Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TUTORIAL SKENARIO 4

(BUKU COKLAT)

MODUL 1.1

Dosen Pengampu :

Ibu Siti Nur Chasanah, S,Si., M.Sc

Disusun Oleh :

Nama : Tifiorella Hawa Fodilo


NIM : 21109011021
Kelompok : 3

PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG

2021
SKENARIO 4

DOKTER VS MALPRAKTEK

Seorang pasien datang ke klinik pribadi seorang dokter untuk periksa karena merasa tidak enak
badan. Dokter mendelegasikan tugasnya kepada sejawat lain karena sedang keluar kota. Satu
minggu setelah periksa, pasien dikabarkan meninggal dunia. Keluarga pasien merasa tidak
terima dan menggugat dokter pemeriksa karena dianggap malpraktek. Setelah diselidiki ternyata
masa berlaku SIP (surat izin praktek) dan STR (surat tanda registrasi) dokter pemeriksa telah
habis.

Bagaimana tanggapan anda dengan kejadian diatas?

STEP 1 (Identifikasi Istilah Asing)

1. Malpraktek: kelalaian seorang dokter dalam menjalankan kewajiban profesionalnya


2. SIP: Surat izin Praktek adalah bukti tertulis yang diberikan pemerintah kepada dokter dan
dokter gigi yang akan menjalankan praktek kedokteran setelah memenuhi persyaratan
3. Mendelegasikan : seseorang yang dipercayai sebagai perwakilan untuk bisa memakili sebuah
anggota kelompok atau lembaga
4. Sejawat: teman satu pekerjaan dan seprofesi
5. STR: Surat Tanda Registrasi atau bukti tertulis yang diberikan oleh konsil masing-masing
tenaga kesehatan kepada tenaga kesehatan yang telah diregistrasi
6. Menggugat: tindakan atau laporan karena ada rasa ketidakpuasaan yaitu pelayanan
7. Klinik : layanan fasilitas kesehatan publik yang memiliki fasilitas belum lengkap dan
memadahi, menangani kasus ringan, pasien tidak lebih dari 200 pasien

STEP 2 (Rumusan Masalah)

1. Apa hukuman yg diterima dokter yang melakukan malpraktik?


2. Mengapa keluarga pasien merasa bahwa kematian pasien di akibatkan oleh pemeriksaan
dokter yang dilakukan terakhir kali?
3. Apa syarat seorang dokter mendelegasikan tugas kepada teman sejawat?
4. Apa syarat dan bagaimana cara seorang dokter mendapat izin praktek?
5. Bagaimana bila seorang dokter praktek dalam keadaan STR atau tanda registrasi telah
habis?
6. Apa yang harus dilakukan oleh seorang dokter jika masa berlaku STR dan SIP nya telah
habis?
7. Siapakah yang seharusnya digugat keluarga pasien, apakah dokter atau sejawatnya yang
masa SIP nya sudah tidak berlaku?
8. Berapa lama waktu kedua berkas tersebut berlaku?
9. Bagaiamana Langkah yang harus diambil seorang dokter bila di gugat karena dianggap
malpraktek?
10. Apakah malpraktek termasuk pelanggaran kode etik seorang dokter?

STEP 3 (Brainstroming Curah Pendapat)

1. Berdasarkan yang telah diatur dalam pasal 359, 360, dan 361 KUHP, hukuman nya
berupa hukuman penjara, kurungan, membayar denda dan apabila kelalaian dilakukan
pada saat melakukan pekerjaan maka hukuman nya ditambah sepertiga dan dipecat dari
pekerjaan nya
2. Ada dua bentuk pelimpahan wewenang dari tenaga medis ke tenaga, yaitu:
a. Pelimpahan wewenang secara mandat diberikan oleh dokter kepada perawat untuk
melakukan sesuatu tindakan medis dibawah pengawasan dokter.
b. Pelimpahan wewenang secara delegatif diberikan oleh dokter untuk melakukan
sesuatu tindakan medis dengan disertai pelimpahan tanggung jawab.
3. Syarat pendelegasian :
a. Kewenangan ada pada dokter
b. Penerima delegasi memiliki kompetensi melakukan nya
c. Pendelegasian harus jelas dan tercatat
d. Supervisi
e. Tanggung jawab tetap berada pada pendelegasi
4. Syarat dokter membuka praktek :
a. Memiliki ijazah, STR (surat tanda registrasi) yang berlaku, surat keterangan sehat
dan juga surat rekomendasi dari profesi.
b. Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku
c. Surat keterangan domisili tinggal di Surabaya (di tempat yang dijadikan untuk
praktik)
d. STR (Surat Tanda Registrasi) asli dan dilegalisasi
e. Surat Rekomendasi dari Organisasi Profesi (IDI/PDGI) sesuai tempat praktik
f. Pas Foto terbaru digital berukuran 4x6 cm berlatar belakang merah tegak horizontal
tidak boleh miring
g. Surat Pernyataan memiliki tempat kerja di sarana/fasilitas pelayanan kesehatan atau
praktik mandiri dengan materai 6.000,-
h. Surat Keterangan dari faskes tempat praktek dan fotokopi izin penyelenggaraan
faskes yang masih berlaku bagi yang praktek di faskes
i. Surat Persetujuan dari atasan langsung/pimpinan sarana pertama yang
menyetujui/tidak keberatan jika pendaftar bekerja di sarana lain
j. Surat Keterangan dari Kepala Dinas Kesehatan setempat (untuk tenaga medis
pemegang KTP Non Surabaya) dan fotokopi Surat Izin Praktek (SIP) di kota asal.
k. Surat Izin Praktek yang lama dan asli apabila perpanjangan atau pindah tempat
praktik
l. Copy SIP (Surat Izin Praktek) tempat praktek sebelumnya untuk permohonan SIP
tempat yang sedang diajukan.

5. Apabila STR telah habis masa berlakunya maka Surat Izin Praktik (SIP) juga tidak
berlaku dan dokter/dokter gigi tersebut tidak dapat melakukan praktik kedokteran di
Indonesia. Menurut UUPK pasal 75, setiap dokter/dokter gigi yang melakukan
praktik kedokteran tanpa STR akan
6. jika masa berlaku STR dan SIP maka dapat diperpanjang maksimal enam bulan
sebelum masa berlakunya habis.
7. Yang seharusnya di gugat oleh keluarga pasien adalah dokter yang mendelegasikan
tugas nya karena tanggung jawab tetap berada pada pendelegasi.
8. Masa berlaku STR dan SIP selama 5 tahun.
9. Bentuk tanggung jawab dokter tersebut antara lain adalah tanggung jawab etis,
tanggung jawab profesi dan tanggung jawab hukum. Dalam konteks tanggung jawab
hukum, ada tiga bentuk, yaitu tanggung jawab hukum dalam bidang hukum perdata,
tanggung jawab hukum dalam bidang hukum pidana dan tanggung jawab hukum
dalam bidang hukum administrasi.
10. Ya, termasuk pelanggaran kode etik.

STEP 4 (Peta Konsep)


STEP 5 (TujuanPembelajaran)

1. Mahasiswa mampu memahami mengetehahui menjelaskan:


1. Ketentuan atau Syarat pendelegasian tugas seorang dokter
2. Cara mendapatkan SIP dan STR
3. Syarat dokter untuk membuka praktek
4. Sanksi melaksanakanya malpraktek
5. Apa itu malpraktek
6. Kode etik kedokteran

Step 6 (Pembahasan)

1. Ketentuan atau Syarat pendelegasian tugas seorang dokter


Delegasi harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Delegasi harus definitif, artinya delegasi tidak dapat lagi menggunakan sendiri
wewenang yang telah dilimpahkan itu;
b. Delegasi harus berdasarkan ketentuan perundang-undangan, artinya delegasi hanya
dimungkinkan jika ada ketentuan yang memungkinkan untuk itu dalam peraturan
perundangundangan;
c. Delegasi tidak kepada bawahan, artinya dalam hierarki kepagawaian tidak
diperkenankan adanya delegasi;
d. Kewajiban memberi keterangan (penjelasan), artinya delegans berwenang untuk
meminta penjelasan tentang pelaksanaan wewenang tersebut;
e. Peraturan kebijakan (beleidsregel), artinya delegans memberikan instruksi (petunjuk)
tentang penggunaan wewenang tersebut.
Pelimpahan kewenangan kepada tenaga kesehatan diatur dalam UndangUndang Kesehatan
Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan pasal 65 ayat yang menyatakan bahwa :

1. Dalam melakukan pelayanan kesehatan, Tenaga Kesehatan dapat menerima


pelimpahan tindakan medis dari tenaga medis.
2. Dalam melakukan pekerjaan kefarmasi -an, tenaga teknis kefarmasian dapat menerima
pelimpahan pekerjaan kefarmasian dari tenaga apoteker.
3. Pelimpahan tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan
dengan ketentuan:
a. tindakan yang dilimpahkan termasuk dalam kemampuan dan keterampilan yang
telah dimiliki oleh penerima pelimpahan;
b. pelaksanaan tindakan yang dilimpahkan tetap di bawah pengawasan pemberi
pelimpahan;
c. pemberi pelimpahan tetap bertanggung jawab atas tindakan yang dilimpahkan
sepanjang pelaksanaan tindakan sesuai dengan pelimpahan yang diberikan; dan
d. tindakan yang dilimpahkan tidak termasuk pengambilan keputusan sebagai dasar
pelaksanaan tindakan;
e. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelimpahan tindakan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri.

2. Cara mendapatkan SIP dan STR

 Syarat pembuatan STR berdasarkan PERATURAN KONSIL KEDOKTERANINDONESIA


TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI

BAB III

Pasal 8

(1) Untuk memperoleh STR Dokter / Dokter Gigi:

a. Dokter / Dokter Gigi warga negara Indonesia lulusan institusi pendidikan kedokteran /
kedokteran gigi dalam negeri yang menerapkan kurikulum berbasis kompetensi harus
mengajukan permohonan kepada KKI dengan ketentuan:

1. bagi yang akan melaksanakan program internsip melampirkan:


a) fotokopi ijazah Dokter / Dokter Gigi yang telah dilegalisir oleh institusi pendidikan
kedokteran / kedokteran gigi yang terakreditasi yang menerbitkan ijazah tersebut;
b) fotokopi Sertifikat Kompetensi yang masih berlaku dan telah dilegalisir oleh
Kolegium terkait;
c) Surat Keterangan Sehat Fisik dan Mental yang masih berlaku dari Dokter yang
memiliki SIP;
d) surat pernyataan bermaterai telah mengucapkan sumpah/janji Dokter / Dokter Gigi;
e) surat pernyataan bermaterai akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
profesi;
f) pasfoto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 em sebanyak 4 (empat) lembar dan ukuran 2 x
3 em sebanyak 2 (dua) lembar;
g) bukti asli pembayaran biaya Registrasi;

2. bagi yang telah menyelesaikan program internsip melampirkan fotokopi sertifikat tanda
selesai internsip yang diterbitkan oleh lembaga yang berwenang terkait dengan internsip;

b. Dokter / Dokter Gigi warga negara Indonesia lulusan institusi pendidikan kedokteran /
kedokteran gigi dalam negeri yang karena masa transisi belum menerapkan kurikulum
berbasis kompetensi harus mengajukan permohonan kepada KKI dengan melampirkan
persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a angka 1 huruf a) sampai dengan huruf g)
c. Dokter / Dokter Gigi warga negara Indonesia lulusan institusi pendidikan kedokteran /
kedokteran gigi luar negeri harus mengajukan permohonan kepada KKI dengan
melampirkan:
1. surat keterangan telah selesai mengikuti program adaptasi;
2. berkas persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a angka 1 huruf a) sampai
dengan huruf g);
d. Dokter / Dokter Gigi warga negara Indonesia yang sebelumnya berstatus warga negara
asing lulusan institusi pendidikan kedokteran / kedokteran gigi dalam negeri harus
mengajukan permohonan kepada KKI dengan ketentuan:
1. bagi lulusan institusi pendidikan kedokteran / kedokteran gigi yang menerapkan
kurikulum berbasis kompetensi melampirkan berkas persyaratan sebagaimana
dimaksud pada huruf a angka 1 huruf a) sampai dengan huruf g) atau huruf a angka 2
huruf b);
2. bagi lulusan institusi pendidikan kedokteran / kedokteran gigi yang karena masa
transisi belum menerapkan kurikulum berbasis kompetensi melampirkan berkas
persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a angka 1 huruf a) sampai dengan
huruf g);
3. dokumen bukti pindah kewarganegaraan menjadi warga negara Indonesia yang
diterbitkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
e. Dokter / Dokter Gigi warga negara Indonesia yang sebelumnya berstatus warga negara
asing lulusan institusi pendidikan kedokteran / kedokteran gigi luar negeri harus
mengajukan permohonan kepada KKI dengan melampirkan berkas persyaratan
sebagaimana dimaksud pada huruf c angka 1 dan angka 2 serta huruf d angka 3.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Registrasi diatur dengan Peraturan KKI

 Syarat pembuatan SIP berdasarkan Permenkes 2052/2011

BAB II

Pasal 8

1) Untuk memperoleh SIP, Dokter dan Dokter Gigi harus mengajukan permohonan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat praktik kedokteran
dilaksanakan dengan melampirkan :
a. fotokopi STR yang diterbitkan dan dilegalisasi asli oleh KKI;
b. surat pernyataan mempunyai tempat praktik, atau surat keterangan dari fasilitas
pelayanan kesehatan sebagai tempat praktiknya;
c. surat persetujuan dari atasan langsung bagi Dokter dan Dokter Gigi yang
bekerja pada instansi/fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah atau pada
instansi/fasilitas pelayanan kesehatan lain secara purna waktu;
d. surat rekomendasi dari organisasi profesi, sesuai tempat praktik; dan
e. pas foto berwarna ukuran 4x6 sebanyak 3 (tiga) lembar dan 3x4 sebanyak 2
(dua) lembar.
2) Dalam pengajuan permohonan SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
dinyatakan secara tegas permintaan SIP untuk tempat praktik pertama, kedua atau
ketiga.
3) Contoh surat permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Formulir I terlampir.

3. Syarat dokter untuk membuka praktek


Berikut ini adalah tahapan dan persyaratan untuk mendapatkan Surat Izin Praktik untuk
menjalankan Praktek Perorangan. Untuk memperoleh SIP, Dokter dan Dokter Gigi harus
mengajukan

permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

tempat praktik kedokteran dilaksanakan dengan melampirkan :

• Surat permohonan yang didalamnya terdapat pernyataan kebenaran dan keabsahan


 dokumen & data di atas kertas bermaterai Rp 6.000
• Identitas Pemohon/Penanggung Jawab, Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga
(KK) serta Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) (Fotokopi)
• Jika dikuasakan, Surat kuasa di atas kertas bermaterai RP 6.000 dan KTP orang yang diberi
kuasa
• Surat Keterangan Persetujuan tetangga (kiri, kanan, depan, belakang)
• Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL)
• Surat Tanda Registrasi (STR) yang masih berlaku dan dilegalisasi
• Rekomendasi asli dari Organisasi Profesi sesuai wilayah tempat praktik
• Fotocopi Ijazah
• Surat pernyataan di atas kertas bermaterai Rp 6.000 dari pemohon yang menyatakan Tidak
melakukan tindakan aborsi dan Mentaati peraturan yang berlaku dan melaksanakan etika
profesi
• Surat pernyataan Akan bekerja sama dengan puskesmas kecamatan setempat di atas kertas
bermaterai Rp 6.000
• Surat keterangan dari pimpinan bagi PNS atau TNI atau POLRI
• Surat Pernyataan memiliki tempat kerja di fasilitas pelayanan kesehatan atau tempat praktik
(bermaterai 6000)
• Foto lokasi tempat praktik (tampak muka dan tampak dalam)
• Pasfoto berwarna terbaru ukuran 4x6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar
• Bukti Kepemilikan Tanah
 Jika Milik Pribadi
 Sertifikat Tanah/ Akte Waris/ Akte Hibah/ Akte Jual Beli (AJB), bila bukan atas nama
pemohon, lampirkan data pendukung
 Jika tanah atau bangunan disewa
 Perjanjian sewa-menyewa tanah atau bangunan, Surat pernyataan diatas kertas bermaterai
Rp 6.000 dari pemilik tanah atau bangunan yang menyatakan tidak keberatan tanah atau
bangunan digunakan, Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemilik tanah atau bangunan (Fotokopi)
 Izin Terdahulu Atau Surat Keterangan Hilang Dari Pejabat Yang Berwenang, Jika
Perpanjangan Atau Perubahan
• SIP berlaku untuk 5 tahun dan dapat diperpanjang dengan tata cara yang sama.
• Wajib memasang papan nama praktik kedokteran yang memuat nama dokter atau dokter
gigi, nomor STR, dan nomor SIP

4. Sanksi melaksanakanya malpraktek


Penegakkan tindak pidana malpraktik dalam pelayanan kesehatan masih menggunakan
ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran, Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, serta
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan tidak mengatur secara khsusus
atau tidak dikenal adanya tindak pidana akibat malpraktik. Tetapi, dimuat dalam pasal 84
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan mengenai ketentuan
pidana, yang menyatakan bahwa :

1. Setiap Tenaga Kesehatan yang melakukan kelalaian berat yang mengakibatkan


Penerima Pelayanan Kesehatan luka berat dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun
2. Jika kelalaian berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
kematian, setiap Tenaga Kesehatan dipidana dengan pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun.

