0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
31 tayangan49 halaman
Dokumen tersebut membahas landasan hukum profesi dalam pelayanan kebidanan di Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah peraturan-peraturan yang mengatur tentang registrasi, sertifikasi, lisensi, dan kewenangan bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas landasan hukum profesi dalam pelayanan kebidanan di Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah peraturan-peraturan yang mengatur tentang registrasi, sertifikasi, lisensi, dan kewenangan bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas landasan hukum profesi dalam pelayanan kebidanan di Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah peraturan-peraturan yang mengatur tentang registrasi, sertifikasi, lisensi, dan kewenangan bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
L/O/G/O NI WAYAN SUARNITI, SST., M.KEB. CAPAIAN PEMBELAJARAN
• Mahasiswa dapat menjelaskan landasan
hukum profesi dalam pelayanan kebidanan 5 Kasus Malpraktik Mengerikan Landasan hukum profesi dalam pelayanan kebidanan 1. Aspek hukum praktik kebidanan 2. Disiplin hukum 3. Macam-macam hukum 4. Pentingnya landasan hukum dalam praktik profesi 5. Peraturan PerUU yg melandasi tugas 6. Fungsi dan praktik kebidanan 7. Permenkes 28/2017 8. Penerapan ipteks terkini ssi kewenangan Pengantar Ilmu Hukum
Ilmu hukum kumpulan pengetahuan tentang
hukum yang telah dibuat sistematiknya. Filosofis dasar bahwa manusia adalah makhluk hidup yang mempunyai rasa, karsa, dan karya, akal dan perasaan. Sumber hukum formal 1. Perundang-undangan 2. Kebiasaan 3. Traktat (perjanjian Internasional public) 4. Yurisprudensi 5. Doktrin (pendapat pakar) Pengantar Hukum Kesehatan Hak asasi manusia kesehatan manusia: a.The right to health care (Hak untuk mendapat pelayanan kesehatan) b.The right to self determinate (hak untuk menentukan nasib sendiri) c.The right to informated (Hak untuk mendapat informasi) Aspek Hukum Dalam Praktik Kebidanan
Praktik kebidanan inti dari berbagai kegiatan bidan
dalam penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus terus-menerus ditingkatkan mutunya melalui: 1.Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan 2.Pengembangan ilmu dan teknologi dalam kebidanan 3.Akreditasi 4.Sertifikasi 5.Registrasi 6.Uji kompetensi 7.Lisensi Prinsip Legal dari Hukum Menurut Fuller 1.Suatu sistim hukum harus mengandung peraturan-peraturan. 2.Peraturan-peraturan yang di buat harus diumumkan 3.Tidak boleh ada peraturan yang berlaku surut, oleh karena apabila yg demikian itu tidak bisa dipakai dgn untuk menjadi pedoman tingkah laku. 4.Peraturan-peraturan harus disusun dalam rumusan yang harus mudah dimengerti 5.Peraturan-peraturan tidak boleh mengandung peraturan yang bertentangan satu sama lain 6.Tidak boleh ada kebiasaan yang sering ingin mengubah peraturan-peraturan yang berlaku 7.Harus ada kecoccokan dari peraturan dgn pelaksanaan sehari2. Pentingnya landasan hukum dalam praktik profesi 1. Dapat menyelesaikan sengketa yang timbul antara tenaga kesehatan terhadap pasien atau keluarga pasien sebagai pihak ketiga 2. Dalam situasi seperti ini Hukum Kesehatan sangat diperlukan, sebagai acuan bagi penyelesaian sengketa yang terjadi, lebih-lebih kita Negara Indonesia menganut asas Legalitas, karena sebagai Negara Hukum 3. Dapat menjaga ketertiban dalam masyarakat Peraturan PerUU yg melandasi tugas
1. UU RI. No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
