Anda di halaman 1dari 30

LEGAL ETIK PROFESIONALISME

KEBIDANAN
Etik legal Kebidanan
A. Pengertian bidan adalah : profesi yang diakui secara
Nasional / internasional dengan jumlah praktisi yang ada
di seluruh dunia
1. internasional Confederation of Midwives (ICM) tahun 1972
2. Internasional Federation Confederation
Gynecologistand Obstetrition (FIGO) tahun 1973
3. WHO dan Badan Lainnya.
B. Bidan adalah : seseorang yang telah menyelesaikan program
pendidikan bidan , yang diakui oleh negara,
memperoleh kualifikasi dan diberi izin menjalankan praktek
, memberikan asuhan kepada wanita selama hamil,
persalinan dan pasca persalinan. / post partum period
Kode Etik Profesi
 Adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap
anggota profesi yang bersangkutan didalam melaksanakan
tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat.
 Kode Etik menjadi hal yang sangat penting sebagai
pedoman anggota profesi dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya, hal ini dikuatkan dalam Undang-
Undang Kesehatan Pasal 24 Nomor 36 Tahun 2009
 Setiap anggota profesi akan terikat/melekat dengan
kode etik profesi , baik saat dalam menjalankan tugas
maupun saat tidak sedang menjalankan tugasnya.
SUBSTANSI PENGATURAN
1. Bidan / perawat / Farmasi / Dokter
2. Perizinan
3. Penyelenggaraan Praktik
4. Praktik Mandiri
5. Kebutuhan yankes / Kepentingan dalam suatu
wilayah
6. Pembinaan dan Pengawasan
7. Ketentuan Peralihan
- Legislasi terdiri dari adanya STR dan SIP
yang dikeluarkan oleh Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia
(MTKI) dan Majelis Tenaga Kesehatan Profesi (MTKP)
dibawah Kementerian Kesehatan yang menyatakan bidan
berhak menjalankan pekerjaan
-Registerasi Pengaturan Kewenangan
tenaga profesi harus mendaftarkan pada suatu badan yang
telah memenuhi syarat tertentu secara periodik guna
mendapatkan kewengan dan hak untuk melakukan tindakan secara
profesional. Maka akan mendapatkan hak nya untuk izin
praktek (lisensi)
- Tujuan Regiserasi
Meningkatkan kemampuan tenaga profesi dalam mengadopsi
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat
b. Meningkatkan mekanisme yang objektif dan komprehensif
dalam penyelesaian kasus mal praktek
C. Mendata jumlah dan kategori melakukan praktik
D. Aplikasi proses registrasi SIB (1bulan) setelah
menerima Ijazah kelulusan, registerasi ke Dinas Kes
Provinsi , persyaratan sbb:
1.photo copy ijazah
2. transkrip nilai akademik
3. surat keterangan sehat
4. pas foto 4x 6 2 lembar , masa berlaku 5 Tahun
(KepMenKes ,900/MenKes/SK/VII/2002)
STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN
Standar adalah ukuran atau parameter yang digunakan
sebagai dasar untuk menilai tingkat kualitas yang telah
disepakati dan mampu dicapai dengan ukuran yang
ditetapkan.
Kebidanan, merupakan ilmu terapan yang terkait dengan
ilmu kedokteran, keperawatan, kesehatan masyarakat,
perilaku dan ilmu sosial budaya.
Praktik kebidanan penerapan ilmu dalam memberikan
pelayanan kebidanan kepada klien dengan melalui
manajemen kebidanan.
Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah metode pelayanan yang
sistematis, terarah, terukur dalam pengambil keputusan
Langkah- langkah manajemen kebidanan sbb:
1.Metode asuhan
2.Pengkajian
3.Mengidentifikasi masalah potensial / diagnose kebidanan
4.Antisipasitindakan segera yang bersifat mandiri, kolaborasi
atau rujukan.
5. Menetukan rencana tindakan
6. Tindakan atau pelaksanaan
7. Partisipasi klien
8. Pengawasan
9. Evaluasi
10. Dokumentasi
Kompetensi bidan terbagi menjadi dua kategori:
1.Kompetensi inti/dasar: merupakan kompetensi minimal yang
mutlak dimiliki oleh bidan.
2.Kompetensi tambahan /lanjutan
PERMENKES 1464/Per/X/2010 TENTANG
IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK
BIDAN

