REFRENSI
1. Karlina Novvi, dkk. 2015. “Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan “. In Media. Bogor
2. Puji Wahyuningsih, Heni. 2008. Etika Profesi Kebidanan. Fitramaya. Yogyakarta.
3. Putra Batin, Aspek legal dalam pelayanan Kebidanan,
Tersedia :http://amalniam.blogspot.co.id/2016/03/bab-i-pendahuluan-a.html (02 maret 2017)
4. _____________Tersedia : https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/aspek-legal-dan-legislasi-pelayanan-
kebidanan (02 maret 2017)
URAIAN MATERI
ASPEK LEGAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN
Mutu pelayanan kebidanan berorientasi pada penerapan kode etik dan standar pelayanan
kebidanan, serta kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan kebidanan. Dari
dua dimensi mutu pelayanan kebidanan tersebut, tujuan akhirnya adlah kepuasaan pasien yang dilayani
oleh bidan. Tiap profesi pelayanan kesehatan dalam menjalankan tugasnya di suatu institusi mempunyai
batas jelas wewenangnya yang telah disetujui oleh antar profesi dan merupakan daftar wewenang yang
sudah tertulis.
Sedangkan kata Legal sendiri berasal dari kata leggal (bahasa Belanda) yang artinya adalah sah
menurut undang-undang. Atau menurut kamus Bahasa Indonesia, legal diartikan sesuai dengan undang-
undang atau hukum. Dari pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan, pengertian Aspek Hukum
Pelayanan Kebidanan adalah penggunaan Norma hukum yang telah disahkan oleh badan yang ditugasi
untuk itu menjadi sumber hukum yang paling utama dan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan membantu
memenuhi kebutuhan seseorang atau pasien/kelompok masyarakat oleh Bidan dalam upaya peningkatan,
pencegahan, pengobatan dan pemulihan kesehatan.
1. UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
Tujuan dari pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap warga negara Indonesia melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas.dengan adanya arus globalisasi salah
satu fokus utama agar mampu mempunyai daya saing adalah bagaiamana peningkatan kualitas sumber
daya manusia. Kualitas sumber daya manusia dibentuk sejak janin didalam kandungan, masa kelahiran
dan masa bayi serta masa tumbuh kembang balita. Hanya sumber daya manusia yang berkualitas, yang
memiliki pengetahuan dan kemampuan sehingga mampu survive dan mampu mengantisipasi perubahan
serta mampu bersaing.
2. UUD 1945
Amanat & pesan mendasar dari UUD 1945 ad/ upaya pembangunan nasional yaitu pembangunan
di segala bidang guna kepentingan, keselamatan, kebahagiaan & kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia
secara terarah, terpadu & berkesinambungan.
3. Bidan erat hubungannya dengan penyiapan sumber daya manusia. Karena pelayanan bidan meliputi
kesehatan reproduksi wanita, sejak remaja, masa calon pengantin,masa hamil, masa persalinan, masa
nifas, periode interval, masa klimakterium dan menoupause serta memantau tumbuh kembang balita serta
anak pra sekolah.
Registrasi
A. Definisi
Registrasi adalah sebuah proses dimana seorang tenaga profesi harus mendaftarkan dirinya pada suatu
badan tertentu secara periodic guna mendapatkan kewenangan dan hak untuk melakukan tindakan
profesionalnya setelah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh badan tesebut.
Registrasi adalah proses pendaftaran, pendokumentasian dan pengakuan terhaap bidan, setelah
dinyatakan memenuhi minimal kopetensi inti atau standar penampilan minimal yang ditetapkan, sehingga
secara fisik dan mental mampu melaksanakan praktik profesinya. (Registrasi menurut keputusan menteri
kesehatan republik indonesia nomor 900/MENKES/SK/VII/2002)
Registrasi menurut keputusan menteri kesehatan reublik Indonesia nomor 1976 tahun 2011 adalah
pencatatan resmi terhadap tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat kompetensi dan telah
mempunyai kualifikasi tertentu lainnya serta diakui secara hukum untuk menjalankan praktik dan atau
pekerjaan profesinya.
Registrasi bidan. Proses pendaftraan, pendokumentasian dan pengakuan terhadap bidan, setelah
dinyatakan memenuhi minimal kompetensi inti atau standar minimal yang ditetapkan, sehingga secara fisik
dan mental mempu melaksanakan praktek profesi
Surat Tanda Registrasi (STR) bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan
yang telah memiliki sertikfikat kompetensi. (Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1976/PER/VIII/2011)
MTKI (Majeli Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia) adalah lembaga yang berfungsi untuk menjamin mutu
tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
Dengan teregistrasinya seorang tenaga profesi, maka akan mendapatkan haknya untuk ijin praktik
( lisensi ) setelah memenuhi beberapa persyaratan administrasi untuk lisensi.
B. Kegunaan Registrasi
Untuk memperoleh STR yaitu salah satu dasar untuk menerbitkan surat ijin kerja bidan (SIKB),
adalah bukti tertulis yang diberikan kepada bidan yang sudah memenuhi persyartan untuk bekerja di
fasilitas pelayanan kesehatan dan Surat Ijin Praktik Bidan (SIPB) adalah bukti tertulis yang diberikan
kepada bidan uyang sudah memenuhi persyartan untuk menjalankan praktik bidan mandiri.
C. Tujuan Registrasi
1) Meningkatkan keemampuan tenaga profesi dalam mengadopsi kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi
yang berkembang pesat.
2) Meningkatkan mekanisme yang obyektif dan komprehensif dalam penyelesaian kasus mal praktik.
3) Mendata jumlah dan kategori melakukan praktik
Aplikasi proses regisrtasi dalam praktek kebidanan adalah sebagai berikut, bidan yang baru lulus
mengajukan permohonan dan mengirimkan kelengkapan registrasi kepada kepala Dinas Kesehatan
Propinsi dimana institusi pendidikan berada guna memperoleh SIB ( surat ijin bidan ) selambat-lambatnya
satu bulan setelah menerima Ijasah bidan. Kelengkapan registrasi menurut Kepmenkes No.
900/Menkes/SK/VII/2002 adalah meliputi: fotokopi ijasah bidan, fotokopi transkrip nilai akademik, surat
keterangan sehat dari dokter, pas foto sebanyak 2 lembar.
SIB berlaku selama 5 tahun dan dapat diperbaharui, serta merupakan dasar untuk penerbitan
lisensi praktik kebidanan atau SIPB ( surat ijin praktik bidan ). SIB tidak berlaku lagi karena: dicabut atas
dasas ketentuan perundang-undangan yang berlaku, habis masa berlakunya dan tidak mendaftar ulang,
dan atas permintaan sendiri.
D. Syarat Registrasi
Pada saat akan mengajukan registrasi, maka akan diminta untuk melengkapi dan membawa
beberapa syarat, antara lain :
1) Fotokopi ijasah bidan
2) Fotokopi Transkrip nilai akademik
3) Surat keterangan sehat dari dokter
4) Pas foto ukuran 4 x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar.
E. Pelaksanaan Registrasi (menurut Pemerintah No. 1796/MENKES/PER/VIII/2011)
1) Setiap tenaga kesehatan yang akan menjalankan pekerjaan wajib memiliki STR
2) Untuk memeperoleh STR, tenaga kesehatan harus memilki ijazasah dan sertifikat kompetensi
3) Ijazasah dan sertifikat kompetensi diberikan peserta dididk setelah dinyatakn lulus ujian program
pendididkan dan uji kompetensi
4) Ijzasah dikeluarkan oleh Perguruan tinggi bidang kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
5) Sertifikat kompetensi dikelurkan oleh MTKI
6) Sertifikat kompetensi berlaku selam 5 tahun dan dapat diperpanjang setiap 5 tahun.
Uji kompetensi adalah suatu proses untuk mengukur pengetahuan keterampilan dan sikap tengaa
kesehatan sesuai dengan standar profesi. Sertifikat kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhada
kompetensi seseorang tenaga kesehatan untuk dapat menjalankan praktik dan atau pekerjaan profesinya
diselurh Indonesia setelah lulus uji kompetensi. Sertifikat kompetensi berlaku 5 tahun dan dapat
diperpanjang setiap lima tahun. Untuk pertama kalinya sertifikat kompetensi diberikan selam jangka waktu
5 tahun terhitung sejak tanggal kelahiran tenaga kesehatan yang bersangkuat. Sertifikat kompetensi
dipergunakan sebagaig untuk memperoleh STR.
F. Aplikasi proses registrasi dalam praktek kebidanan adalah sebagai berikuT :
1) Pelaksanaan uji kompetensi dilakukan oleh perguraun tinggi bidang kesehatan yang telah terakreditasi
dari badan yang berwewenang bersammaan dengan pelaksanan ujian akhir.
2) Perguruan tinggi bidang kesehatan melaporkan akan dilakukan uji konpetensi kepada MTKI melalui MTKP
sekurang – kurangnya 2 bulan sebelum dilakukan uji kompetensi
3) MTKI setelah menerima laporan dari perguruan tinggi bidang kesehatan menyiapkan soal uji kompetensi
dan pengawas
4) Setelah uji kompetensi dilakukan, perguruan tinggi bidang kesehatan melaporkan kepada MTKI melalui
MTKP tentang peserta diidk yang dinyatakan lulus
5) MTKI setelah menerima laporan menyiapkan sertifikat kompetensi dan STR
6) STR diberikan MTKI kepada peserta diidk yang dinyatakan lulus bersamaan dengan pemberian sertifikat
kompetensi
7) Forrmat STR sebagimana tercantum dalam formulir II terlampir
Lisensi
A. Definis
Lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah atau yang berwenang berupa
surat ijin praktik yang diberikan kepada tenaga profesi yang teregistrasi untuk pelayanan mandiri.
Lisensi adalah pemberian ijin praktek sebelum diperkenankan melakukan pekerjaan yang telah
ditetapkan IBI.
B. Tujuan umum
Tujuan umum lisensi adalah untuk melindungi masyarakat dari pelayan profesi.
C. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari lisensi adalah memberikan kejelasan batas wewenang dan menetapkan sarana
dan prasarana.
Aplikasi Lisensi dalam praktik kebidanan adalah dalam bentuk SIPB (Surat Ijan Praktik Biadan).
SIPB adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Depkes RI kepada tenaga bidan yang menjalankan praktik
setelah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Bidan yang menjalankan praktik harus memiliki SIPB,
yang diperoleh dengan cara mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten atua
Kota setempat dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut : fotokopi SIB yang masih berlaku, fotokopi
ijasah bidan, surat persetujuan atasan, surat keterangan sehat dari dokter, rekomendasi dari organisasi
profesi, pas foto.
Rekomendasi yang telah diberikan organisasi profesi setelah terlebih dahulu dilakukan penilaian
kemampuan keilmuan dan keterampilan, kepatuhan terhadap kode etik serta kesanggupan melakukan
praktik bidan. Bentuk penilaian kemampuan keilmuan dan keterampilan inilah yang diaplikasikan dengan
rencana diselenggarakannya Uji Kompetensi bagi bidan yang mengurus SIPB atau lisensi. SIPB berlaku
sepanjang SIB belum habis masa berlakunya dan dapat diperbaharui kembali. (Farelya & Nurrobikha,
2015)
B. Bentuk-Bentuk Otonomi Dalam Pelayanan Kebidanan
Bentuk-Bentuk Otonomi Bidan Dalam Praktek Kebidanan:
a. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan
b. Menyusun rencana asuhan kebidanan
c. Melaksanakan asuhan kebidanan
d. Melaksanakan dokumentasi kebidanan
e. Mengelola keperawatan pasien dengan lingkup tanggung jawab
C. Persyaratan Dalam Otonomi Kebidanan
Suatu ketentuan untuk melaksanakan praktek kebidanan dalam memberikan asuhan pelayanan
kebidanan sesuai dengan bentuk-bentuk otonomi bidan dalam praktek kebidanan. Syarat-syarat dari
otonomi pelayanan kebidanan meliputi :
1) Administrasi
Seorang bidan dalam melakukan praktek kebidanan, hendaknya memiliki sarana dan prasarana yang
melengkapi pelayanan yang memiliki standard dan sesuai dengan fasilitas kebidanan.
2) Dapat diobservasi dan diukur
Mutu layanan kesehatan akan diukur berdasarkan perbandingannya terhadap standar pelayanan
kesehatan yang telah disepakati dan ditetapkan sebelum pengukuran mutu dilakukan
3) Realistic
Kinerja layanan kesehatan yang diperoleh dengan nyata akan diukur terhadap criteria mutu yang
ditentukan, untuk melihat standar pelayanan kesehatan apakah tercapai atau tidak.
4) Mudah dilakukan dan dibutuhkan.
BAB VI
KETNTUAN PERALIHAN
Pasal 25
1. Bidan yang telah mempunyai SIPB berdasarkan Kepmenkes No 900/Menkes/SK/VI/2002 tentang
Registrasi dan Praktik Bidan dan Permenkes No HK.02.02/Menkes/149/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan dinyatakan telah memiliki SIPB berdasarkan Peraturan ini s.d. masa
berlakunya berakhir.
2. Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memperbaharui SIPB apabila Surat Izin Bidan
yang bersangkutan telah habis jangka waktunya berdasarkan Peraturan ini.
Pasal 26
Apabila Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) dan Majelis Kesehatan Provinsi (MTKP) belum
dibentuk dan/atau belum dapat melaksanakan tugasnya maka registrasi bidan dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan Kepmenkes No 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan.
Pasal 27
Bidan yang telah melaksanakan kerja di fasilitas pelayanan kesehatan sebelum ditetapkan Peraturan ini
harus memiliki SIKB berdasarkan Peraturan ini paling selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sejak peraturan
ini ditetapkan.
Pasal 28
Bidan yang berpendidikan di bawah Diploma III (D III) Kebidanan yang menjalankan praktik mandiri hrs
menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan ini selambat-lambatnya 5 (lima) tahun sejak Peraturan ini
ditetapkan
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 29
Pada saat peraturan ini mulai berlaku :
a. Kepmenkes No 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan sepanjang yang berkaitan
dengan perizinan dan praktik bidan
b. Permenkes No HK.02.02/Menkes/149/I/2010 tentang Izin dan penyelenggaraan Praktik Bidan; dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 30
Peraturan ini berlaku pada tgl diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.