Nim : PO7124322072
SIPB
Surat Izin Praktek Bidan yang selanjutnya disingkat SIPB adalah bukti tertulis yang diberikan
kepada bidan yang sudah memenuhi persyaratan untuk menjalankan praktik kebidanan.
Terdapat beberapa dokumen yang dibutuhkan untuk perizinan klinik adalah sebagai
berikut:
a. Identitas lengkap pemohon (fotokopi KTP dan NPWP)
b. Surat permohonan dan pernyataan kebenaran dan keabsahan dokumen dan data di atas
materai
c. Fotokopi pendirian badan hukum atau badan usaha (akta pendirian dan perubahan, SK
kepemilikan perorangan
e. Fotokopi sertifikat tanah, bukti kepemilikan lain yang disahkan oleh notaris, atau surat
Hidup (SPPL) untuk klinik rawat jalan, atau dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan -
c. Memberikan pelayanan gawat darurat sesuai dengan kemampuan tanpa meminta uang
g. Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika
i. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan kewajiban pasien
b. Membuat dan melaporkan tenaga kesehatan yang bekerja di klinik kepada dinas
kesehatan dengan menyertakan nomor STR dan SIP atau Surat Izin Kerja (SIK)
kabupaten/kota
e. Melakukan audit medis internal paling sedikit satu kali dalam setahun
medis elektronik untuk klinik. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun
2022 tentang Rekam Medis, seluruh fasilitas pelayanan kesehatan wajib menerapkan
Rekam medis elektronik menjadi bagian yang terpadu dengan sistem informasi
manajemen klinik (SIM Klinik), yang dapat membantu mengintegrasikan data mulai dari
sebelum kedatangan pasien, saat pasien berada di klinik, hingga pasien pulang.
PMB
kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan
kewenangan dan kemampuannya. Bidan yang menjalankan praktek harus memiliki Surat Izin
Praktek Bidan (SIPB) sehingga dapat menjalankan praktek pada saran kesehatan atau
program.
analisis SWOT, memiliki perijinan (SIPB), melengkapi adminisrasi, kelengkapan, sarana dan
Surat Tanda Registrasi (STR) adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah
kepada tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikasi kompetensi. STR ini dikeluarkan oleh
Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI) dan berfungsi sebagai konfirmasi bahwa seorang
tenaga kesehatan telah memiliki kemampuan medis yang memadai dan telah lulus uji
kompetensi. Dokumen ini memungkinkan tenaga kesehatan untuk melaksanakan aktivitas
STR menjadi syarat mutlak yang harus dimiliki oleh beberapa jenis tenaga kesehatan,
seperti dokter, perawat, bidan, apoteker, psikolog, fisioterapis, dan lain sebagainya. STR
memiliki masa berlaku hingga 5 tahun dan dapat diperpanjang dengan memenuhi persyaratan,
seperti mengumpulkan 25 Satuan Kredit Profesi (SKP) melalui partisipasi dalam kegiatan
Dasar hukum penerbitan Surat Tanda Registrasi (STR) bagi tenaga kesehatan di
Indonesia diatur oleh beberapa peraturan dan undang-undang terkait. Yaitu Peraturan Menteri
Kesehatan (Permenkes) Nomor 18 Tahun 2019 tentang Surat Tanda Registrasi Tenaga
Kesehatan. Tepatnya pada pasal 2 ayat 1 hingga 3 ini tertulis bahwa: Setiap Tenaga Kesehatan
STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia
dan diberikan oleh konsil masing-masing Tenaga Kesehatan. STR sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ditandatangani oleh ketua konsil masing-masing Tenaga Kesehatan yang berfungsi
sebagai registrar. Peraturan ini merupakan dasar hukum utama terkait dengan penerbitan dan
pengaturan STR bagi tenaga kesehatan di Indonesia. Permenkes Nomor 18 Tahun 2019
Surat Tanda Registrasi (STR) memiliki berbagai manfaat penting bagi tenaga kesehatan dan
sistem kesehatan secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari memiliki
STR:
a. Legalitas dan Legitimasi: STR adalah bukti tertulis yang menegaskan bahwa seorang
legitimasi hukum atas praktik medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.
b. Standar Kompetensi: STR mencerminkan bahwa tenaga kesehatan telah lulus uji
kompetensi dan memenuhi standar yang ditetapkan oleh otoritas kesehatan. Ini
Pasien dapat merasa lebih percaya diri dan nyaman saat berinteraksi dengan tenaga
kesehatan yang memiliki STR, karena mereka tahu bahwa profesional tersebut memiliki
Kredit Profesi (SKP) mendorong partisipasi dalam pelatihan, pendidikan, dan kegiatan
dan mengawasi praktik medis oleh tenaga kesehatan. Ini membantu menjaga standar
terhadap tenaga kesehatan dan sistem kesehatan secara keseluruhan. Masyarakat akan
merasa lebih yakin dalam memilih dan menerima pelayanan kesehatan dari tenaga
wilayah atau negara. Tenaga kesehatan yang memiliki STR dapat lebih mudah
mengajukan permohonan untuk praktik di tempat lain atau bahkan di luar negeri.
kesehatan terus mengikuti perkembangan terbaru dalam ilmu kedokteran dan praktik
medis.
Dokumen yang diperlukan untuk proses pendaftaran STR. Berikut ini adalah beberapa
apoteker, dll.).
e. Sertifikat kompetensi atau sertifikat profesi yang relevan dengan bidang kesehatan.
menyebutkan bahwa Rumah Sakit Umum adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan
Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat pakar,
dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan Rumah Sakit menyangkut berbagai
fungsi pelayanan, pendidikan, dan penelitian, serta mencakup berbagai tingkatan maupun jenis
disiplin, agar Rumah Sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang teknis
Jenis dan Klasifikasi Rumah Sakit Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
a. Rumah Sakit Umum Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan
b. Rumah Sakit Khusus Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang memberikan
pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu, berdasarkan
Klasifikasi berdasarkan kepemilikan terdiri atas Rumah Sakit Pemerintah; terdiri dari:
Rumah Sakit yang langsung dikelola oleh Departemen Kesehatan, Rumah Sakit
pemerintah daerah, Rumah Sakit milier, Rumah Sakit BUMN, dan Rumah Sakit swasta
Klasifikasi berdasarkan jenis pelayanannya, rumah sakit terdiri atas: Rumah Sakit Umum,
memberi pelayanan kepada pasien dengan beragam jenis penyakit dan Rumah Sakit
Khusus, memberi pelayanan pengobatan khusus untuk pasien dengan kondisi medik
tertentu baik bedah maupun non bedah. Contoh: rumah sakit kanker, rumah sakit
bersalin.
Berdasarkan lama tinggal, rumah sakit terdiri atas rumah sakit perawatan jangka pendek
yang merawat penderita kurang dari 30 hari dan rumah sakit perawatan jangka panjang
pola berikut; dibawah 50 tempat tidur, 50-99 tempat tidur, 100-199 tempat tidur, 200-
299 tempat tidur, 300-399 tempat tidur, 400-499 tempat tidur, 500 tempat tidur atau
lebih.
Rumah sakit berdasarkan afiliasi pendidikan terdiri atas 2 jenis, yaitu: Rumah Sakit
pendidikan, yaitu rumah sakit yang menyelenggarakan program latihan untuk berbagai
profesi dan Rumah Sakit non pendidikan, yaitu rumah sakit yang tidak memiliki
Rumah sakit umum kelas A Rumah sakit kelas A adalah rumah sakit yang mampu
pemerintah, rumah sakit ini telah ditetapkan sebagai tempat pelayanan rujukan
tertinggi (top referral hospital) atau disebut juga rumah sakit pusat.
Rumah sakit umum kelas B Rumah sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu
Rumah sakit umum kelas C Rumah sakit kelas C adalah rumah sakit yang mampu
puskesmas.
Rumah sakit umum kelas D Rumah sakit ini bersifat transaksi karena pada suatu
saat akan ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C. Pada saat ini kemampuan
kedokteran gigi. Sama halnya dengan rumah sakit tipe C, rumah sakit tipe D juga
Rumah sakit umum kelas E Rumah sakit ini merupakan rumah sakit khusus
kedokteran saja. Pada saat ini banyak tipe E yang didirikan pemerintah, misalnya
rumah sakit jiwa, rumah sakit kusta, rumah sakit paru, rumah sakit jantung, dan
https://mpp.kotabogor.go.id/layanannew/detail/78
https://aido.id/health-articles/syarat-pembuatan-klinik/detail
https://www.ukb.ac.id/detail-berita/mau-buka-bidan-praktek-mandiri-bpm-
hal-ini-yang-perlu-kamu-persiapkan
https://nursing.ui.ac.id/pentingnya-surat-tanda-registrasi-str-bagi-tenaga-
kesehatan
https://www.liputan6.com/hot/read/5373598/str-adalah-surat-tanda-
registrasi-pahami-dasar-hukum-manfaat-dan-cara-membuatnya?page=5
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/
P17410194146/12._BAB_II_.pdf