Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MASALAH-MASALAH BUDAYA DI MASYARAKAT PEDESAAN DAN


PERKOTAAN

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai macam
nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik
kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua
cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat. Saya
menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta
banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal lainnya.
Untuk itu besar harapan saya jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah saya dilain waktu. Harapan yang paling besar dari penyusunan
makalah ini ialah mudah-mudahan apa yang saya susun ini penuh manfaat, baik untuk
pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau
mengambil hikmah dari makalah ini sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah
ada.

Bombana, 17 Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI………..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH.........................................................................1


B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MASYARAKAT...........................................................................2
B. PENGERTIAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN..................2
C. CIRI-CIRI MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN..........................3
D. MASALAH-MASALAH MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN...4
E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN
PERKOTAAN.........................................................................................................4
F. FENOMENA AGAMA MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN.....6

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN........................................................................................................8
B. SARAN……............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masyarakat pedesaan di Indonesia tergolong masyarakat yang sangat jauh tertinggal,


hal ini disebabkan keberedaan wilayah yang jauh dari pusat pembangunan nasional, bahkan
hampir tidak tersentuh oleh pembangunan nasional. Beberapa metode dan pendekatan telah
dikembangkan untuk memahami masalah dan membantu merumuskan kebijakan guna
memecahkan masalah pembangunan pedesaan.

Di Indonesia, pertumbuhan penduduk semakin meningkat, terutama di daerah


perkotaan. Banyak masyarakat desa mencari kehidupan yang lebih baik di perkotaan. Mereka
berfikir bahwa di perkotaan adalah sumber mata pencaharian terbesar dibandingkan di
pedesaan. Mereka juga menganggap bahwa kehidupan di kota lebih baik daripada di desa.
Namun, pada kenyataannya kehidupan di kota tidak sebaik yang mereka bayangkan. Dalam
hal ini penulis akan membahas dan menjelaskan tentang perbedaan budya masyarakat
pedesaan dengan masyarakat kota.

B. Rumusan Masalah

Masyarakat desa dengan kota sering menjadi perdebatan dalam hal perbedaan maupun
interaksi. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu dipahami dan dimengerti tentang masyarakat
desa dan kota yaitu:

1. Memahami pengertian masyarakat


2. Memahami pengertian masyarakat pedesaan dan perkotaan
3. Mengetahui ciri-ciri masyarakat pedesaan dan perkotaan
4. Mengetahui masalah-masalah masyarakat pedesaan dan perkotaan
5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan masyarakat pedesaan dan perkotaan
6. Mengetahui fenomena agama di masyarakat pedesaan dan perkotaan

BAB II

PEMBAHASAN

1
A. Pengertian Masyarakat

Dalam Bahasa Inggris disebut Society, asal katanya Socius yang berarti “kawan”. Kata
“Masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu Syiek, artinya “bergaul”. Adanya saling bergaul
ini tentu karena ada bentuk – bentuk akhiran Hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia
sebagai pribadi melainkan oleh unsur – unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang
merupakan kesatuan

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society )adalah sekelompok orang yang


membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), di mana sebagian besar interaksi
adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata “masyarakat”
sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat
adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah
komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah
masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu
komunitas yang teratur.

B. Pengertian Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan

a. Masyarakat Pedesaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia masyarakat desa adalah masyarakat yg


penduduknya mempunyai mata pencaharian utama dl sektor bercocok tanam, perikanan,
peternakan, atau gabungan dr kesemuanya itu, dan yg sistem budaya dan sistem sosialnya
mendukung mata pencaharian itu. 

b. Masyarakat Perkotaan

Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Pengertian masyarakat kota


lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan
masyarakat pedesaan. Ada beberap ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu;
kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang
lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu. Di kota – kota kehidupan
keluarga sering sukar untuk disatukan, sebab perbedaan kepentingan paham politik,
perbedaan agama dan sebagainya. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut
masyarakat perkotaan, menyebabkan bahwa interaksi – interaksi yang terjadi lebih
didasarkan pada factor kepentingan daripada factor pribadi. pembagian kerja di antra warga-
warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata kemungkinan-
kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari
pada warga desa, interaksi yang terjadi lebih banyak berdasarkan pada factor kepentingan
daripaa factor pribadi pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat
mengejar kebutuhan individu perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota,
sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar. Masyarakat perkotaan
biasanya lebih cepat menyerap trend yang sedang booming atau biasa disebut “gaul”. Tetapi
terkadang masyarakat perkotaan tidak memilih trend yang baik, jadi jika

2
sedang booming langsung menyerapnya tanpa memikirkan baik atau tidak nya. Maka nya
kadang jika melihat masyarakat kota yang seperti itu terlihat aneh bahkan lucu.

