Oleh :
Nama : I Gusti Ayu Dwityawati
NIM : P07124121038
Prodi : D-III
Jurusan :Kebidanan
a. UU Kebidanan No 4 tahun 2019 terdiri dari 12 (dua belas) Bab, 80 (delapan puluh)
Pasal, dengan sistematika sebagai berikut :
I. Ketentuan Umum
II. Pendidikan Kebidanan
III. Registrasi dan Izin Praktik
IV. Bidan Warga Negara Indonesia Lulusan Luar Negeri
V. Bidan Warga Negara Asing
VI. Praktik Kebidanan
VII. Hak dan Kewajiban
VIII. Organisasi Profesi Bidan
IX. Pendayagunaan Bidan
X. Pembinaan dan Pengawasan
XI. Ketentuan Peralihan
XII. Ketentuan Penutup
Saat ini untuk bisa membuka Praktek Bidan Mandiri, seorang bidan yang memiliki
pendidikan akademik maupun vokasi wajib mengambil pendidikan profesi. Karena bila
tidak, bidan hanya diperbolehkan praktik di fasilitas kesehatan bukan secara mandiri.
Setelah itu, Bidan juga wajib melakukan registrasi dan izin praktek. Regitrasi itu sendiri
berupa Surat Tanda Registrasi yag diberikan oleh Konsul Kebidanan dengan
persyaratan :
Apabila telah memiliki Surat Tanda Registrasi (STR), selanjutnya Bidan dapat
mengajukan izin Praktek Bidan Mandiri kepada pemerintah Kabupaten/ Kota untuk
mengeluarkan Surat Izin Praktik Bidan (SIPB). Berikut adalah persyaratan untuk
mengajukan Izin Praktik Kebidanan:
Keanggotaan IBI
Keanggotaan Ikatan Bidan Indonesia adalah Bidan yang memiliki Surat Tanda
Registrasi dan Kartu Tanda Anggota (KTA ) dan kartu tersebut masih berlaku.
Keanggotaan IBI sesuai dengan tempat domisili atau institusi tempat kerja.
Kewenangan normal:
7. Episiotomi
12. Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi air susu
2. Pelayanan bayi
Kewenangan:
1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan
e. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah
dengan kewenangan:
Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut di atas, khusus bagi bidan yang
1. Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan
4. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak, anak
5. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak sekolah
Khusus untuk pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi,
penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini, merujuk, dan
memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) dan penyakit lainnya, serta
hanya dapat dilakukan oleh bidan yang telah mendapat pelatihan untuk pelayanan tersebut.
Selain itu, khusus di daerah (kecamatan atau kelurahan/desa) yang belum ada dokter,
bidan juga diberikan kewenangan sementara untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar
kewenangan normal, dengan syarat telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
kewenangan normal tersebut berakhir dan tidak berlaku lagi jika di daerah tersebut sudah