• Pasal 74 • Setiap pelayanan kesehatan reproduksi yang bersifat promotif, preventif. Kuratif, dan rehabilitative, termasuk reproduksi dengan bantuan dilakukan secara aman dan sehat dengan memerhatikan aspek-aspek yang khas, khususnya reproduksi perempuan. Peran Bidan a. Sbg pelaksana pelayanan b. Sbg pengelola pelayanan c. Sbg Pendidik d. Sbg peneliti UU Nakes No 36/2014, Kepmenkes 369/2007 ttg standar profesi, Kepmenpan 001/2007 ttg jafung bidan terampil & ahli Bidan dpt praktik di setiap tatanan pelayanan kesehatan (mandiri, kolaborasi, tim kes, rujukan) Permenkes RI 28 tahun 2017 Ijin dan penyelenggaraan praktik bidan, tdr dr 8 BAB dan 50 pasal: 1.Bab I: Ketentuan Umum 2.Bab II: Perizinan 3.Bab III: Penyelenggaraan Keprofesian 4.Bab IV: Praktik Mandiri Bidan 5.Bab V: Pencatatan dan Pelaporan 6.Bab VI: Pembinaan dan Pengawasan 7.Bab VII: Ketentuan Peralihan 8.Bab VIII: Ketentuan Penutup Pasal 3 •Setiap Bidan harus memiliki STRB untuk dapat melakukan praktik keprofesiannya. Pasal 5 •Bidan yang menjalankan praktik keprofesiannya wajib memiliki SIPB Pasal 6 1)Bidan hanya dapat memiliki paling banyak 2 (dua) SIPB. 2)Permohonan SIPB kedua, harus dilakukan dengan menunjukan SIPB pertama. • Pasal 18 Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi: a. Pelayanan kesehatan ibu b.Pelayanan kesehatan anak c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana Pasal 19 (1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf a diberikan pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua kehamilan. Pasal 19: (2) Pelayanan kesehatan ibu, meliputi: a.konseling pada masa sebelum hamil; b.antenatal pada kehamilan normal; c.persalinan normal; d.ibu nifas normal; e.ibu menyusui; dan f.konseling pada masa antara dua kehamilan. (3) Dalam memberikan pelayanan sebagaimana yang dimaksud pada ayat(2) berwenang untuk : a.Episiotomi b.Pertolongan persalinan normal c.Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II d.Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan e.Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil f.Pemberiaan vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas g. Fasilitas/bimbingan inisiassi menyusu dini dan promosi air susu ibu eksklusif h.Pemberiaan uterotonika pada manajemen aktif kala III dan post partum i. penyuluhan dan konseling; j. bimbingan pada kelompok ibu hamil; dan k. pemberian surat keterangan kehamilan dan kelahiran. Seorang Bidan Boleh Melakukan Tindakan Diluar Kewenangan, Dengan Ketentuan Yang Di Atur Dalam : • PERMENKES 28/MENKES/PER/X/2017 • Pasal 14 • (1) Bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter, dapat melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 9 Pasal 20 (1) Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf b diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak prasekolah. (2) Dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidan berwenang melakukan: a. pelayanan neonatal esensial; b. penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan; c. pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak prasekolah; dan d. konseling dan penyuluhan. Pasa 30 (1) Bidan yang menyelenggarakan Praktik Mandiri Bidan harus memenuhi persyaratan, selain ketentuan persyaratan memperoleh SIPB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1). (2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan, serta obat dan bahan habis pakai. UU No.36 Th 2014 Tenaga Kesehatan Ps 1 : 1. Tenaga Kesehatan adl setiap org yang mengabdikan diri dlm bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidan kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan Pasal 1 6. Uji kompetensi adl proses pengukuran pengetahuan, keterampilan dan sikap profesional untuk dpt menjalankan praktik
7. Sertifikat kompetensi adalah surat tanda