C. Ciri – Ciri Sosial Mayarakat Pedesaan dan Perkotaan

a. Ciri sosial kehidupan masyarakat kota, antara lain:

1. Pelapisan Sosial Ekonomi

Perbedaan tingkat pendidikan dan status sosial dapat menimbulkan suatu keadaan yang
heterogen. Heterogenitas tersebut dapat berlanjut dan memacu adanya persaingan, lebih-lebih
jika penduduk di kota semakin bertambah banyak dan dengan adanya sekolah-sekolah yang
beraneka ragam terjadilah berbagai spesialisasi di bidang keterampilan ataupun di bidang
jenis mata pencaharian.

2. Individualisme

Perbedaan status sosial-ekonomi maupun kultural dapat menimbulkan sifat


“individualisme”. Sifat kegotongroyongan yang murni sudah sangat jarang dapat dijumpai di
kota. Pergaulan tatap muka secara langsung dan dalam ukuran waktu yang lama sudah jarang
terjadi, karena komunikasi lewat telepon sudah menjadi alat penghubung yang bukan lagi
merupakan suatu kemewahan. Selain itu karena tingkat pendidikan warga kota sudah cukup
tinggi, maka segala persoalan diusahakan diselesaikan secara perorangan atau pribadi, tanpa
meminta pertimbangan keluarga lain.

3. Toleransi Sosial

Kesibukan masing-masing warga kota dalam tempo yang cukup tinggi dapat mengurangi
perhatiannya kepada sesamanya. Apabila ini berlebihan maka mereka mampu akan
mempunyai sifat acuh tak acuh atau kurang mempunyai toleransi sosial. Di kota masalah ini
dapat diatasi dengan adanya lembaga atau yayasan yang berkecimpung dalam bidang
kemasyarakatan.

4. Jarak Sosial

Kepadatan penduduk di kota-kota memang pada umumnya dapat dikatakan cukup tinggi.
Biasanya sudah melebihi 10.000 orang/km2. Jadi, secara fisik di jalan, di pasar, di toko, di
bioskop dan di tempat yang lain warga kota berdekatan tetapi dari segi sosial berjauhan,
karena perbedaan kebutuhan dan kepentingan.

5. Pelapisan Sosial

Perbedaan status, kepentingan dan situasi kondisi kehidupan kota mempunyai pengaruh
terhadap sistem penilaian yang berbeda mengenai gejala-gejala yang timbul di kota. Penilaian
dapat didasarkan pada latar belakang ekonomi, pendidikan dan filsafat. Perubahan dan variasi
dapat terjadi, karena tidak ada kota yang sama persis struktur dan keadaannya.

b. Ciri-ciri masyarakat desa antara lain :

3
1. Sistem kehidupan umumnya bersifat kelompok dengan dasar kekelurgaan
(paguyuban).
2. Masyarakat bersifat homogeny seperti dalam hal mata pencahariaan, agama dan adat
istiadat.
3. Diantara warga desa mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila
dibandingkan dengan masyarakat lain di luar batas wilayahnya.
4. Mata pencahariaan utama para penduduk biasanya bertani.
5. Faktor geografis sangat berpengaruh terhadapa corak kehidupan masyarakat.
6. Jarak antara tempat bekerja tidak terlalu jauh dari tempat tinggal.

D. Masalah-Masalah Masyarakat Desa dan Kota

Permasalahan masyarakat di pedesaan terkait dengan sektor sosial seperti usaha-usaha


perikemanusiaan, pendidikan yang masih rendah terutama kaum perempuannya dan masih
rendahnya status kesehatan masyarkat. Dari sektor ekonomi sarana prasana untuk produksi
barang dan jasa masih kurang begitu pula dari sektor budaya : masih kentalnya adat-istiadat
sehingga lebih lambat dalam menerima perubahan. Untuk itu diperlukan pembangunan
masyarakat dan Pembangunan desa dengan pendekatan kepada masyarakat serta pendekatan
organisasi untuk bersama-sama membangun masyarakat.

Permasalahan daerah perkotaan yang palin mendasar adalah tingginya kepadatan


penduduk sebagai akibat dari tingginya pertumbuhan penduduk. Hal ini mengakibatkan
turunnya kuantitas dan kualitas fasilitas masyarakat kota seperti air minum, kesehatan,
transportasi dsb. Untuk itu diperlukan program perbaikan kampung, pembangunan
perumahan murah, peningkatan kuantitas dan kualitas air minum, sistem sanitasi, fasilitas
pendidikan dasar & menengah, fasilitas kesehatan, dan pusat-pusat perbelanjaan.

E. Kelebihan dan Kekurangan Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan

a. Masyarakat Pedesaan

1. Suasana lebih tenang dibanding di kota.

2. Kondisi sosial lebih peka dan sensitif dibanding kondisi di perkotaan

3. Semangat gotong royong yang masih terjaga

4. Terkadang masih sulit untuk diajak berkembang, karena masih mempertahankan budaya
yang sebenarnya akan menghambat untuk maju

5. Orang orang desa, terlebih jawa, sangat dimungkinkan mereka untuk selalu ramah dengan
orang lain. Karena itu sudah menjadi budaya di kalangan masyarakat jawa sendiri

6. Masih tersedia banyak lahan yang relatif luas, meskipun harga jual masih tergolong
rendah

7. Sumber daya alam yang masih berpotensial untuk dikembangkan lebih luas

4
8. Kita dapat menggantungkan hidup kita dari hasil alam sendiri karena hasil alam yang
masih subur tumbuh di sekitar nya

9. Fasilitas modern masih jarang, meskipun sudah banyak daerah-daerah yang sudah
berkembang dan maju untuk sektor tertentu

10. Sumber daya manusia yang terbatas

11. Tidak tersedianya mall dan fasilitas belanja yang mewah dan lengkap

b. Masyarakat Perkotaan

1. Banyak fasiliatas modern yang lengkap, dan sarana umum yang memadai yang bisa di
pakai oleh banyak orang

2. Banyak lahan yang dapat dijadikan tempat untuk investasi, mengingat harga tanah yang
masih relatif tinggi.

3. Sebagai pusat pendidikan dan keramainan

4. Kondisi soial yang majemuk.

5. Sangat potensial terjadi kriminal, mengingat banyak gejala-gejala memicu nya tidakan
negatif

6. Seiring berjalan nya waktu, persaingan mempertahankan hidup akan sangat berpengaruh
pada gaya hidup yang ada.

7. Mudah sekali menerima perubahan

8. Lahan kosong yang sempit

9. Kondisi sosial lebih cenderung cuek

10. Biaya hidup yang cenderung lebih maha

F. Fenomena Agama di Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan

Fenomena agama merupakan fenomena universal umat manusia. Agama merupakan suatu
peraturan yang mengatur kehidupan manusia agar tidak kacau. Haviland (1988), Agama
dapat dipandang sebagai kepercayaan dan pola perilaku yang diusahakan oleh suatu
masyarakat untuk menangani masalah penting yang tidak dapat dipecahkan oleh teknologi

5
dan teknik organisasi yang diketahuinya. Untuk mengatasi keterbatasan itu, orang berpaling
kepada manipulasi kekuatan supranatural.

Agama memberi makna pada kehidupan individu dan kelompok, juga memberi harapan
tentang kelanggengan hidup sesudah mati. Agama dapat menjadi sarana manusia untuk
mngangkat diri dari kehidupan duniawi yang penuh penderitaan, mencapai kemandirian
spiritual. Agama memperkuat norma-norma kelompok, sanksi moral untuk perbuatan
perorangan, dan menjadi dasar persamaan tujuan serta nilai-nilai yang menjadi landasan
keseimbangan masyarakat .

Agama dalam pengertian sosiologi adalah gejala sosial yang umum dan dimiliki oleh
seluruh masyarakat yang ada di dunia ini, tanpa kecuali. Ia merupakan salah satu aspek dalam
kehidupan sosial dan bagian dari system sosial suatu masyarakat. Agama juga bisa dilihat
sebagai unsur dari kebudayaan suatu masyarakat di samping unsur-unsur yang lain, seperti
kesenian, bahasa, system mata pencaharian, system peralatan, dan system organisasi sosial.

Masyarakat desa merupakan masyarakat yang memiliki hubungan lebih mendalam dan
erat dan system kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan. Sebagian
besar warganya hidup dari pertanian. Masyarakat desa bersifat homogen. Seperti dari hal
mata pencaharian, agama, adat istiadat dan sebagainya. Masyarakat desa identic dengan
gotong royong yang merupakan kerja sama untuk mencapai kepentingan mereka.

Sedangkan masyarakat kota merupakan masyarakat urban community, dimana


masyarakatnya tinggal di sekitar suatu kegiatan ekonomi, pemerintah, kesenian, ilmu
pengetahuan, dan lainnya. Dan masyarakatnya bersifat individualistic.

Fenomena agama yang terjadi di masyarakat desa dan masyarakat kota tentunya berbeda.
Karena karakteristik keduanya pun berbeda atau kebalikannya. Karakteristik masyarakat desa
yaitu: mempunyai sikap tolong menolong, simpati terhadap tetangga yang sedang terkena
musibah, mementingkan kebersamaan, Berhubungan kuat dengan alam; dibimbing oleh
kepercayaan dan hukum-hukum alam, mata pencahariannya bertani secara tradisional dan
tidak efisien atau lazim disebut subsistence farmin, memiliki Persamaan ciri-ciri sosial dan
psikologis, bahasa, kepercayaan, adat istiadat, Solidaritas lebih dibangkitkan oleh adanya
kesamaan kebiasaan, tujuan, dan pengalama, Nilai agama dipegang kuat, nilai ekonomi yang
sederhana dan sebagainya. Sedang karakteristik masyarakat kota yaitu: cenderung
individualistic, masyarakatnya bersifat heterogenitas, keagamaannya sangat kurang bahkan
kadang tidak terlalu dipikirkan, jalan kehidupan waktu yang cepat dan lainnya.