Bidan adalah yang telah l;ulus dari pendidikan bidan yang


telah terigistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undanagn.
Fasilitas pelayanan kesehatan tenpat penyelenggaraan
tenaga kesehatan , menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan baik promotif, prefentif, kuratif maupun
rehabilitatif baik pemerintah , pemerintah daerah dan atau
masyarakat .
 Surat Tanda Registrasi (STR) bukti tertulis yang diberikan
oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan.
 Surat Izin Kerja Bidan (SIKB) bukti yang diberikan
kepada bidan yang sudah memenuhi syarat untuk
bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan.
 Surat Izin Praktik Bidan (SIPB) bukti tertulis yang diberikan
kepada bidang yang sudah memenuhi persyaratan untuk
menjalankan praktik bidan mandiri.
 Standar adalah yang harus dipergunakan sebagai petunjuk
untuk menjalankan profesinya
 Praktik mandiri adalah praktik bidan swasta perorangan
 Organisasi Profesi adalah Ikatan Bidan Indonesia (IBI)
PERIZINAN
 Diatur pada pasal 2,3,4, 5,6,7,8
 Bidan dapat menjalankan praktik mandiri dan atau dapat
bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan dan harus
berpendidikan minimal DIII / Diploma III, wajib memiliki
SIKB dan SIPB dan atas permohonan dari pemerintah daerah
kabupataen/ kota maka perlu melanpirkan persyaratan
sebagai berikut:
Foto copy STR, Surat ket Sehat surat pernyataan memiliki
tempat kerja di fas yan kes /tempat praktik.
 Rekomendasi dari kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota serta rekomendasi dari organisasi
profesi.
 Penyelenggaran praktik , pasal 9 s/d pasal 19 bidan
yang menjalani praktik mempunyai kewenangan yang
mencakup:
- Pelayanan kesehatan ibu; pelayanan kesehatan anak;
dan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana,
1. Pelayanan kesehatan ibu mencakup :
- Pelayanan konseling pada masa periapan hamil s/d
pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
- Bidan mempunyai kewenangan melakukan episiotomi hingga
pemberian surat cuti bersalin
- Pelayanan kesehatan anak , melakukan asuhan bayi baru lahir
normal termasuk resusitasi , pencegahan hipotermi, inisiasi
penyusu dini , injeksi vit K 1, perawatan bayi baru lahir pada
masa neonatal(0-28 hari) dan perawatan tali pusat.
- Selain kewenangan dalam melaksanakan praktik/kerja bidan
berkewajiban untuk : menghormati pasien,memberikan
informasi kesehatan dg benar, merujuk kasus yang bukan
kewenangannya
Melakukan informed consent , menyimpan rahasia
pasienmencatat asuhan bidangmenatuhi standar ,melakukan
pencatatan
2. Balam melaksanakan praktik kerja memperoleh perlindungan
hukum, memperoleh informasi dari pasien keluarga pasien yang
lengkap , melaksanakan tugas sesuai dengan kewenangannya dan
standar dan menerima imbalan jasa profesi
3. Pencatatan dan pelaporan pasal 20
4. Pembinaan dan pengawasan pasal 21 s/d pasal 28
Peran Bidan Permenkes nomor 53 Tahun 2014
Nomor 551/Memkes/Per/VII/2009 tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Bidan dan Angka Kreditnya
(1) rincian Kegiatan Bidan Tingkat Terampil :
A. bidan pelaksana muda
B. bidan pelaksana
C. bidan pelaksana lanjutan
D. bidan penyelia
(2) Rincian Kegiatan Bidan tingkat ahli :
A. Bidan Pertama
B. Bidan Muda
C. Bidan Madya
DEFINISI

