda merespon/ cepat tanggap lerhadap 8 0
apa yang pasien anda rasakan?
6 Apakah anda menjelaskan kegiatan yang akan 8 0
dilakukan?
7 Apakah anda menjelaskan tujuan dari tindakan 0 8
yang akan anda lakukan?
8 Apakah anda membuat kontrak waktu yang 8 0
dibutuhkan untuk kegiatan dengan pasien?
9 Apakah anda menjaga kerahasiaan pasien? 8 0
C. Tahap Kerja
1. Apakah anda memberikan kesempatan pasien 8 0
untuk bertanya?
2. apakah anda memberikan kesempatan kepada 8 0
pasien untuk mengutarakan perasaannya?
3. Apakah anda memulai kegiatan dengan cara yang 8 0
baik?
4. Apakah anda melakukan kegiatan sesuai rencana? 8 0
D. Tahap Terminasi
1. Apakah anda menyimpulkan kembali hasil 8 0
kegiatan kepada pasien?
2. Apakah anda memberikan reinforcement positif 8 0
terhadap pasien?
3. Apakah kontrak anda membuat pertemuan 8 0
selanjutnya dengan pasien ?
4. Apakah Anda mengakhiri kegiatan dengan baik? 8 0
Jumlah 141 11
Presentase 92,76% 7,24%
Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Tahun
2022
e. Analisa Data
Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil observasi sebesar
92,76% sudah melakukan komunikasi terapeutik dengan baik. Namun,
perlu adanya peningkatan khususnya dalam menjelaskan tujuan
tindakan yang akan dilakukan agar dapat meningkatknya sehingga
komunikasi antara pasien dan petugas berjalan dengan maksimal.
8. Pelaksanaan Discharge Planning
a. Kajian Teori
Discharge planning (perencanaan pulang) adalah serangkaian
keputusan dan aktivitas-aktivitasnya yang terlibat dalam pemberian
asuhan keperawatan yang kontinu dan terkoordinasi ketika pasien
dipulangkan dari lembaga pelayanan kesehatan.
Discharge planning juga didefinisikan sebagai proses
mempersiapkan pasien untuk meninggalkan satu unit pelayanan
kepada unit yang lain di dalam atau diluar suatu agen pelayanan
kesehatan umum. Discharge planning yang efektif harus mencakup
pengkajian berkelanjutan untuk mendapatkan informasi yang
komprehensif tentang kebutuhan pasien yang berubah-ubah,
pernyataan diagnosa keperawatan, perencanaan untuk memastikan
kebutuhan pasien sesuai dengan apa yangn dilakukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan. Tujuan discharge planning adalah untuk :
1) Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis dan social
2) Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga
3) Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan pada pasien
4) Membantu rujukan pasien pada system pelayanan yang lain
5) Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan
keterampilan serta sikap dalam memperbaiki serta mempertahankan
status kesehatan pasien
6) Melaksanakan rentang keperawatan antara rumah sakit dan
masyarakat
Jenis discharge planning :
1) Conditioning discharge (pulang sementara atau cuti)
2) Absolute discharge (pulang mutlak atau selamanya)
3) Judicial discharge (pulang paksa)
b. Kajian Data
Tabel 2.22
Hasil Observasi Pelaksanaan Discharge Planning di Ruang Rawat
Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu (n=8)
No. Aspek yang dinilai Pelaksanaan
Ya Tidak
Tahap Pre Interaksi
1 Mengumpulkan data tentang klien 8 0
2 Membuat rencana pertemuan dengan klien 8 0
Tahap Orientasi
1 Memberi salam kepada klien 8 0
2 Memperkenalkan nama diri 8 0
3 Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan 8 0
4 Menjelaskan tujuan kegiatan 8 0
Tahap Kerja
1 Menanyakan keluhan utama klien 8 0
2 Memberikan kesempatan bertanya 8 0
3 Memulai dengan ajakan untuk berkonsentrasi 8 0
Tahap Materi
1 Menjelaskan informasi mengenai aktifitas yang 8 0
boleh dilakukan
2 Menjelaskan informasi mengenai alat bantu yang 8 0
