Fungsi tuabe sangat penting, yaitu untuk menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi,
sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi,
dan tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk
blastula, yang siap mengadakan implantasi.
Pertumbuhan alat genetalia wanita berasal dari duktus muller (tuba fallopi, uterus, vagian
bagian atas) dan kloaka (vagina bagian bawah dan hymen, kandng kemih, anus). Kegagalan
pertumbuhuan dari duktus muller dan pertemuannya dengan kloaka dapat menimbulkan
berbagai bentuk kelainan congenital pada vagina.
HORMON – HORMON REPRODUKSI
Estrogen
Dihasilkan diovarium. Yang paling penting utuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen
berfungsi untuk pembentukan ciri – ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu
pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan, dll.
Progesteron
Diproduksi oleh korpus luteum, sebagian di kelenjar adrenal. Pada kehamilan diproduksi di
plasenta.
Gonadotrophin Releasing Hormone (GnRH)
Diproduksi oleh hippotalamus di otak. Fungsinya menstimulasi hoppofisis anterior untuk
memproduksi dan melepaskan hormone – hormone gonadotropin (FSH/LH)
Follicle Stimulating Hormone (FSH)
Diproduksi pada sel – sel basal hippofisis anterior. Fungsinya memicu pertumbuhan dan
pematangan folikel dan sel – sel granulose diovarium wanita. (Pada pria memicu pematangan
sperma ditestis).
Luteinizing Hormone (LH)/Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH)
Diproduksi di sel – sel kromofob hippofisis anterior. Fungsinya memicu perkembangan
folikel dan mencetuskan terjadinya ovulasi dipertengahan siklus.
Human Chorionic Gonadotrophin (HCG)
Diproduksi sejak usia kehamilan 3 – 4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarny a
meningkat pada kehamilan 12 minggu, menurun pada trimester 2 dan meningkat sampai
akhir trimester 3.
HCG berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi
hormone – hormone steroid pada masa kehamilan awal.
Deteksi HCG pada darah, urine, dan dapat dijadikan tanda adanya kemungkinan kehamilan.
Lactotrophic Hormone (LTH)/Prolactin
Diproduksi di hippofisis anterior. Memiliki aktivitas memicu atau meningkatkan produksi
dan sekresi air susu pada kelenjar payudara.
Pada kehamilan, prolaktin yang diproduksi oleh plasenta.
KODE GENETIK
Penentuan Jenis Kelamin
Perbedaan seks pada makhluk hidup dipengaruhi oleh dua factor, yaitu sebagai berikut :
1. Factor lingkungan : dipengaruhi oleh factor fisiologis.
2. Factor genetic : ditentukan oleh komposisi dan kromosom karena bahan genetic
terdapat dalam kromosom.
Berbagai tipe penetuan jenis kelamin adalah tipe XY, tipe XO, tipe ZW, tipe ZO dan tipe
ploidi.
Sel tubuh manusia mengandung 46 kromosom yang terdiri atas 44 (22 pasang) autosom, dan
2 (1 pasang) kromosom seks/kelamin.
Pada perempuan, kromosom kelamin berupa dua buah kromosom X (XX) sehingga disebut
homogametic.
Sedangkan pada pria, kromosom kelamin berupa kromosom X dan sebuah kromosom Y,
disebut heterogametic.
KEHAMILAN
Proses Kehamilan
Seorang wanita dikatakan hamil jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma laki – laki.
Hasil pembuahan akan menghasilkan zigot yang kemudian akan menjadi embrio.
Pembuahan itu sendiri terjadi setelah terjadinya hubungan seksual anatar lawan jenis.
Pembuahan hanya dapat terjadi ketika wanita dalam masa subur.
Dari berjuta – juta sel sperma hanya satu yang akan berhasil membenamkan diri kedalam
dinding sel telur yang sudah masak.
Tahap –tahap kehamilan dibagi menjadi 3 trimester, yaitu pertama, kedua dan ketiga. Pada
trimester pertama adalah yang sangat menentukan karna pada saat ini pembentukan organ vital
terjadi.