pengakuan thd kompetensi nakes utk dpt menjalankan praktik di seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi 9. Registrasi pencatatan resmi nakes 10. STR bukti tertulis bagi yg sudah teregistrasi 11. SIK/SIP bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kab/kota kpd nakes sbg pemberian kewenangan menjalankan praktik Registrasi • adalah pencatatan resmi thd nakes yg memiliki serkom dan memp kualifikasi ttt lainnya serta diakui scr hukum utk menjalankan praktik/pekerjaan profesi. • Dengan teregistrasinya seorang tenaga profesi, maka akan mendapatkan haknya untuk ijin praktik ( lisensi ) setelah memenuhi beberapa persyaratan administrasi untuk lisensi Tujuan Registrasi a. Meningkatkan kemampuan tenaga profesi dalam mengadopsi kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang berkembang pesat. b. Meningkatkan mekanisme yang obyektif dan komprehensif dalam penyelesaian kasus mal praktik. c. Mendata jumlah dan kategori melakukan praktik • Ps 11 pengelompokan nakes : tenaga kebidanan (terdiri dari bidan) • Ps 21 Mahasiswa bidang kesehatan pada akhir masa pendidikan vokasi dan profesi harus mengikuti uji kompetensi secara nasional • Uji Kom diselenggarakan oleh PT bekerjasama dgn OP, lembaga pelatihan atau lembaga sertifikasi terakreditasi • Ps 44 nakes yg menjalankan praktik wajib memiliki STR • STR diberikan oleh konsil msg2 nakes • Syarat STR: ijasah, serkom, srt ket sehat fisik dan mental, surat pernyataan mengucapkan sumpah/janji profesi, membuat pernyataan mematuhi dan melaksankan ketentuan etika profesi • STR berlaku 5 th reregistrasi ulang (IBI=25 SKP) • Ps 46 • 1 nakes menjalankan praktik --. Wajib memiliki ijin • 2 Ijin dalam bentuk SIP • 3 Ijin diberikan oleh pemda kab/kota atas rekomendasi pejabat kes • 4 Utk mendapatkan SIP (STR masih berlaku, rekomendasi OP, tempat praktik) • 5 SIP hanya berlaku utk 1 tempat praktik Pasal 58 Nakes praktik wajib: memberikan yankes ssi standar profesi, standar pelayanan profesi, SPO, etika profesi • Kepmenkes 369/Menkes/SK/III/2007 Kode etik bidan Indonesia • Kepmenkes No.938/menkes/SK/VIII/2007 Standar asuhan kebidanan • Standar Praktik Kebidanan (31 standar) • Standar pelayanan Kebidanan (6 standar) • Standar Kinerja Bidan (9 standar) Pasal 62 1) Nakes dlm menjalankan praktik ssi kewenangan yang didasarkan pd kompetensi yang dimiliki 2) Ketentuan mengenai kewenangan profesi diatur dgn peraturan menteri Legislasi Legislasi proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan perangkat hukum yang sudah ada melalui serangkaian kegiatan sertifikasi (pengaturan kompetensi ), registrasi (pengaturan kewenangan), dan lisensi (pengaturan penyelenggaraan kewenangan).
Ketetapan hukum yang mengantur hak dan kewajiban
seseorang yang berhubungan erat dengan tindakan dan pengabdiannya. • (IBI) Rencana yang sedang dijalankan oleh Ikatan Bidan Indonesia (IBI) sekarang adalah dengan mengadakan uji kompetensi terhadap para bidan, minimal sekarang para bidan yang membuka praktik atau memberikan pelayanan kebidanan harus memiliki ijasah setara D3. • Uji kompetensi yang dilakukan merupakan syarat wajib sebelum terjun ke dunia kerja. Uji kompetensi itu sekaligus merupakan alat ukur apakah tenaga kesehatan tersebut layak bekerja sesuai dengan keahliannya. • Mengingat maraknya sekolah-sekolah ilmu kesehatan yang terus tumbuh setiap tahunnya. • Jika tidak lulus dalam uji kompetensi, jelas bidan tersebut tidak bisa menjalankan profesinya. Karena syarat untuk berprofesi adalah memiliki surat izin yang dikeluarkan setelah lulus uji kompetensi. Tujuan Legislasi • Tujuan legislasi adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap pelayanan yang telah diberikan. Bentuk perlindungan tersebut adalah meliputi : 1. Mempertahankan kualitas pelayanan 2. Memberi kewenangan 3. Menjamin perlindungan hukum 4. Meningkatkan profisionalisme UU Kebidanan No 4 Th 2019 Thank You!
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu