Anda di halaman 1dari 10

4.

Definisi Tenaga Kesehatan Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan dir dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan
yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan

Pola Pengembe . Tenas pela .Kewe dilal Dala kes Sel me . Ter sta pe Ke or Konsep Kebidanan pendidtkan
5. Jenis Tenaga Kesehatan TENAGA MEDIS Dokter, Dokter gigi, Dokter spesialis TENAGA KEPERAWATAN:
Perawat, Bidan, Perawat gigi TENAGA KEFARMASIAN: Apoteker, Analisi Farmasi, Asisten apoteker
TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT Epidemiologi kesehatan, Entologi kesehatan, Mikrobiolog kesehatan,
Penyuluh kesehatan, Administrator kesehatan, sanitarian TENAGA GIZI Nutrisionis diet TENAGA
KETERAPIAN FISIK Fisioterapis, Okupasiterapis, Terapis wicara, Akupunturis TENAGA KETEKNISIAN MEDIS
Radiografer, Radioteraps, Teknisi gigi, Teknisi elektromedis, Analis kesehatan,, Refraksionis optision,
Otorik prostetik Teknisi tranfusi darah, Perekam medis dan kardiovaskuler fisika medik 6. Pengaturan
Tenaga Kesehatan Pemerintahmengaturperencanaan, pengadaan, pendayagunaan, pembinaan, dan
pengawasan mutu tenaga kesehatan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Ketentuan
mengenai perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, pembinaan, dan pengawasan mutu tenaga
kesehatan diatur dalam Peraturan Pemeríntah. Ketentuan mengenai tenaga kesehatan diatur dengan
Undang Undang Tenaga kesehatan harus memiliki kualifikasi minimum Ketentuan mengenai kualifikasi
minimum diatur dengan Peraturan Menteri

pol a pengembangan Pendidikan Dan Karir Bidan Pola Pengembangan Kebidanan Pendidikon Bidan
Tenaga kesehatan berwenang untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Kewenangan untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan dilakukan sesuai dengan bidang keahlian yang dimitiki . Dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan wajib memiliki tzin dari pemerintah Selama
memberikan pelayanan kesehatan dilarang mengutamakan kepentingan yang bernilai materi Tenaga
kesehatan harus memenuht ketentuan kode etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan,
standar pelayanan, dan standar prosedur operasional. ikrobiolog esehatan, ,Ketentuan mengenal kode
etik dan standar profesi diatur oleh organisasi profes Pengadaan dan peningkatan mutu tenaga
kesehatan diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/ atau masyarakat melalui
pendidikan dan/atau pelatihan. uris. .Penyelenggaraan pendidikan dan/atau pelatihan menjadi tromedis
prostetik, uler fisika tanggung jawab Pemerintah dan pemerintah daerah. Ketentuan mengenai
penyelengaraan pendidikan dan/atau pelatihan diatur dalam Peraturan Pemerintah Pemerintah
mengatur penempatan tenaga kesehatan untuk pemerataan pelayanan kesehatan Pemerintah daerah
dapat mengadakan dan mendayagunakan tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan daerahnya.
Pengadaan dan pendayagunaan tenaga kesehatan dilakukan dengan memperhatikan: . agunaan, n dalam
gunaan, n diatur jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat: jumlah sarana pelayanan
kesehatan; dan - jumlah tenaga kesehatan sesuaí dengan beban kerja Undang pelayanan kesehatan yang
ada. .Penempatan tenaga kesehatan dilakukan dengan tetap memperhatikan hak tenaga kesehatan dan
hak masyarakat dengan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang merata. Ketentuan lebih lanjut
mengenai penempatan tenaga kesehatan

Tenaga kesehatanberhak mendapatkan imbalan danpelindunen hukum dalam melaksanakan tugas


sesual dengan profesinya Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban
mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan d keterampilan yang dimiliki Ketentuan mengenal hak
dan kewajiban tenaga kesehatan diatur dalam Peraturan Pemerintah. tert for forr kes ser me kor for sta
Ad : dan Untuk kepentingan hukum, tenaga kesehatan wajib melakukan pemeriksaan kesehatan atas
permintaan penegak huk dengan biaya ditanggung oleh negara. Pemeriksaan didasarkan pada
kompetensi dan kewe sesuai dengan bidang keilmuan yang dimiliki. Dalam hal tenaga kesehatan diduga
melakukan kelalaian dala menjalankan profesinya, kelalaían tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu
melalui mediasi. um nangan 7. Legislasi Praktik bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga dan masyarakat, sesuai dengan kewenangan
dan kemampuannya. Legislasi adalah proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan
perangkat hukum yang sudah ada melalui serangkaian kegiatan sertifikasi (pengaturan kompetensi),
registrasi (pengaturan kewenangan) dan lisensi (pengaturan penyelenggaraan kewenangan) Tujuan
legislasi adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap pelayanan yang telah diberikan.
Bentuk perlindungan tersebut meliputi a. Menjamin kualitas pelayanan b. Memberikan kewenangan c.
Menjamin perlindungan hukum d. Meningkatkan profesionalisme 270

Bentuk Legislas Bidan meliputi a. Sertifikasi Sertifikast adalah dokumen penguasaan kompetensi tertentu
melalut kegiatan pendidikan formal maupun non formal (pendidikan berkelanjutan). Lembaga
pendidikan non formal misalnya organisasi profesi, rumah sakit, LSM bidang kesehatan yang
akreditasinya ditentukan oleh profesi. Bentuk sertifikasi dari pendidikan formal adalah ijazah yang
diperoleh melalui ujian nasional. Sertifikast menunjukkan penguasaan kompetensi tertentu. Sedangkan
sertifikasi dari lembaga non formal adalah berupa sertifkat yang terakreditasi sesuai standar nasional
Ada dua bentuk kelulusan, yaitu: 1) Ijazah Merupakan dokumentasl penguasaan kompetensi tertentu,
mempunyaí kekuatan hukum atau sesual peraturan perundangan yang berlaku dan diperoleh dari
pendidikan formal 2) Sertifikat Merupakan dokumen penguasaan kompetensi tertentu, bisa diperoleh
darí kegiatan pendidikan formal atau pendidikan berkelanjutan maupun lembaşa pendidikan non formal
yang akreditasinya ditentukan oleh profesi kesehatan. Tujuan umum sertifikasi: 1) Melindungi
masyarakat pengguna jasa profesi 2) Meningkatkan mutu pelayanan 3) Pemerataan dan pertuasan
jangkauan pelayanan Tujuan khusus sertifikasi: 1) Menyatakan kemampuan pengetahuan, keterampilan
dan perilaku (kompetensi) tenaga profesi 2) Menetapkan kualifikasi dan lingkup kompetensi 3)
Menyatakan pengetahuan, keterampilan dan perilaku (kompetensi) pendidikan tambahan tenaga profesi
271

4) Menetapkan kualifkasl, tingkat dan lingkup pendidikan tambahan tenaga profes 5) Memenuhi syarat
untuk mendapat nomor registrasi b. Registrasi Registrasi adalah sebuah proses dimana seseorang tenaga
profesi harus mendaftarkan dirinya pada suatu badan tertentu secara periodik guna mendapatkan
kewenangan dan hak untu melakukan tindakan profesionalnya setelah memenuhi syarat syarat tetentu
yang ditetapkan oleh badan tersebut. Registrasi bidan artinya proses pendaftaran pendokumentasian
dan pengakuan terhadap bidan, setelah dinyatakan memenuhi minimal kompetensi inti atau standar
penampilan minimal yang ditetapkan sehingga secara fisik dan mental mampu melaksanakan praktik
profesinya Dengan teregistrasinya seorang tenaga profesi maka akan mendapatkan haknya untuk minta
izin praktik (lisensi) setelah memenuhi beberapa persyaratan administrasi untuk lisensi Tujuan umum
registrasi adalah untuk melindung masyarakat dari mutu pelayanan profesi. Sedangkan tujuan khususnya
adalah Meningkatkan kemampuan tenaga profesi dalam mengadopsi kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang berkembang 1) pesat 2) Meningkatkan mekanisme yang objektif dan komprehensif dalam
penyelesaian kasus malpraktik 3) Mendata jumlah dan kategori melakukan praktik Aplikasi proses
registrasi dalam praktik kebidanan adalah sebagai berikut: 1) Bidan yang baru lulus mengajukan
permohonan dan mengirimkan kelengkapan registrasi kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dimana
institusi pendidikan berada guna memperoleh SIB (Surat Izin Bidan) selambat-lambatnya satu bulan
setelah menerima ijazah bidan. 272

2) Kelengkapan registrasi sesuai dengan yang tercantum dalam Permenkes Ri No.


1464/Menkes/PER/X/2010 tentang izin dan penyelenggaraan Praktik Bidan. 3) SIB berlaku selama 5
tahun dan dapat diperbaharul serta merupakan dasar untuk penerbitan lisensi praktik kebidanan atau
SIKB (Surat Izin Kerja Bidan) dan SIPB (Surat Izin Praktik Bidan) 4) SIPB tidak berlaku lagi karena dicabut
atas dasar ketentuan perundang-undangan yang berlaku, habis masa berlakunya dan tidak mendaftar
ulang dan atas permintaan sendiri. c. Lisensi Adalah proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah
atau yang berwenang berupa surat izin praktik yang diberikan kepada tenaga profesi yang telah
teregistrasi untuk pelayanan mandiri Tujuan lisensi secara umum adalah melindungi masyarakat dan
pelayanan profesi. Sedangkan tujuan khususnya adalah memberikan kejelasan batas wewenang dan
menetapkan sarana dan prasarana. Aplikasi lisensi dalam praktik kebidanan adalah dalam bentuk SIKB
(Surat izin Kerja Bidan) dan SIPB (Surat izin Praktik Bidan). SIKB adalah bukti tertulis yang diberikan
kepada bidan yang sudah memenuhi persyaratan untuk bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan.
Sedangkan SIPB adalah bukti tertulis yang diberikan kepada bidan yang sudah memenuhi persyaratan
untuk menjalankan praktik bidan mandiri. Bidan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan harus
memiliki SIKB dan bidan yang manjalankan praktik mandiri harus memiliki SIPB, yang diperoleh dengan
cara mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota setempat dengan
memenuhi persyaratan sebagaimana terlampir dalam Permenkes RI No. 1464/Menkes/PER/X/2010
tentang izin dan penyelenggaraan Praktik Bidan. Rekomendasi yang diberikan organisasí profesi setelah
terlebih dahulu 273

