(BUKU COKLAT)
MODUL 1.1
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
2021
SKENARIO 4
DOKTER VS MALPRAKTEK
Seorang pasien datang ke klinik pribadi seorang dokter untuk periksa karena merasa tidak enak
badan. Dokter mendelegasikan tugasnya kepada sejawat lain karena sedang keluar kota. Satu
minggu setelah periksa, pasien dikabarkan meninggal dunia. Keluarga pasien merasa tidak
terima dan menggugat dokter pemeriksa karena dianggap malpraktek. Setelah diselidiki ternyata
masa berlaku SIP (surat izin praktek) dan STR (surat tanda registrasi) dokter pemeriksa telah
habis.
1. Berdasarkan yang telah diatur dalam pasal 359, 360, dan 361 KUHP, hukuman nya
berupa hukuman penjara, kurungan, membayar denda dan apabila kelalaian dilakukan
pada saat melakukan pekerjaan maka hukuman nya ditambah sepertiga dan dipecat dari
pekerjaan nya
2. Ada dua bentuk pelimpahan wewenang dari tenaga medis ke tenaga, yaitu:
a. Pelimpahan wewenang secara mandat diberikan oleh dokter kepada perawat untuk
melakukan sesuatu tindakan medis dibawah pengawasan dokter.
b. Pelimpahan wewenang secara delegatif diberikan oleh dokter untuk melakukan
sesuatu tindakan medis dengan disertai pelimpahan tanggung jawab.
3. Syarat pendelegasian :
a. Kewenangan ada pada dokter
b. Penerima delegasi memiliki kompetensi melakukan nya
c. Pendelegasian harus jelas dan tercatat
d. Supervisi
e. Tanggung jawab tetap berada pada pendelegasi
4. Syarat dokter membuka praktek :
a. Memiliki ijazah, STR (surat tanda registrasi) yang berlaku, surat keterangan sehat
dan juga surat rekomendasi dari profesi.
b. Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku
c. Surat keterangan domisili tinggal di Surabaya (di tempat yang dijadikan untuk
praktik)
d. STR (Surat Tanda Registrasi) asli dan dilegalisasi
e. Surat Rekomendasi dari Organisasi Profesi (IDI/PDGI) sesuai tempat praktik
f. Pas Foto terbaru digital berukuran 4x6 cm berlatar belakang merah tegak horizontal
tidak boleh miring
g. Surat Pernyataan memiliki tempat kerja di sarana/fasilitas pelayanan kesehatan atau
praktik mandiri dengan materai 6.000,-
h. Surat Keterangan dari faskes tempat praktek dan fotokopi izin penyelenggaraan
faskes yang masih berlaku bagi yang praktek di faskes
i. Surat Persetujuan dari atasan langsung/pimpinan sarana pertama yang
menyetujui/tidak keberatan jika pendaftar bekerja di sarana lain
j. Surat Keterangan dari Kepala Dinas Kesehatan setempat (untuk tenaga medis
pemegang KTP Non Surabaya) dan fotokopi Surat Izin Praktek (SIP) di kota asal.
k. Surat Izin Praktek yang lama dan asli apabila perpanjangan atau pindah tempat
praktik
l. Copy SIP (Surat Izin Praktek) tempat praktek sebelumnya untuk permohonan SIP
tempat yang sedang diajukan.
5. Apabila STR telah habis masa berlakunya maka Surat Izin Praktik (SIP) juga tidak
berlaku dan dokter/dokter gigi tersebut tidak dapat melakukan praktik kedokteran di
Indonesia. Menurut UUPK pasal 75, setiap dokter/dokter gigi yang melakukan
praktik kedokteran tanpa STR akan
6. jika masa berlaku STR dan SIP maka dapat diperpanjang maksimal enam bulan
sebelum masa berlakunya habis.
7. Yang seharusnya di gugat oleh keluarga pasien adalah dokter yang mendelegasikan
tugas nya karena tanggung jawab tetap berada pada pendelegasi.
8. Masa berlaku STR dan SIP selama 5 tahun.
9. Bentuk tanggung jawab dokter tersebut antara lain adalah tanggung jawab etis,
tanggung jawab profesi dan tanggung jawab hukum. Dalam konteks tanggung jawab
hukum, ada tiga bentuk, yaitu tanggung jawab hukum dalam bidang hukum perdata,
tanggung jawab hukum dalam bidang hukum pidana dan tanggung jawab hukum
dalam bidang hukum administrasi.
10. Ya, termasuk pelanggaran kode etik.
Step 6 (Pembahasan)
a. Delegasi harus definitif, artinya delegasi tidak dapat lagi menggunakan sendiri
wewenang yang telah dilimpahkan itu;
b. Delegasi harus berdasarkan ketentuan perundang-undangan, artinya delegasi hanya
dimungkinkan jika ada ketentuan yang memungkinkan untuk itu dalam peraturan
perundangundangan;
c. Delegasi tidak kepada bawahan, artinya dalam hierarki kepagawaian tidak
diperkenankan adanya delegasi;
d. Kewajiban memberi keterangan (penjelasan), artinya delegans berwenang untuk
meminta penjelasan tentang pelaksanaan wewenang tersebut;
e. Peraturan kebijakan (beleidsregel), artinya delegans memberikan instruksi (petunjuk)
tentang penggunaan wewenang tersebut.
Pelimpahan kewenangan kepada tenaga kesehatan diatur dalam UndangUndang Kesehatan
Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan pasal 65 ayat yang menyatakan bahwa :
BAB III
Pasal 8
a. Dokter / Dokter Gigi warga negara Indonesia lulusan institusi pendidikan kedokteran /
kedokteran gigi dalam negeri yang menerapkan kurikulum berbasis kompetensi harus
mengajukan permohonan kepada KKI dengan ketentuan:
2. bagi yang telah menyelesaikan program internsip melampirkan fotokopi sertifikat tanda
selesai internsip yang diterbitkan oleh lembaga yang berwenang terkait dengan internsip;
b. Dokter / Dokter Gigi warga negara Indonesia lulusan institusi pendidikan kedokteran /
kedokteran gigi dalam negeri yang karena masa transisi belum menerapkan kurikulum
berbasis kompetensi harus mengajukan permohonan kepada KKI dengan melampirkan
persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a angka 1 huruf a) sampai dengan huruf g)
c. Dokter / Dokter Gigi warga negara Indonesia lulusan institusi pendidikan kedokteran /
kedokteran gigi luar negeri harus mengajukan permohonan kepada KKI dengan
melampirkan:
1. surat keterangan telah selesai mengikuti program adaptasi;
2. berkas persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a angka 1 huruf a) sampai
dengan huruf g);
d. Dokter / Dokter Gigi warga negara Indonesia yang sebelumnya berstatus warga negara
asing lulusan institusi pendidikan kedokteran / kedokteran gigi dalam negeri harus
mengajukan permohonan kepada KKI dengan ketentuan:
1. bagi lulusan institusi pendidikan kedokteran / kedokteran gigi yang menerapkan
kurikulum berbasis kompetensi melampirkan berkas persyaratan sebagaimana
dimaksud pada huruf a angka 1 huruf a) sampai dengan huruf g) atau huruf a angka 2
huruf b);
2. bagi lulusan institusi pendidikan kedokteran / kedokteran gigi yang karena masa
transisi belum menerapkan kurikulum berbasis kompetensi melampirkan berkas
persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a angka 1 huruf a) sampai dengan
huruf g);
3. dokumen bukti pindah kewarganegaraan menjadi warga negara Indonesia yang
diterbitkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
e. Dokter / Dokter Gigi warga negara Indonesia yang sebelumnya berstatus warga negara
asing lulusan institusi pendidikan kedokteran / kedokteran gigi luar negeri harus
mengajukan permohonan kepada KKI dengan melampirkan berkas persyaratan
sebagaimana dimaksud pada huruf c angka 1 dan angka 2 serta huruf d angka 3.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Registrasi diatur dengan Peraturan KKI
BAB II
Pasal 8
1) Untuk memperoleh SIP, Dokter dan Dokter Gigi harus mengajukan permohonan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat praktik kedokteran
dilaksanakan dengan melampirkan :
a. fotokopi STR yang diterbitkan dan dilegalisasi asli oleh KKI;
b. surat pernyataan mempunyai tempat praktik, atau surat keterangan dari fasilitas
pelayanan kesehatan sebagai tempat praktiknya;
c. surat persetujuan dari atasan langsung bagi Dokter dan Dokter Gigi yang
bekerja pada instansi/fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah atau pada
instansi/fasilitas pelayanan kesehatan lain secara purna waktu;
d. surat rekomendasi dari organisasi profesi, sesuai tempat praktik; dan
e. pas foto berwarna ukuran 4x6 sebanyak 3 (tiga) lembar dan 3x4 sebanyak 2
(dua) lembar.