Fertilisasi
Pertemuan atau penyatuan sel sperma dengan sel telur. Pembuahan terjadi di daerah tuba
fallopi, yang umumnya didaerah ampula atau infudibulum.
Implantasi
Pada akhit minggu pertama (hari ke 5 – 7) zigot mencapai kavum uteri. Setelah implantasi sel
– sel trofoblas yang tertanam di endometrium terus berkembang sehingga membentuk
jaringan untuk menjadi plasenta.
Fisiologi Kehamilan
Organ reproduksi wanita dan payudara merupakan organ yang paling berfungsi selama proses
kehamilan. Organ reproduksi wanita yang biasa disebut trakturs genitalis terletak dalam
rongga panggul, terbai atas organ genetalia ekterna dan interna.
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri atas :
Ovulasi pelepasan ovum
Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum
Terjadi konsepsi + pertumbuhan zigot
Terjadi nidasi (implantasi) pada uterus
Pembentukan plasenta
Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.
1. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh system hormonal yang
kompleks.
Jumlah oogonium pada wanita :
Bayi baru lahir : 750.000
Umur 6 – 15 tahun : 439.000
Umur 16 – 25 tahun : 159.000
Umur 26 – 35 tahun : 59.000
Umur 35 – 45 tahun : 34.000
Menopause : menghilang
Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai 35 tahun hanya 420 buah ovum yang
dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi.
Asalnya :
Epitel Germinal
Oogenium
Folikel Primer
2. Spermatozoa
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks.
Spermatogonium berasal dari sel primitive tubulus
Menjadi spermatosit pertama
Menjadi spermatosit kedua
Menjadi spermatid
Akhirnya spermatozoa
Pada setiap hubungan seks ditumpahkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40 – 60 juta
spermatozoa setiap cc. bentuk spermatozoa seperti cebong yang terdiri atas
Kepala : lonjong sedikit gepeng yang mengandung inti
Leher : penghubung antara kepala dan ekor
Ekor : panjang sekitar 10 kali kepala, mengandung energy sehingga dapat bergerak
Sebagian spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai
tuba fallopi. Spermatozoa yang masuk kedalam alat genetalia wanita dapat hidup selama
tiga hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi.
3. Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fetilisasi dan
membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung sebagai berikut :
1. Ovum yang dilapaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiate, yang
mengandung persendian nutrisi.
2. Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase ditengah sitoplasma yang disebut
vitellus.
3. Dalam perjalanan korona radiate makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi dialirkan
kedalam vitellus, melalui saluran pada zona pelusida.
4. Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba :
Tempat yang paling luas
Dindingnya penuh jonjot, tertutup sel yang mempunyai sillia
Ovum mempunyai waktu terlama dalam ampula tuba
5. Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam
Spermatozoa ditumpahkan, masuk melalui kanalis srvikalis dengan kekuatan sendiri
Dalam kavum uteri terjadi proses kapasitasi, yaitu pelepasan sebagian dari
“liproteinnya” sehingga mampu mengadakan fertilisasi
Spermatozoa melanjutkan perjalannanya menuju tuba
Spermatozoa hidup selama tiga hari dalam genetalia interna
Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi serta mengikis korona
radiate dan zona pelusida dengan proses enzimatik : hialurodinase
Melalui stomata spermatozoa memasuki ovum
Setelah kepala spermatozoa masuk kedalam ovum, ekornya lepas dan tinggal diluar
Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan membentuk zigot.
4. Proses nidasi atau implantasi
Dengan masuknya inti spermatozoa kedalam sitoplasma “vitellus” membangkitkan
kembali pembelahan dalam inti ovum yang dalam keadaan “metaphase”. Proses pemecahan
dan pematangan mengikuti bentuk anaphase dan “telofase”.
Pada manusia terdapat 46 kromosom dengan rincian 44 dalam bentuk “otosom”
sedangkan lainnya dalam bentuk pembawa tanda seks. Wanita selalu resesif dengan tanda
seks “kromosom X”. Laki – laki dengan dua bentuk kromosom seks taitu kromosom X dan
kromosom Y. bila spermatozoa kromosom X bertemu terjadi jenis kelamin wanita
sedangkan apabila kromosom Y bertemu terjadi jenis kelamin laki – laki.
Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa terbentuk zigot yang dalam
beberapa jam telah mampu membelah dirinya menjadi dua dan seterusnya. Hasil konsepsi
terus berjalan menuju uterus. Hasil pembuahan sel memenuhi seluruh ruangan dalam ovum
yang besrnya 100 MU atau 0,1 mm dan disebut stadia morula.
Sel trofoblas yang meliputi “primer villi korealis” melakukan destruksi enzimatik –
proteolitik, sehingga dapat menanamkan diri didalam endometrium. Proses penanaman
blastula disebut nidasi atau implantasi terjadi pada hari ke-6 samapi 7 setelah konsepsi.
Pada saat tertanamnya blastula kedalam endometrium, mungkin terjadi perdarahan yang
disebut dengan Hartman.
Perimbangan hormonal yang mempengaruhi rahim yaitu estrogen dan progesterone sering
terjadi perubahan konsentrasi, sehingga progesterone mengalami penurunan dan
menimbulkan kontraksi rahim yang disebut dengan Braxton Hicks. Kontraksi Braxton
Hicks akan berkelanjutan menjadi kontraksi untuk persalinan.
2. Vagina
Vagina dan vukva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen
sehingga tampak makin merah dan kebiru – biruan (tanda Chadwicks).
3. Ovarium (Indung Telur)
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum
akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16
minggu.
4. Payudara
Perkembanga payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormone saat kehamilan,
yaitu estrogen, progesterone, dan somatomammotropin.
1) Estrogen berfungsi :
Menimbulkan hipertrofi system saluran payudara
Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga payudara tampak
makin membesar
Tekanan serat saraf akibat penimbunan lemak, air dan garam menyebabkan rasa
sakit pada payudara
2) Progesterone berfungsi :
Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi
Menambah jumlah sel asinus
3) Somatomammotropin berfungsi :
Mempenngaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin
Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara
Merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan.
Berat bada ibu hamil akan bertambah anatar 6,5 sampai 16,5 kg selama hamil atau terjadi
kenaikan berat badan sekitar ½ kg/minggu.
Pertambahan berat badan ini dapat dirinci sebagai berikut :
Janin : 3 – 3,5 kg
Plasenta : 0,5 kg
Air ketuban : 1 kg
Rahim sekitar : 1 kg
Timbunan lemak : 1,5 kg
Timbunan protein : 2 kg
Retensi air – garam : 1,5 kg
Umur Kehamilan
Menentukan umur hamil sangat penting untuk memperkirakan persalinan. Umur hamil dapat
ditentukan dengan :
Untuk bidan, perkiraan umur hamil dapat mempergunakan hasil pemeriksaan a dan b.
Berkaitan dengan tinggi fundus uteri sebagai salah satu cara menentukan tuanya hamil dapat
dibedakan antara umur hamil 8 bulan dan 10 bulan dengan tinggi fundus uteri yang sama,
sebagai berikut:
Diagnosis Kehamilan
Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm sekitar 280 – 3000 hari dengan
perhitungan sebagai berikut :
Kehamilan sampai 28 minggu dengan berat janin 1000 g bila berakhir disebut keguguran.
Kehamilan 29 minggu – 36 minggu bila terjadi persalinan disebut prematuritas.
Kehamilan 37 – 42 minggu disebut aterm.
Kehamilan melebihi 42 minggu disebut kehamilan lewat wakt atau postdatism
(serotinus).
Untuk dapat menegakan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaia terhadap beberapa
tanda dan gejala hamil :
Pembesaran perut wanita tidak selamanya suatu kehamilan sehingga perlu dilakukan
diagnosis banding kehamilan :
Pemeriksaan palpasi yang biasa dipergunakan untuk menetapkan kedudukan janin dalam
rahim dan tuanya kehamilan terdiri dari :
Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus uteri,
sehingga perkiraan umur kehamilan dapat disesuaikan dengan tanggal haid terakhir.