Pengetahuan agama yang terdapat di masyarakat desa itu sangat baik, hal tersebut
berbalik di masyarakat kota bahwa pengetahuan agama yang terdapat di masyarakat kota
sangat kurang. Berdasarkan pengamatan fenomena agama yang terjadi dalam masyarakat
desa pengetahuaan keagamaan  menjadi faktor sosial terjadinya interaksi dimana keguyuban
yang terjadi masih sangat kental dan tentang pemahaman agama masyarakat desa itu cukup
baik karena di desa banyak terdapat kyai dan ustad dan juga santri.

Sering juga diadakannya pengajian-pengajian, majlis ta’lim dan sebagainya. Sehingga


karena hal tersebut mengakibatkan tingkat kekeluargaannya masih terjalin karena sering
berkumpul. Sedangkan pada masyarakat kota itu pengetahuan agamanya masih sangat kurang
karna hanya terdapat sedikit yang menguasai mengenai agama dan mereka bersifat
individualistiknya sangat erat, jarang terjadinya interaksi antar warga karena juga jika adanya
perkumpulan-perkumpulan itu hanya cukup sampai disini, maksudnya adalah sifatnya tidak

6
terus menerus jika setelah mengunjungi pengajian di masjid jika sudah selesai maka itu akan
dianggap memang benar-benar selesai tanpa adanya keberlanjutan komunikasi.

Masyarkat kota lebih merujuk untuk mengikuti ustad-ustad yang berada di tv dan
mendengarkannya lewat tv. Menurut mereka mungkin pengetahuan agama itu tidaklah begitu
penting. Fenomena agama yang tejadi pada masyarakat kota memang memprihatinkan. Dan
di masyarkat kota itu madrasah dan guru yang mengajar ngaji pun jarang. Sehinga
masyarakat kota susah untuk mencari pengetahuan agama. Dan merekajuga lebih memilih
untuk menyekolahkan anak-anaknya tersebut ke sekolah yang berkualitas akademiknya
bukan ke sekolah yang berbasis agama.

BAB III

PENUTUP

7
A. KESIMPULAN

Masyarakat pedesaan adalah sekelompok orang yang mendiami suatu wilayah dan
mempunyai hubungan yang erat serta perasaan yang sama terhadap adat kebiasaan yang ada
dan menunjukkan adanya kekeluargaan, seperti gotong royong dan tolong-menolong.
Masyarakat pedesaan mencari mata pencaharian dengan cara bertani di sawah atau di ladang,
di desa belum mengenal teknologi canggih yang telah ada dizaman modern. Sedangkan
masyarakat perkotaan merupakan suatu himpunan penduduk yang bertempat tinggal di dalam
pusat kegiatan ekonomi, pemerintahan kesenian, ilmu pengetahuan dan sebagainya.
Masyarakat kota mencari mata pencahariannya rata-rata menggunakan tekhnologi yang
canggih, seperti menggunakan tenaga mesin, komputer dan lain-lain.

B. SARAN

Masyarakat pedesaan merupakan wilayah yang masih agraris dan lingkungannya yang
masih alamiyah, oleh karena itu sebaiknya kealamian lingkungan tersebut harus tetap terjaga
sebab lingkungan yang masih alami memiliki udara yang sejuk. Selain itu, masyarakat desa
juga memiliki rasa persaudaraan yang erat, sebaiknya penduduk desa selalu menjaga
kerukunan bersama.

Masyarakat kota yang modern dengan berbagai alat tekhnologi yang canggih, alangkah
baiknya jika memanfaatkan alat-alat tersebut dengan baik tanpa ada penyalahgunaan. Seperti
penyalah gunaan pada internet, sehingga banyak terjadi suatu kejadian yang tidak diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

8
 https://galihrema.wordpress.com/2016/12/23/makalah-masyarakat-pedesaan-dan-
masyarakat-perkotaan/
 http://meyadnya.blogspot.com/2011/10/sosial-budaya-masyarakat-pedesaan-
dan.html?m=1
 http://studentenlager.blogspot.com/2015/11/perbedaan-kelebihan-kekurangan.html?
m=1
 https://www.kompasiana.com/ratu83030/5d0fbbef097f363705209383/fenomena-
agana-di-masyarakat-desa-dan-kota

Anda mungkin juga menyukai