dapat digunakan
3 Menjelaskan informasi mengenai jadwal kontrol 8 0
4 Menjelaskan informasi mengenai tempat kontrol 8 0
5 Menjelaskan informasi mengenai tempt kontrol 8 0
saat kondisi mendesak
6 Menjelaskan informasi mengenai kondisi 8 0
mendesak (harus diwaspadai) yang harus segera
kontrol
7 Menjelaskan informasi mengenai pencegahan 7 1
terhadap kekambuhan
8 Menjelaskan informasi mengenai anjuran pola 7 1
makan
9 Menjelaskan informasi mengenai manajemen 8 0
nyeri (halyang dapat dilakukan serta obat yang
dapat diminum)
10 Menjelaskan informasi mengenai efek samping 8 0
obat
11 Menjelaskan informasi mengenai perawatan 8 0
selama dirumah
12 Menjelaskan informasi mengenai kebutuhan 7 1
home care dan tindak lanjut
Fase Terminasi
1 Menyimpulkan hasil kegiatan 8 0
2 Mengakhiri pertemuan dengan car yang baik 8 0
Jumlah 181 3
Presentase 98,37% 1,63%
Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Tahun 2022
c. Analisa Data
Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil 98,37% pelaksanaan
discharge planning telah dilakukan dengan baik. Diharapkan pencapaian ini
dapat dipertahankan dan ditingkatkan agar tercapainya pelayanan yang lebih
prima.
9. Pelaksanaan Orientasi Pasien Baru
a. Kajian Teori
1) Pengertian
Orientasi pasien baru adalah proses pemberian informasi pada pasien/
keluarga yang baru dirawat untuk mengenalkan kondisi lingkungan
rumah sakit khususnya ruangan tempat mereka dirawat.
2) Tujuan
(a) Tujuan Umum
Pasien/ keluarga merasa nyaman berada di rumah sakit.
(b) Tujuan Khusus
(1) Pasien/ keluarga mengetahui kondisi lingkungan rumah
sakit.
(2) Membangun hubungan saling percaya antara pasien/
keluarga dengan petugas kesehatan.
(3) Pasien/ keluarga kooperatif terhadap proses kesehatan yang
diprogramkan.
3) Ruang Lingkup Orientasi
(a) Menjelaskan nama yang merawat pasien.
(b) Nama Ruangan.
(c) Menjelaskan hak dan kewajiban pasien/ keluarga.
(d) Menjelaskan jadwal konsultasi dokter dan perawat.
(e) Menjelaskan ruangan dan fasilitas.
(f) Menjelaskan tarif pelayanan.
(g) Menjelaskan peraturan rumah sakit.
(h) Menjelaskan pengurusan administrasi
b. Kajian Data
Tabel 2.23
Data Observasi Pelaksanaan Orientasi Pasien Baru di Ruang Nifas RSU PKU
Muhammadiyah Delanggu (n=8)
No. Aspek yang dinilai Pelaksanaan
Ya Tidak
Pre Interaksi
1 Mengumpulkan data tentang pasien 8 0
2 Membuat rencana pertemuan dengan pasien 8 0
Orientasi
1 Memberi salam dan tersenyum kepada pasien 8 0
2 Memperkenalkan nama diri 8 0
3 Menanyakan nama panggilan kesukaan pasien 2 6
4 Menanyakan perasaan pasien 3 5
5 Menjelaskan peran perawat 3 5
6 Menjelaskan tugas perawat 7 1
7 Menjelaskan kegiatan (orientasi) yang dilakukan 7 1
8 Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk 2 6
kegiatan orientasi
9 Menjelaskan kerahasiaan 1 7
Kerja
1 Menanyakan keluhan pasien 8 0
2 Memberikan kesempatan bertanya 7 1
3 Memulai dengan ajakan berkonsntrasi 5 3
4 Melakukan orientasi 7 1
Materi
1 Mengorientasikan tentang fasilitas yang ada di 3 5
ruangan
2 Mengorientasikan tentang cara penggunaan 3 5
fasilitas
3 Mengorientasikan tata tertib penggunaan fasilitas 6 2
rang tunggu
4 Menorientasikan tempat-tempat penting, kamar 2 6
mandi, ruang
tunggu, rang konsultasi, ruang perawat, moshola,
dll
Terminasi
1 Menyimpulkan hail kegiatan 8 0
2 Mmberikan pujian positif 8 0
3 Merencanakan tindak lanjut pada pasien 8 0
4 Melakukan kontrak selanjutnya 4 4
5 Mengakhiri pertemuan dengan cara yang baik dan 8 0
tersenyum
Jumlah 134 58
Presentase 72,82% 27,18%
Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Tahun 2022