Konsep KebLdanan Pole pen dilakukan penilaian kemampuan keilmuan dan ketera kepatuhan terhadap
kode etik serta kesanggupan melakukan praktik bidan d. Perlindungan Hukum Bagi Bidan Hak asast
manusia yang berhubungan dengan kesehatan manusia dimulal dari tiga hak asast yaitu : 1) The right to
health care (hak untuk mendapat pelayanan kesehatan) 2) The right to self determination (hak untuk
menentukan nasib sendiri) 3) The right to information (hak untuk mendapat informasi) Jadi konsep
hukum pemeliharaan kesehatan tidak tumbuh dengan sendirinya, melainkan berakar dari ketíga hak asas
tersebut yang diadopsi dari mata rantai pasal 25 The united nation universal declaration of Human Right
1948 dan pasal 1 The united Nation International Concertion Civil and Political Right 1996.
Bidanmerupakansuatuprofesiyangmempunyaíukuranatau standar profesi. Standar profesi bidan diatur
dalam Kepmenkes RI No. 369/Menkes/SK/11/2007, yang berisi mengenai latar belakang praktik bidan,
berbagai definisi dalam pelayanan kebidanan, falsafah kebidanan, paradigma kebidanan, ruang lingkup
pelayanan kebidanan, kualifikasi pendidikan bidan, standar kompetensi bidan, standar pendidikan bidan,
standar pendidikan berkelanjutan bagi bidan, standar pelayanan kebidanan, standar praktik kebidanan
dan kode etik bidan Indonesia Praktik bidan didasarkan pada hukum dan peraturan perundang-
undangan yang mengatur dan berkaitan dengan praktik bidan dan hukum kesehatan. Hubungan hukum
(perikatan) antata bidan dengan pasien terbentuk atas dasar perjanjian atau Undang-undang (pasal
1233) Kitab Undang undang Hukum Perdata). Di dalam perikatan selalu ada prestasi, yaitu memberikan
sesuatu, berbuat sesuatu dan 274

tidak berbuat sesuatu. Pihak yang gagal berprestasi tersebut wanprestasi (ingkar jantjl). Menurut Prof.
Wila Chandrawila S bahwa terdapat dua doktrin hukum perikatan antara yaitu a) Perikatan hasil,
prestasinya berupa hasil tertentu b) Perikatan ikhtiar, prestasinya berupa hasil tetentu hatan Hubungan
antara bidan dengan pasien termasuk dalam kategori perikatan ikhtiar. Sebagaf contoh perikatan dasar
perjanjian adalah ketika pasien datang ke tempat praktik bidan untuk memperoleh pelayanan kebidanan
maka perikatan yang terjadí atas dasar perjanjian. anan ukan Menurut pasal 1365 KUH Perdata bahwa
tiap perbuatan asi) mbuh asasi ited sa tical melawan hukum yang membawa kerugian pada orang lain,
mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, atau mengganti kerugian tersebut.
Sebagai contoh adalah apabila di suatu tempat umum, bidan menemui seorang ibu yang akan
melahirkan maka secara hukum bidan tersebut mempunyai kewajiban menolong ibu yang akan
melahirkan tersebut. Apabila bidan tidak menolong, berarti melakukan perbuatan melawan hukum,
melanggar hak orang lain, dan tidak melaksanakan kewajiban. atau nkes latar anan uang dan ndar nan
idan Kesalahan atau kelalaian dalam praktik kebidanan sering dimaknai sama, padahal sebenarnya
keduanya berbeda. Kesalahan terdapat unsur kesengajaan sedangkan kelalaian tidak unsur kesengajaan.
Di sebut kesalahan atau kelalaian apabila menimbulkan kerugian. Tanpa kerugian tidak ada ganti rugi dan
tanpa kesalahan atau kelalaian tidak ada ganti rugi Dalam institusi rumah sakit sebagai atasan harus ran
gan kum sar ang ada bertanggungjawab apabila ada kesalahan atau ketalaian yang diperbuat oleh
bawahan, jadi pihak rumah sakit harus melakukan ganti rugi. Namun, intinya yang salah atau lalai
bertanggung jawab sendiri. Yang terpenting adalah penanganan setelah kejadian harus sesuai dengan
prosedur operasional. 275

8. Registras Registrast adalah pencatatan resmí terhadap tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat
kompetensi dan telah mempunyat kualifikasi tertentu lainnya serta diakul secara hukum untude
menjalankan praktik dan/atau pekerjaan profesinya. .Sertifikat kompetensi adalah surat tanda
pengakuan terhadap kompetensi seseorang tenaga kesehatan untuk dapat menjalankan praktik dan/atau
pekerjaan profesinya di seturiu Indonesia setelah lulus ujt kompetensi Surat Tanda Registrasi yang
selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan
yang telah memiliki sertifikat kompetenst Setiap tenaga kesehatan yang akan menjalankan pekerjaannya
wajib memiliki STR Untuk memperoleh STR tenaga kesehatan harus memiliki jazah dan sertifkat
kompetensi. 'jazah dan sertifikat kompetensi diberíkan kepada peserta didik setelah dinyatakan lulus
ujian program pendidikan dan ujt kompetens .jazah dikeluarkan oleh perguruan tinggi bidang kesehatan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sertifikat kompetensi dikeluarkan oleh MTKI Sertifikat
kompetensi berlaku selama 5 (tíma) tahun dan dapat diperpanjang setiap 5 (lima) tahun. Untuk pertama
kali sertifikat kompetensi diberikan selama jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal kelahtran
tenaga kesehatan yang bersangkutan Sertifikat kompetensi dipergunakan sebagal dasar untuk
memperoleh STR. Sertifikat kompetensi yang telah habis masa berlakunya dapat diperpanjang melalui
partisipasi tenaga kesehatan dalam kegiatan pendidikan dan/atau pelatihan serta kegiatan ilmiah lainnya
sesual dengan bidang tugasnya atau profesinya. . . 276
Partísipasi tenaga kesehatan dapat digunakan sepanjang tetah memenuhi persyaratan perolehan Satuan
Kredit Profest Perolehan Satuan Kredit Profesi harus mencapaí minimal 25 (dua puluh lima) Satuan Kredit
Profesi selama 5 (lima) tahun. Jumlah Satuan Kredit Profest dari setiap kegiatan pendidikan dan/atau
pelatihan serta kegiatan ilmiah lainnya untuk setiap kegiatan ditentukan oleh Organisasi Profesi tan ai tuk
. . ap pat uh . Pelaksanaan ujt kompetensi dilakukan oleh perguruan tinggi ang
.Perguruantinggibidangkesehatanmelaporkanakandilakukannya bidang kesehatan yang telah
terakreditasi darí badan y berwenang, bersamaan dengan pelaksanaan ujian akhir. ah ga uji kompetensi
kepada MTKI melalui MTKP sekurang kurangnya 2 (dua) bulan sebelum dilakukan ují kompetensi MTKI
setelah menerima laporan dari perguruan tinggi bidang kesehatan menylapkan soal uji kompetensi, dan
pengawas. Setelah uji kompetensi dilakukan, perguruan tinggi bidang kesehatan melaporkan kepada
MTKI melalui MTKP tentang peserta didik yang dinyatakan lulus MTKI setelah menerima taporan
mempersiapkan sertifikat kompetensi Sertifikat kompetensi diberikan MTKI kepada peserta didik pada
waktu pengambilan sumpah. MTKI setelah menerima laporan, selain mempersiapkan sertifikat
kompetensi juga mempersiapkan STR ya STR diberikan MTKI kepada peserta didik yang dinyatakan lulus
bersamaan dengan pemberian sertifikat kompetensi STR dikeluarkan oleh MTKI dan berlaku secara
nasional. Masa berlaku STR sepanjang masa berlakunya sertifikat kompetens Tenaga Kesehatan Warga
Negara Asing atau Tenaga Kesehatan Warga Negara Indonesia Lulusan Luar Negeri untuk dapat
melakukan pekerjaan/praktik di Indonesía harus memenuhi ketentuan mengenaí sertifikat kompetensi
dan STR. 277

Sertifikat kompetensi dan STR tidak berlaku apabila: dicabut atas dasar peraturan perundang-undangan
atas permintaan yang bersangkutan; atau yang bersangkutan meninggal dunia MTKI MTKI dibentuk dan
diangkat oleh Menteri. MTKI dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Menteri MTKI
berkedudukan di lbukota Negara Republik Indonesia Tugas MTKI mempunyai tugas membantu Menteri
dalam penyusunan kebijakan, strategi, dan penatalaksanaan sertifikasi dan r tenaga kesehatan yang
menjalankan praktik atau pekerjaannya dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan. egistrasi Fungsi MTKI dalam menjalankan tugas mempunyai fungsi: - uji
kompetensi bagi tenaga kesehatan; pemberian STR; dan - pembinaan penyelenggaraan praktik atau
pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan Wewenang - menyusun materi uji kompetensi;
mengelola bank soal uji kompetens; menetapkan penguji/asesor; menyusun pedoman uji kompetensi;
melakukan koordinasi pelaksanaan uji kompetensi; menerbitkan dan mencabut sertifikat kompetensi;
melakukan sosialisasi mengenai uji kompetensi melaksanakan pemberian dan pencabutan STR; - - 156
278

melakukan pencatatan terhadap sertiheat STP; melakukan kajl banding mutu tenags veehatan, .
melakukan soslatisasi mengenal STR - melakukan pembinaan berzama terhadap pelaksaraan pekerjaan
atau praktik yang dilakukan cleh tenaga kevehatan melakukan kerjasama dengan pemangyu vepentingan
terkait dalam rangka uji vompetensl, sertificas), registrasi dan teer bagi tenaga kesehatan, dan
melakukan penilaían terhadap kemampuan tenaga kerehaten dan tindakan administratif bags tenaga
vesehatan yang tidak menjalanikan praktik atau pekerjaannya sesual ketentian. - da si ATKI Struktur
vetua - ketua-ketua divisl - ketua komite, dan - anggota - divisi profesi; - divisi standardisasi; dan - divisi
evaluasi - komite disiplin tenaga kesehatan Komite Disiplin Tenaga Kesehatan meneliti dan menentukan
ada atau tidak adanya kesalahan o atau kelalatan dalam menerapkan standar profesi yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan mernanggil atau meminta keterangan dari
tenaga kesehatan yang diadukan, penerima pelayanan kesvehatan yang merasa dirugikan, dan saksi
melakukan pemeriksaan di lapangan atau hal lain yang dianggap pertu; melakukan kerjasama dengan
pemangku kepentingan 279

terkait dalam rangka uji kompetensi, sertifikast, registras dan tisensi bagi tenaga kesehatan; dan
melakukan penilaian terhadap kemampuan tenaga kesehatan dan tindakan administratif bagi tenaga
kesehatan yang tidak menjalankan praktik atau pekerjaannya sesuat ketentuan KETENTUAN PERALIHAN -
Tenaga kesehatan yang telah memiliki surat izin/STR dan/atau surat izin kerja/surat izin praktik
berdasarkan peraturan perundang undangan yang ada dinyatakan teläh memiliki STR sampai dengan
masa berlakunya berakhir. Tenaga kesehatan yang memiliki surat izin/STR dan/atau surat izin kerja/surat
izin praktik yang masa berlakunya berakhir paling lama 5 (lima) tahun setelah berlakunya Peraturan
Menteri in, kepadanya dapat diberikan perpanjangan STR . Tenaga kesehatan yang pada saat berlakunya
Peraturan Menteri ini betum diatur ketentuan mengenai STR dan/atau surat izin kerja/surat izin
praktiknya, kepadanya diberikan STR berdasarkan Peraturan Menteri ini. Tenaga Kesehatan yang belum
memiliki surat izin/STR dan/ atau surat izin kerja/surat izin praktik yang telah lulus ujian program
pendidikan sebelum Tahun 2012, kepadanya diberikan STR berdasarkan Peraturan Menteri ini.
Permohonan STR sebagaímana dimaksud dalam Pasal ini dapat dilakukan secara kolektif melalui
organisas profesi, institusi pendidikan dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan dimana tenaga kesehatan
melakukan pekerjaan/ praktiknya Masa berlaku STR diberikan selama 5 (lima) tahun berdasarkan tanggal
kelahiran tenaga kesehatan yang bersangkutan Keanggotaan MTKI yang untuk pertama kali diangkat
dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 221/Menkes/ 280

SK//2011 tanggal 1 Februari 2011 tetap menjadi anggota MTKI berdasarkan Peraturan Menteri ini
dengan masa bakti diubah menjadi 5 (lima) tahun sehingga berakhir pada Tahun 2016 trasi naga atan
sual Keanggotaan MTKP yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
161/Menkes/Per/1/2010 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan tetap menjadi anggota MTKP berdasarkan
Peraturan Menteri ini dengan masa bakti 5 (lima) tahun sejak ditetapkannya. . STR kan elah MTKP dapat
mel aksanakan tugas uji kompetens apabila perguruan tinggí bidang kesehatan belum dapat
melaksanakan uji kompetensi tersebut. tau 9.Surat Izin Bidan (SIB) nya Pimpinan penyelenggaraan
pendidikan bidan wajib menyampai kan laporan secara tertulis kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi
mengenai peserta didik yang baru tulus, selambat-lambatnya 1 satu) bulan setelah dinyatakan tulus kan
ran au an Bidan yang baru lulus mengajukan permohonan dan mengirimkan kelengkapan registrast
kepada KaDinkes Provinst dimana institusi pendidikan berada guna memperoleh S1IB selambat . in US ya
lambatnya 1 (satu) bulan setelah menerima ijazah bidan. Kelengkapan registrasi antara lain metiputi
fotokopi Ijazah Bidan; fotokopi Transkrip Nilai Akademik; - surat keterangan sehat dari dokter; al si an pas
foto ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar; Kepala Dinas Kesehatan Propinsi atas nama Menteri
Kesehatan melakukan registrasi berdasarkan permohonan tersebut untuk menerbitkan SIB. SIB
dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi atas nama Menteri Kesehatan, dalam waktu selambat-
lambatnya 1(satu) bulan sejak permohonan diterima dan berlaku secara nasional 281
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi harus membuat pembukuan registrasi mengenai SIB yang telah
diterbitkan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi menyampaikan laporan secara berkala kepada Menteri
Kesehatan malalui Sekretariat Jender c.q Kepala Biro Kepegawaian Departemen tembusan kepada
organisasi profesi mengenal SIB yang telah diterbitkan untuk kemudian secara berkala akan diterbitk
dalam buku registrasi nasional . Kesehatan dengan PERIZINAN Bidan dapat menjalankan praktik mandiri
dan/atau bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Bidanyang menjalankanpraktik mandiri harus
berpendidikan minimal Diploma II1 (D III) Kebidanan Setiap bidan yang bekerja di fasilitas pelayanan
kesehatan wajib memiliki SIKB. . . Setiap bidan yang menjalankan praktik mandiri wajib memiliki SIPB
SIKB atau SIPB bertaku untuk 1 (satu) tempat Untuk memperoleh SIKB/SIPB Bidan harus mengajukan
permohonan kepada pemerintah daerah kabupaten/kota dengan melampirkan fotocopy STR yang masih
berlaku dan dilegalisasi surat keterangan sehat fisik dari dokter yang memiliki Surat zin Praktik; surat
pernyataan memitiki tempat kerja di fasilitas pelayanan kesehatan atau tempat praktik; . pas foto
berwarna terbaru ukuran 4X6 cm sebanyak 3 (tiga) . rekomendasi dari kepala dínas kesehatan
kabupaten/kota rekomendast dari organísasi profesi embar atau pejabat yang ditunjuk; dan Kewajiban
memiliki STR tersebut dilaksanakan sesual dengan ketentuan peraturan perundang.undangan 282

Apabita belum terbentuk Majelis Tenaga Indonesia (MTKI), Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi IMTKP)
dan/atau proses STR betum dapat ditaksanakan, maka Surat zin Bidan ditetapkan bertaku sebagai STR
Kesehat ara ral an ah an SIKB/SIPB dikeluarkan oleh permerintah daerah kabupaten/ kota .Dalam hal
SIKB/SIPB diketuarkan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota maka persyaratan mengenal rekomendas
dinkes tidak diperlukan Permohonan SIKB/SIPB yang disetujui atau ditolak harus . ja dinas kesehatan
kabupaten/kota kepada pemohon dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak tanggal
permohonan diterima . Bidan hanya dapat menjalankan praktik dan/atau kerja paling banyak di 1 (satu)
tempat kerja dan 1 (satu) tempat praktik. SIKB/SIPB berlaku selama STR masih berlaku dan dapat
diperbaharui kembali jika habis masa berlakunya. Pembaharuan SIKB/SIPB diajukan kepada pemerintah
daerah kabupaten/kota setempat dengan melampirkan fotokopi SIKB/SIPB yang lama; fotokopi STR;
surat keterangan sehat fisik dari dokter yang memilik Surat Izin Praktik; pas foto berwarna terbaru
ukuran 4x6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/ kota atau
pejabat yang ditunjuk sesuai ketentuan Pasal 4 ayat (1) huruf e; dan rekomendasi dari organisasi profesi
SIKB/SIPB dinyatakan tidak berlaku karena: tempat kerja/praktik tidak sesuai lagi dengan SIKB/ SIPB . 283

masa berlakunya habis dan tidak diperpanjang izin memberikan pelayanan yang melputi . Dicabut oleh
pejabat yang berwenang members, . Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untus pelayanan
kesehatan ibu; pelayanan kesehatan anakj dan . pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana Pelayanan kesehatan ibu diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa
persalinan, masa nifas, masa menyusul dan masa antara dua kehamilan Pelayanan kesehatan ibu
metiputi pelayanan konseling pada masa pra hamil . . pelayanan antenatal pada kehamilan normal
pelayanan persalinan normal pelayanan ibu nifas normal; pelayanan ibu menyusul pelayanan konseling
pada masa antara du . dan kehamilan. Bidan dalam memberikan pelayanan berwenang untuk .
episiotomí; penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II; penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan
dengan perujukan: pemberian tablet Fe pada ibu hamil; pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas:
fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu ibu eksklusif pemberian uterotonika pada
manajemen aktif kala tiga dan postpartum; penyuluhan dan konseling ' bimbingan pada kelompok ibu
hamil; 284

pemberian surat keterangan kematian; dan pemberian surat keterangan cuti bersalin. Pelayanan
kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak
balita, dan anak pra sekolah. . Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak berwenang untuk
melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasl, pencegahan hipotermi, Inisiast menyusu
dini, injeksi Vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0 28 hari), dan perawatan tali
pusat: penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk: penanganan kegawat daruratan,
dilanjutkan dengan perujukan pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah; pemantauan
tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah; pemberian konseling dan penyuluhan
pemberian surat keterangan kelahiran; dan pemberian surat keterangan kematian. Bidan dalam
memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana berwenang untuk:
memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana; dan
memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom. Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
10, Pasal 11, dan Pasal 12, Bidan yang menjalankan program Pemerintah berwenang melakukan
pelayanan kesehatan meliputi: pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahím, dan
memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit; . 285

asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu dilakukan di bawah
supervisi dokter; penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan; melakukan
pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan
penyehatan lingkungan pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak sekotah dan anak sekolah;
melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan
penyuluhan Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom, penyalahgunaan Narkotika
Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) serta penyakit lainnya dan pelayanan kesehatan lain yang
merupakan program Pemerintah Pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasí,
penanganan bayi dan anak balita sakit, dan penanganan Infeksi Menular Seksual (MS) dan Narkotika
Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) hanya dapat dilakukan oleh bidan yang dilatih untuk itu Bagi
bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter, dapat melakukan pelayanan
kesehatan di luar kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 . Daerah yang tidak memiliki dokter
adalah kecamatan atau kelurahan/desa yang ditetapkan oleh kepala dinas kesehatan kabupaten/kota
Dalam hal daerah telah terdapat dokter, kewenangan bidan tersebut tidak berlaku . Pemerintah daerah
provinsi/kabupaten/kota menugaskan bidan praktik mandiri tertentu untuk melaksanakan program
Pemerintah 286

Bidan praktik mandiri yang ditugaskan sebagal pelaksana program pemerintah berhak atas pelatihan dan
pembinaan dari pemerintah daerah provinst/kabupaten/kota Pada daerah yang belum memiliki dokter,
Pemerintah dan pemerintah daerah harus menempatkan bidan dengan pendidikan minimal Diploma Ill
Kebidanan Apabila tidak terdapat tenaga bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Pemerintah dan
pemerintah daerah dapat menempatkan bidan yang telah mengikuti pelatihan. Pemerintah daerah
provinsl/kabupaten/kota bertanggung jawab menyelenggarakan pelatihan bagi bidan yang mem berikan
pelayanan di daerah yang tidak memiliki dokter Bidan dalam menjalankan praktik mandiri harus
memenuhl persyaratan meliputi memiliki tempat praktik, ruangan praktik dan peralatan untuk tindakan
asuhan kebidanan, serta peralatan untuk menunjang pelayanan kesehatan bayl, anak balita dan
prasekolah yang memenuht persyaratan lingkungan sehat:; menyediakan maksimal 2 (dua) tempat tidur
untuk persalinan; dan memiliki sarana, peralatan dan obat sesuai dengan ketentuan yang berlaku Dalam
melaksanakan praktik/kerja, bidan berkewajiban untuk . sus vist ing ng an . menghormati hak pasien;
memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien dan pelayanan yang dibutuhkan; merujuk
kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat ditangani dengan tepat waktu; meminta persetujuan
tindakan yang akan dilakukan; menyimpan rahasia pasien sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan-undangan; melakukan pencatatan asuhan kebidanan dan pelayanan lainnya secara
sistematis 287

mematuhl standar dan melakukan pencatatandanpelaporan penyel an praktik kebídanan termasuk


pelaporan kelahiran Per dan kematian . Bidan dalam menjalankan praktik/kerja senantiaa meningkatkan
mutu pelayanan profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui
pendidikan dan pelatihan serusi dengan bídang tugasnya. Bidan dalam menjalankan praktik kebidanan
hanun membantuprogrampemerintahdalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Dalam
melaksanakan praktik/kerja, bidan punyai hak: . memperoleh pertindungan hukum melaksanakan
praktik/kerja sepanjang seuai dengan standar profesi dan standar pelayanan memperoleh informasi yang
lengkap dan benar dari pasien dan/atau keluarganya; melaksanakan tugas sesuai dengan kewenangan,
standar profesi dan standar pelayanan, dan menerima imbalan jasa profesi. . Papan Nama . Bidan yang
praktik mandiri dan telah mempunyai SIPB wajib memasang papan nama praktik bidan yang memuat:
nama, alamat tempat praktik, Nomor SIPB dan waktu praktik. Ukuran 40 cm x 60 cm dengan warna dasar
putih dan tulisan hitam. Pencatatan dan pelaporan Dalam melakukan tugasnya bidan wajib melakukan
pencatatan dan pelaporan sesuai dengan pelayanan yang diberikarn. Pelaporan sditujukan ke Puskesmas
wilayah tempat praktik. Dikecualikan dari ketentuan tersebut untuk bidan yang bekerja di fasilitas
pelayanan kesehatan. 288

