Anda di halaman 1dari 1

Pengertian tentang Reflective Practice

  Praktek reflektif adalah kemampuan untuk mencerminkan pada tindakan sehingga untuk
terlibat dalam proses pembelajaran yang berkelanjutan, yang menurut pencetus istilah, adalah
salah satu karakteristik mendefinisikan praktek profesional. Refleksi juga dapat diartikan
sebagai suatu tindakan  atau kegiatan untuk mengetahui serta memahami apa yang terjadi
sebelumnya, belum terjadi, dihasilkan apa yang belum dihasilkan, atau apa yang belum tuntas
dari suatu upaya atau tindakan yang telah dilakukan. (Tahir, 2011: 93). Istilah refleksi di sini
dipahami dalam pengertian khas, yaitu suatu upaya menyimak dengan penuh perhatian
terhadap bahan studi tertentu, pengalaman, ide-ide, usul-usul, atau reaksi spontan untuk
mengerti pentingnya pemahaman mendalam sampai pada makna dan konsekuensinya.
Kegiatan refleksi atau reflective practice  merupakan kegiatan yang sangat penting untuk
dilaksanakan sebab akan mengontrol tindakan guru, guru dapat melihat apa yang masih perlu
diperbaiki, ditingkatkan atau dipertahankan. Merupakan kegiatan yang perlu dilakukan ketika
guru sebagai praktisi lapangan telah selesai melakukan tindakan, ini merupakan suatu bentuk
dari evaluasi terhadap diri sendiri. Guru menyampaikan segala kegiatan atau pengalaman
yang telah dilakukan untuk didiskusikan dengan peneliti, guru menyampaikan segala apa
yang telah dirasakan dan meyampaikan sejauh mana progress atau kemajuan dari tindakan
yang dilakukannya.
 Refleksi praktik dalam pelayanan kebidanan dimaksudkan sebagai bentuk pedoman/acuan
yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan,
dipengaruhi oleh filosofi yang dianut bidan (filosofi asuhan kebidanan) meliputi unsur-unsur
yang terdapat dalam paradigma kesehatan (manusia-perilaku, lingkungan & pelayanan
kesehatan). Dalam praktek kebidanan, pemberian asuhan kebidanan yang berkualitas sangat
dibutuhkan. Kualitas kebidanan ditentukan dengan cara bidan membina hubungan, baik
sesama rekan sejawat ataupun dengan orang yang diberi asuhan. Upaya meningkatkan
kualitas pelayanan kebidanan juga ditentukan oleh ketrampilan bidan untuk berkomunikasi
secara efektif dan melakukan konseling yang baik kepada klien.
 Bidan merupakan ujung tombak memberikan pelayanan yang berkuliatas dan sebagai tenaga
kesehatan yang professional, bekerja sebagai mitra masyarakat, khususnya keluarga sebagai
unit terkecilnya, yang berarti bidan memiliki posisi strategis untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang bersifat holistik komprehensif (berkesinambungan, terpadu, dan paripurna),
yang mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam upaya mencapai
terwujudnya paradigma sehat. Jadi seorang bidan dituntut untuk menjadi individu yang
professional dan handal memberikan pelayanan yang berkualitas karena konsep kerjanya
berhubungan dengan nyawa manusia.

Anda mungkin juga menyukai