Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

HASIL WAWANCARA

MENGENAI SERTIFIKASI DAN LISENSI BIDAN

Narasumber : Siti Waghisatul Astusik, S.SiT

Dosen Pengampu : Ariyani Lutfisari, S.ST, M.Keb

Disusun Oleh :

Aqidatul Aisyah G2E022037

Nikmatul Fitriyani G2E022011

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hadiah-Nya , sehingga kami bisa melaksanakan
aktivitas wawancara ini dengan lancar dan sebagaimana mestinya, serta kami bisa
menyelesaikan laporan wawancara ini pada tanggal 12 November 2022.

Laporan ini disusun berdasarkan wawancara yang kami lakukan terhadap


seorang narasumber yang bernama ibu Siti Waghisatul Astutik, S.SiT selaku
bidan di desa Bumiharjo.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan rasa terima kasih pada seluruh
pihak yang telah membantu dalam pembantu laporan ini. Selain itu, kami juga
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang dapat kami jadikan koreksi
pada pembuatan laporan ini.

Semoga laporan ini dapat berguna serta dapat digunakan sebaik mungkin,
sehingga dapat menghasilkan hasil yang memuaskan serta sesuai keinginan.

Semarang, 20 November 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun
internasional oleh International Confederation of Midwives (ICM). Dalam
menjalankan tugasnya, bidan harus memiliki kualifikasi agar menerima
lisensiuntuk praktik. Praktik pelayanan bidan mandiri adalah penyedia
layanan kesehatan yang mempunyai konstribusi cukup besar dalam
menyampaikan pelayanan khususnya dalam menaikkan kesejahteraan ibu
dan anak. Agar masyarakat pengguna jasa layanan bidan memperoleh
akses pelayanan yang bermutu dari pelayanan bidan, maka perlu adanya
regulasi pelayanan praktik bidan secara jelas, persiapan sebelum bidan
melaksanakan pelayanan praktik seperti perizinan, tempat, ruangan, alat-
alat praktik, dan kelengkapan administrasi semuanya wajib sesuai dengan
standar.
Setelah bidan melaksanakan pelayanan dilapangan, untuk menjaga
kualitas dan keamanan dari layanan bidan dalam menyampaikan
pelayanan harus sesuai dengan kewenangannya. Pihak Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota serta Organisasi Ikatan Bidan Indonesia memiliki
kewenangan untuk pengawasan dan pembinaan pada bidan yang
melaksanakan praktik perlu melaksanakan tugasnya dengan baik. Dalam
hal ini, pemerintah sudah memutuskan peraturan tentang registrasi serta
praktik bidan dalam keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor 900/MENKES/SK/VII/2002 yang berasal dari revisi Peraturan
Menteri Kesehatan No.572/MENKES/PER/VI/1996.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui prosefi bidan.
2. Untuk mengetahui pengalaman narasumber menjadi bidan.
3. Agar mengetahui tentang lisensi bidan pada praktik mandiri.
4. Untuk mengetahui kehidupan bidan dalam keluarga dan
masyarakat.
5. Untuk mengetahui manfaat registrasi dan lisensi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Registrasi dalam Praktik Kebidanan


Registrasi adalah sebuah proses dimana seseorang tenaga profesi
harus mendaftarkan dirinya pada suatu badan eksklusif secara periodik
guna mendapatkan kewenangan dan hak untuk melakukan tindakan
profesionalnya setelah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan
oleh badan tesebut.
Atau dapat diartikan registrasi ialah proses pendaftaran,
pendokumentasian dan pengakuan terhadap bidan, setelah dinyatakan
memenuhi minimal kopetensi inti atau standar penampilan minimal yang
ditetapkan, sehingga secara fisik serta mental mampu melaksanakan
praktik profesinya. (Registrasi menurut keputusan menteri kesehatan
republik indonesia angka 900/MENKES/SK/VII/2002).
Dengan teregistrasinya seorang tenaga profesi, maka akan
mendapatkan haknya untuk ijin praktik (lisensi) setelah memenuhi
beberapa persyaratan administrasi untuk lisensi.
1. Tujuan Registrasi
Adapun beberapa tujuan registrasi yaitu antara lain :
a. Menaikkan kemampuan tenaga profesi dalam mengadopsi kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat.
b. Menaikkan prosedur yang obyektif serta komprehensif pada penyelesaian
kasus mal praktik.
c. Mendata jumlah dan kategori melakukan praktik.
Adapun pengaplikasian proses regisrtasi pada praktik kebidanan
adalah sebagai berikut, bidan yang baru lulus mengajukan permohonan
serta mengirimkan kelengkapan registrasi kepada ketua Dinas Kesehatan
Propinsi dimana institusi pendidikan berada guna memperoleh SIB (surat
ijin bidan) selambat-lambatnya satu bulan sehabis menerima Ijasah bidan.
Kelengkapan registrasi berdasarkan Kepmenkes No.
900/Menkes/SK/VII/2002 artinya meliputi: fotokopi ijasah bidan, fotokopi
transkrip nilai akademik, surat keterangan sehat dari dokter, pas foto
sebanyak 2 lembar.
SIB berlaku selama lima tahun dan bisa diperbaharui, serta
merupakan dasar untuk penerbitan lisensi praktik kebidanan atau SIPB
(surat ijin praktik bidan). SIB tidak berlaku lagi sebab, dicabut atas dasar
ketentuan perundang-undangan yang berlaku, habis masa berlakunya serta
tidak mendaftar ulang, dan atas permintaan sendiri.
2. Syarat Registrasi
Pada saat akan mengajukan registrasi, maka akan diminta
melengkapi dan membawa beberapa syarat, antara lain :
a. Fotokopi ijasah bidan.
b. Fotokopi transkip nilai akademik.
c. Surat keterangan sehat dari dokter.
d. Pas foto ukuran 4 x 6 cm sebanyak dua lembar.
3. Manfaat Registrasi
Registrasi berguna buat mendapatkan surat izin bidan menjadi dasar
menerbitkan surat izin praktik bidan. Bidan teregistrasi ialah seorang yang
telah menamatkan pendidikan bidan dan sudah bisa menerapkan
kemampuannya dalam memberikan asuhan pada ibu dan anak sesuai
dengan standar profesinya.

