Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mutu pelayanan kebidanan berorientasi pada penerapan kode etik dan standar
pelayanan kebidanan, serta kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan
pelayanan kebidanan. Dari dua dimensi mutu pelayanan kebidanan tersebut, tujuan akhirnya
adalah kepuasaan pasien yang dilayani oleh bidan.
Tiap profesi pelayanan kesehatan dalam menjalankan tugasnya di suatu institusi
mempunyai batas jelas wewenangnya yang telah disetujui oleh antar profesi dan merupakan
daftar wewenang yang sudah tertulis.
Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan kepada masyarakat harus
memberikan pelayanan yang terbaik demi mendukung program pemerintah untuk
pembangunan dalam negri, salah satunya dalam aspek kesehatan. Menurut UU No. 23 Tahun
1992 Tentang Kesehatan menjelaskan bahwa tujuan dari pembangunan kesehatan adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidaup sehat bagi setiap warga negara
indonesiamelalaui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif sebagai upaya
peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas.dengan adanya arus globalisasi salah satu
focus utama agar mampu mempunyai daya saing adalah bagaiamana peningkatan kualitas
sumber daya manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanah cara mengetahui regulasi yang mengatur sertifikasi,lisensi bidan
Indonesia ?

C. Tujuan Penulisan
2. Untuk mengetahui regulasi yang mengatur sertifikasi,lisensi bidan Indonesia ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sertifikasi
Sertifikasi adalah dokumen penguasaan kompetensi tertentu melalui kegiatan
pendidikan formal maupun non formal (Pendidikan berkelanjutan). Lembaga pendidikan non
formal misalnya organisasi profesi, rumah sakit, LSM bidang kesehatan yang akreditasinya
ditentukan oleh profesi. Sedangkan sertifikasi dan lembaga non formal adalah berupa
sertifikat yang terakreditasi sesuai standar nasional. (Ristica, O. D., & Julianti, W. ,2014)
Ada dua bentuk kelulusan, yaitu:
1. Ijasah merupakan dokumentasi penguasaan kompetensi tertentu, mempunyai kekuatan
hukum atau sesuai peraturan perundangan yang berlaku dan diperoleh dari pendidikan
formal.
2. Sertifikat adalah dokumen penguasaan kompetensi tertentu, bisa diperoleh dari
kegiatan pendidikan formal atau pendidikan berkelanjutan maupun lembaga
pendidikan non formal yang akreditasinya ditentukan oleh profesi kesehatan.

Tujuan sertifikasi antara lain:


1. Tujuan umum Sertifikasi adalah sebagai berikut:
a. Melindungi masyarakat pengguna jasa profesi.
b. Meningkatkan mutu pelayanan.
c. Pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan.

2. Tujuan khusus Sertifikasi adalah sebagai berikut:


a. Menyatakan kemampuan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku (kompetensi)
tenaga profesi.
b. Menetapkan kualifikasi dari lingkup kompetensi.
c. Menyatakan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku (kompetensi) pendidikan
tambahan tenaga profesi.
d. Menetapkan kualifikasi, tingkat dan lingkup pendidikan tambahan tenaga profesi.
e. Memenuhi syarat untuk mendapat nomor registrasi.

2
B. Lisensi Bidan Indonesia
Lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah atau yang
berwenang berupa surat ijin praktik yang diberikan kepada tenaga profesi yang teregistrasi
untuk pelayanan mandiri. Lisensi adalah pemberian ijin praktek sebelum diperkenankan
melakukan pekerjaan yang telah ditetapkan IBI. Tujuan umum lisensi adalah untuk
melindungi masyarakat dari pelayan profesi. Tujuan khusus dari lisensi adalah memberikan
kejelasan batas wewenang dan menetapkan sarana dan prasarana.
Aplikasi Lisensi dalam praktik kebidanan adalah dalam bentuk SIPB (Surat Ijan
Praktik Biadan). SIPB adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Depkes RI kepada tenaga
bidan yang menjalankan praktik setelah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Bidan yang
menjalankan praktik harus memiliki SIPB, yang diperoleh dengan cara mengajukan
permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten atua Kota setempat dengan
memenuhi persyaratan sebagai berikut : fotokopi SIB yang masih berlaku, fotokopi ijasah
bidan, surat persetujuan atasan, surat keterangan sehat dari dokter, rekomendasi dari
organisasi profesi, pas foto.
Rekomendasi yang telah diberikan organisasi profesi setelah terlebih dahulu
dilakukan penilaian kemampuan keilmuan dan keterampilan, kepatuhan terhadap kode etik
serta kesanggupan melakukan praktik bidan. Bentuk penilaian kemampuan keilmuan dan
keterampilan inilah yang diaplikasikan dengan rencana diselenggarakannya Uji Kompetensi
bagi bidan yang mengurus SIPB atau lisensi. SIPB berlaku sepanjang SIB belum habis masa
berlakunya dan dapat diperbaharui kembali. (Farelya & Nurrobikha, 2015).

Untuk memperoleh SKIB/SIPB sebagaimana dimaksud dalam KEPMENKES 1464


yaitu :

PASAL 4
Bidan harus mengajukan permohonan kepada pemerintah daerah kabupaten /kota
dengan melampirkan:
a. Fotocopy STR yang masih berlaku dan dilegalisasi
b. Surat keterangan sehat fisik dari dokter yang memiliki surat izin praktik.
c. Surat pernyataan memiliki tempat kerja di fasilitas pelayanan kesehatan dan tempat
praktik.
d. Pas foto berwarna terbaru ukuran 4x6 cm sebanyak 3 lembar
e. Rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atau pejabat yang ditunjuk.

3
f. Rekomendasi dari organisasi profesi.
1. Kewajiban memiliki STR sebagai mana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang undangan.
2. Apabila belum terbentuk majelis tenaga kesehatan indonesia (MTKI),majelis tenaga
kesehatan provinsi (MTKP) dan/atau proses STR belum dapat dilaksanakan maka
surat izin bidan ditetapkan berlaku sebagai STR
3. Contoh surat permohonan memperoleh SIKB/SIPB sebagai mana dimaksud pada
ayat (1) tercantum dalam formulir 1 terlampir.
4. Contoh SIKB sebagaimana tercantum dalam formulir II terlampir.
5. Contoh SIPB sebagaimana tercantum dalam formulir III terlampir.

PASAL 5
1. SIKB/SIPB dikeluarkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota.
2. Dalam hal SIKB/SIPB dikeluarkan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota maka
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) huruf e diperlukan.
3. Permohonan SIKB/SIPB yang disetujui atau ditolak harus disamaikan oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota atau dinas kesehatan kabupaten/kota kepada
pemohon dalam waktu selambat lambatnya 1 (satu) bulan sejak tanggal permohonan
diterima.

PASAL 6
Bidan hanya dapat menjalankan praktik dan/atau kerja paling banyak di 1 (satu)
tempat kerja dan 1(satu) tempat praktik.

PASAL 7
1. SIKB/SIPB berlaku selama STR masih berlaku dan dapat diperbaharui kembali jika
habis masa berlakunya.
2. Pembaharuan SIKB/SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat 1(satu) diajukan kepada
pemerintah daerah kabupaten/kota setempat dengan melampirkan :
a. Fotocopy SIKB/SIPB yang lama.
b. Fotocopy STR
c. Surat keterangan sehat fisik dari dokter yang memiliki surat izin praktik
d. Pas foto berwarna terbaru ukuran 4x6 cm sebanyak 3(tiga) lembar

4
e. e. Rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atau penjabat
yang ditunjuk sesuai ketentuan pasal 4 ayat 1 (satu) huruf e dan
f. Rekomendasi dari organisasi profesi.

PASAL 8
SIKB/SIPB dinyatakan tidak berlaku karena:
a. Tempat kerja/praktik tidak sesuai lagi dengan SIKB/SIPB.
b. Masa berlakunya habis dan tidak diperpanjang dicabut oleh penjabat yang berwenang
memberikan izin. (KEPMENKES, 2010)

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sertifikasi adalah dokumen penguasaan kompetensi tertentu melalui kegiatan
pendidikan formal maupun non formal (Pendidikan berkelanjutan). Lembaga pendidikan non
formal misalnya organisasi profesi, rumah sakit, LSM bidang kesehatan yang akreditasinya
ditentukan oleh profesi. Sedangkan sertifikasi dan lembaga non formal adalah berupa
sertifikat yang terakreditasi sesuai standar nasional.
Lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah atau yang
berwenang berupa surat ijin praktik yang diberikan kepada tenaga profesi yang teregistrasi
untuk pelayanan mandiri.

B. Saran
Seorang bidan harus memperhatikan sertifikasi dan lisensi dalam praktik kebidanan
agar nantinya tidak terjadi pelanggaran dan dapat menjalankan tugasnya juga sesuai peraturan
pemerintah ataupun standar praktek kebidanan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Farelya, G., & Nurrobikha. (2015). Etikolegal dalam Pelayanan Kebidanan.Yogyakarta:


Deepublish.
Ristica, O. D., & Julianti, W. (2014). Prinsip Etika dan Moralitas dalam Pelayanan
Kebidanan. Yogyakarta: Deepublish.
https://id.scribd.com/document/396416350/Makalah-Regulasi-Sertifikasi-Lisensi-Bidan-Sri-
Wahyuni-2

Anda mungkin juga menyukai