Anda di halaman 1dari 4

DIALOG DRAMA TEORI JEAN BALL (KELOMPOK 2)

Nama Anggota :
1. Agness Oktafirani (Bidan)
2. Alfiyah Gusfani (Kakak si menantu+Penjaga toko)
3. Annisa Nurjannah Ghozali (Mertua)
4. Annisia Amoranti (Menantu+Narator(2))
5. Ayustin Dinianti (Tetangga+Narator(1))

Disebuah keluarga yang baru menyambut kedatangan anak pertama mereka. Seorang
ibu yang baru pertamakali melakukan peran sebagai seorang ibu. Dimana ibu ini selalu ingin
tapil layaknya seperti dia masi gadis. Dia tidak ingin ada perubahan di bentuk tubuh, postur
tubuhnya. 
Akan tetapi keinginan tersebut bertolak belakang dengan kenyataan dan si ibu pun tidak
ingin melakukan perannya sebagai seorang ibu. Keluarga selalu memberikan masukan pendapat
kepada si ibu agar bisa belajar dan melakukan perannya dengan baik tetapi banyak benturan-
benturan yang terjadi pada dirinya.

Menantu : ciluk ba… ciluk.. baaa, dedek tidur dulu ya, bunda nyanyikan sholawat agar dedek
menjadi anak yang saleh.

Terdengar suara sang ibu solawatan di ruang tengah sang kakak


menghampiri adiknya.

Kakak : Adek kok tumben siang-siang begini sholawatan?


Menantu : begini loh kak, biar nantinya anak ku ini menjadi anak yang saleh kalau dia sering
mendengar alunan-alunan islami.
Kakak : Oh, begitu ya dek.

Tiba-tiba sang bayi mengompol digendongan sang ibu.

Menantu : iiiihhhh… dedek jorok, kalau pipis jangan digendongan ibu, jijik ibu jadinya, malas ah
ibu gendong dedek lagi.
Kakak : Adek.. biasa aja kali. Itu kan anak adek hanya mengompol saja
Mendengar suara teriak dengan kencangnya karena anaknya megompol datanglah
ibu mertua dari bilik dapur.

Mertua: Ada apa ini kok ribut-ribut?


Kakak : Ini loh bu, anak cuma mengompol saja teriak-teriak tidak karuan.
Menantu : jijik bu, nanti tangan aku bauk, kuku rusak kalau bersihin pipis dedek, nanti aku tidak
cantik lagi
Mertua: Jangan begitu ah, itu anakmu, jadi sudah kewajibanmu untuk merawatnya .
Menantu : Ya sudah! ibu sajalah yang merawat dia saat mengompol!

Si menantu pun menyerahkan bayi yang digendongnya kepada ibu mertuanya.

Keesokan harinya sang ibu mertua sedang memasak dan tiba-tiba kehabisan garam. Si
ibu mertua pun pergi membeli garam ke toko yang tidak jauh dari rumahnya.

Mertua : Dek, beli garam ya.


Penjaga toko : Iya bu, tunggu ya.

Lalu datanglah teman si ibu mertua ke toko

Tetangga         : Eh ibu, beli apa bu?


Mertua            : Beli garam bu.
Tetangga : Bagaimana dengan menantu ibu? Dia pintar dan baik ya, dia juga pandai
merawat diri setelah melahirkan.
Mertua : Kalau soal itu iya bu, tapi dia itu orangnnya serba jijikan terus gak mau
mandiin si bayi kecil lagi. Itupun saya yang mengerjakannya.
Penjaga toko : Jijikan bagaimana bu?
Mertua            : Dia sering teriak – teriak jika anaknya pipis atau BAB gitu, bu.
Tetangga : Suruh konsultasi ke bidan aja bu untuk memberitahu dan memeriksa keadaan
menantu ibu dan bayinya.
Mertua : Benar juga saran ibu, nanti saya telpon ibu bidannya. Terima kasih ya bu atas
sarannya.
.
Siang harinya sang ibu mertua menelpon ibu bidan desa untuk meminta
ibu bidan datang kerumahnya untuk memeriksa menantunya dan si bayi.
Mertua : Asalamualaikum, bu.
Bidan : Waalaikum salam, dengan Bidan Agness disini. Ada yang bisa saya bantu bu?
Mertua : Begini bu bidan, bisa tidak kalau ibu datang kerumah? Untuk menasehati serta
memeriksa menantu saya dan bayinya?
Bidan : Oh iya bu, saya bisa. Kapan saya bisa kerumah ibu?
Mertua : Kalau bu bidan tidak sibuk, sekarang saja bu. Bisa?
Bidan : Tentu saja bisa bu. Saya akan segera ke rumah ibu ya.

Bidan Agness pun membereskan alat-alat yang perlu ia bawa dan segera melesat pergi
menuju ke rumah si klien. Setibanya dirumah klien, si Bidan Agness mengetuk pintu.

Bidan : Asalamualaikum, bu.


Menantu : Waalaikum salam bu, sebentar. Eh, ada ibu bidan, mari silahkan masuk bu.

Mertua : Nak, ini ibu bidan Agness yang akan memeriksamu dan juga bayimu.

Bidan : Iya ibu, saya datang kesini atas permintaan ibu mertuamu agar memeriksa mu juga
bayi ibu.

Bidan pun memeriksa keadaan bayi dan juga keadaan si ibu.

Bidan : keadaan ibu baik-baik saja, namun diselakangan adik bayi ada bentolan yang berisi
cairan

Menantu : Iya bu bidan, ada apa ya dengan anak saya?

Bidan : Begini bu, mungkin ibu jarang mengganti pempers bayi ibu

Mertua : Nah ini bu bidan, menantu saya suka jijik kalau anaknya ngompol ataupun BAB. Itupun
saya yang membersihkannya.

Bidan : Ibu tidak boleh begitu, mengganti pakaian bayi saat dia pipis dan BAB itu adalah
kewajiban seorang ibu dan ibu juga tidak boleh memakaikan pempers setiap hari,
kasihan bayinya bu. Di pempers yang sudah terkena air kencing bayi tersebut banyak
mengandung bakteri dan kuman sehingga dapat menyebabkan bentolan-bentolan yang
berisi cairan di selakang anak ibu.

Menantu : Iya bu bidan, saya mengerti.


Bidan : Iya bu, kalau anak ibu sakit kan kasihan anak ibu dan ibu juga yang repot. Jadi mulai
sekarang ibu tidak boleh lagi merasa jijik saat anak kita pipis atau BAB.

Akhirnya setelah mendapat asuhan dari ibu bidan, si menantu tidak lagi merasa jijik ketika
anaknya pipis ataupun BAB dan ia pun merawat si kecil dengan baik sehingga anaknya kelak
tumbuh sehat.

Anda mungkin juga menyukai