Anda di halaman 1dari 3

NASKAH DRAMA TENTANG TEORI JEAN BALL

Di sebuah keluarga yang baru menyambut kedatangan anak pertama


mereka. Seorang ibu yang baru pertama kali melakukan peran sebagai seorang
ibu. Dimana ibu ini selalu ingin tampil layaknya seperti dia masih gadis. Dia tidak
ingin ada perubahan di bentuk tubuh, poster tubuhnya.
Akan tetapi keinginan tersebut bertolak belakang dengan kenyataan dan si
ibu pun tidak ingin melakukan perannya sebagai seorang ibu. Keluarga selalu
memberikan masukan pendapat kepada si ibu agar bisa belajar dan melakukan
perannya dengan baik tetapi banyak benturan-benturan yang terjadi pada dirinya.
Julia

: ciluk ba ciluk.. baaa, dedek tidur dulu ya, bunda nyanyikan


sholawat agar dedek menjadi anak yang saleh.

Terdengar suara sang ibu solawatan di ruang tengah sang suamipun menghampiri
istrinya.
Suami

: ibu kok tumben siang-siang begini sholawatan?

Julia

: begini lo pak, biar nantinya anak kita ini menjadi anak yang saleh
kalau dia sering mendengar alunan-alunan islami.

Suami

: ada-ada saja tingkah ibu ini

Tiba-tiba sang bayi mengompol di gendongan sang ibu.


Julia

: iiiihhhh dedek jorok, kalau pipis jangan di gendongan ibu, jijik ibu
jadinya, malas ah ibu gendong dedek lagi

suami

: ibu keterlaluan sekali, itu anak kita hanya mengompol saja

Mendengar suara Julia teriak dengan kencangnya karena anaknya megompol


datanglah ibu mertua.
Mertua

: e, e, e ada apa ini kok rebu-ribut?

Suami

: ini bu, anak Cuma mengompol saja teriak-teriak tidak karuan.

Julia

: Julia jijik bu, nanti tangan Julia bauk, kuku Julia rusak kalau bersihin
pipis dedek, nanti Julia tidak cantik lagi

Mertua

: jangan begitu jul, itu anakmu, jadi sudah kewajibanmu untuk


merawatnya .

Julia

: ya sudah ibu sajalah yang merawat dia saat mengompol.

Julia menyerahkan bayi yang digendongnya kepada ibu mertuanya.


Suami

: ibu, saya permisi mau rapat di Balai Desa ya bu, sudah jangan
diambil hati sikap Julia itu bu.

Mertua

: huff punya menantu kok melawan

Keesokan harinya sang ibu mertua bingung mau masak apa. Tiba-tiba datanglah
ibu dari julia
Ibu julia

: assalamualaikum wr wb

Ibu suami : waalaikumsalam wr wb


Ibu julia

: hy jenk lagi ngapain , ni saya bawain sayuran sama ikan ni jenk ,


abis dari pasar terus ke sini dehh

Ibu suami : oh iya jenk , makasih , ayo jenk kita masak


Lalu mertua itu menuju dapur untuk memasak
Ibu julia

: enak nya kita masak apa jenk

Ibu suami : kita masak kesukaan julia aja jenk ,pecel lele
Ibu julia

: iya jenk jadi

Siang harinya sang ibu mertua datang ke rumah ibu bidan untuk meminta ibu
bidan datang ke rumahnya untuk memeriksa Julia dan bayinya.
Mertua

: Asalamualaikum

Bidan

: Waalaikumsalam, ada yang bisa saya bantu bu?

Mertua

: begini bu bidan, bisa tidak kalau ibu datang ke rumah menantu saya
untuk menasehati serta memeriksa dia dan bayinya.

Bidan

: oh iya bu, bisa. Kapan ibu maunya

Mertua

: kalau ibu tidak sibuk, sekarang saja bu sekalian serempak dengan


saya

Setibanya di rumah Julia, ibu mengetuk pintu.


Mertua

: Asalamualaikum, jul buka pintu jul

Julia

: Waalaikumsalam bu, sebentar (juliapun membuka pintu). Eh ada ibu


bidan, mari silahkan masuk bu.

Mertua

: jul, ini ibu bidan yang akan memeriksamu dan juga bayimu.

Bidan

: iya ibu Julia, saya datang ke sini atas permintaan ibu mertuamu agar
memeriksamu juga bayimu.

Bidan pun memeriksa keadaan bayi dan juga keadaan Julia.

Bidan

: keadaan ibu baik-baik saja, namun di selangkangan adik bayi ada


bentolan yang berisi cairan

Julia

: iya bu bidan, ada apa ya dengan anak saya?

Bidan

: begini bu, mungkin ibu jarang mengganti pempers bayi ibu

Mertua

: itulah bu bidan, Julia jijik kalau anaknya ngompol

Bidan

: tidak boleh begitu bu Julia, mengganti pakaian bayi saat dia pipis
dan BAB itu adalah kewajiban seorang ibu dan ibu juga tidak boleh
memakaikan pempers setiap hari, kasihan bayinya bu. Di pempers
yang sudah terkena air kencing bayi tersebut banyak mengandung
bakteri dan kuman sehingga dapat menyebabkan bentolan-bentolan
yang berisi cairan di selangkangan anak ibu.

Julia

: iya bu bidan

Bidan

: iya bu, kalau anak ibu sakit kan kasihan anak ibu dan ibu juga yang
repot. Jadi mulai sekarang ibu tidak boleh lagi merasa jijik saat anak
kita pipis atau BAB.

Julia

: iya bu bidan, mulai sekarang saya akan belajar untuk tidak jijik saat
anak saya pipis atau BAB.

Akhirnya setelah mendapat asuhan dari ibu bidan, Julia tidak lagi merasa jijik saat
anaknya pipis atau BAB. Dan juga, Julia dapat merawat dengan baik bayinya.
Sehingga bayinya tumbuh menjadi anak yang subur dan sehat.
KESIMPULAN
Seorang ibu yang telah melahirkan juga membutuhkan asuhan kebidanan
untuk membantu seorang wanita agar bisa berhasil berperan sebagai seorang ibu
yang baik. Keberhasilan itu tidak hanya melibatkan proses fisiologi, tetapi juga
psikologis dan emosional yang memotivasi keinginan untuk menjadi orang tua
pada pencapaiannya.

Anda mungkin juga menyukai