c. Analisa Data
Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil 27,18% belum melaksanakan
orientasi secara maksimal, tingginya angka tersebut menunjukan kurangnya
orientasi yang diberikan petugas pada pasien baru.
10. Proses Manajemen Pelayanan Keperawatan
a. Kajian Teori
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses yang
dilaksanakan sesuai dengan pendekatan terbuka. Oleh karena itu,
manajemen keperawatan terdiri atas beberapa komponen yang tiap-tiap
komponennya saling berinteraksi. Pada umumnya satu sistem didirikan
oleh lima elemen yaitu input, output, ontrol dan mekanisme umpan
balik ( kuntoro, 2010 ).
Standar manajemen pelayanan keperawatan dan kebidanan
adalah proses pengelolaan pelayanan keperawatan melalui pelaksanaan
pelayanan menejemen yaiti perencanaan, pengorganisasian,
pengaturan tenaga, pegarahan, evaluasi dan pengendalian mutu
pelayanan keperawatan untuk mencapai pelayanan keperawatan.

Bagan 1 Skema mekanisme kerja fungsi-fungsi manajemen

Keinginan Perencanaan
Pengorganisasian
Pengarahan

Tujuan

Pengkoordinasian

Informasi Pengawasan
Manajemen keperawatan merupakan pelayanan keperawatan
profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan
empat fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian,
motivasi, dan pengendalian. Keempat fungsi tersebut saling terkait
serta berhubungan dan memerlukan ketrampilan-ketrampilan teknis,
hubungan antar manusia dan konseptual yang mendukung
tercapainya asuhan keperawatan yang bermutu, berdaya guna dan
berhasil guna kepada pasien.
Dengan alasan tersebut, manajemen keperawatan perlu mendapat
perhatian dan perioritas utama dalam pengembangan keperawatan
dimasa depan. Hal tersebt berkaitan dengan tuntunan global bahwa
setiap pengembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara
profesional dengam memperhatikan setiap perubahan yang terjadi (
Nursalam, 2014 ).
Proses manajemen keperawatan terdiri dari :
1) Planning atau Perencaaan
Perencanaan adalah sebuah keputusan untuk suatu kemajuan
yang berisikan pa yang akan dilakukan serta bagaimana, kapan dan
dimana akan dilksanakan (Handoko, 2008). Perencanaan
dimaksudkan untuk menyusun suatu perencanaan yang strategis
dalam mencapai suatu tujuan oganisasi yang telah ditetapkan.
Perencanaan dibuat untuk menentukan kebutuhan dalam
asuahan keperawatan kepada semuan pasien, menegakkan tujuan,
mengalokasikan anggaran belanja, memutuskan ukuran dan tipe
tenaga keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola sruktur
organisasi yang dapat mengoptimalkan efektifitas staff serta
menegakkan kebijaksanaan dan prosedur oprasional untuk
mencapai visi dan misi institui yang telah ditetapkan.
a) Kerangka perencanaan, terdiri dari :
(1) Misi, berisi tujuan jangka panjang mengenai bagaimana
langka mencapai bagaimana langka mencapai visi
(2) Filosofi, sesuatu yang bisa menguatkan motivasi
(3) Tujuan, berisi tujuan yang dicapai
(4) Obyektif,berisi langkah-langkah rinci bagaimana mencapai
tujuan
(5) Prosedur, berisi pelaksanaan pelaksanaan
(6) Aturan, berisi langkah langkah antisipasi untuk hal-hal
yang menyimpang.
b) Model perencanaan, meliputi :
(1) Reactive planning, yaitu tidak ada perencanaan,
managemen langsung melakukan tindakan begitu
menemukan masalah. Perubahan yang terjadi tidak pasti
karena dipengaruhi oleh masalah dan kondisi yang ada.
(2) Inactive planning, yaitu perencanaan sudah dibuat sejalan
dengan masalah yang muncul (telah ada bayangan atau
perencanaan tetapi dalam pelaksanaannya dilakukan
sejalan dengan pengembangan masalah).
(3) Preactive planning, yaitu penyusunan perencanaan dengan
mengetahui rencana ke ciri dari perencanaan ini adalah
tujuan yang akan dicapai jelas, terdapat pembatasan depan
target yang sudah pasti (sudah jelas dan tidak berubah).
Waktu perencanaan berlangsung, terdapat indikator
pencapaian target, resiko dan ketidakpastian jelas.
(4) Proactive planning, yaitu pembuatan perencanaan dengan
memperhatikan masa lalu digunakan sebagai pengalaman
untuk menyusun perencanaan sekarang dan masa depan,
masa sekarang sebagai pelaksanaan perencanaan, dan masa
depan merupakan perencanaan yang disusun berdasarkan
evaluasi pelaksanaan perencanaan masa lalu dan sekarang.
c) Perencanaan berdasarkan periode, meliputi :
(1) Perencanaan jangka pendek (target waktu dalam seminggu
atau sebulan).
(2) Perencanaan jangka menengah (periode dalam satu tahun)
(3) Perencanaan jangka panjang (periode tahun mendatang)
2) Organizing
Pengorganisasian adalah fungsi manajemen berupa berbagai
kegiatan menyusun sistem kerja sama sejumlah orang dalam usaha
merealisasi tujuan bersama. Dengan kata lain pengorganisasian
adalah suatu proses menyusun sistem bagaimana sejumlah orang
dalam bentuk suatu struktur organisasi sehingga masing-masing
unsur beursaha mencapai tujuan bersama (Mahyyudin dkk, 2021).
Pengorganisasian menentukan mengenai tenaga yang akan
melaksanakan perencanaan, pembagian tugas, wewenang,
tanggung jawab dan mekanisme pertanggung jawaban masing-
masing kegiatan.
3) Kepala Ruang
a) Tugas
(1) Melaksanakan fungsi perencaan meliputi :
