Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kementerian Kesehatan RI telah menetapkan Visi Pembangunan
Kesehatan tahun 2010-2014 adalah “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan
Berkeadilan”.

Dengan Misi :

1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan


masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani,

2) Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya


upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan,

3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan,

4) Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak sangat erat kaitannya dengan


upaya pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan di fasilitas kese-
hatan, upaya peningkatan status gizi ibu, bayi dan balita, dan upaya
peningkatan cakupan imunisasi bagi ibu hamil dan bayi. Peran promosi
kesehatan dalam meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) sangatlah
penting, melalui upaya promosi kesehatan yang berkesinambungan akan
tumbuh kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat akan penting-
nya perilaku sehat seperti pemeriksaan kehamilan secara rutin,
melahirkan di fasilitas kesehatan, ibu mengonsumsi makanan yang
bergizi, ibu memberikan ASI kepada bayinya, dan ibu membawa
bayinya untuk diimunisasi. Saya menyambut baik inisiasi penyusunan
dan penerbitan buku Rencana Operasional Promosi Kesehatan Ibu dan
Anak ini, yang dapat dijadikan acuan oleh setiap pengelola program
terkait dalam mempromosikan kegiatan masing-masing terkait program
Kesehatan Ibu dan Anak. Kepada semua pihak yang terkait dalam
pelaksanaan Promosi Kesehatan Ibu dan Anak diharapkan dapat
berperan optimal sesuai tugas dan fungsinya masing-masing agar tujuan
peningkatan status kesehatan ibu dan anak dapat terwujud.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. APA PENGERTIAN DARI ADVOKASI?
2. BAGAIMANA CARA PENDEKATAN ADVOKASI?
3. BAGAIMANA RUANG LINGKUP ADVOKASI?
4. APA PENGERTIAN KEMITRAAN?
5. APA SAJA RUANG LINGKUP KEMITRAAN?
6. BAGAIMANA PENDEKATAN KEMITRAAN?
7. APA PENGERTIAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT?
8. APA RUANG LINGKUP DALAM PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT?
9. BAGAIMANA RUANG LINGKUP DALAM PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT?
10. APA SAJA LANGKAH-LANGKAH DAN PERAN SERTA
MASYARAKAT?
1.3 TUJUAN
1. UNTUK MENGETAHUI PENGERTIAN ADVOKASI
2. UNTUK MENGETAHUI PENDEKATAN DALAM ADVOKASI
3. UNTUK MENGETAHUI RUANG LINGKUP ADVOKASI
4. UNTUK MENGETAHUI PENGERTIAN KEMITRAAN
5. UNTUK MENGETAHUI PENDEKATAN DALAM KEMITRAAN
6. UNTUK MENGETAHUI RUANG LINGKUP KEMITRAAN
7. UNTUK MENGETAHUI PENGERTIAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
8. UNTUK MENGETAHUI RUANG LINGKUP PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
9. UNTUK MENGETAHUI PENDEKATAN DALAM
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN, PENDEKATAN DAN RUANG LINGKUP ADVOKASI
A. PENGERTIAN
Advokasi merupakan upaya atau proses yang strategis dan terencana
untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang
terkait(stakeholders). advokasi adalah kombinasi kegiatan individu dan
sosial yang dirancang untuk memperoleh komitmen politis, dukungan
kebijakan, penerimaan sosial dan sistem yang mendukung tujuan atau
program kesehatan tertentu. Advokasi akan lebih efektif bila dilaksanakan
dengan prinsip kemitraan, yaitu dengan membentuk jejaring advokasi atau
forum kerjasama.
B. PENDEKATAN
Dengan pendekatan persuasive, secara dewasa, dan bijak, sesuai
keadaan yang memungkinkan tukar fikiran secara baik (free choice).
Menurut UNFPA dan BKKBN 2002, terdapat lima pendekatan utama dalam
advokasi , yaitu :
1. Melibatkan para pemimpin
2. Bekerja dengan media massa
3. Membangun kemitraan
4. Mobilisasi massa
5. Membangun kapasitas

