Anda di halaman 1dari 30

Organ Reproduksi Perempuan

 Organ Reproduksi Bagian Luar


1. Mons Veneris
Disebut juga gunung venus. Merupakan bagian yang menonjol dibagaian depan simfisis,
setelah dewasa tertutup oleh rambut yang bentuknya segitiga.
2. Bibir (labia) besar (mayora)
Berbentuk lonjong. Kedua bibir ini dibagian bawah bertemu membentuk perineum.
Permukaan terdiri dari :
a. Bagian luar : tertutup rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada
mons veneris.
b. Bagian dalam : tanpa rambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar
sebasea (lemak).
3. Bibir (labia) kecil (minora)
Lipatan jaringan tipis dibalik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak
terdapat pembuluh darah, otot polos, dan ujung serabut saraf. Selain itu juga mengelilingi
orifisium vagina.
4. Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil. Bagian ini homolog
embriologik dengan penis pada laki-laki. Terdapat juga reseptor androgen pada klitoris.
Banyak terdapat pembuluh darah dan ujung serabut saraf sehingga sangat sensitive.
5. Vestibulum
Terdapat 6 lubang/orifisium, yaitu orifisium uretra eksternum, introitus vagina, duktus
glandula, bartholini kanan-kiri, dan duktus skene kanan-kiri. Anatara fourchet dan vagina
terdapat fossa navicularis.
6. Hymen (selaput dara)
 Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina, bersifat rapuh dan mudah robek.
 Hymen ini berluabng sehingga menjadi saluran dari lendir yang dikeluarkan uterus dan
darah ssat menstruasi.
 Setelah persalinan sisanya disebut karunkule himenalis, atau karunkule mirtiformis.
7. Vulva
Terdiri atas mons pubis, labia mayora dan minora, klitoris, hymen, vestiblum orifisium,
uretra eksternum, serta kelenjar – kelenjar pada dinding vagina.
8. Perineum
Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomy) untuk
memperbesar jalan lahir dan mencegah rupture.
9. Kelenjar : Bartholini, Skene
Kelenjar yan penting didaerah vulva dan vagina, karena dapat mengeluarkan lendir.
Pengeluaran lendir meningkat saat hubungan seks.
 Organ Reproduksi Bagian Dalam
1. Liang Senggama (vagina)
Saluran yang menghubungkan rahim dengan vulva. Fungsi utama vagina :
 Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi
 Alat hubungan seks
 Jalan lahir pada waktu persalinan
2. Rahim (uterus)
Suatu organ muscular berbentuk seperti buah pir, dilapisi poriteneum (serosa). Selama
kehamilan berfungsi sebagai tempat implantasi, retensi, dan nutrisi konseptus. Uterus
terdiri atas korpus, fundus, kornu, isthmus, dan serviks uteri.
3. Tuba Fallopi
Tuba fallopi terbagi menjadi 4 macam :
 Pars intersitialis (intramuralis)
 Pars isthmika tubae
 Pars ampularis tubae
 Pars infundibulo tubae

Fungsi tuabe sangat penting, yaitu untuk menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi,
sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi,
dan tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk
blastula, yang siap mengadakan implantasi.

4. Indung Telur (ovarium)


Ovarium terdir dari korteks dan medulla. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan
pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial dilapisan terluar
epitel ovarium dikorteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis, dan sekresi hormone –
hormone steroid (estrogen oleh teka internal folikel, progesterone oleh korpus luteum
pascaovulasi).
5. Parametrium Jaringan Ikat Penyangga
Parametrium dibatasi oleh :
 Bagian ats terdapat tuba fallopi dengan mesosalping
 Bagian depan mengandung ligamentum teres uteri
 Bagian kaudal berhubungan dengan mesometrium
 Bagian belakang terdapat ligamentum ovary proprium.

Pertumbuhan Alat Genetalia Wanita

Pertumbuhan alat genetalia wanita berasal dari duktus muller (tuba fallopi, uterus, vagian
bagian atas) dan kloaka (vagina bagian bawah dan hymen, kandng kemih, anus). Kegagalan
pertumbuhuan dari duktus muller dan pertemuannya dengan kloaka dapat menimbulkan
berbagai bentuk kelainan congenital pada vagina.
HORMON – HORMON REPRODUKSI

 Estrogen
Dihasilkan diovarium. Yang paling penting utuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen
berfungsi untuk pembentukan ciri – ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu
pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan, dll.
 Progesteron
Diproduksi oleh korpus luteum, sebagian di kelenjar adrenal. Pada kehamilan diproduksi di
plasenta.
 Gonadotrophin Releasing Hormone (GnRH)
Diproduksi oleh hippotalamus di otak. Fungsinya menstimulasi hoppofisis anterior untuk
memproduksi dan melepaskan hormone – hormone gonadotropin (FSH/LH)
 Follicle Stimulating Hormone (FSH)
Diproduksi pada sel – sel basal hippofisis anterior. Fungsinya memicu pertumbuhan dan
pematangan folikel dan sel – sel granulose diovarium wanita. (Pada pria memicu pematangan
sperma ditestis).
 Luteinizing Hormone (LH)/Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH)
Diproduksi di sel – sel kromofob hippofisis anterior. Fungsinya memicu perkembangan
folikel dan mencetuskan terjadinya ovulasi dipertengahan siklus.
 Human Chorionic Gonadotrophin (HCG)
Diproduksi sejak usia kehamilan 3 – 4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarny a
meningkat pada kehamilan 12 minggu, menurun pada trimester 2 dan meningkat sampai
akhir trimester 3.
HCG berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi
hormone – hormone steroid pada masa kehamilan awal.
Deteksi HCG pada darah, urine, dan dapat dijadikan tanda adanya kemungkinan kehamilan.
 Lactotrophic Hormone (LTH)/Prolactin
Diproduksi di hippofisis anterior. Memiliki aktivitas memicu atau meningkatkan produksi
dan sekresi air susu pada kelenjar payudara.
Pada kehamilan, prolaktin yang diproduksi oleh plasenta.

