i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai macam
nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik
kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua
cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat. Saya
menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta
banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal lainnya.
Untuk itu besar harapan saya jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah saya dilain waktu. Harapan yang paling besar dari penyusunan
makalah ini ialah mudah-mudahan apa yang saya susun ini penuh manfaat, baik untuk
pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau
mengambil hikmah dari makalah ini sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah
ada.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI………..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MASYARAKAT...........................................................................2
B. PENGERTIAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN..................2
C. CIRI-CIRI MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN..........................3
D. MASALAH-MASALAH MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN...4
E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN
PERKOTAAN.........................................................................................................4
F. FENOMENA AGAMA MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN.....6
A. KESIMPULAN........................................................................................................8
B. SARAN……............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Masyarakat desa dengan kota sering menjadi perdebatan dalam hal perbedaan maupun
interaksi. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu dipahami dan dimengerti tentang masyarakat
desa dan kota yaitu:
BAB II
PEMBAHASAN
1
A. Pengertian Masyarakat
Dalam Bahasa Inggris disebut Society, asal katanya Socius yang berarti “kawan”. Kata
“Masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu Syiek, artinya “bergaul”. Adanya saling bergaul
ini tentu karena ada bentuk – bentuk akhiran Hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia
sebagai pribadi melainkan oleh unsur – unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang
merupakan kesatuan
a. Masyarakat Pedesaan
b. Masyarakat Perkotaan
2
sedang booming langsung menyerapnya tanpa memikirkan baik atau tidak nya. Maka nya
kadang jika melihat masyarakat kota yang seperti itu terlihat aneh bahkan lucu.
Perbedaan tingkat pendidikan dan status sosial dapat menimbulkan suatu keadaan yang
heterogen. Heterogenitas tersebut dapat berlanjut dan memacu adanya persaingan, lebih-lebih
jika penduduk di kota semakin bertambah banyak dan dengan adanya sekolah-sekolah yang
beraneka ragam terjadilah berbagai spesialisasi di bidang keterampilan ataupun di bidang
jenis mata pencaharian.
2. Individualisme
3. Toleransi Sosial
Kesibukan masing-masing warga kota dalam tempo yang cukup tinggi dapat mengurangi
perhatiannya kepada sesamanya. Apabila ini berlebihan maka mereka mampu akan
mempunyai sifat acuh tak acuh atau kurang mempunyai toleransi sosial. Di kota masalah ini
dapat diatasi dengan adanya lembaga atau yayasan yang berkecimpung dalam bidang
kemasyarakatan.
4. Jarak Sosial
Kepadatan penduduk di kota-kota memang pada umumnya dapat dikatakan cukup tinggi.
Biasanya sudah melebihi 10.000 orang/km2. Jadi, secara fisik di jalan, di pasar, di toko, di
bioskop dan di tempat yang lain warga kota berdekatan tetapi dari segi sosial berjauhan,
karena perbedaan kebutuhan dan kepentingan.
5. Pelapisan Sosial
Perbedaan status, kepentingan dan situasi kondisi kehidupan kota mempunyai pengaruh
terhadap sistem penilaian yang berbeda mengenai gejala-gejala yang timbul di kota. Penilaian
dapat didasarkan pada latar belakang ekonomi, pendidikan dan filsafat. Perubahan dan variasi
dapat terjadi, karena tidak ada kota yang sama persis struktur dan keadaannya.
3
1. Sistem kehidupan umumnya bersifat kelompok dengan dasar kekelurgaan
(paguyuban).
2. Masyarakat bersifat homogeny seperti dalam hal mata pencahariaan, agama dan adat
istiadat.
3. Diantara warga desa mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila
dibandingkan dengan masyarakat lain di luar batas wilayahnya.