(a) Menyusun program kerja kepala ruang nifas
(b) Berperan serta menyusun Falsafah, Visi, Misi, Motto,
dan Tujuan pelayanan kebidanan di ruang nifas
(c) Menyusun rencana programtenaga dan peralatan
keperawatan di ruang nifas
(d) Menyusun program orientasi bagi tenaga kebidanan,
tenaga magang dan mahasiswa yang akan praktik klinik
di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
(e) Berperan menyusun program pengendalian mutu
asuhan kebidanan di RSU PKU Muhammadiyah
Delanggu
(f) Ikut menyusun standard operasional prosedur pelayanan
keperawatan, meliputi : ketenagaan, peralatan,
tindakan, dll
(g) Mengusulkan program penempatan tenaga kebidanan
(2) Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan,
meliputi :
(a) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan
pelayanan di ruang nifas
(b) Menyusun jadwal/daftar dinas tenaga kebidanan dan
tenaga lain
(c) Melaksanakan orientasi kepada tenaga baru dan
mahasiswa yang akan bekerja/praktek di ruang nifas
(d) Membimbing tenaga keperawatan untuk
melaksanakan pelayanan keperawatan sesuai standard
(e) Mengadakan pertemuan berkala setiap bulan dengan
staff
(f) Mengupayakan pengadaan obat, alat sesuai kebutuhan
dan kebijaksanaan RSU PKU Muhammadiyah
Delanggu
(g) Mendampingi visit dokter dan mencatat instruksi dokter
(h) Mengendalikan kualitas system pencatatan dan
pelaporan askeb dan kegiatan lain secara tepat dan
benar
(i) Memberi motivasi kepada seluruh staf untuk
memelihara kebersihan lingkungan ruang nifas
(j) Meneliti pengisian formulir sensus harian
(k) Menyimpan berkas catatan medis dalam masa
perawatan di ruang nifas
(l) Membuat laporan bulanan mengenai pelayanan askeb
serta kegiatan lain kepada Ka.Sub Bid Keperawatan
(m)Membimbing mahasiswa yang sedang praktik
(n) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh
Pimpinan
(3) Melaksanakan fungsi Pengawasan, Pengendalian, dan
Penilaian, meliputi :
(a) Melaksanakan pengawasan, pengendalian, penilaian,
pelaksanaan askeb yang telah ditentukan
(b) Melaksanakan pengawasan, pengendalian, dan
penilaian mahasiswa yang praktek untuk memperoleh
pengalaman belajar sesuai dengan tujuan program
bimbingan
(c) Melaksanakan penilaian kinerja tenaga keperawatan
yang berada diruang nifas
(d) Mengawasi, mengendalikan dan menilai
pendayagunaan tenaga, alat dan obat-obat
(e) Mengawasi dan menilai mutu askeb sesuai standard,
koordinasi dengan tim pengendalian mutu askeb
b) Tanggung Jawab
(1) Kebenaran dan ketepatan rencanakenutuhan tenaga
kebutuhan tenaga kebidanan
(2) Kebenaran dan ketepatan program pengembangan
pelayanan kebidanan
(3) Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga
kebidanan
(4) Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru dan
mahasiswa praktek
(5) Kebenaran dan ketepatan protap pelayanan keperawatan
(6) Kebenaran dan ketepatan laporan berkala pelaksanaan
pelayanan keperawatan
(7) Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat
(8) Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan program bimbingan
mahasiswa praktik
(9) Bertanggungjawab terhadap peningkatan mutu dan
keselamatan pasien
c) Wewenang
(1) Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan
(2) Memberi bimbingan pelaksanaan tugas staf kebidanan
(3) Mengkoordinasikan, mengawasi, mengendalikan, dan
menilai pendayagunaan tenaga kebidanan, peralatan dan
mutu askeb di ruang nifas
(4) Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan
menjadi wewenang kepala ruang nifas
(5) Mengahadiri rapat berkala dengan Kasubid
Keperawatan/staf lain diatasnya untuk kelancaran
pelaksanaan pelayanan di ruang nifas
(6) Memberi kesempatan/ijin kepada staff untuk mengikuti
kegiatan ilmiah/penataran dll
4) Tugas Kepala Tim
a) Uraian Tugas
(1) Membantu kepala ruang dalam mengkoordinasikan
seluruh kegiatan dalam pelayanan kebidanan di Ruang
Nifas
(2) Membimbing tenaga perawat/bidan pelaksana untuk
melaksanakan pelayanan kebidanan sesuai standar.
(3) Menghadiri pertemuan berkala yang diadakan kepala ruang
(4) Membantu kepala ruang dalam mengendalikan kualitas
sistem pencatatan dan pelaporan Askeb dan kegiatan lain
secara tepat dan benar
(5) Memberi motivasi kepada anggota dalam pemeliharaan
kebersihan lingkungan Ruang Nifas
(6) Memelihara dan mengawasi kebersihan ruang rawat inap
dan lingkungan
(7) Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan
yang berlaku
(8) Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu
dalam keadaan siap pakai
(9) Melakukan pengkajian sampai evaluasi asuhan kebidanan
sesuai dengan kewenangannya
(10) Melakukan sistem pencatatan dan pelaporan Askeb yang
tepat dan benar sesuai standar
(11) Melaksanakan serah terima tugas baik secara lisan/tulisan
(12) Melatih/membantu pasien dalam melakukan aktivitas bila
dibutuhkan
(13) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang
kebidanan
(14) Membantu kepala ruang dalam mengorientasikan/
membimbing perawat baru/mahasiswa
(15) Mendampingi dokter dalam visite
(16) Menyiapkan pasien yang akan pulang
b) Tanggung jawab
(1) Kebenaran dan ketepatan program pengembangan
pelayanan kebidanan
