Anda di halaman 1dari 11

REGULASI YANG MENGATUR SERTIFIKASI,

LISENSI BIDAN INDONESIA

Diajukan untuk memenuhi tugas individu


Mata kuliah: pengantar praktek kebidanan
Dosen pengajar: Dwi pratiwi kasmara,S.Keb,Bd,M.Keb

DISUSUN OLEH
Renny Paramitha.Amd.Keb

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
FAKULTAS STIKES SENIOR MEDAN
TAHUN AJARAN 2022/2023
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mutu pelayanan kebidanan berorientasi pada penerapan kode etik dan standar
pelayanan kebidanan, serta kepuasan yang mengacu pada penerapan semua
persyaratan pelayanan kebidanan. Dari dua dimensi mutu pelayanan kebidanan
tersebut, tujuan akhirnya adlah kepuasaan pasien yang dilayani oleh bidan. Tiap
profesi pelayanan kesehatan dalam menjalankan tugasnya di suatu institusi
mempunyai batas jelas wewenangnya yang telah disetujui oleh antar profesi dan
merupakan daftar wewenang yang sudah tertulis. Bidan sebagai salah satu tenaga
kesehatan pemberi pelayanan kepada masyarakat harus memberikan pelayanan yang
terbaik demi mendukung program pemerintah untuk pembangunan dalam negri, salah
satunya dalam aspek kesehatan.
Menurut UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan menjelaskan bahwa
tujuan dari pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidaup sehat bagi setiap warga negara indonesiamelalaui upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia
yang berkualitas.dengan adanya arus globalisasi salah satu focus utama agar mampu
mempunyai daya saing adalah bagaiamana peningkatan kualitas sumber daya
manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari regulasi sertifikasi dan lisensi kebidanan
2. Apa tujuan lisensi bidan
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi sertifikasi kebidanan
2. Untuk mengetahui lisensi kebidanan
BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi dari Aspek Legal dalam Pelayanan Kebidanan

Pelayanan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan dengan membantu


melayani apa yang dibutuhkan oleh seseorang, selanjutnya menurut kamus besar Bahasa
Indonesia, jika dikaitkan dengan masalah kesehatan diartikan pelayanan yang diterima oleh
sesorang dalam hubungannya dengan pencegahan, diagnosis dan pengobatan suatu gangguan
kesehatan tertentu.

Menurut Pasal 1 UU Kesehatan No: 36 Th. 2009, dalam Ketentuan Umum, terdapat
pengertian pelayanan kesehatan yang lebih mengarahkan pada obyek pelayanan yaitu
pelayanan kesehatan yang ditujukan pada jenis upaya, meliputi upaya peningkatan (promotif)
pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Pengertian
pelayanan kebidananan yang termuat dalam Kepmenkes. RI Nomor:
369/Menkes/SK/III/2007 tentang standart profesi bidan, Pelayanan Kebidanan adalah bagian
integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar
(teregister) yang dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan. Aspek legal
didefinisakn sebagai studi kelayakan yang mempermasalahkan keabsahan suatu tindakan
ditinjau dari segi hukum yang berlaku di indonesia.

Tujuan aspek legal dalam pelayanan kebidanan adalah dijadikan sebagai suatu
persyaratan untuk melaksanakan praktik bidan perorangan dalam memberikan pelayanan
kebidanan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan dalam perundang-
undangan serta memberikan kejelasan batas-batas kewenangannya dalam menjalankan
praktik kebidanan. (Ristica & Julianti, 2014)

B. Otonomi Bidan dalam Pelayanan Akuntabilitas bidan dalam praktik

kebidanan merupakan suatu hal yang penting dan dituntun dari suatu profesi, terutama
profesi yang berhubungan dengan keselamatan jiwa manusia, adalah pertanggungjawaban
dan tanggung gugat (accountability) atas semua tindakan yang dilakukannya. Sehingga
semua tindakan yang dilakukan oleh bidan harus berbasis kompetensi dan didasari suatu
evidence based. Akuntabiliti diperkuat dengan satu landasan hukumyang mengatur batas-
batas wewang profesi yang bersangkutan.Dengan adanya legitimasi kewenangan bidan yang
lebih luas, bidan memiliki hak otonomi dan mandiri untuk bertindak secara profesional yang
dilandasi kemampuan berfikir logis dan sistematis serta bertindak sesuai standar profesi dan
etika profesi.

Praktik kebidanan merupakan inti dari berbagai kegiatan bidan dalam penyelenggaraan
upaya kesehatan yang harus terus menerus ditingkatkan mutunya melalui :

1. Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan


2. Penelitian dalam kebidanan
3. pengembangan ilmu dan tehknologi dalam kebidanan
4. Akreditasi
5. Sertifikasi
6. Registrasi
7. Uji Kompetensi
8. Lisensi
C. Legislasi dalam Pelayanan Kebidanan

Legislasi adalah proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan perangkat


hukum yang sudah ada melalui serangkaian kegiatan sertifikasi (pengaturan kompetensi),
registrasi (pengaturan kewenangan), dan lisensi (pengaturan penyelenggaraan kewenangan).

Ketetapan hukum yang mengantur hak dan kewajiban seseorang yang berhubungan erat
dengan tindakan dan pengabdiannya. (IBI) Rencana yang sedang dijalankan oleh Ikatan
Bidan Indonesia (IBI) sekarang adalah dengan mengadakan uji kompetensi terhadap para
bidan, minimal sekarang para bidan yang membuka praktek atau memberikan pelayanan
kebidanan harus memiliki ijasah setara D3. Uji kompetensi yang dilakukan merupakan syarat
wajib sebelum terjun ke dunia kerja. Uji kompetensi itu sekaligus merupakan alat ukur
apakah tenaga kesehatan tersebut layak bekerja sesuai dengan keahliannya. Mengingat
maraknya sekolah-sekolah ilmu kesehatan yang terus tumbuh setiap tahunnya. Jika tidak
lulus dalam uji kompetensi, jelas bidan tersebut tidak bisa menjalankan profesinya. Karena
syarat untuk berprofesi adalah memiliki surat izin yang dikeluarkan setelah lulus uji
kompetensi. Tujuan legislasi adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap
pelayanan yang telah diberikan.
Bentuk perlindungan tersebut adalah meliputi

1. Mempertahankan kualitas pelayanan

2. Memberi kewenangan

3. Menjamin perlindungan hukum

4. Meningkatkan profisionalisme

D. Latar Belakang Sistem Legislasi Tenaga Bidan Indonesia

a) UUD 1945 Amanat dan pesan mendasar dan UUD 1945 adalah UUD 1945 upaya
pembangunan nasional yaitu pembangunan disegadan bidang guna kepentingan
keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia secara terarah,
terpadu dan berkesinambungan.
b) UU No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan. Tujuan dan Pembangunan Kesehatan
adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
warga Negara Indonesia melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas.Dengan adanya
arus globalisasi salah satu focus utama agar mampu mempunyai daya saing adalah
bagaimana peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia
dibentuk sejak janin di dalam kandungan, masa kelahiran dan masa bayi serta masa
tumbuh kembang balita. Hanya sumber daya manusia yang berkualitas, yang memiliki
pengetahuan dan kemampuan sehingga mampu survive dan mampu mengantisipasi
perubahan serta mampu bersaing.
c) Penyiapan Sumber Daya Manusia. Karena pertayanan bidan meliputi kesehatan
wanita selama kurun kesehatan reproduksi wanita, sejak remaja, masa calon
pengantin, masa hamil, masa persalinan, masa nifas, periode interval, masa
klimakterium dan menopause serta memantau tumbuh kembang balita serta anak pra
sekolah.
d) Visi Misi Indonesia Sehat 2015 Visi Pembangunan kesehatan Indonesia Sehat 2010
adalah derajat kesehatan yang optimal dengan strategi: Paradigma sehat,
Profesionalisme, JPKM, dan Desentralisasi
.
A. Sertifikasi
Sertifikasi adalah dokumen penguasaan kompetensi tertentu melalui kegiatan
pendidikan formal maupun nonformal. Lembaga pendidikan non formal seperti
organisasi profesi, rumah sakit, LSM bidang kesehatan. Bentuk sertifikasi dari
pendidikan formal adalah berupa ijasah yang dapat diperoleh melalui ujian nasional.
Ada dua bentuk sertifikasi :
1. Ijasah yaitu merupakan dokumen penguasaan kompetensi tertentu, yang
mempunyai kekuatan hukum yang diperoleh ri pendidikan formal
2. Sertifikat adalah dokumen penguasaan kompetensi tertentu, bias diperoleh dari
kegiatan pendidikan formal atau pendidikan non formal.
Tujuan sertifikasi
1. Tujuan umum
a. Melindungi masyarakat pengguna jasa profesi
b. Meningkatkan mutu playanan
c. Pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan
2. Tujuan khusus
a. Menyatakan kemampuan pengetahuan, ketamprilan dan perilaku tenaga
profesi
b. Menetapkan kualifikasi dan lingkup kompetensi
c. Menyatakan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku pendidikan tambahan
d. Menetakan kualifkasi, tingkat dan lingkup pendidikan tambahan tenaga
profesi
e. Memenuhi syarat untuk mendapat nomor registrasi
B. Registrasi
Registrasi adalah sebuah proses dimana seorang tenaga profesi harus
mendatarkan dirinya pada suatu badan tertentu secara periodic guna mendapatkan
kewenangan dan hak untuk melakukan tindakan profesionalnya setelah memenuhi
syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh badan tesebut.
Registrasi bidan adalah proses pendaftaran, pendokumentasian dan pengakuan
terhadap bidan, setelah dinyatakan memenuhi syarat minimal kompetensi inti atau
standar penampilan minimal yang ditetapkan, sehingga secara fisik dan mental
mampu melaksanakan praktik profesionalnya.
Berdasarkan Permenkes no.1796 tahun 2011 tentang Registrasi tenaga
kesehatan. Diwajibkan kepada seluruh tenaga kesehatan termasuk Bidan untuk
memiliki surat izin/surat tanda registrasi. Sesuai dengan BAB VI Ketentuan Peralihan,
pasal 34 pada peraturan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :

1. Bidan yang sudah memiliki SIB (surat Izin Bidan) berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang ada, dinyatakan sudah memiliki Surat Tanda Registrasi
(STR) Bidan, sampai masa berlakunya habis.

2. Bidan yang sudah memiliki SIB dan masa berlakunya habis paling lama 5 tahun
setelah berlakunya aturan ini, kepadanya dapat diberikan perpanjangan STR.

3. Bagi Bidan yang belum memiliki SIB/STR yang sudah lulus program pendidikan
sebelum tahun 2012, kepadanya dapat diberikan STR sesuai dengan peraturan ini.

4. Permohonan penerbitan STR dapat dilakukan secara kolektif melalui institusi


pendidikan (bagi dosen, lulusan baru yg belum bekerja), institusi pelayanan (bidan
yg bekerja di institusi pelayanan kesehatan), IBI (bidan Praktik Mandiri, lulusan
yg belum memiliki SIB/STR), atau di institusi pelayanan tempat bidan bekerja.

PERSYARATAN STR :

1. FotoCopi ijazah yang sudah dilegalisir 2 lembar (D1 bidan atau D3 kebidanan
atau S1 Kebidanan)

2. Pasfoto 4x6 latar merah 3 lembar

3. Surat permohonan penerbitan STR secara kolektif di tujukan ke ketua MTKI yang
di tandatangani ketua/kepala institusi. Tembusan ketua MTKP propinsi.

4. Softcopy dalam bentuk CD berisi daftar nama pemohon, nomor ijazah, Tempat
tanggal lahir. tanggal dan tahun lulus, asal institusi pendidikan

Syarat tambahan (tidak mutlak) :

1. FotoCopi ijazah D4/S1, S2 dan S3

2. FotoCopi SIB lama (bagi yg memperpanjang)

Cara pengirimin Berkas :


1. Dapat diserahkan ke MTKP Propinsi masing-masing yang sudah dibentuk.
Selanjutnya MTKP akan menyampaikan ke MTKI.

2. Jika MTKP propinsi belum siap dapat diserahkan langsung ke MTKI, dengan
tembusan surat dan lampiran ditujukan ke ketua MTKI.

Tujuan dilakukan registrasi :


a. Tujuan umum
Melindungi masyarakat dari mutu pelayanan profesi
b. Tujuan khusus
1. Meningkatkan kemampuan tenaga profesi dalam mengadopsi kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat
2. Meningkatkan mekanisme yang objektif dan komperhensif dalam penyelesaian
kasus mal praktik
3. Mendata jumlah dan kategori melakukan praktik

Alur pelaksanaan proses registrasi dalam prakrik kebidanan:


Bidan yang baru lulus mengajukan permohonan dan mengirimkan kelengkapa
registrasi kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dimana institusi pendidikan
berada guna memperoleh SIB (Surat Ijin Bidan) selambat-lambatnya satu bulan
setelah menerima ijasah bidan. Kelengkapan registrasi ada dalam Kepmenkes No.
900/Menkes/SK/VII/2002. SIB dapat berlaku selama 5 tahun dan dapat diperbaharui,
tra merupakan dasar untuk penerbitan lisensi praktik kebidanan atau SIPB (Surat Ijin
Praktik Bidan).

C. Lisensi

Lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah atau yang
berwenang berupa surat ijin praktik yang diberikan kepada tenaga profesi yang
teregistrasi untuk pelayanan mandiri.
Lisensi adalah pemberian ijin praktek sebelum diperkenankan melakukan
pekerjaan yang telah ditetapkan.(IBI)
         Tujuan Lisensi

a)      Memberikan kejelasan batas wewenang


b)      Menetapkan sarana dan prasarana
c)      Meyakinkan klien

Aplikasi Lisensi dalam praktik kebidanan adalah dalam bentuk SIPB (Surat
Ijan Praktik Biadan). SIPB adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Depkes RI
kepada tenaga bidan yang menjalankan praktik setelah memenuhi persyaratan yang
ditetapkan. Bidan yang menjalankan praktik harus memiliki SIPB, yang diperoleh
dengan cara mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
atua Kota setempat dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut : fotokopi SIB
yang masih berlaku, fotokopi ijasah bidan, surat persetujuan atasan, surat keterangan
sehat dari dokter, rekomendasi dari organisasi profesi, pas foto.
Rekomendasi yang telah diberikan organisasi profesi setelah terlebih dahulu
dilakukan penilaian kemampuan keilmuan dan keterampilan, kepatuhan terhadap
kode etik serta kesanggupan melakukan praktik bidan. Bentuk penilaian kemampuan
keilmuan dan keterampilan inilah yang diaplikasikan dengan rencana
diselenggarakannya Uji Kompetensi bagi bidan yang mengurus SIPB atau lisensi.
SIPB berlaku sepanjang SIB belum habis masa berlakunya dan dapat diperbaharui
kembali.

       Syarat Lisensi

1)      Fotokopi SIB yang masih berlaku


2)      Fotokopi ijasah bidan
3)      Surat keterangan sehat
4)      Rekomendasi dari organisasi profesi
5)      Pas foto ukurab 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar
BAB III
KESIMPULAN

Aspek Legal dalam Pelayanan Kebidanan adalah penggunaan norma hukum yang
telah disahkan oleh badan yang ditugasi untuk menjadi sumber hukum yang paling utama dan
sebagai dasar pelaksanaan kegiatan dan membantu memenuhi kebutuhan seseorang atau
pasien/kelompok masyarakat oleh Bidan dalam upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan
dan pemulihan kesehatan. Aspek legal dalam pelayanan kebidanan meliputi legislasi,
registrasi, dan lisensi serta sertifikasi
DAFTAR PUSTAKA

http://www.jurnalskripsi.net/makalah-etika-profesi-legislasi-registrasi-dan-lisensi-dalam-
kebidanan/2011/737/
sry wahyuni online :https://toaz.info/doc-view

https://dokumen.tips/documents/sertifikasiregistrasi-dan-lisensi.html

https://id.scribd.com/document/432825272/Makalah-Regulasi-Sertifikasi-Lisensi-Bidan

Anda mungkin juga menyukai