B. Lisensi dalam Praktik Kebidanan


Lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah
atau yang berwenang berupa surat ijin praktik yang diberikan kepada
tenaga profesi yang teregistrasi untuk pelayanan mandiri.
Adapun berdasarkan IBI lisensi adalah pemberian ijin praktek
sebelum diperkenankan melakukan pekerjaan yang sudah ditetapkan.(IBI).
1. Tujuan Lisensi
Tujuan lisensi adalah :
a. Tujuan umum lisensi adalah melidungi masyarakat dari pelayanan profesi.
b. Tujuan khusus :
1) Memberikan kejelasan batas wenang.
2) Menetapkan sarana dan prasarana.
3) Meyakinkan klien.
Adapun aplikasi lisensi dalam praktik kebidanan adalah pada bentuk
SIPB (Surat Ijan Praktik Biadan). SIPB adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh Depkes RI kepada tenaga bidan yang menjalankan praktik
setelah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Bidan yang menjalankan
praktik harus memiliki SIPB, yang diperoleh dengan cara mengajukan
permohonan pada ketua Dinas Kesehatan Kabupatenatua Kota setempat
dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut: fotokopi SIB yang masih
berlaku, fotokopi ijasah bidan, surat persetujuan atasan, surat keterangan
sehat dari dokter, rekomendasi dari organisasi profesi, pas foto.
Rekomendasi yang telah diberikan organisasi profesi selesainya terlebih
dahulu dilakukan evaluasi kemampuan keilmuan serta keterampilan,
kepatuhan terhadap kode etik serta kesanggupan melakukan praktik bidan.
Bentuk penilaian kemampuan keilmuan serta keterampilan inilah
yang diaplikasikan dengan planning diselenggarakannya Uji Kompetensi
bagi bidan yang mengurus SIPB atau lisensi. Meskipun Uji Kompetensi
sekarang ini baru pada tahap uji coba dibeberapa wilayah, termaksud
Propinsi Jawa Tengah serta Yogyakarta, sehingga memang belum
dibakukan. SIPB berlaku sepanjang SIB belum habis masa berlakunya dan
dapat diperbaharui kembali.
2. Syarat Lisensi
Adapun syarat lisensi adalah :
a. Fotokopi SIB yang masih berlaku.
b. Fotokopi ijasah bidan.
c. Surat keterangan sehat dari dokter.
d. Rekomendasi dari organisasi profesi.
e. Pas foto ukuran 4 x 6 cm sebanyak dua lembar.
3. Manfaat Lisensi
a. Bagi Konselor
Lisensi bermanfaat buat menaikkan kualitas kinerja, memberikan
kemungkinan mengikuti perkembangan IPTEK yang mutakhir,
melindungi profesinya sebagai konselor serta menaikkan penghargaan
serta kepercayaan dari masyarakyat.
b. Bagi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
Memudahkan LPTK menetapkan relevansi dan mutu programnya
serta mengendalikan mutu pendidikan konseling sesuai standar nasional
menjadi bentuk akuntabilitas publik dalam penyelenggaraan pendidikan.
c. Bagi Pemerintah
Akan lebih praktis menetapkan penghargaan pada konselor karena
standar kinerja konselor bisa diketahui secara transparan serta sistematik
untuk mencapai standar nasional.
d. Bagi Masyarakat
Dengan adanya lisensi kepentingan orang tua dan masyarakat dapat
terlindungi. Selain itu masyarakyat memperoleh jaminan bahwa mutu
pelayanan konseling sebagai bagian program pendidikan yang diikuti oleh
anak-anaknya memenuhi standar nasional sehingga kompetensi lulusan
sesuai dengan standar tersebut.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai