TINJAUAN PUSTAKA
masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi dengan upaya mencapai derajat
keterjangkauan pelayanan Kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
Pelayanan kebidanan komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan utnuk pemecahan
masalah terhadap masalah Kesehatan ibu dan balita dalam keluarga dimasyarakat. Pelayanan
kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit atau institusi. Kebidanan komunitas dapat
juga merupakan bagian atau kelanjutan dari pelayanan yang diberikan dirumah sakit dalam
Menurut J.H Syahlan, bidan komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan
masyarakat diwilayah tertentu. Menurut United Kingdom Central Council for Nursing
Midwifery Health para praktisi bidan yang berbasis komunitas harus dapat memberikan
supersive yang dibutuhkan oleh perempuan selama masa kehamilan, persalinan, nifas, dan BBL
secara komprehensif.
Kebidanan komunitas merupakan bentuk pelayanan atau asuhan langsung yang berfokus
pada kebutuhan dasar komunitas, yang berkaitan dengan kebiasaan atau pola perilaku
masyarakat yang tidak sehat, ketidakmampuan masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan
internal dan eksternal. Kebidanan komunitas memberi perhatian terhadap pengaruh factor
lingkungan meliputi fisik, biologis, psikologis, social, kultural dan spiritual terhadap Kesehatan
masyarakat dan memberi prioritas pada strategi pencegahan, peningkatan, dan pemeliharaan
Kesehatan.
1.2. Tujuan Kebidanan Komunitas
1. Meningkatkan kesehatan ibu dan anak, balita dalam keluarga sehingga terwujud
masalah
6. Tertanganinya kelainan risiko tinggi yang perlu pembinaan dan pelayanan kebidanan
2. Anak : meningkatkan kesehatan janin dalam kandungan, bayi, balita, prasekolah, dan anak
usia sekolah
3. Keluarga : pelayanan ibu dan anak termasuk kontrasepsi, pemeliharaan anak, pemeliharaan
4. Kelompok penduduk : kelompok penduduk rumah kumuh, daerah terisolir, dan daerah tidak
terjangkau
5. Masyarakat : dari satuan masyarakat terkecil sampai masyarakat keseluruhan : remaja, calon
4. ASI eksklusif
2. Pemberian tablet Fe
2. Membuat masyarakat untuk melakukan suatu program dalam bidang kesehatan yang
tersebut.
Tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan komunitas dalam berperan sebagai
khususnya kesehatan ibu, anak dan keluarga. Penyuluhan tersebut dapat dilakukan
dengan berbagai cara seperti ceramah, bimbingan, diskusi, demonstrasi dan sebagainya
penyuluhan yang tidak langsung misalnya dengan poster, leaflet, spanduk dan
sebagainya.
Sebagai pelaksana, bidan harus menguasai pengetahuan dan teknologi kebidanan serta
Bidan dapat mengelola sendiri pelayanan yang dilakukannya. Peran bidan disini adalah
praktek bidan. Sebagai pengelola bidan memimpin dan mendayagunakan bidan lain
kesimpulan atau hipotesis dan hasil analisanya. Sehingga bidan dapat mengetahui
secara cepat tentang permasalahan komunitas yang dilayaninya dan dapat pula dengan
1. Kebidanan komunitas sifatnya multi disiplin meliputi ilmu kesehatan masyarakat, sosial,
psikologi, ilmu kebidanan, dan lain-lain yang mendukung peran bidan di komunitas.
2. Berpedoman pada etika profesi kebidanan yang menjunjung harkat dan martabat
kemanusiaan klien.
3. Ciri Kebidanan komunitas adalah menggunakan populasi sebagai unit analisis. Populasi bisa
berupa kelompok sasaran (jumlah perempuan, jumlah Kepala Keluarga (KK), jumlah laki-laki,
jumlah neonatus, jumlah balita, jumlah lansia) dalam area yang bisa ditentukan sendiri oleh bidan.
Contohnya adalah jumlah perempuan usia subur dalam 1 RT atau 1 kelurahan/ kawasan perumahan/
perkantoran.
4. Ukuran keberhasilan bukan hanya mencakup hasil upaya bidan, tetapi hasil kerjasama dengan
mitra-mitra seperti PKK, kelompok ibu-ibu pengajian, kader kesehatan, perawat, PLKB, dokter,
5. Sitem pelaporan bidan di komunitas, berbeda dengan kebidanan klinik. Sistem pelaporan
kebidanan komunitas berhubungan dengan wilayah kerja yang menjadi tanggung jawabnya.
Sedangkan tanggung jawab bidan pada pelayanan kebidanan komunitas meliputi kemampuan
memberikan penyuluhan dan pelayanan individu, keluarga, dan masyarakat. Untuk itu diperlukan
kemampuan untuk menilai mana tradisi yang baik dan membahayakan, budaya yang sensitif gender
dan tidak, nilai-nilai masyarakat yang adil gender dan tidak, dan hukum serta norma yang ternyata
Adapun prinsip pelayanan asuhan kebidanan komunitas yang lainnya yaitu seperti :
1. Pelayanan kebidanan adalah pelayanan yang didasarkan pada perhatian terhadap kehamilan
sebagai suatu bagian penting dari kesehatan, untuk bayi baru lahir sebagai suatu proses yang normal
2. Informed consent, sebelum melakukan tindakan apapun beri informasi kepada klien dan minta
persetujuan klien untuk tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya.
3. Infomed choice, wanita yang ingin melahirkan diberika pilihan dalam mengambil keputusan
4. Bina hubungan baik dengan ibu, yaitu dengan melakukan berbagai pendekatan sisi kehidupan.
Pelayanan kebidanan komunitas diberikan dengan cara bidan melakukan kunjungan ke pasien
yang bersifat promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Bidan di masyarakat bekerja sama
dengan tenaga kesehatan lain, antara lain dengan dokter dan perawat maternal. Peran nyata bidan di
komunitas adalah kunjungan rumah dalam memberi pelayanan ANC, INC dan PNC. Peran bidan
sebagai pemberi pelayanan, pendidik, pengelola, peneliti, karena bidan harus mampu menggerakan
masyarakat agar mau menjaga kesehatan dan bidan harus mampu mengeloa upaya upaya masyarakat
a. Mampu memisahkan antara nilai-niai dan keyakinan pribadi dengan tugas kemanusiaan
sebagai bidan.
b. Mampu bersikap non judgemental (tidak menghakimi), non discriminative (tidak membeda-
bedakan), dan memenuhi standar prosedur kepada semua klien (perempuan, laki-laki,
transgender).
3.1 Masalah Kebidanan di Komunitas
Masalah kerusakan lingkungan hidup manusia di bumi telah diketahui secara umum
dan dapat memberikan dampak kerugian bagi kesehatan ibu dan bayi sehingga dapat
mengakibatkan kematian. Masalah kebidanan komunitas terdiri dari identifikasi kematian ibu
dan bayi, kehamilan remaja, unsafe abortion, BBLR, tingkat kesuburan, ANC yang kurang
yang ada di komunitas dan identifikasi pertolongan persalinan non kesehatan, PMS, serta
perilaku dan social budaya yang berpengaruh pada pelayanan kebidanan komunitas.
Bidan lahir dan dibesarkan di suatu komunitas yang memiliki suatu sistem
kepercayaan dan pola budaya tersendiri. Oleh karena itu bidan berperan sebagai pemberi
asuhan secara komprehensif dan profesional yang berfokus pada keunikan perempuan untuk
mencapai reproduksi sehat, pencapaian peran ibu, dan kualitas pengasuhan anak.
Kehamilan dan persalinan adalah proses alami kodrati, tetapi jelas merupakan beban
fisik mental dan ekonomi bagi ibu, suami, dan keluarga. Setiap ibu hamil ada risiko terjadi
komplikasi pada persalinan yang dapat menyebabkan kesakitan/kecacatan/kematian ibu atau
bayi. Kematian pada ibu kebanyakan terjadi pada keluarga dengan sosial budaya, ekonomi,
pendidikan yang rendah, dan keluarga tidak mampu (keluarga miskin/ gakin). Diperburuk
dengan kendala akses rujukan pada ibu-ibu yang tinggal di desa terpencil, di pulau–
pulau/pegunungan/dekat sungai besar dengan rawan banjir, dimana persalinan di rumah
masih tinggi 60-80%. Kematian ibu/bayi merupakan kegagalan kesehatan dan kegagalan
sosial.
Oleh karena itu, pola pelayanan kesehatan ibu yang relevan dengan kondisi geografis,
status keluarga, tingkat pendidikan, dan budaya masyarakat sangat dibutuhkan. Bidan
sebagai pendamping perempuan, diharapkan mampu memberikan pelayanan yang bersifat
individual maupun kelompok dengan menggunakan strategi untuk mengatasi kendala terkait
sosial budaya, kemiskinan, fasilitas kesehatan, dan lingkungan.
Berikut masalah dalam kebidanan komunitas
Kematian ibu adalah kematian yang terjadi pada ibu selama masa kehamilan atau
dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tanpa melihat usia dan lokasi
kehamilan, oleh setiap penyebab yang berhubungan dengan atau diperberat oleh
kehamilan atau penanganannya tetapi bukan oleh kecelakaan atau incidental (faktor
kebetulan). AKI tersebut sudah jauh menurun, namun masih jauh dari targetyang
diharapkan. Sedangkan untuk target SDGs AKI yaitu sebesar 70/100.000
KH.Angka kematian ibu dikatakan masih tinggi karena :
Jumlah kematian ibu yang meninggal mulai saat hamil hingga 6 minggu
setelah persalinan per 100.000 persalinan tinggi.Angka kematian ibu tinggi
adalah angka kematian yang melebihi dari angka target nasional.
Tingginya angka kematian, berarti rendahnya standar kesehatan dan kualitas
pelayanan kesehatan yang diberikan, dan mencerminkan besarnya masalah
kesehatan.
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi saat setelah bayi lahir sampai
bayi belum berusia tepat 1 tahun. Berdasarkan perhitungan BPS tahun 2007
sebesar27/1000 kelahiran hidup. Adapun target AKB pada SDG’s 2030 sebesar
12/1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi meliputi :
Infeksi menular seksual merupakan salah satu dari tiga tipe infeksi saluran
reproduksi (ISR), yaitu infeksi dan penyakit menular seksual, infeksi-infeksi endogen
vagina dan infeksi-infeksi yang berhubungan dengan saluran reproduksi.Infeksi
menular seksual berhubungan dengan keadaan akut, kronik dan kondisi-kondisi lain
yang berhubungan dengan kehamilan, seperti Gonore, Chlamidia, Sifilis, Herpes
kelamin, Trichomoniasis, HIV/AIDS. Bidan harus dapat memberikan asuhan kepada
masyarakat terkait dengan infeksi menular seksual, dan perlu memperhatikan semua
jenis infeksi saluran reproduksi, sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
3.1.4 Masalah-masalah lain yang berhubungan dengan sosial budaya masyarakat adalah:
Istilah premature telah diganti menjadi berat badan lahir rendah (BBLR) oleh
WHO sejak 1960, hal ini karena tidak semua bayi dengan berat badan <2500 gram
adalah bayi premature. Pada kongres European Perinatal Medicine II di London
(1970) dibuat keseragaman definisi, yaitu sebagai berikut :
Bayi kurang bulan: bayi dengan masa kehamilan kurangdari 37 minggu (259)
hari.
Bayi cukup bulan: bayi dengan masa kehamilan mulai 37-42 minggu (259-293
hari).
Bayi lebih bulan: bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih (>294
hari)BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya kurang dari 2500 gram.
Menurut Depkes RI (1996), bayi berat lahir rendah ialah bayi yang lahir
dengan berat 2500 gram atau kurang tanpa memperhatikan usia kehamilan.
3.2 Identifikasi kematian ibu dan bayi, kehamilan remaja, unsafe abortion, BBLR,
tingkat kesuburan, ANC yang kurang yang ada di komunitas.
Menurut Mc Charty dan Maine (1992) dalam kerangka konsepnya
mengemukakan bahwa peran determinan sebagai landasan yang melatarbelakangi dan
menjadi penyebab langsung dan tidak langsung dari identifikasi kematian ibu dan
bayi, kehamilan remaja, unsafe abortion, BBLR dan tingkat kesuburan yang ada di
komunitas. Faktor determinan tersebut adalah :
1. Determinan proksi / dekat / outcome
a. Kejadian kehamilan
b. Komplikasi kehamilan dan persalinan (perdarahan, infeksi, eklamsi, partus
macet, rupture uteri).
c. Kematian, kecacatan
2. Determinan antara / intermediate determinants
a. Status kesehatan (gizi, infeksi penyakit kronik, riwayat komplikasi).
b. Status reproduksi (umur paritas, status perkawinan)
c. akses terhadap pelayanan kesehatan (lokasi pelayanan kesehatan KB, ANC,
pelayanan obstetric, jangkauan pelayanan, kualitas pelayanan, akses
informasi pelayanan kesehatan).
d. Perilaku sehat (penggunaan KB, pemeriksaan ANC dan penolong
persalinan).
e. Faktor-faktor yang tidak diketahui/tidak terduga.
3. Determinan kontekstual / jauh / distant determinan
a. Status wanita dalam keluarga dan masyarakat (pendidikan, pekerjaan,
penghasilan, keberdayaan).
b. Status keluarga dan masyarakat (penghasilan, kepemilikan, pendidikan, dan
pekerjaan anggota rumah tangga).
c. Status masyarakat (kesejahteraan, sumber daya spt dokter, klinik).