 Hukum kesehatan mencakup komponen- komponen


hukum bidang kesehatan yang berkesinambungan satu
dengan yang lainnya, yaitu hukum kedokteran
/kedokteran gigi, hukum keperawatan, hukum
kebidanan hukum farmasi klinik,hukum rumah sakit,
hukum kesehatan masyarakat , hukum kesehatan
lingkungan (Konas, PERHUKI,1993)

 Prof.H.J.J. Leenen, Hukum kesehatan adalah: semua
aturan hukum yang berhubungan langsung pada pemberian
pelayanan kesehatan dan penerapannya pada hukum
perdata, hukum administrasi , hukum pidana . Peraturan
ini tidak hanya mencakup pedoman inernasional, hukum
kebiasaan, hukum yurisprudensi, namun ilmu pengetahuan
dan kepustakaan dapat juga merupakan sumber hukum.
Subyek Hukum dalam Sistem
Hukum Kesehatan
Tenaga kesehatan sarjana terdiri dari : dokter,
dokter gigi, apoteker , kebidanan, keperawatan,
farmasi, bidang kesehatan.
Kegiatan pelayanan kesehatan menurut ilmu
kedokteran mencakup aspek- aspek bidang pidana ,
hukum perdata dan hukum administrasi bahkan sudah
memasuki aspek hukum tata negara.
Hukum Pidana, Hukum Perdata, Hukum
ADM

 Pidana , kesaksian, kebenaran isi surat keterangan


kesehatan, menyimpan rahasia, aborsi, resep obat
keras/narkotika, pasien gawat darurat
 Perdata, hak dan kewajiban yan kes, hub antara dokter ,
pasien dan keluarga, adanya kelalaian yan kes
 Administrasi, persyaratan pendidikan pekerjaan profesi dan
pembatasan praktek , pengobatan dan pengawasan profesi
dokter.
Peran dan Fungsi Majelis
Pertimbangan Kode Etik Profesi
 Fungsi Dewan Pertimbangan Etika Bidan (DPEB) dan
Majelis Pertimbangan Anggota (MPA) hasil
kesepakatan Keputusan Kongres Nasional IBI Ke XII di
Bali pada tanggal 24 September Tahun 1998
 Merencanakan dan melaksanakan kegiatan bidan sesuai
dengan ketetapan pengurus pusat melaporkan hasil
kegiatan sesuai dengan bidang dan tugasnya secara
berkala memberikan saran dan pertimbangan bila perlu
Tujuan MPEB
- Pertimbangan Etika Bidan
1.Memberikan perlindungan yang seimbang dan objektif
kepada bidan pemberi pelayanan.
2.Memberikankeadilan pada bidan bila terjadi kesalah
fahaman dengan pasien atas pelayanan yang tidak
memuaskan , adanya tuntutan dari pihak pasien.
-Keberadaan MPEB
-1.meningkatkan citra IBI , meningkatkan mutu pelayanan
yang diberikan
-2. menilai ada /tidaknya yang pelanggaran terhadap kode
etik bidan di Indonesia
-3. meningkatkan kepercayaan diri anggota IBI
-4. meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
Tujuan MPEB
- Pertimbangan Etika Bidan
1.Memberikan perlindungan yang seimbang dan objektif
kepada bidan dan pemberi pelayanan.
2.Untuk memberikan keadilan pada bidan bila terjadi
kesalah fahaman dengan pasien atas pelayanan yang tidak
memuaskan yang bias menimbulkan tuntutan dari pihak
pasien.
-Keberadaan MPEB
-1.meningkatkan citra IBI , meningkatkan mutu pelayanan
yang diberikan
-2. menilai ada /tidaknya yang pelanggaran terhadap kode
etik bidan di Indonesia
-3. meningkatkan kepercayaan diri anggota IBI
-4.meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bidan
dalam memberikan pelayanan
- Lingkup Majelis Etika Kebidanan
- 1. meningkatkan fungsi pengetahuan sesuai standar
profesi pelayanan bidan (Permenkes Nomor
1464/Menkes/PER/2010
- 2. melakukan survei lapangan tentang teknis
pelaksanaan praktik, penyimpangan yang terjadi apakah
sudah sesuai ( standar pelayanan bidan, standar profesi,
standar pelayanan bidan dan batas- batas kewenangan
bidan)
- 3. membuat pertimbangan bila terjadi kasus- kasus
dalam praktik kebidanan
- 4. melakukan pembinaan dan pelatihan tentang umum
kesehatan, khususnya yang berkaitan / melandasi
praktik bidan.
PerMenKes no 164 tahun 2010, tentang Ciri
Bidan Profesi
 1. Disiapkan melalui pendidikan yang formal
 2. Memiliki alat yang dinamakan standar pelayanan
Kebidanan
 3. Bidan memiliki kelompok pengetahuan yang jelas dalam
menjalankan profesinya
 4. Memiliki kewenangan dalam menjalankan tugasnya
 5. Memberikan pelayanan yang aman dan memuaskan
 6. Memiliki wadah organisasi profesi
 7. Memiliki karakteristik yang khusus dan dikenal serta di
butuhkan masyrakat
 8. Menjadikan bidan sebagai suatu pekerjan dan sumber
utama kehidupan.
Tugas MPEB dan MPA
 Merupakan majelis independen yang berkonsultasi dan
koordinasi dengan pengurus inti IBI tingkat Nasional
 MPEB secara internal memberikan saran, pendapat,
buah pikiran tentang masalah pelik yang sedang
dihadapi khususnya yang menyangkut pelaksanaan kode
etikbidan dan pembelaan anggota
 Tugas al:
 - mengkaji
 - menangani
 - mendampingi anggota yang mengalami permasalahan
dalam praktik kebidanan yang berkaitan dengan
permasalahan hukum.
Kode Etik Bidan di Indonesia

1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat


2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya
3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga
kesehatan lainnya
4. Kewajiban bidan terhadap profesinya
5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri
6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah nusa
bangsadan tanah air
Etika Profesi Legislasi, registrasi dan Lisensi dalam
Kebidanan
Legislasi adalah proses pembuatan UU atau penyempurnaan
perangkat hukum yang sudah ada melalui serangkaian kegiatan,
-Serifikasi Pengaturan kompetensi
Uji kompetensi terhadap para bidan merupakan syarat
wajibsebelum terjun ke dunia kerja, ujikom merupakan alat ukur
apakah tenaga kesehatan layak beekrja sesuai dengan keahliannya /
layaknya bekerja setelah lulus ujikom.\/ surat izin dikeluarkan setelah
lulus uji kompetensi .
Tujuan Legislasi
- Memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap pelayanan

yang telah diberikan. Bentuk perlindungan tersebut adalah meliputi:


1.Mempertahankan kualitas pelayanan
2.Memberi kewenangan
3.Menjamin perlindungan hukum
4.Meningkatkan profesionalisme
LISENSI PENGATURAN PENYELENGGARAAN KEWENANGAN
Lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah atau
yang berwenang berupa surat izin praktik yang diberikan kepada tenaga
profesi yang terintegrasi untuk pelayanan mandiri.
Lisensi adalah pemberian ijin praktek sebelum diperkenalkan melakukan
pekerjaan yang telah ditetapkan (IBI)
Tujuan lisensi
1.Memberikan kejelasan batas wewenang
2.Menetapkan sarana dan prasarana
3.Meyakinkan klien
Aplikasi lisensi .........
Syarat lisensi
1. photo copy SIB yang masih berlaku
2. Photo copy ijazah bidan
3. Surat keterangan sehat
4. Rekomendasi dari organisasi profesi
5. Pas photo ukuran 4x6 cm 2 lembar
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai