Anda di halaman 1dari 15

ASPEK LEGAL DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

Nama : Lita Zahara

Nim : PO7124322072

Dosen : Siti Fatimah, SST,M.BMd

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

PRODI D III KEBIDANAN MUARA ENIM

TAHUN AJARAN 2023 / 2024


1. SIP & SIPB
 SIP
Surat Izin Praktik ( SIP ) adalah bukti tertulis yang diberikan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
kepada tenaga kesehatan yang telah memenuhi persyaratan untuk menjalankan praktik.

 SIPB

Surat Izin Praktek Bidan yang selanjutnya disingkat SIPB adalah bukti tertulis yang diberikan
kepada bidan yang sudah memenuhi persyaratan untuk menjalankan praktik kebidanan.

Ketentuan Izin Praktek Bidan (SIPB) :

a. penyelesaian perizinan 3 (tiga) hari kerja;


b. pengawasan dan pembinaan oleh Dinas terkait

Persyaratan Izin Praktek Bidan (SIPB), baru :

a. KTP-el (Pasport/KITAS untuk WNA);


b. lunas PPB P2 tahun berjalan;
c. STR;
d. surat keterangan sehat fisik dari dokter;
e. pas foto berwarna terbaru ukuran 4X6 cm;
f. surat keterangan dari instansi jika bekerja di Fasilitas kesehatan;
g. rekomendasi dari organisasi profesi (IBI);
h. surat pernyataan bersedia mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi;
i. BPJS Kesehatan

Persyaratan Izin Praktek Bidan (SIPB), perpanjangan :

a. izin praktek lama;


b. lunas PPB P2 tahun berjalan;
c. STR yang masih berlaku dan dilegalisasi;
d. surat keterangan sehat fisik dari dokter yang memiliki Surat Izin Praktik;
e. pas foto berwarna terbaru ukuran 4X6 cm;
f. rekomendasi dari organisasi profesi (IBI);

Persyaratan Izin Praktek Bidan (SIPB), sementara :

a. KTP-el (Pasport/KITAS untuk WNA);


b. lunas PPB P2 tahun berjalan;
c. tanda bukti pengajuan STR;
d. surat keterangan sehat fisik dari dokter;
e. pas foto berwarna terbaru ukuran 4X6 cm;
f. surat keterangan dari instansi jika bekerja di fasilitas kesehatan;
g. rekomendasi dari organisasi profesi (IBI);
h. surat pernyataan bersedia mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi;
i. BPJS Kesehatan

2. SYARAT – SYARAT MEDIRIKAN KLINIK DAN PMB


 Klinik
klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik, dengan
penanggung jawab dokter yang memiliki Surat Izin Praktik (SIP) di klinik tersebut, yang dapat
merangkap sebagai pemberi pelayanan.

Terdapat beberapa dokumen yang dibutuhkan untuk perizinan klinik adalah sebagai
berikut:
a. Identitas lengkap pemohon (fotokopi KTP dan NPWP)

b. Surat permohonan dan pernyataan kebenaran dan keabsahan dokumen dan data di atas

materai

c. Fotokopi pendirian badan hukum atau badan usaha (akta pendirian dan perubahan, SK

pengesahan pendirian dan perubahan, NPWP badan usaha/hukum), kecuali untuk

kepemilikan perorangan

d. Nomor Induk Berusaha (NIB)

e. Fotokopi sertifikat tanah, bukti kepemilikan lain yang disahkan oleh notaris, atau surat

kontrak minimal untuk jangka waktu 5 tahun

f. Dokumen Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan

Hidup (SPPL) untuk klinik rawat jalan, atau dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan -

Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) untuk klinik rawat inap

g. Surat kerjasama dengan Puskesmas Kecamatan setempat


h. Profil klinik (pengorganisasian, lokasi, bangunan, prasarana, ketenagaan, peralatan,

kefarmasian, laboratorium, serta pelayanan yang diberikan)

i. Rekomendasi dari dinas kesehatan kabupaten/kota

Terdapat beberapa kewajiban yang harus dipenuhi klinik diantaranya:

a. Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan yang diberikan

b. Memberikan pelayanan yang efektif, aman, bermutu dan non-diskriminasi

c. Memberikan pelayanan gawat darurat sesuai dengan kemampuan tanpa meminta uang

muka terlebih dahulu

d. Memperoleh persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan (informed consent)

e. Menyelenggarakan rekam medis

f. Melaksanakan sistem rujukan

g. Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika

h. Menghormati dan melindungi hak-hak pasien

i. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan kewajiban pasien

j. Melaksanakan kendali mutu dan biaya

k. Memiliki standar prosedur operasional

l. Melakukan pengelolaan limbah sesuai dengan ketentuan peraturan


m. Melaksanakan fungsi sosial

n. Melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan

o. Menyusun dan melaksanakan peraturan internal klinik

p. Memberlakukan seluruh lingkungan klinik sebagai kawasan tanpa rokok

Penyelenggara Klinik Wajib Memenuhi :

a. Memasang nama dan klasifikasi klinik

b. Membuat dan melaporkan tenaga kesehatan yang bekerja di klinik kepada dinas

kesehatan dengan menyertakan nomor STR dan SIP atau Surat Izin Kerja (SIK)

c. Melaksanakan pencatatan penyakit tertentu dan melaporkan kepada dinas kesehatan

kabupaten/kota

d. Melakukan akreditasi secara berkala paling sedikit 3 tahun sekali

e. Melakukan audit medis internal paling sedikit satu kali dalam setahun

Setiap Klinik Mempunyai Hak :

a. Menerima imbalan jasa pelayanan

b. Melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam mengembangkan pelayanan

c. Menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian

d. Mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan pelayanan kesehatan


e. Mempromosikan pelayanan kesehatan yang ada di klinik

Setelah memenuhi persyaratan di atas, Anda juga perlu menerapkan rekam

medis elektronik untuk klinik. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun

2022 tentang Rekam Medis, seluruh fasilitas pelayanan kesehatan wajib menerapkan

rekam medis elektronik.

Rekam medis elektronik menjadi bagian yang terpadu dengan sistem informasi

manajemen klinik (SIM Klinik), yang dapat membantu mengintegrasikan data mulai dari

sebelum kedatangan pasien, saat pasien berada di klinik, hingga pasien pulang.

 PMB

Bidan Praktek Mandiri ( BPM ) merupakan bentuk pelayanan kesehatan di bidang

kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang

diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan

kewenangan dan kemampuannya. Bidan yang menjalankan praktek harus memiliki Surat Izin

Praktek Bidan (SIPB) sehingga dapat menjalankan praktek pada saran kesehatan atau

program.

Berikut persyaratan umum pendirian BPM memenuhi syarat bangunan, menerapkan

analisis SWOT, memiliki perijinan (SIPB), melengkapi adminisrasi, kelengkapan, sarana dan

prasarana BPM, memiliki perlengkapan asuhan bayi rooming-in/rawat gabung dan

memberikan pelayanan yang berkualitas.

Persyaratan Pendirian Bidan Praktek Mandiri :


a. Menjadi anggota IBI (Ikatan Bidan Indonesia)
b. Permohonan Surat Ijin Praktek Bidan selaku Swasta Perorangan
c. Surat Keterangan Kepala Puskesmas Wilayah Setempat Praktek
d. Surat Pernyataan tidak sedang dalam sanksi profesi/ hukum.
e. Surat Keterangan Ketua Ranting IBI Wilayah
f. Persiapan peralatan medis dan medis usaha praktek bidan secara perorangan dengan
pelayanan pemeriksaan pertolongan persalinan dan perawatan.
g. Membuat Surat Perjanjian sanggup mematuhi perjanjian yang tertulis.
h. Bidan dalam menjalankan praktek harus :

 Memiliki tempat dan ruangan praktek yang memenuhi persyaratan kesehatan.


 Menyediakan tempat tidur untuk persalinan minimal 1 dan maksimal 5 tempat tidur.
 Memiliki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan melaksanakan prosedur
tetap (protap) yang berlaku.
 Menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan peralatan yang berlaku.
i. Bidan yang menjalankan prakytek harus mencantumkan izin praktek bidannya atau foto
copy prakteknya diruang praktek, atau tempat yang mudah dilihat.
j. Bidan dalam prakteknya memperkerjakan tenaga bidan yang lain, yang memiliki SIPB
untuk membantu tugas pelayanannya
k. Bidan yang menjalankan praktek harus harus mempunyai peralatan minimal sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dan peralatan harus tersedia ditempat prakteknya.
l. Peralatan yang wajib dimilki dalam menjalankan praktek bidan sesuai dengan jenis
pelayanan yang diberikan .
m. Dalam menjalankan tugas bidan harus serta mempertahankan dan meningkatkan
keterampilan profesinya antara lain dengan :
 Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau saling tukar informasi dengan
sesama bidan .
 Mengikuti kegiatan-kegiatan akademis dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya,
baik yang diselenggarakan pemerintah maupun oleh organisasi profesi.
 Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk praktek agar tetap siap
dan berfungsi dengan baik.

3. REGISTRASI TENAGA KESEHATAN

Surat Tanda Registrasi (STR) adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah

kepada tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikasi kompetensi. STR ini dikeluarkan oleh

Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI) dan berfungsi sebagai konfirmasi bahwa seorang

tenaga kesehatan telah memiliki kemampuan medis yang memadai dan telah lulus uji
kompetensi. Dokumen ini memungkinkan tenaga kesehatan untuk melaksanakan aktivitas

pelayanan kesehatan sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

STR menjadi syarat mutlak yang harus dimiliki oleh beberapa jenis tenaga kesehatan,

seperti dokter, perawat, bidan, apoteker, psikolog, fisioterapis, dan lain sebagainya. STR

memiliki masa berlaku hingga 5 tahun dan dapat diperpanjang dengan memenuhi persyaratan,

seperti mengumpulkan 25 Satuan Kredit Profesi (SKP) melalui partisipasi dalam kegiatan

pendidikan, pelatihan, dan kegiatan ilmiah yang sesuai dengan profesi.

Dasar hukum penerbitan Surat Tanda Registrasi (STR) bagi tenaga kesehatan di

Indonesia diatur oleh beberapa peraturan dan undang-undang terkait. Yaitu Peraturan Menteri

Kesehatan (Permenkes) Nomor 18 Tahun 2019 tentang Surat Tanda Registrasi Tenaga

Kesehatan. Tepatnya pada pasal 2 ayat 1 hingga 3 ini tertulis bahwa: Setiap Tenaga Kesehatan

yang menjalankan praktik wajib memiliki STR.

STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia

dan diberikan oleh konsil masing-masing Tenaga Kesehatan. STR sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) ditandatangani oleh ketua konsil masing-masing Tenaga Kesehatan yang berfungsi

sebagai registrar. Peraturan ini merupakan dasar hukum utama terkait dengan penerbitan dan

pengaturan STR bagi tenaga kesehatan di Indonesia. Permenkes Nomor 18 Tahun 2019

mengatur berbagai aspek terkait STR, termasuk persyaratan, prosedur pendaftaran,

perpanjangan, pembatalan, dan lain-lain.

Surat Tanda Registrasi (STR) memiliki berbagai manfaat penting bagi tenaga kesehatan dan

sistem kesehatan secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari memiliki

STR:
a. Legalitas dan Legitimasi: STR adalah bukti tertulis yang menegaskan bahwa seorang

tenaga kesehatan memiliki kualifikasi dan kompetensi yang diperlukan untuk

menjalankan praktik medis atau pelayanan kesehatan. Dokumen ini memberikan

legitimasi hukum atas praktik medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.

b. Standar Kompetensi: STR mencerminkan bahwa tenaga kesehatan telah lulus uji

kompetensi dan memenuhi standar yang ditetapkan oleh otoritas kesehatan. Ini

membantu menjaga kualitas layanan kesehatan yang diberikan kepada pasien.

c. Perlindungan Pasien: STR membantu melindungi kepentingan dan keselamatan pasien.

Pasien dapat merasa lebih percaya diri dan nyaman saat berinteraksi dengan tenaga

kesehatan yang memiliki STR, karena mereka tahu bahwa profesional tersebut memiliki

kompetensi yang diakui secara resmi.

d. Peningkatan Profesionalisme: STR mendorong tenaga kesehatan untuk terus

meningkatkan kompetensinya. Proses perpanjangan STR melalui akumulasi Satuan

Kredit Profesi (SKP) mendorong partisipasi dalam pelatihan, pendidikan, dan kegiatan

ilmiah yang relevan dengan bidang kesehatan.

e. Pemantauan dan Pengawasan: STR memungkinkan otoritas kesehatan untuk memantau

dan mengawasi praktik medis oleh tenaga kesehatan. Ini membantu menjaga standar

etika dan profesionalisme dalam praktik medis.

f. Kepercayaan Masyarakat: Adanya STR dapat membangun kepercayaan masyarakat

terhadap tenaga kesehatan dan sistem kesehatan secara keseluruhan. Masyarakat akan

merasa lebih yakin dalam memilih dan menerima pelayanan kesehatan dari tenaga

kesehatan yang memiliki STR.


g. Kemudahan Mobilitas: STR juga dapat memfasilitasi mobilitas tenaga kesehatan antar

wilayah atau negara. Tenaga kesehatan yang memiliki STR dapat lebih mudah

mengajukan permohonan untuk praktik di tempat lain atau bahkan di luar negeri.

h. Perpanjangan dan Pembaharuan: STR memberikan kerangka kerja untuk perpanjangan

dan pembaharuan kompetensi. Proses perpanjangan memastikan bahwa tenaga

kesehatan terus mengikuti perkembangan terbaru dalam ilmu kedokteran dan praktik

medis.

i. Penjaminan Kualitas: Melalui persyaratan perpanjangan dan pembaharuan, STR

membantu memastikan bahwa tenaga kesehatan terus menjaga dan meningkatkan

kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.

Dokumen yang diperlukan untuk proses pendaftaran STR. Berikut ini adalah beberapa

berkas yang umumnya diperlukan:

a. KTP (Kartu Tanda Penduduk).

b. Pas foto terbaru ukuran 4x6 dengan latar belakang merah.

c. Surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter.

d. Ijazah pendidikan di bidang kesehatan (misalnya, ijazah dokter, perawat, bidan,

apoteker, dll.).

e. Sertifikat kompetensi atau sertifikat profesi yang relevan dengan bidang kesehatan.

f. Surat sumpah/janji profesi atau pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji profesi.

g. Surat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi.


4. KLASIFIKASI RUMAH SAKIT

Rumah Sakit berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI No. 983/Menkes/SK/XI/1992

menyebutkan bahwa Rumah Sakit Umum adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan

kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik dan subspesialistik.

Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat pakar,

dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan Rumah Sakit menyangkut berbagai

fungsi pelayanan, pendidikan, dan penelitian, serta mencakup berbagai tingkatan maupun jenis

disiplin, agar Rumah Sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang teknis

medis maupun administrasi kesehatan.

Jenis dan Klasifikasi Rumah Sakit Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 340/MENKES/PER/III/2010. Klasifikasi rumah sakit, dibedakan atas:

a. Rumah Sakit Umum Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan

pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.

b. Rumah Sakit Khusus Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang memberikan

pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu, berdasarkan

disiplin ilmu, golongan umur, organ atau jenis penyakit.

Rumah sakit diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria sebagai berikut:

a. Klasifikasi Rumah Sakit Berdasarkan Kepemilikan

Klasifikasi berdasarkan kepemilikan terdiri atas Rumah Sakit Pemerintah; terdiri dari:

Rumah Sakit yang langsung dikelola oleh Departemen Kesehatan, Rumah Sakit
pemerintah daerah, Rumah Sakit milier, Rumah Sakit BUMN, dan Rumah Sakit swasta

yang dikelola oleh masyarakat.

b. Klasifikasi Rumah Sakit Berdasarkan Jenis Pelayanan

Klasifikasi berdasarkan jenis pelayanannya, rumah sakit terdiri atas: Rumah Sakit Umum,

memberi pelayanan kepada pasien dengan beragam jenis penyakit dan Rumah Sakit

Khusus, memberi pelayanan pengobatan khusus untuk pasien dengan kondisi medik

tertentu baik bedah maupun non bedah. Contoh: rumah sakit kanker, rumah sakit

bersalin.

c. Klasifikasi Rumah Sakit Berdasarkan Lama Tinggal

Berdasarkan lama tinggal, rumah sakit terdiri atas rumah sakit perawatan jangka pendek

yang merawat penderita kurang dari 30 hari dan rumah sakit perawatan jangka panjang

yang merawat penderita dalam waktu rata-rata 30 hari atau lebih.


d. Klasifikasi Rumah Sakit Berdasarkan Kapasitas Tempat Tidur

Rumah sakit umumnya diklasifikasikan berdasarkan kapasitas tempat tidurnya sesuai

pola berikut; dibawah 50 tempat tidur, 50-99 tempat tidur, 100-199 tempat tidur, 200-

299 tempat tidur, 300-399 tempat tidur, 400-499 tempat tidur, 500 tempat tidur atau

lebih.

e. Klasifikasi Rumah Sakit Berdasarkan Afiliasi Pendidikan

Rumah sakit berdasarkan afiliasi pendidikan terdiri atas 2 jenis, yaitu: Rumah Sakit

pendidikan, yaitu rumah sakit yang menyelenggarakan program latihan untuk berbagai

profesi dan Rumah Sakit non pendidikan, yaitu rumah sakit yang tidak memiliki

hubungan kerjasama dengan universitas.

f. Klasifikasi Rumah Sakit Berdasarkan Kepemilikan Dan Penyelenggaraan

Berdasarkan kepemilikan dan penyelenggaraan rumah sakit dapat dibedakan menjadi:

Rumah Sakit Pemerintah Dan Rumah Sakit Swasta

g. Klasifikasi Rumah Sakit Umum Berdasarkan Pelayanan

 Rumah sakit umum kelas A Rumah sakit kelas A adalah rumah sakit yang mampu

memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas oleh

pemerintah, rumah sakit ini telah ditetapkan sebagai tempat pelayanan rujukan

tertinggi (top referral hospital) atau disebut juga rumah sakit pusat.

 Rumah sakit umum kelas B Rumah sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu

memberikan pelayanan kedokteran medik spesialis luas dan subspesialis

terbatas. Direncanakan rumah sakit tipe B didirikan di setiap ibu kotapropinsi

(provincial hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit


kabupaten. rumah sakit pendidikan yang tidak termasuk tipe A juga

diklasifikasikan sebagai rumah sakit tipe B.

 Rumah sakit umum kelas C Rumah sakit kelas C adalah rumah sakit yang mampu

memberikan pelayanan kedokteran subspesialis terbatas. Terdapat empat

macam pelayanan spesialis disediakan yakni pelayanan penyakit dalam,

pelayanan bedah, pelayanan kesehatan anak, serta pelayanan kebidanan dan

kandungan. Direncanakan rumah sakit tipe C ini akan didirikan di setiap

kabupaten/kota (regency hospital) yang menampung pelayanan rujukan dari

puskesmas.

 Rumah sakit umum kelas D Rumah sakit ini bersifat transaksi karena pada suatu

saat akan ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C. Pada saat ini kemampuan

rumah sakit tipe D hanyalah memberikan pelayanan kedokteran umum dan

kedokteran gigi. Sama halnya dengan rumah sakit tipe C, rumah sakit tipe D juga

menampung pelayanan yang berasal dari puskesmas.

 Rumah sakit umum kelas E Rumah sakit ini merupakan rumah sakit khusus

(special hospital) yang menyelenggarakan hanya satu macam pelayanan

kedokteran saja. Pada saat ini banyak tipe E yang didirikan pemerintah, misalnya

rumah sakit jiwa, rumah sakit kusta, rumah sakit paru, rumah sakit jantung, dan

rumah sakit ibu dan anak.


Daftar pustaka

https://mpp.kotabogor.go.id/layanannew/detail/78

https://aido.id/health-articles/syarat-pembuatan-klinik/detail

https://www.ukb.ac.id/detail-berita/mau-buka-bidan-praktek-mandiri-bpm-
hal-ini-yang-perlu-kamu-persiapkan

https://nursing.ui.ac.id/pentingnya-surat-tanda-registrasi-str-bagi-tenaga-
kesehatan

https://www.liputan6.com/hot/read/5373598/str-adalah-surat-tanda-
registrasi-pahami-dasar-hukum-manfaat-dan-cara-membuatnya?page=5

http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/
P17410194146/12._BAB_II_.pdf

Anda mungkin juga menyukai