KODE GENETIK
Penentuan Jenis Kelamin
Perbedaan seks pada makhluk hidup dipengaruhi oleh dua factor, yaitu sebagai berikut :
1. Factor lingkungan : dipengaruhi oleh factor fisiologis.
2. Factor genetic : ditentukan oleh komposisi dan kromosom karena bahan genetic
terdapat dalam kromosom.
Berbagai tipe penetuan jenis kelamin adalah tipe XY, tipe XO, tipe ZW, tipe ZO dan tipe
ploidi.

Tipe XY pada manusia.

Kromosom manusia dibedakan menjadi sebagai berikut :

1. Autosom (Kromosom tubuh)


2. Gonosom (Kromosom seks/kelamin)

Sel tubuh manusia mengandung 46 kromosom yang terdiri atas 44 (22 pasang) autosom, dan
2 (1 pasang) kromosom seks/kelamin.

Pada perempuan, kromosom kelamin berupa dua buah kromosom X (XX) sehingga disebut
homogametic.

Sedangkan pada pria, kromosom kelamin berupa kromosom X dan sebuah kromosom Y,
disebut heterogametic.

Formula kromosom untuk manusia adalah :

1. Wanita : 22AAXX (cara lama) atau 46XX (cara baru)


2. Pria : 22AAXY (cara lama) atau 46XY.

KEHAMILAN

Proses Kehamilan

Seorang wanita dikatakan hamil jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma laki – laki.
Hasil pembuahan akan menghasilkan zigot yang kemudian akan menjadi embrio.

Pembuahan itu sendiri terjadi setelah terjadinya hubungan seksual anatar lawan jenis.
Pembuahan hanya dapat terjadi ketika wanita dalam masa subur.

Dari berjuta – juta sel sperma hanya satu yang akan berhasil membenamkan diri kedalam
dinding sel telur yang sudah masak.
Tahap –tahap kehamilan dibagi menjadi 3 trimester, yaitu pertama, kedua dan ketiga. Pada
trimester pertama adalah yang sangat menentukan karna pada saat ini pembentukan organ vital
terjadi.

 Fertilisasi
Pertemuan atau penyatuan sel sperma dengan sel telur. Pembuahan terjadi di daerah tuba
fallopi, yang umumnya didaerah ampula atau infudibulum.
 Implantasi
Pada akhit minggu pertama (hari ke 5 – 7) zigot mencapai kavum uteri. Setelah implantasi sel
– sel trofoblas yang tertanam di endometrium terus berkembang sehingga membentuk
jaringan untuk menjadi plasenta.

Fisiologi Kehamilan
Organ reproduksi wanita dan payudara merupakan organ yang paling berfungsi selama proses
kehamilan. Organ reproduksi wanita yang biasa disebut trakturs genitalis terletak dalam
rongga panggul, terbai atas organ genetalia ekterna dan interna.
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri atas :
 Ovulasi pelepasan ovum
 Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum
 Terjadi konsepsi + pertumbuhan zigot
 Terjadi nidasi (implantasi) pada uterus
 Pembentukan plasenta
 Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.
1. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh system hormonal yang
kompleks.
Jumlah oogonium pada wanita :
 Bayi baru lahir : 750.000
 Umur 6 – 15 tahun : 439.000
 Umur 16 – 25 tahun : 159.000
 Umur 26 – 35 tahun : 59.000
 Umur 35 – 45 tahun : 34.000
 Menopause : menghilang

Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai 35 tahun hanya 420 buah ovum yang
dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi.

Proses pertumbuhan ovum (oogenesis)

Asalnya :
Epitel Germinal

Oogenium

Folikel Primer

Proses Pematangan Pertama

2. Spermatozoa
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks.
 Spermatogonium berasal dari sel primitive tubulus
 Menjadi spermatosit pertama
 Menjadi spermatosit kedua
 Menjadi spermatid
 Akhirnya spermatozoa

Pada setiap hubungan seks ditumpahkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40 – 60 juta
spermatozoa setiap cc. bentuk spermatozoa seperti cebong yang terdiri atas
 Kepala : lonjong sedikit gepeng yang mengandung inti
 Leher : penghubung antara kepala dan ekor
 Ekor : panjang sekitar 10 kali kepala, mengandung energy sehingga dapat bergerak

Sebagian spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai
tuba fallopi. Spermatozoa yang masuk kedalam alat genetalia wanita dapat hidup selama
tiga hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi.

3. Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fetilisasi dan
membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung sebagai berikut :
1. Ovum yang dilapaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiate, yang
mengandung persendian nutrisi.
2. Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase ditengah sitoplasma yang disebut
vitellus.
3. Dalam perjalanan korona radiate makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi dialirkan
kedalam vitellus, melalui saluran pada zona pelusida.
4. Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba :
 Tempat yang paling luas
 Dindingnya penuh jonjot, tertutup sel yang mempunyai sillia
 Ovum mempunyai waktu terlama dalam ampula tuba
5. Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam
 Spermatozoa ditumpahkan, masuk melalui kanalis srvikalis dengan kekuatan sendiri
 Dalam kavum uteri terjadi proses kapasitasi, yaitu pelepasan sebagian dari
“liproteinnya” sehingga mampu mengadakan fertilisasi
 Spermatozoa melanjutkan perjalannanya menuju tuba
 Spermatozoa hidup selama tiga hari dalam genetalia interna
 Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi serta mengikis korona
radiate dan zona pelusida dengan proses enzimatik : hialurodinase
 Melalui stomata spermatozoa memasuki ovum
 Setelah kepala spermatozoa masuk kedalam ovum, ekornya lepas dan tinggal diluar
 Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan membentuk zigot.
4. Proses nidasi atau implantasi
Dengan masuknya inti spermatozoa kedalam sitoplasma “vitellus” membangkitkan
kembali pembelahan dalam inti ovum yang dalam keadaan “metaphase”. Proses pemecahan
dan pematangan mengikuti bentuk anaphase dan “telofase”.
Pada manusia terdapat 46 kromosom dengan rincian 44 dalam bentuk “otosom”
sedangkan lainnya dalam bentuk pembawa tanda seks. Wanita selalu resesif dengan tanda
seks “kromosom X”. Laki – laki dengan dua bentuk kromosom seks taitu kromosom X dan
kromosom Y. bila spermatozoa kromosom X bertemu terjadi jenis kelamin wanita
sedangkan apabila kromosom Y bertemu terjadi jenis kelamin laki – laki.
Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa terbentuk zigot yang dalam
beberapa jam telah mampu membelah dirinya menjadi dua dan seterusnya. Hasil konsepsi
terus berjalan menuju uterus. Hasil pembuahan sel memenuhi seluruh ruangan dalam ovum
yang besrnya 100 MU atau 0,1 mm dan disebut stadia morula.
Sel trofoblas yang meliputi “primer villi korealis” melakukan destruksi enzimatik –
proteolitik, sehingga dapat menanamkan diri didalam endometrium. Proses penanaman
blastula disebut nidasi atau implantasi terjadi pada hari ke-6 samapi 7 setelah konsepsi.
Pada saat tertanamnya blastula kedalam endometrium, mungkin terjadi perdarahan yang
disebut dengan Hartman.

Perubahan Fisiologi Pada saat Kehamilan


1. Rahim atau Uterus
Rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi
dan hyperplasia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Perlunakan
isthmus disebut tanda hegar. Hubungan besarnya rahim dan tuanya kehamilan penting
untuk diketahui karena kemungkinan penyimpangan kehamilan seprti hamil ganda, hamil
mola hidatidosa, hamil dengan hidramnion yang akan teraba lebih besar.
Sebagai gambaran dapat dikemukakan sebagai berikut :
 Pada kehamilan 16 minggu, kavum uteri seluruhnya diisi oleh amnion, dimana desidua
kapsularis dan desidua parietalis telah menjadi satu. Tingginya rahim setengah dari
jarak simfisis dan pusat. Plasenta telah terbentuk seluruhnya.
 Pada hamil 20 minggu, fundus rahim terletak dua jari dibawah pusat sedangkan pada
umur 24 minggu tepat ditepi atas pusat.
 Pada hamil 28 minggu tingginya fundus uteri sekitar 3 jari diatas pusat atau seprtiga
jarak antara pusat dan prosesus xifoideus.
 Pada kehamilan 32 minggu tingginya fundus uteri setengah jarak prosesus xifoideus
dan pusat.
 Pada kehamilan 36 minggu tinggi fundus uteri sekitar 1 jari dibawah prosesus
xifoideus, dalam hal kepala bayi belum masuk pintu atas panggul.
 Pada kehamilan berumur 40 minggu fundus uteri turun setinggi 3 jari di bawah
prosesus xifoideus, oleh karena saat ini kepala janin telah masuk pintu atas panggul.

Regangan dinding rahim karena besarnya pertumbuhan dan perkembngan janin


menyebabkan isthmus uteri makin tertarik keatas dan menipis yang disebut segmen
bawah rahim (SBR).

Bentuk rahim yang tidak sama disebut dengan tanda piskacek.

Perimbangan hormonal yang mempengaruhi rahim yaitu estrogen dan progesterone sering
terjadi perubahan konsentrasi, sehingga progesterone mengalami penurunan dan
menimbulkan kontraksi rahim yang disebut dengan Braxton Hicks. Kontraksi Braxton
Hicks akan berkelanjutan menjadi kontraksi untuk persalinan.