Pembinaan dan pengawasan . Menter, Pemerintah Daerah Provinsl, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
melakukan pembinaan dan pengawasan dengan mengikutsertakan Majetis Tenaga Kesehatan Majelis
Tenaga Kesehatan Provinsi, organisasi profesi dan asosiasi institusi pendidikan yang bersangkutan.
Pembinaan da meningkatkan mutu pelayanan, keselamatan pasien dan melindungi masyarakat terhadap
segala kemungkinan yarg dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota harus pembinaan dan pengawasan penyelengaraan praktik bidan. Dalam pelaksanaan
tugas tersebut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus membuat pemetaan tenaga bidan praktik
mandiri dan bidan di desa serta menetapkan dokter puskesmas terdekat untuk pelaksanaan tugas
supervisi terhadap bidan di wilayah tersebut, ara: iran Indonesia, asa gan dan uai n pengawasan tersebut
diarahkan untuk rus melaksanakan can m- rm ai .Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan wajib
melaporkan bldan ar yang bekerja dan yang berhenti bekerja di fasilitas pelayanan kesehatannya pada
tiap triwulan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada organisasi
profesi Dalam rangka pelaksanaan pengawasan Menterl, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah
daerah kabupaten/kota dapat memberikan tindakan administratif kepada bidan yang melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan penyelenggaraan praktik dalam Peraturan ini. Tindakan administratif
tersebut dilakukan melalui: teguran lisan; teguran tertulis; pencabutan SIKB/SIPB untuk sementara paling
lama 1 (satu) tahun; atau - pencabutan SIKB/SIPB selamanya .Pemerintah daerah kabupaten/kota dapat
memberikan sanksi berupa rekomendasi pencabutan surat izin/STR kepada kepala 289

dinas kesehatan provinst/ Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) terhadap Bidan yang melakukan
praktik tanpa memiliki SIPB atau kerja tanpa memiliki SIKB Pemerintah daerah kabupaten/kota dapat
mengenakan sanksi teguran tisan, teguran tertulis sampai dengan pencabutan izin fasilitas pelayanan
kesehatan sementara/tetap kepada pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan yang mempekerjakan bidan
yang tidak mempunyai SIKB KETENTUAN PERALIHAN .Bidan yang telah mempunyai SIPB berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/ Menkes/SK/Vl1/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan
dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/ Menkes/149/1/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan dinyatakan telah memiliki SIPB berdasarkan Peraturan ini sampai dengan
masa bertakunya berakhir Bidan sebagaimana dimaksudpadaayat (1) harus memperbaharui SIPB apabila
Surat Izin Bidan yang bersangkutan telah habis jangka waktunya, berdasarkan Peraturan inf. Apabila
Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) dan Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi (MTKP) belum
dibentuk dan/atau belum dapat melaksanakan tugasnya maka registrasi bidan dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/Menkes/SK/VI1/2002 tentang Registrasi
dan Praktik Bidan. Bidan yang telah melaksanakan kerja di fasilitas pelayanan kesehatan sebelum
ditetapkan Peraturan ini harus memiliki SIKB berdasarkan Peraturan ini paling selambat-lambatnya 1
(satu) tahun sejak Peraturan ini ditetapkan. Bidan yang berpendidikan di bawah Diploma IlII (D III)
Kebidanan yang menjalankan praktik mandiri harus menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan ini
selambat-lambatnya 5 (lima) tahun sejak Peraturan ini ditetapkan. 290

KETENTUAN PENUTUP Pada saat Peraturan ini mulai berlaku - Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
900/Menkes/SK/VIL/2002 sia ki tentang Registrasi dan Praktik Bidan sepanjang yang berkattan dengan
perizinan dan praktik bidan; dan - Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/ Menkes/149 da /2010
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik dan dinyatakan tidak berlaku. PASAL 190 UU KESEHATAN
Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan yang melakukan praktik atau
pekerjaan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang dengan sengaja tidak memberikan pertolongan
pertama terhadap pasien yang dalam keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32
ayat (2) atau Pasal 85 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda
pating banyak Rp 200.000 000,00 (dua ratus juta rupiah) .Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) mengakibatkan terjadinya kecacatan atau kematian, pimpinan fasilitas pelayanan
kesehatan dan/atau tenaga kesehatan tersebut dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh)
tahun dan denda paling banyak Rp 1000.000.000,00 (satu miliar rupiah) PASAL 200 UU KESEHATAN
Setiap orang yang dengan sengaja menghalangi program pemberian air susu ibu eksklusif sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 128 ayat (2) dipídana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak
Rp 100.000.000,00 (seratus juta ruptah) PASAL 194 UU KESEHATAN Setiap orang yang dengan sengaja
melakukan aborsi tídak sesua dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah) 291

Anda mungkin juga menyukai