(2) Kebenaran dan ketepatan dalam memberikan Askeb
sesuai standar
(3) Kebenaran dan ketepatan dalam mendokumentasikan
pelaksanaan Askeb/kegiatan lain yang dilakukan
(4) Kebenaran dan ketepatan laporan berkala pelaksanaan
pelayanan kebidanan
(5) Bertanggung jawab terhadap peningkatan mutu dan
keselamatan pasien
c) Wewenang
(1) Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan
(2) Memberi bimbingan kepada perawat
(3) Membantu kepala ruang dalam mengkoordinasikan,
mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan
tenaga perawat pelaksana
(4) Menghadiri rapat berkala dengan Kepala Ruang untuk
kelancaran pelaksanaan pelayanan kebidanan
b. Kajian Data
1) Tugas Kepala Ruang
Tabel 2.24
Data Observasi Tugas Kepala Ruang di Ruang Nifas
RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten (n=1)
No. Prosedure Observasi
Tugas Ya Tidak
A. Melaksanakan fungsi perencanaan meliputi :
1 Apakah anda menyusun program kerja ruang nifas? 1 0
2 Apakah anda berperan serta menyusun Falsafah. Visi. 1 0
Misi. Motto, dan Tujuan pelayanan kebidanan di ruang
nifas ?
3 Apakah anda menyusun rencana program tenaga dan 1 0
peralatan keperawatan di ruang nifas?
4 apakah anda menyusun program orientasi bagi tenaga 1 0
kebidanan, tenaga magang dan mahasiswa yang akan
praktik klinik di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu?
5 Apakah anda berperan menyusun program pengendalian 1 0
mutu asuhan kebidanan di RSU PKU Muhammadiyah
Delanggu?
6 Apakah anda ikut menyusun standard operasional 1 0
prosedur pelayanan Keperawatan, meliputi: ketenagaan,
peralatan, tindakan.?
B. Melaksanakan fungsi penggerakandan pelaksanaan,
meliputi :
Apakah anda mengatur dan mengkoordinasikan seluruh 1 0
1 kegiatan pelayanan di ruang nifas?
2 Apakah anda menyusun jadwal/daftar dinas tenaga 1 0
kebidanan dan tenaga lain ?
3 Apakah anda melaksanakan orientasi kepada tenaga 1 0
baru dan mahasiswa yang akan bekerja/prakiek di ruang
nitas ?
4 Apakah anda membimbing tenaga keperawatan untuk 1 0
melaksanakan pelayanan keperawatan sesuai standard ?
5 Apakah anda mengadakan pertemuan berkala setiap 1 0
bulan dengan staf?
6 Apakah anda mengupayakan pengadaano obat, alat 1 0
sesuai kebutuhan dan kebijaksanaan RSU PKU
Muhammadiyah Delanggu?
7 Apakah anda mendampingi visit dokter dan mencatat 1 0
instruksi dokter?
8 Apakah anda mengendalikan kualitas system pencatatan 1 0
dan pelaporan askeb dan kegiatan lain secara tepat dan
benar?
9 Apakah anda memberi motivasi kepada seluruh staf 1 0
untuk memelihara kebersihan lingkungan rang nitas?
10 Apakah anda meneliti pengisian formulir sensus harian? 1 0
11 Apakah anda menyimpan berkas catatan medis dalam 1 0
masa perawatan di ruang nifas?
12 Apakah anda membuat laporan bulanan mengenai 1 0
pelayanan askeb sera kegiatan lain kepada Ka.Sub Bid
Keperawatan?
13 Apakah anda membimbingmahasiswa yang sedang 1 0
praktek?
14 Apakah anda melaksanakan tugas-lugas lain yang 1 0
diperintahkan oleh Pimpinan?
C. Melaksanakan fungsi Pengawasan, Pengendalian,
dan Penilaian, meliputi :
1 Apakah anda melaksanakan pengawasan, pengendalian, 1 0
penilaian,pelaksanaan askeb yang telah ditentukan?
2 Apakah anda melaksanakan pengaw asan. pengendalian, 1 0
dan penilaian mahasiswa yang praktek untuk
memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan tujuan
program bimbingan?
3 Apakah anda melaksanakan penilaian kinerja tenaga 1 0
keperawatan yang berada nifas?
4 Apakah and mengawasi, mengendalikan dan menilai 1 0
pendayagunaan tenaga, alat dan obat-obatan?
5 Apakah anda mengawasi dan menilai mutu askeb sesai 1 0
standard, koordinasi tim pengendalian mutu askeb ?
TANGGUNG JAWAB
1 Apakah anda benar dan tepat dalam merencanakan 1 0
kenutuhan tenaga kebutuhan tenaga kebidanan ?
2 Apakah anda benar dan tepat dalam membuat program 1 0
pengembangan pelayanan kebidanan ?
3 Apakah anda Obyektif dan benar dalam kinerja tenaga 1 0
kebidanan ?
4 Apakah orientasi perawat baru dan mahasiswa praktek 1 0
berialan lancar ?
5 Apakah anda benar dan tepat dalam menyusun protap 1 0
pelayanan keperawatan ?
6 Apakah anda benar dan tepat dalam membuat laporan 1 0
berkala pelaksanaun pelayanan keperawatan?
7 Apakah penggunaan alat sudah benar tepat dan sesuai 1 0
kebutuhan ?
8 Apakah anda benar dan tepat dalam melaksanaan 1 0
program bimbingan mahasiswa praktik?
9 Apakah anda bertanggung jawab terhadap peningkatan 1 0
mutu dan keselamatan pasien?
WEWENANG
1 Apakah anda meminta informasi dan pengarahan 1 0
kepada atasan ?
2 Apakah anda memberi bimbingan pelaksanaan tugas 1 0
kepada staf kebidanan ?
3 Apakah and mengkoordinasikan, mengawasi, 1 0
mengendalikan,dan menilai pendayagunaan tenaga
kebidanan, peralatan dan mutu askeb di orang nifas ?
4 Apakah anda menandatangani surat dan dokumen yang 1 0
ditetapkan menjadi wewenang anda?
5 Apakah anda mengahadiri rapat berkala dengan Kasubid 1 0
Keperawatan/staf lain diatasnya untuk kelancaran
pelaksanaan pelayanan di ruang nifas ?
6 Apakah anda memberi kesempatan/ijin kepada staf di 1 0
ruang nifas ?
Jumlah 40 0
Presentase 100% 0%
Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Tahun 2022

Data Hasil observasi dan wawancara tugas kepala ruang nifas


menunjukkan presentase 100%. Tugas dan tanggungjawab kepala
ruang sudah dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok sebagai
kepala ruang. Seperti kepala ruang membagi tugas kepada kepala
tim dan bidan atau perawat pelaksana, kepala ruang dapat
menyelesaikan masalah dengan baik bersama dengan perawat
ruangan, memberi motivasi kerja kepada staf keperawatan,
mengevaluasi tugas-tugas.
2) Tugas Kepala Tim
Tabel 2.25
Data Observasi Pelaksanaan Tugas Kepala Tim di Ruang Nifas RSU
PKU Muhammadiyah Delanggu (n=1)
No. Prosedure Observasi
Uraian Tugas Ya Tidak
1 Apakah anda membantu kepala rang dalam 1 0
mengkoordinasikan seluruh kegiatan dalam
pelayanan kebidanan di Rung Nifas ?
2 Apakah and membimbing tenaga perawat/bidan 1 0
pelaksana untuk melaksanakan pelayanan
kebidanan sesuai standar ?
3 Apakah anda menghadiri pertemuan berkala yang 1 0
diadakan kepala rang ?
4 Apakah anda membantu kepala rang dalam 1 0
mengendalikan kualitas sistem pencatatan dan
pelaporan Askeb dan kegiatan lain secara tepat
dan benar?
5 Apakah anda memberi motivasi kepada anggota 1 0
dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan
6 Apakah anda memelihara dan mengawasi 1 0
kebersihan rang rawat inap dan lingkungan
7 Apakah anda menerima pasien bar sesuai
prosedur dan ketentuan yang berlaku?
8 Apakah anda memelihara peralatan keperawatan 1 0
dan medis agar selalu dalam keadaan siap pakai ?
9 Apakah anda melakukan pengkajian sampai evaluasi 1 0
asuhan kebidanan sesuai kewenangannya?
10 Apakah anda melakukan sistem pencatatan dan 1 0
pelaporan Askeb yang tepat dan benar sesuai
standar?
11 Apakah anda melaksanakan serah terima tugas 1 0
baik secara lisan/tulisan?
12 Apakah anda melatih/membant pasien dalam 1 0
melakukan aktivitas bila dibutuhkan ?
13 Apakah anda meningkatkan pengetahuan dan 1 0
keterampilan di bidang kebidanan?
14 Apakah and meningkatkan pengetahuan dan 1 0
ketrampilan di bidang kehidanan?
15 Apakah anda membantu kepala rung dalam 1 0
mengorientasikan/membimbingperawat
baru/mahasiswa?
16 Apakah anda mendampingi dokter dalam visite ? 1 0
apakah anda menyiapkan pasien yang akan
pulang?
TANGGUNG JAWAB
1 Apakah anda benar dan tepat dalam program 1 0
pengembangan pelayanan kebidanan ?
2 Apakah anda benar dan tepat dalam memberikan 1 0
Askeb sesuai standar?
3 Apakah anda benar dan tepat dalam 1 0
mendokumentasikan pelaksanaan Askeb
/kegiatan lain yang dilakukan?
4 Apakal anda benar dan 1epat dalant membual 1 0
laporan berkala pelaksanaan pelayanan
kebidanan?
5 Apakah and bertanggangjawsab terhadap 1
peningkatan mutu dan keselamatan pasien?
WEWENANG 0
1 Apakah anda meminta informasi dan pengaralian 1 0
kepada atasan?
2 Apakah anda memberi bimbingan kepada 1 0
perawat?
3 Apakah anda membanta kepala rang dalam 1 0
mengkoordinasikan, mengawasi, mengendalikan
dan menilai pendayagunaan tenaga perawat
pelaksana?
Apakah anda menghadiri rapat berkala dengan 1 0
4 Kepala Rung untuk kelancaran pelaksanaan
pelayanan kebidanan ?
HASIL KERJA
Apakah anda membantu kepala ruang dalam 1
1 mengkoordinasikan, mengawasi, mengendalikan
dan menilai pendayagunaan tenaga perawat
pelaksana?
2 Apakah anda menghadiri rapat berkala dengan 1 0
Kepala Ruang untuk kelancaran pelaksanaan
pelayanan kebidanan ?
Jumlah 27 0
Presentase 100% 0%
Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Tahun 2022
Tabel diatas menunjukan hasil observasi tentang kajian
kepala tim yang telah dilakukan di ruang nifas di dapatkan hasil
100% dapat disimpulkan bahwa katim ruang nifas sudah
menjalankan tugas dengan baik sesuai standart.

3) Operan Jaga
Tabel 2.26
Hasil Observasi Pelaksanaan Serah Terima Tugas Jaga (Operan)
No Kegiatan Pelaksanaan
Ya Tidak
1 Didahului dengan doa bersama 8 0
Komunikasi antar pemberi tanggung jawab dan penerima tanggung jawab 0
2 dilakukan di depan pintu dengan suara perlahan/tidak rebut 8
Menyebutkan identitas pasien, dx.medis, dx.keperawatan, tindakan 0
3 keperawatan yang telah dilakukan beserta waktu pelaksanaannya 8
Menginformasikan jenis dan waktu rencana tindakan keperawatan yang 0
4 belum dilakukan 8
5 Menyebutkan perkembangan pasien yang ada selama shift 8 0
6 Menginformasikan pendidikan kesehatan yang telah dilakukan (bila ada) 8 0
7 Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan 8 0
Menyebutkan terapi dan tindakan medis beserta waktunya yang dilakukan 0
8 8
selama shift
9 Menyebutkan tindakan medis yang belum dilakukan selama shift 8 0
Menginformasikan kepada pasien/keluarga nama perawat shift berikut pada
10 8 0
akhir tugas
Memberi salam kepada pasien serta mengobservasi dan menginspeksi
11 keadaan pasien, menanyakan keluhan pasien (dalam rangka klarifikasi) 8 0

Jumlah 88 0
Persentase 100% 0%
di Ruang Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu (n=8)
Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Tahun 2022