2. Vagina
Vagina dan vukva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen
sehingga tampak makin merah dan kebiru – biruan (tanda Chadwicks).
3. Ovarium (Indung Telur)
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum
akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16
minggu.
4. Payudara
Perkembanga payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormone saat kehamilan,
yaitu estrogen, progesterone, dan somatomammotropin.
1) Estrogen berfungsi :
 Menimbulkan hipertrofi system saluran payudara
 Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga payudara tampak
makin membesar
 Tekanan serat saraf akibat penimbunan lemak, air dan garam menyebabkan rasa
sakit pada payudara
2) Progesterone berfungsi :
 Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi
 Menambah jumlah sel asinus
3) Somatomammotropin berfungsi :
 Mempenngaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin
 Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara
 Merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan.

Penampakan Payudara Pada Ibu Hamil

 Payudara menjadi lebih besar


 Areola payudara makin hiperpigmentasi – hitam
 Glandula Montgomery makin tampak
 Putting susu makin menonjol
 Pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin belum berfngsi, karena hambatan
dari PIH (Prolaktine Inhibiting Hormone) untuk mengeluarkan ASI
 Setelah persalinan, hambatan prolaktin tidak ada sehingga pembuatan ASI dapat
berlangsung.
5. Sirkulasi Darah Ibu
Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa factor :
 Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan
perkembangan dan pertumbuhan janin dan rahim
 Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro – plasenter
 Pengaruh hormone estrogen dan progesterone makin meningkat.

Berat bada ibu hamil akan bertambah anatar 6,5 sampai 16,5 kg selama hamil atau terjadi
kenaikan berat badan sekitar ½ kg/minggu.
Pertambahan berat badan ini dapat dirinci sebagai berikut :

 Janin : 3 – 3,5 kg
 Plasenta : 0,5 kg
 Air ketuban : 1 kg
 Rahim sekitar : 1 kg
 Timbunan lemak : 1,5 kg
 Timbunan protein : 2 kg
 Retensi air – garam : 1,5 kg

Umur Kehamilan

Menentukan umur hamil sangat penting untuk memperkirakan persalinan. Umur hamil dapat
ditentukan dengan :

1. Mempergunakan Rumus Naegle


Rumus ini memperhitungkan umur kehamilan berlangsung selama 288 hari. Perhitungan
kasarnya dapat dipakai dengan menentukan hari pertama haid dan ditambah 288 hari,
sehingga perkiraan kelahiran dapat ditetapkan. Rumus Naegle dapat dihitung dari haid
pertama di tamabh 7 dan bulannya ditambah 9.
Contonya, haid hari pertama tanggal 15 Januari 2020, maka perhitunga perkiraan
kelahiran adalah 15 + 7 = 22, 1 + 9 = 10 sehingga dugaan persalinan adalah 22 Oktober
2020.
2. Gerakan Pertama Fetus
Dengan meperkirakan terjadinya gerakan pertama fetus pada umur hamil 16 minggu,
maka umur hamil dapat ditetapkan. Perkiraan ini tidak tepat.
3. Perkiran Tingginya Fundus Uteri
Memperkirakan tinggu fundus uteri untuk memperkirakan umur hamil terutama tepat
pada hamil pertama. Pada kehamilan kedua dan seterusnya perkiraan ini kurang tepat.
4. Penentuan Umur Hamil dengan Ultrasonografi
Bila ragu - ragu dapat berkonsultasi untuk menetapkan perkiraan persalinan. Untuk
menetukan umur hamil melalui ultrasonnografi dengan mengukur bagian janin.
 Menentukan diameter kantongan gestasi
 Menentukan jarak kepala bokong
 Menentukan jarak tulang biparietal
 Menetukan lingkaran perut
 Menentukan panjang tulang femur.

Untuk menetapkan tuanya atau umur kehamilan dapat dilakukan dengan


a. Mengetahui hari haid terakhir, yang dengan rumus Naegle dapat diperkirakan kelahiran
bayinya.
b. Memperkirakan umur hamil dengan jalan :
 Tingginya fundus uteri
 Memperhitungkan gerakan pertama dirasakan
 Dengan mendengarkan denyut jantung janin
 Memperhitungkan masuknya kepala ke pintu atas panggul terutama pada primigravida.
c. Mempergunakan ultrasonografi dimana diperhitungkan umur hamil dengan jarak biparietal,
jarak tulang tibia, dan panjang lingkaran abdomen janin.
d. Mempergunakan hasil pemeriksaan air ketuban.

Untuk bidan, perkiraan umur hamil dapat mempergunakan hasil pemeriksaan a dan b.
Berkaitan dengan tinggi fundus uteri sebagai salah satu cara menentukan tuanya hamil dapat
dibedakan antara umur hamil 8 bulan dan 10 bulan dengan tinggi fundus uteri yang sama,
sebagai berikut:

8 bulan hamil 10 bulan hamil


Perut lebih kecil Perut besar
Epigastrium lembek, karena kepala janin
Epigastrium tegang
masuk PAP
Pusat datar Pusat menonjol
Kepala teraba kecil Kepala besar
Kepala belum masuk PAP Kepala telah masuk PAP

Diagnosis Kehamilan
Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm sekitar 280 – 3000 hari dengan
perhitungan sebagai berikut :

 Kehamilan sampai 28 minggu dengan berat janin 1000 g bila berakhir disebut keguguran.
 Kehamilan 29 minggu – 36 minggu bila terjadi persalinan disebut prematuritas.
 Kehamilan 37 – 42 minggu disebut aterm.
 Kehamilan melebihi 42 minggu disebut kehamilan lewat wakt atau postdatism
(serotinus).

Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan, yaitu :

 Triwulan pertama : 0 – 12 minggu


 Triwulan kedua : 13 – 28 minggu
 Triwulan ketiga : 29 – 42 minggu.

Untuk dapat menegakan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaia terhadap beberapa
tanda dan gejala hamil :

1. Tanda – tanda dugaan hamil


1) Amenorea (terlambat dating bulan)
2) Mual (nausea) dan muntah (emesis)
3) Ngidam
4) Sinkope atau pingsan
5) Payudara tegang
6) Sering miksi
7) Konstipasi atau obstipasi
8) Pigmentasi kulit
9) Epulis
10) Varices atau penampakan pembuluh darah vena.
2. Tanda yidak pasti kehamilan
1) Rahim membesar sesuai dengan tuanya hamil
2) Pada pemeriksaan dalam dijumpai :
- Tanda hegar
- Tanda chadwicks
- Tanda piscaseck
- Kontraksi braxton hicks
- Teraba ballotement
3) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif
- Sebagian kemunginan positif palsu
3. Tanda pasti kehamilan
1) Gerakan janin dalam rahim
2) Denyut jantung janin

Diagnosis Banding Kehamilan

Pembesaran perut wanita tidak selamanya suatu kehamilan sehingga perlu dilakukan
diagnosis banding kehamilan :

1. Hamil palsu (pseudocyesis) atau kehamilan spuria


2. Tumor kandungan atau mioma uteri
3. Kista ovarium
4. Hematometra
5. Kandung kemih yang penuh.

Teknik Pemeriksaan Palpasi Kehamilan

Pemeriksaan palpasi yang biasa dipergunakan untuk menetapkan kedudukan janin dalam
rahim dan tuanya kehamilan terdiri dari :

1. Pemeriksaan menurut Leopold I – IV


2. Pemeriksaan yang sifatnya membantu pemeriksaan Leopold adalah :
a. Membantu Leopold II
- Pemeriksaan menurut Budine
- Pemeriksaan menurut Ahlfeld
b. Membantuk pemeriksaan Leopold III
- Pemeriksaan Kneble

Tahap – Tahap Pemeriksaan Menurut Leopold adalah sebagai berikut :


1. Tahap persiapan pemeriksaan Leopold
a. Penderita tidur terlentang dengan kepala lebih tinggi
b. Kedudukan tangan pada saat pemeriksaan dapat diatas kepala atau membujur
disamping badan.
c. Kaki ditekuk sedikit sehingga dinding perut lemas
d. Bagian perut penderita dibuka seperlunya
e. Pemeriksaan menghadap kemuka penderita saat melakukan pemeriksaan Leopold I
sampai III, sedangkan saat melakukan pemeriksaan Leopold IV pemeriksa
menghadap ke kaki.
2. Tahap pemeriksaan Leopold
a. Leopold I

 Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus uteri,
sehingga perkiraan umur kehamilan dapat disesuaikan dengan tanggal haid terakhir.
 Bagian apa yang terletak di fundus uteri. Pada letak membujur sungsang, kepala
bulat keras dan melenting pada goyangan; pada letak kepala akan teraba bokong
pada fundus: tidak keras tak melenting, dan tidak bulat; pada letak lintang, fundus
uteri tidak diisi oleh bagian-bagian janin.
b. Leopold II

Kemudian kedua tangan diturunkan menelusuri tepi uterus untuk menetapkan bagian
apa yang terletak di bagian samping.
 Letak membujur dapat ditetapkan punggung anak, yang teraba rata de- ngan tulang
iga seperti papan cuci.
 Pada letak lintang dapat ditetapkan di mana kepala janin.
c. Leopold III

Menetapkan bagian apa yang terdapat di atas simfisis pubis. Kepala akan teraba bulat
dan keras sedangkan bokong teraba tidak keras dan tidak bulat. Pada letak lintang
simfisis pubis akan kosong.

d. Leopold IV
Pada pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa menghadap ke arah kaki penderita untuk
menetapkan bagian terendah janin yang masuk ke pintu atas panggul. Bila bagian
terendah masuk PAP telah melampaui lingkaran terbesarnya maka tangan yang
melakukan pemeriksa divergen, sedangkan bila lingkaran terbesarnya belum masuk
PAP maka tangan pemeriksa konvergen.