2) Dalam pengajuan permohonan SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
dinyatakan secara tegas permintaan SIP untuk tempat praktik pertama, kedua atau
ketiga.
3) Contoh surat permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Formulir I terlampir.
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1
Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dan atau
janji dokter.
Pasal 2
Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan profesionalsecara
independen,danmempertahankan perilaku profesional dalam ukuran yang tertinggi.
Pasal 3
Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhioleh
sesuatu yangmengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.
Pasal 4
Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri.
Pasal 5
Tiap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin melemahkan daya 3 tahan psikis
maupun sik, wajib memperoleh persetujuan pasien/ keluarganya dan hanya diberikan
untuk kepentingan dan kebaikan pasien tersebut.
Pasal 6
Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau menerapkan
setiappenemuan teknik atau pengobatan baru yangbelum diuji kebenarannya dan terhadap
hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.
Pasal 7
Seorangdokter waajib hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa
sendiri kebenarannya.
Pasal 8
Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan secara
kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya,disertai rasa kasih sayang
(compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.
Pasal 9
Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya,
dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya pada saat menanganipasien dia
ketahuimemiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan
penipuan atau penggelapan.
Pasal 10
Seorangdokter wajibmenghormati hak-hak- pasien, teman sejawatnya, dan tenaga
kesehatan lainnya, serta wajibmenjaga kepercayaan pasien.
Pasal 11
Setiapdokter wajibsenantiasamengingat kewajiban dirinya melindungi hidup makhluk
insani.
Pasal 12
Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib memperhatikan keseluruhan
aspekpelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif), baik sik
maupun psiko-sosial-kultural pasiennya serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi
sejati masyarakat.
Pasal 13
Setiapdokterdalambekerjasamadengan para pejabat lintas sektoral di bidang kesehatan,
bidang lainnya dan masyarakat, wajib saling menghormati.
Pasal 14
Seorangdokter wajibbersikaptulus ikhlasdanmempergunakan seluruh keilmuan dan
ketrampilannya untuk kepentingan pasien, yang ketika ia tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan, atas persetujuan pasien/ keluarganya, ia
wajibmerujukpasien kepadadokter yang mempunyai keahlian untuk itu.
Pasal 15
Setiapdokter wajibmemberikan kesempatan pasiennya agar senantiasa dapat berinteraksi
dengan keluargadan penasihatnya, termasuk dalam beribadat dan atau penyelesaian
masalah pribadi lainnya.
Pasal 16
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
tentangseorangpasien,bahkan jugasetelah pasien itumeninggaldunia.
Pasal 17
Setiapdokter wajibmelakukan pertolongan darurat sebagaisuatu wujud
tugasperikemanusiaan, kecualibilaia yakin ada oranglain bersediadan mampu
memberikannya.
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT
Pasal 18
Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin
diperlakukan.
Pasal 19
Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecualidengan
persetujuan keduanya atauberdasarkan prosedur yang etis.
Pasal 20
Setiap dokter wajib selalu memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik.
Pasal 21
Setiap dokter wajib senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran/ kesehatan
Step 7 (Kesimpulan)
Dari skenario dapat disimpulkan bahwa dalam pendelegasian tugas sebagai dokter harus
sesuai dengan ketentuan atau syarat yang telah ditetapkan oleh peraturan agar tidak
terjadi malpraktek.
DALIL
DAFTAR PUSTAKA