5. Apa itu malpraktek


Malpraktek adalah, setiap sikap tindak yang salah, kekurangan keterampilan dalam ukuran
tingkat yang tidak wajar. Istilah ini umumnya dipergunakan terhadap sikap tindak dari para
dokter, pengacara dan akuntan. Kegagalan untuk memberikan pelayanan profesional dan
melakukan pada ukuran tingkat keterampilan dan kepandaian yang wajar di dalam
masyarakatnya oleh teman sejawat rata-rata dari profesi itu, sehingga mengakibatkan luka,
kehilangan atau kerugian pada penerima pelayanan tersebut yang cenderung menaruh
kepercayaan terhadap mereka itu. Termasuk di dalamnya setiap sikap tindak profesional
yang salah, kekurangan keterampilan yang tidak wajar atau kurang kehati-hatian atau
kewajiban hukum, praktek buruk atau ilegal atau sikap immoral
6. Kode etik kedokteran
Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI)

KEWAJIBAN UMUM

Pasal 1
Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dan atau
janji dokter.
Pasal 2
Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan profesionalsecara
independen,danmempertahankan perilaku profesional dalam ukuran yang tertinggi.
Pasal 3
Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhioleh
sesuatu yangmengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.
Pasal 4
Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri.
Pasal 5
Tiap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin melemahkan daya 3 tahan psikis
maupun sik, wajib memperoleh persetujuan pasien/ keluarganya dan hanya diberikan
untuk kepentingan dan kebaikan pasien tersebut.
Pasal 6
Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau menerapkan
setiappenemuan teknik atau pengobatan baru yangbelum diuji kebenarannya dan terhadap
hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.
Pasal 7
Seorangdokter waajib hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa
sendiri kebenarannya.
Pasal 8
Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan secara
kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya,disertai rasa kasih sayang
(compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.
Pasal 9
Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya,
dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya pada saat menanganipasien dia
ketahuimemiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan
penipuan atau penggelapan.
Pasal 10
Seorangdokter wajibmenghormati hak-hak- pasien, teman sejawatnya, dan tenaga
kesehatan lainnya, serta wajibmenjaga kepercayaan pasien.
Pasal 11
Setiapdokter wajibsenantiasamengingat kewajiban dirinya melindungi hidup makhluk
insani.
Pasal 12
Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib memperhatikan keseluruhan
aspekpelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif), baik sik
maupun psiko-sosial-kultural pasiennya serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi
sejati masyarakat.
Pasal 13
Setiapdokterdalambekerjasamadengan para pejabat lintas sektoral di bidang kesehatan,
bidang lainnya dan masyarakat, wajib saling menghormati.

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN

Pasal 14
Seorangdokter wajibbersikaptulus ikhlasdanmempergunakan seluruh keilmuan dan
ketrampilannya untuk kepentingan pasien, yang ketika ia tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan, atas persetujuan pasien/ keluarganya, ia
wajibmerujukpasien kepadadokter yang mempunyai keahlian untuk itu.
Pasal 15
Setiapdokter wajibmemberikan kesempatan pasiennya agar senantiasa dapat berinteraksi
dengan keluargadan penasihatnya, termasuk dalam beribadat dan atau penyelesaian
masalah pribadi lainnya.
Pasal 16
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
tentangseorangpasien,bahkan jugasetelah pasien itumeninggaldunia.
Pasal 17
Setiapdokter wajibmelakukan pertolongan darurat sebagaisuatu wujud
tugasperikemanusiaan, kecualibilaia yakin ada oranglain bersediadan mampu
memberikannya.
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT
Pasal 18
Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin
diperlakukan.
Pasal 19
Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecualidengan
persetujuan keduanya atauberdasarkan prosedur yang etis.

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRI

Pasal 20
Setiap dokter wajib selalu memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik.
Pasal 21
Setiap dokter wajib senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran/ kesehatan

Step 7 (Kesimpulan)

Dari skenario dapat disimpulkan bahwa dalam pendelegasian tugas sebagai dokter harus
sesuai dengan ketentuan atau syarat yang telah ditetapkan oleh peraturan agar tidak
terjadi malpraktek.
DALIL

DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmad, Siti Nur Asyah Jamillah, Sutarno, dan Yulianto. (2018).


PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM BIDAN AKIBAT PELIMPAHAN
WEWENANG OLEH DOKTER DALAM PELAYANAN KESEHATAN DI
PUSKESMAS, 168-169
2. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011
TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI
3. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
2052/MENKES/PER/X/2011 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN
PRAKTIK KEDOKTERAN
4. (Dr. H. Syahrul Machmud, S.H., M.H.) (hal. 23-24) medikal praktek

Anda mungkin juga menyukai