Pemeriksaan Pembantu Leopold

1. Pemeriksaan Budine.
Dipergunakan pada letak membujur, untuk lebih menetapkan dimana punggung janin
berada.
Teknik : fundus uteri didorong ke bawah, badan janin akan melengkung sehingga
punggung mudah ditetapkan.
2. Pemeriksaan menurut Ahlfeld.
Janin dengan letak membujur didorong ke salah satu sisi sehingga janin mengisi ruangan
yang lebih terbatas. Dengan mendorong janin ke satu arah, maka peme- riksaan punggung
janin lebih mudah dilakukan.
3. Pemeriksaan menurut Kneble.
Pemeriksaan ini sama dengan pemeriksaan menurut Leopold III.

A.  Definisi Kehamilan
Ada beberapa definisi kehamilan yang berasal dan berbagai sumber,
beberapa diantaranya adalah:

          Kehamilan adalah keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam


tubuh setelah penyentuhan sel telur dengan spermatozoa (Kamus Dorland,
1994). Kehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam rangka
melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami mrnghasilkan janin yang
tumbuh di dalam rahim ibu (Depkes RI, 1995).

          Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses


patologis, tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi. Menyadari hal
tersebut dalam melakukan asuhan tidak perlu melakukan intervensi-
intervensi yang tidak perlu kecuali ada indikasi (Sulistyawati, 2009).
Kehamilan adalah sebuah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur
yang matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma
dan keduanya menyatu membentuk sel yang akan bertumbuh (BKKBN,
2008).
     

2.  Sistem Reproduksi Perempuan


A.  Anatomi Sistem Reproduksi Perempuan
a)  Genetalia Eksterna (vulva)
yang terdiri dari:

 Himen (selaput dara)


          Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastik. Lapisan tipis ini yang
menutupi sabagian besar dari liang senggama, di tengahnya berlubang
supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar. Bentuk dari himen dari
masing-masing wanita berbeda-beda, ada yang berbentuk seperti bulan
sabit, konsistensi ada yang kaku dan ada lunak, lubangnya ada yang
seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari. Saat melakukan koitus
pertama sekali dapat terjadi robekan, biasanya pada bagian posterior
 Klitoris
          Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil.
Glans klitoridis terdiri atas jaringan yang dapat mengembang, penuh
dengan urat saraf, sehingga sangat sensitif.
 Labia Mayora (Bibir-bibir besar)
          Kedua bibir ini bertemu di bagian bawah dan membentuk perineum.
Labia mayora bagian luar tertutup rambut, yang merupakan kelanjutan
dari rambut pada mons veneris. Labia mayora bagian dalam tanpa
rambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak)
dan berbentuk lonjong. Ukuran labia mayora pada wanita dewasa panjang
7 – 8 cm, lebar 2 – 3 cm, tebal 1 – 1,5 cm.
 Tundun (Mons veneris atau Mons pubis)
          Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan
dan lemak, area ini mulai ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa pubertas.
Bagian yang dilapisi lemak, terletak di atas simfisis pubis
 Labia Minor (Bibir-bibir kecil atau nymphae)
          Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia
mayora), tanpa rambut. Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis
yang lembab dan berwarna kemerahan. Ke depan kedua labia minora
bertemu yang diatas klitoris membentuk preputium klitoridis dan yang
dibawah klitoris membentuk frenulum klitoridis. Ke belakang kedua labia
minora juga bersatu dan membentuk fossa navikulare.
 Vestibulum (serambi)
          Merupakan rongga yang berada di antara labia minora dan
dibelakang perineum (fourchette), berbentuk lonjong dengan ukuran
panjang dari depan ke belakang dan dibatasi didepan oleh klitoris. Pada
vestibula terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium uretra eksterna, introitus
vagina, 2 buah muara kelenjar Bartholini, dan 2 buah muara kelenjar
parauretral. Kelenjar bartholini berfungsi untuk mensekresikan cairan
mukoid ketika terjadi rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga
menghalangi masuknya bakteri Neisseria gonorhoeae maupun bakteri-
bakteri patogen
 Perineum (kerampang)
          Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm.
Dibatasi oleh otot-otot muskulus levator ani dan muskulus koksigis. Otot-
otot berfungsi untuk menjaga kerja dari sphincter ani.
b)  Genetalia Interna
 

yang terdiri dari:

 Vagina (Liang Kemaluan/ Liang Sanggama)


          Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan
rahim dengan vulva. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari
muskulus sfingter ani dan muskulus levator ani, oleh karena itu dapat
dikendalikan. Vagina terletak antara kandung kemih dan rektum. Panjang
bagian depannya sekitar 6 – 8 cm dan dinding belakangnya sekitar 7 – 10
cm. Bagian serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Portio
uteri membagi puncak (ujung) vagina menjadi:
 Forniks anterior
 Forniks dekstra
 Forniks posterior
 Forniks sisistra
          Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan
asam susu dengan pH 4,5. keasaman vagina memberikan proteksi terhadap
infeksi. Fungsi utama vagina:

1. Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi.