Bagian apa yang terletak di fundus uteri. Pada letak membujur sungsang, kepala
bulat keras dan melenting pada goyangan; pada letak kepala akan teraba bokong
pada fundus: tidak keras tak melenting, dan tidak bulat; pada letak lintang, fundus
uteri tidak diisi oleh bagian-bagian janin.
b. Leopold II
Kemudian kedua tangan diturunkan menelusuri tepi uterus untuk menetapkan bagian
apa yang terletak di bagian samping.
Letak membujur dapat ditetapkan punggung anak, yang teraba rata de- ngan tulang
iga seperti papan cuci.
Pada letak lintang dapat ditetapkan di mana kepala janin.
c. Leopold III
Menetapkan bagian apa yang terdapat di atas simfisis pubis. Kepala akan teraba bulat
dan keras sedangkan bokong teraba tidak keras dan tidak bulat. Pada letak lintang
simfisis pubis akan kosong.
d. Leopold IV
Pada pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa menghadap ke arah kaki penderita untuk
menetapkan bagian terendah janin yang masuk ke pintu atas panggul. Bila bagian
terendah masuk PAP telah melampaui lingkaran terbesarnya maka tangan yang
melakukan pemeriksa divergen, sedangkan bila lingkaran terbesarnya belum masuk
PAP maka tangan pemeriksa konvergen.
1. Pemeriksaan Budine.
Dipergunakan pada letak membujur, untuk lebih menetapkan dimana punggung janin
berada.
Teknik : fundus uteri didorong ke bawah, badan janin akan melengkung sehingga
punggung mudah ditetapkan.
2. Pemeriksaan menurut Ahlfeld.
Janin dengan letak membujur didorong ke salah satu sisi sehingga janin mengisi ruangan
yang lebih terbatas. Dengan mendorong janin ke satu arah, maka peme- riksaan punggung
janin lebih mudah dilakukan.
3. Pemeriksaan menurut Kneble.
Pemeriksaan ini sama dengan pemeriksaan menurut Leopold III.
A. Definisi Kehamilan
Ada beberapa definisi kehamilan yang berasal dan berbagai sumber,
beberapa diantaranya adalah:
Lapisan otot
Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan
tengah, dan lapisan dalam. Pada lapisan tengah membentuk lapisan tebal
anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah ditembus oleh pembuluh
darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini membentuk angka
delapan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat,
dengan demikian pendarahan dapat terhenti. Makin kearah serviks, otot
rahim makin berkurang, dan jaringan ikatnya bertambah. Bagian rahim
yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum, yang merupakan
batas dari kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum uteri
histologikum (dimana terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri
menjadi selaput lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan
menjadi segmen bawah rahim dan meregang saat persalinan.
Peritonium
Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus.
Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe
dan urat syaraf. Peritoneum meliputi tuba dan mencapai dinding
abdomen.
Endometrium
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari
kelenjar endometrium. Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir
endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal dalam siklus
menstruasi.
Tuba Fallopii
Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm
dan diameternya antara 3 sampai 8 mm. fungsi tubae sangat penting,
yaitu untuk menangkap ovum yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai
saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya
konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi
sampai mencapai bentuk blastula yang siap melakukan implantasi.
Ovarium (Indung Telur)
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan
uterus di bawah tuba uterina dan terikat di sebelah belakang oleh
ligamentum latum uterus. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan
sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14)
siklus menstruasi. Ovulasi adalah pematangan folikel de graaf dan
mengeluarkan ovum. Ketika dilahirkan, wanita memiliki cadangan folikel
primer sebanyak 100.000 buah di dalam ovariumnya, bila habis
menopause. Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi:
1. Memproduksi ovum
2. Memproduksi hormone estrogen
3. Memproduksi progesteron
Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai
pertumbuhan folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormon
estrogen. Estrogen merupakan hormon terpenting pada wanita. Pengeluaran
hormone ini menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita seperti
pembesaran payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut
ketiak, dan akhirnya terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang
disebut menarche.
Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum
melepaskan ovum yang disebut ovulasi. Hal ini terjadi karena memberikan
kesempatan pada estrogen untuk menumbuhkan tanda-tanda seks
sekunder. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur dengan interval
28-30 hari yang berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi,
sebagai kematangan organ reproduksi wanita.
A. Hormon-Hormon Reproduksi
LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu /
meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di
ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan
mempengaruhi fungsi korpus luteum.
LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating
Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH
berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel
granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus
(LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan
mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan
progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah
bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1
jam). Kerja sangat cepat dan singkat.
Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH)
GnRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak.
GnRH akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di
hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan
umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GnRH akan menjadi rendah,
begitupun sebaliknya.
Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen
tapi yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen
berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita
yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen
juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan
endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina
sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.
Progesteron
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone
mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima
implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama
trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon
HCG.
FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing
Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang
diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari GnRH. FSH akan
menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang akan
dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan
dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.
HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan
trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan
kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun
pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali
sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml). Berfungsi
meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi
hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal.
Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah atau
urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes
Galli Mainini, tes Pack, dsb).
C. Endometrium dan Desidua
Endometrium
Endometrium adalah lapisan epitel yang melapisi rongga rahim.
Permukaannya terdiri atas selapis sel kolumnar yang bersilia dengan
kelenjar sekresi mukosa rahim yang berbentuk invaginasi ke dalam
stroma selular. Ada dua lapisan yaitu, lapisan fungsional letaknya
superfisial yang akan mengelupas setiap bulan dan lapisan basal tempat
lapisan fungsional berasal yang tidak ikut mengelupas, tetapi ikut dalam
proses regenerasi lapisan superfisial untuk siklus haid berikutnya. Batas
antara dua labis tersebut ditandai dengan perubahan dalam karakteristik
arteriola yang memasok endometrium. Basal endometrium kuat, tapi
karena pengaruh hormon menjadi belekuk dan memberikan kesempatan
a. spiralis berkembang. Susunan anatomi tersebut sangat penting dan
fisiologi pengelupasan lapisan superfisial endometrium.
Pada saat konsepsi endometrium mengalami perubahan menjadi desidua,
sehingga memungkinkan terjadi implantasi (nidasi). Lapisan epitel serviks
berbentuk silindris, dan bersifat mengeluarakan cairan secara terus-
menerus, sehingga dapat membasahi vagina. Kedudukan uterus dalam
tulang panggul ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri, tonus
ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot panggul. Ligamentum yang
menyangga uterus adalah:
1. Ligamentum latum
Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopii.
2. Ligamentum rotundum (teres uteri)
Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat.
Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi.
3. Ligamentum infundibulo-pelvikum
Menggantung dinding uterus ke dinding panggul.
4. Ligamentum kardinal(Machenrodt) kiri dan kanan
Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan ke kiri.
Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.
5. Ligamentum sakro-uterinum
Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale Machenrod menuju
os.sacrum.
6. Ligamentum vesiko-uterinum
Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga dapat mengikuti
perkembangan uterus saat hamil dan persalinan.
Desidua
Lapisan desidua merupakan endometrium yang menjadi sangat tebal yang
meliputi hasil konsepsi:
1. Ke arah kavum uteri disebut Desidua Kapsularis:
Desidua kapsularis adalah desidua yang meliputi permukaan
telur yang menonjol dalam rongga rahim.
Desidua kapsularis, terletak diantara hasil konsepsi dengan
cavum uteri.
2. Yang terletak antara hasil konsepsi dan dinding uterus dinamakan
Desidua Basalis
Desidua basalis, terletak diantara hasil konsepsi dengan dinding
uterus.
Desidua yang terdapat pada dasar telur, yang nanti menjadi
bagian dari uri.
Di tempat ini plasenta akan dibentuk.
3. Desidua Parietalis/Vera, bagian desidua lainnya:
Disebut juga desidua parietalis
Desidua parietalis/vera, terletak meliputi/ mengelilingi dinding
uterus yang lain
4. Dengan tumbuhnya dan makin menonjolnya telur dalam rongga
uterus, pada suatu waktu desidua kapsularis melekat dan menjadi satu
dengan lapisan desidua vara.
5. Peletakan ini terjadi kira-kira pada akhir bulan ke-4.