4. Mata pencahariaan utama para penduduk biasanya bertani.
5. Faktor geografis sangat berpengaruh terhadapa corak kehidupan masyarakat.
6. Jarak antara tempat bekerja tidak terlalu jauh dari tempat tinggal.
a. Masyarakat Pedesaan
4. Terkadang masih sulit untuk diajak berkembang, karena masih mempertahankan budaya
yang sebenarnya akan menghambat untuk maju
5. Orang orang desa, terlebih jawa, sangat dimungkinkan mereka untuk selalu ramah dengan
orang lain. Karena itu sudah menjadi budaya di kalangan masyarakat jawa sendiri
6. Masih tersedia banyak lahan yang relatif luas, meskipun harga jual masih tergolong
rendah
7. Sumber daya alam yang masih berpotensial untuk dikembangkan lebih luas
4
8. Kita dapat menggantungkan hidup kita dari hasil alam sendiri karena hasil alam yang
masih subur tumbuh di sekitar nya
9. Fasilitas modern masih jarang, meskipun sudah banyak daerah-daerah yang sudah
berkembang dan maju untuk sektor tertentu
11. Tidak tersedianya mall dan fasilitas belanja yang mewah dan lengkap
b. Masyarakat Perkotaan
1. Banyak fasiliatas modern yang lengkap, dan sarana umum yang memadai yang bisa di
pakai oleh banyak orang
2. Banyak lahan yang dapat dijadikan tempat untuk investasi, mengingat harga tanah yang
masih relatif tinggi.
5. Sangat potensial terjadi kriminal, mengingat banyak gejala-gejala memicu nya tidakan
negatif
6. Seiring berjalan nya waktu, persaingan mempertahankan hidup akan sangat berpengaruh
pada gaya hidup yang ada.
Fenomena agama merupakan fenomena universal umat manusia. Agama merupakan suatu
peraturan yang mengatur kehidupan manusia agar tidak kacau. Haviland (1988), Agama
dapat dipandang sebagai kepercayaan dan pola perilaku yang diusahakan oleh suatu
masyarakat untuk menangani masalah penting yang tidak dapat dipecahkan oleh teknologi
5
dan teknik organisasi yang diketahuinya. Untuk mengatasi keterbatasan itu, orang berpaling
kepada manipulasi kekuatan supranatural.
Agama memberi makna pada kehidupan individu dan kelompok, juga memberi harapan
tentang kelanggengan hidup sesudah mati. Agama dapat menjadi sarana manusia untuk
mngangkat diri dari kehidupan duniawi yang penuh penderitaan, mencapai kemandirian
spiritual. Agama memperkuat norma-norma kelompok, sanksi moral untuk perbuatan
perorangan, dan menjadi dasar persamaan tujuan serta nilai-nilai yang menjadi landasan
keseimbangan masyarakat .
Agama dalam pengertian sosiologi adalah gejala sosial yang umum dan dimiliki oleh
seluruh masyarakat yang ada di dunia ini, tanpa kecuali. Ia merupakan salah satu aspek dalam
kehidupan sosial dan bagian dari system sosial suatu masyarakat. Agama juga bisa dilihat
sebagai unsur dari kebudayaan suatu masyarakat di samping unsur-unsur yang lain, seperti
kesenian, bahasa, system mata pencaharian, system peralatan, dan system organisasi sosial.
Masyarakat desa merupakan masyarakat yang memiliki hubungan lebih mendalam dan
erat dan system kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan. Sebagian
besar warganya hidup dari pertanian. Masyarakat desa bersifat homogen. Seperti dari hal
mata pencaharian, agama, adat istiadat dan sebagainya. Masyarakat desa identic dengan
gotong royong yang merupakan kerja sama untuk mencapai kepentingan mereka.
Fenomena agama yang terjadi di masyarakat desa dan masyarakat kota tentunya berbeda.
Karena karakteristik keduanya pun berbeda atau kebalikannya. Karakteristik masyarakat desa
yaitu: mempunyai sikap tolong menolong, simpati terhadap tetangga yang sedang terkena
musibah, mementingkan kebersamaan, Berhubungan kuat dengan alam; dibimbing oleh
kepercayaan dan hukum-hukum alam, mata pencahariannya bertani secara tradisional dan
tidak efisien atau lazim disebut subsistence farmin, memiliki Persamaan ciri-ciri sosial dan
psikologis, bahasa, kepercayaan, adat istiadat, Solidaritas lebih dibangkitkan oleh adanya
kesamaan kebiasaan, tujuan, dan pengalama, Nilai agama dipegang kuat, nilai ekonomi yang
sederhana dan sebagainya. Sedang karakteristik masyarakat kota yaitu: cenderung
individualistic, masyarakatnya bersifat heterogenitas, keagamaannya sangat kurang bahkan
kadang tidak terlalu dipikirkan, jalan kehidupan waktu yang cepat dan lainnya.
Pengetahuan agama yang terdapat di masyarakat desa itu sangat baik, hal tersebut
berbalik di masyarakat kota bahwa pengetahuan agama yang terdapat di masyarakat kota
sangat kurang. Berdasarkan pengamatan fenomena agama yang terjadi dalam masyarakat
desa pengetahuaan keagamaan menjadi faktor sosial terjadinya interaksi dimana keguyuban
yang terjadi masih sangat kental dan tentang pemahaman agama masyarakat desa itu cukup
baik karena di desa banyak terdapat kyai dan ustad dan juga santri.
6
terus menerus jika setelah mengunjungi pengajian di masjid jika sudah selesai maka itu akan
dianggap memang benar-benar selesai tanpa adanya keberlanjutan komunikasi.
Masyarkat kota lebih merujuk untuk mengikuti ustad-ustad yang berada di tv dan
mendengarkannya lewat tv. Menurut mereka mungkin pengetahuan agama itu tidaklah begitu
penting. Fenomena agama yang tejadi pada masyarakat kota memang memprihatinkan. Dan
di masyarkat kota itu madrasah dan guru yang mengajar ngaji pun jarang. Sehinga
masyarakat kota susah untuk mencari pengetahuan agama. Dan merekajuga lebih memilih
untuk menyekolahkan anak-anaknya tersebut ke sekolah yang berkualitas akademiknya
bukan ke sekolah yang berbasis agama.
BAB III
PENUTUP
7
A. KESIMPULAN
Masyarakat pedesaan adalah sekelompok orang yang mendiami suatu wilayah dan
mempunyai hubungan yang erat serta perasaan yang sama terhadap adat kebiasaan yang ada
dan menunjukkan adanya kekeluargaan, seperti gotong royong dan tolong-menolong.
Masyarakat pedesaan mencari mata pencaharian dengan cara bertani di sawah atau di ladang,
di desa belum mengenal teknologi canggih yang telah ada dizaman modern. Sedangkan
masyarakat perkotaan merupakan suatu himpunan penduduk yang bertempat tinggal di dalam
pusat kegiatan ekonomi, pemerintahan kesenian, ilmu pengetahuan dan sebagainya.
Masyarakat kota mencari mata pencahariannya rata-rata menggunakan tekhnologi yang
canggih, seperti menggunakan tenaga mesin, komputer dan lain-lain.
B. SARAN
Masyarakat pedesaan merupakan wilayah yang masih agraris dan lingkungannya yang
masih alamiyah, oleh karena itu sebaiknya kealamian lingkungan tersebut harus tetap terjaga
sebab lingkungan yang masih alami memiliki udara yang sejuk. Selain itu, masyarakat desa
juga memiliki rasa persaudaraan yang erat, sebaiknya penduduk desa selalu menjaga
kerukunan bersama.
Masyarakat kota yang modern dengan berbagai alat tekhnologi yang canggih, alangkah
baiknya jika memanfaatkan alat-alat tersebut dengan baik tanpa ada penyalahgunaan. Seperti
penyalah gunaan pada internet, sehingga banyak terjadi suatu kejadian yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
8
https://galihrema.wordpress.com/2016/12/23/makalah-masyarakat-pedesaan-dan-
masyarakat-perkotaan/
http://meyadnya.blogspot.com/2011/10/sosial-budaya-masyarakat-pedesaan-
dan.html?m=1
http://studentenlager.blogspot.com/2015/11/perbedaan-kelebihan-kekurangan.html?
m=1
https://www.kompasiana.com/ratu83030/5d0fbbef097f363705209383/fenomena-
agana-di-masyarakat-desa-dan-kota