Berdasarkan tabel diatas setelah dilakukan observasi untuk serah


terima jaga memiliki nilai yang sangat baik yaitu 100%, angka tersebut
diharapkan dapat terus dipertahankan agar kegiatan operan jaga tetap
berjalan maksimal
4) Meeting Morning
Tabel 2.27
Hasil Observasi Pelaksanaan Meeting Morning di Ruang Nifas RSU PKU
Muhammadiyah Delanggu (n=3)
No Kegiatan Pelaksanaan
Ya Tidak
1 Karu menyiapkan tempat untuk meeting morning 3 0
Karu memberikan arahan pada staf dengan materi yang 3 0
2 telah disiapkan
Karu melakukan klarifikasi apa yang telah disampaikan 3 0
3 kepada staf
Memberikan kesempatan pada staf untuk 3 0
4
mengungkapkan permasalahan yang muncul diruangan
Bersama staf mendiskusikan pemecahan masalah yang 3 0
5 dapat ditempuh
6 Karu memberi motivasi & reinforcement kepada staf 3 0
Jumlah 18 0
Presentase 100% 0%
Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Tahun 2022
Berdasarkan table didapatkan hasil observasi untuk
pelaksanaan meeting morning yaitu 100% menunjukan bahwa
kepala ruangan menjalankan wewenang sebagai pemimpin dengan
baik.
5) Pre Conference
Tabel 2.28
Hasil Observasi Pelaksanaan Pre Conference di Ruang Nifas RSU
PKU Muhammadiyah Delanggu (n=3)
Kegiatan Pelaksanaan
No.
Ya Tidak
1 Menyiapkan ruangan atau tempat 3 0
2 Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi tanggung jawabnya 3 0
3 Menjelaskan tujuan dilakukannya pre conference 3 0
Menjelaskan masalah keperawatan pasien, keperawatan dan
4 3 0
rencana keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya
Membagi tugas kepada AN sesuai kemampuan yang dimiliki
5 3 0
dengan memperhatikan keseimbangan kerja
6 Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaaan asuhan atau tindakan 3 0
Memotivasi untuk memberikan tanggapan dan penyelesaian
7 3 0
masalah yang sedang didiskusikan
Mengklarifikasi kesiapan AN untuk melaksanakan asuhan
8 3 0
keperawatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya
9 Memberi reinforcement positif pada AN 3 0
10 Menyimpulkan hasil pre conference 3 0
Jumlah 30 0
Presentase 100% 0%

Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Tahun 2022
Berdasarkan tabel observasi selama 3 hari didapatkan hasil
sebanyak 100% kepala tim/ kashift sudah melaksanakan pre
conference dengan baik, katim/ kashift menjelaskan tujuan pre
conference secara rinci.
6) Post Conference
Tabel 2.29
Hasil Observasi Pelaksanaan Pre Conference di Ruang Nifas RSU
PKU Muhammadiyah Delanggu (n=3)
Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Tahun 2022
Berdasarkan tabel observasi selama 3 hari didapatkan hasil sebanyak 100%
kepala tim/ kashift sudah melaksanakan post conference dengan baik, katim/
kashift menjelaskan tujuan post conference secara rinci.

Pelaksaan
No. Kegiatan Ya Tidak
1 Menyiapkan ruangan atau tempat 3 0
2 Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi tanggung jawabnya 3 0
3 Menjelaskan tujuan dilakukannya pre conference 3 0
4 Memandu pelaksanaan pre conference 3 0
Menjelaskan masalah keperawatan pasien, keperawatan dan
5 3 0
rencana keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya
Membagi tugas kepada AN sesuai kemampuan yang dimiliki
6 3 0
dengan memperhatikan keseimbangan kerja
7 Mendiskusikan strategi pelaksanaaan asuhan pasien atau tindakan 3 0
Memotivasi untuk memberikan tanggapan dan penyelesaian
8 3 0
masalah yang sedang didiskusikan
Mengklarifikasi kesiapan AN untuk melaksanakan asuhan
9 3 0
keperawatankepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya
10 Memberi reinforcement positif pada AN 3 0
11 Menyimpulkan hasil pre conference 3 0
Jumlah 30 0
Presentase 100% 0%

7) Hubungan antar Staf Keperawatan

Tabel 2.30
Hasil Observasi Hubungan Profesional antar Staff Keperawatan di
Ruang Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Tahun 2022

Berdasarkan tabel observasi selama 3 hari di ruang Nifas disimpulkan


bahwa hubungan profesional antar staff keperawatan di dapatkan hasil 73,07%
dengan kriteria baik. Pembahasan dan informasi menggunakan grup Whatsapp.
Observasi
No Variabel yang Dinilai
Selalu Kadang Tidak Pernah

1 Penanggung Jawab Pelayanan mengadakan pertemuan 0 8 0


rutin Karu minimal 1x/ minggu
2 Kepala ruang mengadakan pertemuan rutin dengan 0 8 0
seluruh staf kep minimal sebulan sekali
3 Kepala ruang mengadakan pertemuan rutin dengan PP 8 0 0
minimal 1x/ minggu
4 PP mengadakan pre dan post conference pada setiap 8 0 0
awal dan akhir jaga pagi
5 PP menerima serah terima dari PA yang tugas jaga 8 0 0
sebelumnya
6 PP mendampingi serah terima tugas jaga antara PA 0 8 0
pada tugas jaga berikutnya.
7 PA melaksanakan serah terima tugas jaga dari jaga 8 0 0
sebelum dan kepada tugas jaga berikutnya.
8 PP melakukan dokumentasi askep terutama dalam 8 0 0
pengkajian, menetapkan diagnosa dan penyusunan
rencana keperawatan.
9 PA melakukan dokumentasi askep terutama dalam hal 8 0 0
pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.
10 PP membuat laporan tugas pada Kepala Ruang setiap 7 1 0
akhir tugas terutama keadaan umum pasien dan
permasalahan yang ada.
11 PP melakukan motivasi/bimbingan/reinforcement 8 0 0
dengan PA setiap hari
12 PA menggantikan tugas PP bila PP tidak ada 7 1 0
13 Apakah PA menggantikan tugas kepala/ penanggung 6 2 0
jawab ruang pada tugas siang, malam atau hari libur.
Jumlah 76 28 0
Prosentase 73,07% 26,92%

8) Hubungan Profesional Antar Staf Keperawatn dengan Pasien/


Keluarga

Tabel 2.31
Hasil Observasi Hubungan Profesional antar Staff
Keperawatan dengan Pasien/ Keluarga di Ruang Nifas RSU
PKU Muhammadiyah Delanggu

Observasi
No Variabel yang Dinilai
Selalu Kadang Tdk Pernah
Kepala ruang melakukan supervisi seluruh 8
1
pasien yang ada di ruangan setiap awal tugas
PN dan AN mensupervisi seluruh pasien yang 8
2 menjadi tanggung jawabnya segera setelah
menerima operan tugas setiap pasien
PN menginformasikan aturan dan tata tertib RS 2
3 yang berlaku pada setiap pasien/ keluarga baru 6
PN memperkenalkan perawat dalam satu grup 8
4 yang akan merawat selama pasien di rawat di
RS
PN atau AN melakukan visit atau monitoring 8
5 pasien untuk mengetahui perkembangan atau
kondisi psien
PN memberikan penjelasan setiap rencana 8
6 tindakan atau progam pengobatan sesuai
wewenang dan tanggung jawabnya
Setiap akan melakukan tindakan keperawatan 6 2
7 PN atau AN memberikan penjelasan atas
tindakan yang akan dilakukan kepada pasien
atau keluarga
Kesediaan PN atau AN untuk menerima 8
8 konsultasi /keluhan pasien/keluarga dan
berupaya mengatasinya
Pasien atau keluarga mengetahui siapa PN atau 5 3
9 perawat yang bertanggung jawab selama di
rawat dan di tulis pada papan nama pasien
PN atau AN memberitahu dan mempersiapkan
10 8
pasien yang akan pulang
Total 73 7 0
Prosentase 91,25% 8,75% 0,00%
Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Tahun 2022

Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil observasi 91,25%


selalu dilakukan, 8,75% kadang - kadang dilakukan, dan 0,00%
tidak dilakukan. Sebelumnya pasien telah diberitahu dalam
pergantian shift.

9) Hubungan Profesional Antar Staf Keperawatn dengan Dokter/ Tim


Kesehatan

Tabel 2.32
Hasil Observasi Hubungan Profesional antar Staff Keperawatan dengan Dokter/
Tim Kesehatan di Ruang Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Tahun 2022

Berdasarkan tabel hasil observasi hubungan profesional antara


staf keperawatan dengan dokter menunjukkan hasil 84,38% dengan

No Variabel yang dinilai Selalu Kadang Tidak


Pernah
1 Apakah PP atau PA melakukan visite bersama dengan 8
dokter/ tim kesehatan lain yang merawat
2 Apakah PP melakukan diskusi kasus dengan dokter/ 5 3
tim kesehatan minimal 1x/minggu.
3 Apakah Hubungan profesional/ kemitraan 7 1
dengan dokter/ tim kesehatan lain tercermin dalam
dokumen rekam medik.
4 Apakah PP atau PA dapat segera memberikan 8
data pasien yang akurat dengan cepat dan tepat
kepada dokter/ tim kesehatan lain bila dibutuhkan.
5 Apakah PP/ PA menggunakan rekam medik 8
sebagai sarana hubungan professional dalam rangka
pelaksanaan program kolaborasi.
6 Apakah Dokter/ tim kesehatan lain menggunakan 8
rekam keperawatan sebagai sarana hubungan
professional dalam rangka program kolaborasi.
7 Apakah Dokter/ Tim kesehatan yang lain 6 2
mengetahui setiap pasien siapa PP nya.
8 Apakah PP memfasilitasi pelaksanaan 6 2
konsultasi pasien/keluarga dengan dokter/tim
kesehatan lain.
Jumlah 57 8
Presentase 89,06% 10,94%
kategori sangat baik. Ditemukan 12,5% indicator yang tidak
dijalankan seperti Dokter/Tim kesehatan yang lain mengetahui
setiap pasien siapa perawat primer-nya, dan tidak semua perawat
primer memfasilitasi pelaksanaan konsultasi pasien/ keluarga
dengan dokter/ tim kesehatan lain hal ini dikarenakan dokter/ tim
kesehatan lain juga memiliki banyak kegiatan di luar ruang nifas.

11. Rekapitulasi Hasil Observasi


Tabel 2.33
Rekapitulasi Hasil Observasi Proses di Ruang Nifas RSU PKU
Muhammadiyah Delanggu
No. Variabel yang dilakukan Pelaksanaan
Observasi
Jumlah (%) Kategori
1 Universal precaution 96,43% Sangat Baik
2 Pengelolaan sampah 100% Sangat Baik
3 6 solusi keselamatan pasien 97,64% Sangat Baik
4 Komunikasi Terapeutik 92,76% Sangat Baik
5 Cuci Tangan yang Benar 88,55% Sangat Baik
6 Discharge Planning 98,37% Sangat Baik
7 Orientasi pasien baru 72,82% Baik
8 Tugas kepala ruang 100% Sangat Baik
9 Tugas Kepala Tim 100% Sangat Baik
10 Hubungan professional antar staff 73,07% Baik
keperawatan
11 Hubungan professional antar staff 89,06% Sangat Baik
keperawatan dengan dokter/ tim
kesehatan
12 Hubungan professional antar staff 91,25% Sangat Baik
keperawatan dengan pasien
13 Serah terima operan jaga 100% Sangat Baik
14 Meeting morning 100% Sangat Baik
15 Pre conference 100% Sangat Baik
16 Post conference 100% Sangat Baik
17 Five moment cuci tangan 67,5% Baik
Jumlah 1.549.45
Presentase 91,14% Sangat Baik
Keterangan:
a. Sangat Baik : 81 – 100 %
b. Baik : 66 - 80%
c. Cukup : 51 - 65%
d. Kurang : 0 - 50%

Dari hasil rekapitulasi observasi item proses keperawatan di ruang


nifas atas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu didapatkan beberapa
variable dengan kategori sangat baik dan baik dengan hasil rata – rata
rekapitulasi sebesar 91,14% dengan kategori sangat baik. Namun masih
perlu dilakukan perbaikan khususnya dalam hal five moment cuci tangan
dan orientasi pasien agar dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
di ruang nifas atas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu.

Anda mungkin juga menyukai