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup advokasi sangat bervariasi. Bisa bersifat lokal,
nasional bahkan internasional. Kasus yang sebenarnya bersifat lokal kadang
menjadi kasus nasional karena pada kenyataannya pihak oposisi melibatkan
instansi yang bersifat nasional. Sebaliknya kasus yang bersifat nasional,
dapat ditarik oleh seorang pemerhati menjadi kasus lokal atau bahkan dalam
dimensi yang lebih sempit misalnya ke dalam lingkup instansi. Pada kasus
flu burung, setelah ditemukannya beberapa kasus di Indonesia pada 2005
serta ditemukannya virus H5N1 pada populasi unggas di beberapa negara di
Eropa, kasus yang tadinya bersifat regional berkembang menjadi kasus
internasional. Dampaknya adanya antisipasi alokasi penyediaan dana yang
lebih besar dari negara donor serta kesiapan tiap- tiap negara dalam
mengantisipasi pandemi flu burung.
2.2 PENGERTIAN, PENDEKATAN DAN RUANG LINGKUP
KEMITRAAN
A. PENGERTIAN
Di Indonesia istilah Kemitraan atau partnership masih relative baru,
namun demikian prakteknya di masyarakat sebenarnya sudah terjadi sejak
zaman dahulu. Sejak nenek moyang kita telah mengenal istilah gotong
royong yang sebenarnya esensinya kemitraan.
1. Kerjasama antar kelompok, organisasi dan Individu
2. Bersama-sama mencapai tujuan tertentu (yang disepakati bersama)
3. Saling menanggung resiko dan keuntungan.
Oleh karena itu membangun kemitraan harus didasarkan pada hal-hal
berikut:
1. Kesamaan perhatian (Commont interest) atau kepentingan
2. Saling mempercayai dan menghormati
3. Tujuan yang jelas dan terukur
4. Kesediaan berkorban baik waktu, tenaga maupun sumber daya yang
lain.
B. PENDEKATAN
1. Kerjasama antar kelompok, organisasi dan individu
2. Besama-sama mencapai tujuan tertentu (yang disepakati bersama)
3. Saling menanggung resiko dan keuntungan.
C. RUANG LINGKUP
Adapun ruang lingkup kemitraan secara garis besar adalah:
a. Persiapan
b. Inisiasi kemitraan
c. Pelaksanaan kerjasama
d. Pelaporan
e. Publikasi hasil pelaksanaan
2.3 PENGERTIAN, PENDEKATAN DAN RUANG LINGKUP
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
A. PENGERTIAN
Upaya untuk meningkatkan, memampukan masyarakat sehingga
mampu untuk hidup mandiri. Pemberdayaan masyarakat (community
empowerment) kini telah dijadikan sebuah strategi dalam membawa
masyarakat dalam kehidupan sejahtera secara adil dan merata. Strategi ini
cukup efektif memandirikan masyarakat pada berbagai bidang, sehingga
dibutuhkan perhatian yang memadai. Oleh kerena itu, Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Achmad Suyudi mengingstruksikan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota menggerakkan masyarakat melakukan upaya-upaya
pencegahan penyakit.
Sasaran pemberdayaan masyarakat adalah ditujukan pada
perorangan, keluarga, dan masyarakat umum. Menurut Sharma ada 8 unsur
dasar advokasi
1. Penetapan tujuan advokasi
2. Pemanfaatan data dan riset untuk advokasi
3. Identifikasi khalayak sasaran advokasi
4. Pengembangan dan penyampain pesan advokasi
5. Membangun koalisi
6. Membuat presentasi yang persuasif
7. Penggalangan dana untuk advokasi
8. Evaluasi upaya advokasi
B. RUANG LINGKUP
Pemberdayaan harus dilakukan secara terus menerus, komperhensif,
dan simultan smpai amabang tercapainya keseimbangan yang dinamis
antara pemerintah dan yang diperintah. Menurut Ndrahan dalam I nyoman
sumaryadi (2005:145) diperlukan berbagai program pemberdayaan:
1. Pemberdayaan politik
Pemberdayaan politik bertujuan meningkatkan bargaining
position yang diperintah terhadap pemerintah. Melalui bargaining
tersebut, yang diperintah mendapatkan apa yang merupakan haknya
dalam bentuk barang, jasa, layanan, dan kepedulian tanpa
merugikan orang lain.

2. Pemberdayaan Ekonomi
Pemberdayaan ekonomi dimaksudkan sebagai upaya untuk
meningkatkan kemampuan yang diperintah sebagai konsumen untuk
berfungsi sebagai penanggung dampak negative pertumbuhan,
pemikul bebean pembangunan, dan penderita kerusakan lingkungan.
3. Pemberdayaan social budaya
Pemberdayaan social budaya bertujuan meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia melalui human investment guna
meningkakan nilai manusia dan perilaku seadil-adilnya terhadap
manusia.
4. Pemberdayaan Lingkungan
Pemberdayaan lingkungan dimaksudkan sebagai program
perawatan dan pelestarian lingkungan, supaya antara yang
diperintah dan lingkungannya terdapat hubungan saling
menguntungkan.

2.4 LANGKAH DAN PERAN SERTA MASYARAKAT


Langkah – langkah PSM
1. Pertemuan / Pendekatan Tingkat DesaA
2. Survey Mawas Diri ( Community Self Survey / CSS )
3. Musyawarah Masyarakat Desa
4. Pelatihan Kader
5. Pelaksanaan Upaya Kesehatan Oleh Masyarakat
6. Pembinaan Pelestarian Kegiatan
7. Pengenalan Sosio – Budaya Masyarakat Setempat Secara umum,
Langkah – langkah dalam mengembangkan Peran Serta Masyarakat adalah :
1. Melaksanakan penggalangan, pemimpin dan organisasi di masyarakat
melalui dialog untuk mendapatkan dukungan
2. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengenal dan
memecahkan masalah keluarga maupun masyarakat dengan menggali
dan menggerakkan sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat, apabila
diperlukan bantuan dari luar bentuknya hanya berupa perangsang atau
pelengkap sehingga tidak semata-mata bertumpu pada bantuan
tersebut.
3. Menumbuhkan dan mengembangkan peran serta masyarakat dalam
pembagunan kesehatan peran serta masyarakat didalam pembangunan
kesehatan dapat diukur dengan makin banyaknya jumlah anggota
masyarakat yang mau memanfaatkan pelayanan kesehatan seperti
memanfaatkan puskesmas, polindes, puskesmas pembantu, mau hadir
ketika ada kegiatan penyuluhan kesehatan, mau menjadi peserta
tabulin,JPKM, dan lain-lain.
4. Mengembangkan semangat gotong-royong dalam pembangunan
kesehatan, semangat gotong-royong yang merupakan warian budaya
masyarakat Indonesia hendaknya dapat juga ditentukan dalam upaya
pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Adanya
semangat gotong roryong ini dapat diukur dengan melihat apakah
masyarakat bersedia bekerjasama dalam peningkatan sanitasi
lingkungan, penggalakan gerakan 3M dalam upaya pemberantasan
penyakit demam berdarah dan sebagainya.
5. Bekerja bersama masyarakat, dalam setiap pembangunan kesehatan
hendaknya pemerintah atau petugas kesehatan menggunakan prinsip
bekerja untuk dan bersama masyarakat. Maka akan meningkatkan
motifasi dan kemampuan masyrakat karena adanya bimbingan,
dorongan, alih pengetahuan dan keterampilan dari tenaga kesehatan
kepada masyarakat.
6. Menggalang kemitraan dengan LSM dan organisasi kemasyarakatan
yang ada dimasyarakat. Prinsip lain dari PSM dibidang kesehatan
adalah pemerintah dan tenaga kesehatan hendaknya memanfaatkan dan
bekerjasama dengan LSM serta organisasi kemasyarakatan yang ada di
tempat tersebut. Dengan demikian, upaya pemeliharaan dan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat lebih berhasil guna (efektif)
dan berdaya guna (efisien).
7. Penyerahan pengembalian keputusan kepada masyarakat. Semua
bentuk upaya penggerakan PSM dibidang kesehatan apabila ingin
berhasil dan berkesinambungan hendaknya bertumpu pada budaya dan
adat setempat.
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Advokasi merupakan upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk
mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang
terkait(stakeholders). advokasi adalah kombinasi kegiatan individu dan sosial
yang dirancang untuk memperoleh komitmen politis, dukungan kebijakan,
penerimaan sosial dan sistem yang mendukung tujuan atau program kesehatan
tertentu. Advokasi akan lebih efektif bila dilaksanakan dengan prinsip
kemitraan, yaitu dengan membentuk jejaring advokasi atau forum kerjasama.

3.2 SARAN

Anda mungkin juga menyukai