2. Alat hubungan seks.
3. Jalan lahir pada waktu persalinan.
 Uterus
          Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara
kandung kemih dan rektum. Dinding belakang dan depan dan bagian atas
tertutup peritonium, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan
kandung kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina yang
merupakan cabang utama dari arteri illiaka interna (arterihipogastrika
interna).Bentuk uterus seperti buah avokad atau buah pir yang sedikit
gepeng kearah depan belakang.
1. Korpus uteri : berbentuk segitiga
2. Serviks uteri : berbentuk silinder
3. Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal
tuba.
          Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa
ligamentum, jaringan ikat dan parametrium. Ukuran uterus tergantung dari
usia wanita dan paritas. Ukuran anak-anak 2 – 3 cm, nullipara 6 – 8 cm,
multipara 8 – 9 cm dan > 80 gram pada wanita hamil. Ukuran pada orang
dewasa sebesar telur ayam dan mempunyai rongga. Ukuran panjang uterus
adalah 7 – 7,5 cm, lebar di atas 5,25 cm, tebal 2,5 cm, dan tebal dinding
1,25 cm. Uterus dapat menahan beban hingga 5 liter.
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :

 Lapisan otot
Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan
tengah, dan lapisan dalam. Pada lapisan tengah membentuk lapisan tebal
anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah ditembus oleh pembuluh
darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini membentuk angka
delapan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat,
dengan demikian pendarahan dapat terhenti. Makin kearah serviks, otot
rahim makin berkurang, dan jaringan ikatnya bertambah. Bagian rahim
yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum, yang merupakan
batas dari kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum uteri
histologikum (dimana terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri
menjadi selaput lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan
menjadi segmen bawah rahim dan meregang saat persalinan.
 Peritonium
Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus.
Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe
dan urat syaraf. Peritoneum meliputi tuba dan mencapai dinding
abdomen.
 Endometrium
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari
kelenjar endometrium. Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir
endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal dalam siklus
menstruasi.
 Tuba Fallopii
          Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm
dan diameternya antara 3 sampai 8 mm. fungsi tubae sangat penting,
yaitu untuk menangkap ovum yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai
saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya
konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi
sampai mencapai bentuk blastula yang siap melakukan implantasi.
 Ovarium (Indung Telur)
          Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan
uterus di bawah tuba uterina dan terikat di sebelah belakang oleh
ligamentum latum uterus. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan
sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-14)
siklus menstruasi. Ovulasi adalah pematangan folikel de graaf dan
mengeluarkan ovum. Ketika dilahirkan, wanita memiliki cadangan folikel
primer sebanyak 100.000 buah di dalam ovariumnya, bila habis
menopause. Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi:
1. Memproduksi ovum
2. Memproduksi hormone estrogen
3. Memproduksi progesteron
          Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai
pertumbuhan folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormon
estrogen. Estrogen merupakan hormon terpenting pada wanita. Pengeluaran
hormone ini menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita seperti
pembesaran payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut
ketiak, dan akhirnya terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang
disebut menarche.
Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum
melepaskan ovum yang disebut ovulasi. Hal ini terjadi karena memberikan
kesempatan pada estrogen untuk menumbuhkan tanda-tanda seks
sekunder. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur dengan interval
28-30 hari yang berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi,
sebagai kematangan organ reproduksi wanita.

B.  Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita


A.  Hormon Reproduksi pada wanita
 Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel
folikel sekitar sel ovum.
 Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormone LH.
 Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu
proses pematangan sel ovum).
 Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH
dan LH
3.  Siklus Menstruasi
          Perubahan endometrium dikontrol oleh siklus ovarium. Rata-rata siklus
28 hari dan terdiri atas: (1) fase menstruasi, (2) fase praovulasi, (3) ovulasi,
dan (4) pascaovulasi (fase luteal). Jika siklusnya memanjang, fase
folikularnya memanjang, sedangkan fase lutealnya tetap 14 hari.
 Fase Ovulasi
Terhentinya produksi FSH akibat tingginya kadar estrogen menyebabkan
hipofisis memproduksi LH. Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan
oosit sekunder dari folikel, peristiwa ini disebut ovulasi. Folikel yang
ditinggalkan telur akan mengerut dan berubah menjadi korpus luteum.
Fase ini terjadi pada sekitar hari ke-14 dari waktu menstruasi yang
berkisar 28 hari.
 Fase Menstruasi
Fase Menstruasi terjadi jika sel telur yang sudah diovulasi tidak dibuahi
oleh sperma. Pada saat itu, produksi estrogen dan progesteron terhenti
sehingga kadar kedua hormon tersebut dalam darah menjadi menurun.
Akibatnya sel telur yang tertanam pada endometrium menjadi lepas
bersamaan dengan robeknya endometrium. Kejadian ini dapat
berlangsung selama lima hari pertama menstruasi. Darah yang keluar
selama menstruasi berkisar 50 – 150 ml.
 Fase Praovulasi (fase poliferase)
Menurunya kadar progesteron menyebabkan hipofisis segera menyekresi
FSH. Hormon ini akan memicu pematangan folikel dan merangsang folikel
untuk mensekresikan hormon estrogen. Adanya estrogen menyebabkan
pembentukan kembali (poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan
kadar estrogen juga menyebabkan seviks (leher rahim) untuk
mensekresikan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk
menetralkan suasana asam pada vagina sehingga mendukung kehidupan
sperma.
 Fase Pascaovulasi (fase sekresi)
Fase ini merupakan waktru antara ovulasi dengan menstruasi berikutnya.
Jadi berlangsung dari hari ke-15 hingga hari ke-28. Pada fase ini, peran
progesteron lebih dominan daripada estrogen. Progesteron akan
merangsang penebalan dinding rahim. Folikel de Graaf (folikel matang)
yang telah melepaskan oosit sekunder akan berkerut dan menjadi korpus
luteum. Korpus luteum mensekresikan hormon progesteron dan masih
mensekresikan hormon estrogen namun tidak sebanyak ketika berbentuk
folikel. Progesteron mendukung kerja estrogen untuk mempertebal dan
menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium serta
mempersiapkan endometrium untuk menerima implantasi embrio jika
terjadi pembuahan atau kehamilan. Jika terjadi pembuahan, maka korpus
luteum akan berubah menjadi korpus albikans yang kemampuannya
dalam memproduksi estrogen dan progesteron sangat rendah. Keadaan ini
akan menyebabkan terjadinya peluruhan endometrium sehingga kembali
ke fase menstruasi.

A.  Hormon-Hormon Reproduksi
 LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
          Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu /
meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di
ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan
mempengaruhi fungsi korpus luteum.
 LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating
Hormone)
          Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH
berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel
granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus
(LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan
mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan
progesteron. Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah
bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1
jam). Kerja sangat cepat dan singkat.
 Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH)
          GnRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak.
GnRH akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di
hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan
umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GnRH akan menjadi rendah,
begitupun sebaliknya.
 Estrogen
          Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen
tapi yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen
berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita
yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen
juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan
endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina
sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.
 Progesteron
          Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone
mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima
implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama
trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon
HCG.
 FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing
Hormone)
          Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang
diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari GnRH. FSH akan
menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang akan
dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan
dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.
 HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
          Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan
trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan
kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun
pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali
sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml). Berfungsi
meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi
hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal.
Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah atau
urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes
Galli Mainini, tes Pack, dsb).
C.  Endometrium dan Desidua
 Endometrium
Endometrium adalah lapisan epitel yang melapisi rongga rahim.
Permukaannya terdiri atas selapis sel kolumnar yang bersilia dengan
kelenjar sekresi mukosa rahim yang berbentuk invaginasi ke dalam
stroma selular. Ada dua lapisan yaitu, lapisan fungsional letaknya
superfisial yang akan mengelupas setiap bulan dan lapisan basal tempat
lapisan fungsional berasal yang tidak ikut mengelupas, tetapi ikut dalam
proses regenerasi lapisan superfisial untuk siklus haid berikutnya. Batas
antara dua labis tersebut ditandai dengan perubahan dalam karakteristik
arteriola yang memasok endometrium. Basal endometrium kuat, tapi
karena pengaruh hormon menjadi belekuk dan memberikan kesempatan
a. spiralis berkembang. Susunan anatomi tersebut sangat penting dan
fisiologi pengelupasan lapisan superfisial endometrium.
Pada saat konsepsi endometrium mengalami perubahan menjadi desidua,
sehingga memungkinkan terjadi implantasi (nidasi). Lapisan epitel serviks
berbentuk silindris, dan bersifat mengeluarakan cairan secara terus-
menerus, sehingga dapat membasahi vagina. Kedudukan uterus dalam
tulang panggul ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri, tonus
ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot panggul. Ligamentum yang
menyangga uterus adalah:
1. Ligamentum latum
Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopii.
2. Ligamentum rotundum (teres uteri)
Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat.
Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi.
3. Ligamentum infundibulo-pelvikum
Menggantung dinding uterus ke dinding panggul.
4. Ligamentum kardinal(Machenrodt) kiri dan kanan
Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan ke kiri.
Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.
5. Ligamentum sakro-uterinum
Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale Machenrod menuju
os.sacrum.
6. Ligamentum vesiko-uterinum
Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga dapat mengikuti
perkembangan uterus saat hamil dan persalinan.
 Desidua
Lapisan desidua merupakan endometrium yang menjadi sangat tebal yang
meliputi hasil konsepsi:
1. Ke arah kavum uteri disebut Desidua Kapsularis:
 Desidua kapsularis adalah desidua yang meliputi permukaan
telur yang menonjol dalam rongga rahim.
 Desidua kapsularis, terletak diantara hasil konsepsi dengan
cavum uteri.
2. Yang terletak antara hasil konsepsi dan dinding uterus dinamakan
Desidua Basalis
 Desidua basalis, terletak diantara hasil konsepsi dengan dinding
uterus.
 Desidua yang terdapat pada dasar telur, yang nanti menjadi
bagian dari uri.
 Di tempat ini plasenta akan dibentuk.
3. Desidua Parietalis/Vera, bagian desidua lainnya:
 Disebut juga desidua parietalis
 Desidua parietalis/vera, terletak meliputi/ mengelilingi dinding
uterus yang lain
4. Dengan tumbuhnya dan makin menonjolnya telur dalam rongga
uterus, pada suatu waktu desidua kapsularis melekat dan menjadi satu
dengan lapisan desidua vara.
5. Peletakan ini terjadi kira-kira pada akhir bulan ke-4.
 

Anda mungkin juga menyukai