Anda di halaman 1dari 20

ETIKA LEGAL PERAWAT

DALAM TINDAKAN SIRKUMSISI


A. KISWANDI, S KEP; NERS, SKM, MM
KETUA DPD PPNI KAB TEGAL
DIF KODE ETIK PROFESI KEPERAWATAN
Etik berasal dari kata “ethics” yang
berarti prinsip moral (morale • Kode etik profesi disusun
principles) atau aturan berprilakuoleh warga profesi.
(rules of conduct)
• Sanksi pelanggaran kode
Code adalah pedoman atau simbul etik profesi ditegakkan
yg dihimpun dalam suatu Prinsip oleh warga profesi sendiri.
moral berupa aturan berprilaku
yang disebut kode etik (code of
ethics). • Kode etik profesi
kepeawatan adalah kode
Jadi Kode etik adalah suatu etik yang ditentukan dan
pedoman yang mengandung
norma-norma dalam berprilaku berlaku bagi kalangan
untuk warga profesi disebut kode profesi keperawatan
etik profesi.
LEGAL DIF :
DASAR HUKUM LEGAL
KEPERWTN : Sesuatu yang dinyatakan syah menurut
aturan hukum yang berlaku sdh tdk
1. UU Kesehatan n0 36 th 2014 bersengketa,
2. UU keperawatan n0 38 th 2014
Menurut UU Kep N0 38 th 2014
3. PMK NO 26 TAHUN 2019 ttg Perawatan dikatakan legal bila :
pelaksnaa UU P 38 th 2014 1. Mempunyai NIRA, STR, SIPP yg
berlaku masanya, caranya :
Registrasi : proses administrasi
TUJUAN ASPEL LEGAL DLM
Lisensi : Ijin untuk melakukan
PRAKTEK KEPERAWATAN
tindakan
1. Untuk dapat melaksanakan tugas
Sertifikasi : pengakuan akan keahlian
dan tindakan dengan aman, perawat
profesional harus memahami 2. Dalam melaksanakan kegiatan
batasan legal dan implikasinya berpedoman :
dalam praktik keperawatan sehari- Aspek Hukum Praktek Kep kelpk /
hari. mandiri
2. Asuhan keperawatan yang legal 3. Bersedia melaksnakan Credential
diartikan sebagai praktik system / standarisasi
keperawatan profesional , bermutu, 4. Menjalankan SOP pelayanan /
taat aturan/hukum yang berlaku. aturan yg berlaku
MANFAAT HUKUM
Fungsi Hukum keperawatan
utk Perawat KESEHATAN BG
PERAWAT :
• Memberikan kerangka untuk 1. Memberikan
menentukan tindakan keperawatan kepastian dan
mana yang sesuai dengan hukum perlindungan
• Membedakan tanggung jawab hukum kepada
perawat dengan profesi lain penyelenggara
• Membantu menentukan batas-batas pelayanan
kewenangan tindakan keperawatan kesehatan
mandiri 2. Memberikan
• Membantu mempertahankan kepastian dan
standard praktik keperawatan perlindungan
dengan meletakkan posisi perawat hukum kepada
memiliki akuntabilitas dibawah pemakai jasa
hukum. pelayanan
kesehatan
DASAR PELY PERAWATAN
PERAWAT DAN KLIIEN (4 HAL)
1. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
menghargai harkat dan martabat manusia, keunikan klien
dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan,
kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik
dan agama yang dianut serta kedudukan sosial.
2. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
senantiasa memelihara suasana lingkungan yang
menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan
kelangsungan hidup beragama dari klien.
3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka
yang membutuhkan asuhan keperawatan
4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui
sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya,
kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku
PERAWAT DAN PRAKTIIK ( 4 PSL ) UU KEP N0 38 TH 2014

1. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi


dibidang keperawatan melalui belajar terus menerus.
2. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan
keperawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional yang
menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan klien.
3. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada
informasi yang akurat dan mempertimbangkan kemampuan
serta kualifikasi seseorang bila melakukan konsultasi,
menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang
lain.
4. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi
keperawatan dengan selalu menunjukkan perilaku
profesional
PRINSIP LANDASAN ETIK KEPERAWATAN
1. Autonomy otority,
Mandiri & bersedia menanggung resiko dan bertanggung gugat terhadap
kptsn dan tindakan.
2. Beneficence
Tiap keputusan dibuat berdasarkan keinginan untuk melakukan yang
terbaik & tidak merugikan klien atau bermanfaat
3. Non maleficence
Tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik & psikologik
4. Justice / keadilan
 Tidak mendiskriminasikan klien, memperlakukannya berdasarkan
keunikan klien, kebutuhan spiritual klien
5. Veracity/ jujur
Mengatakan tentang kebenaran, tidak berbohong dan
menipu, fokus informed consent

6. Confidentiality / kerahasiaan
Dapat dipercaya, dan selalu memegang teguh sesuatu
yang harus dirahasiakan, kecuali diperbolehkan oleh
hukum

7. FIDELITY: “caring
Selalu berusaha menepati janji, memberikan harapan
memadai, komitmen moral & peduli
UU Kep N0 38 th 2014,
Tugas & Kewenangan Prwt
Pasal 35

1. Dalam keadaan darurat untuk memberikan pertolongan pertama,


Perawat dapat melakukan tindakan medis dan pemberian obat sesuai
dengan kompetensinya.
2. Pertolongan pertama sebagaimana bertujuan untuk menyelamatkan
nyawa Klien dan mencegah kecacatan lebih lanjut.
3. Keadaan darurat sebagaimana merupakan keadaan yang mengancam
nyawa atau kecacatan Klien.
4. Keadaan darurat ditetapkan oleh Perawat sesuai dengan hasil evaluasi
berdasarkan keilmuannya.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai keadaan darurat sebagaimana) diatur
dengan Peraturan Menteri.
Pasal 33
1. Pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu merupakan
penugasan Pemerintah yang dilaksanakan pada keadaan tidak adanya
tenaga medis dan/atau tenaga kefarmasian di suatu wilayah tempat
Perawat bertugas.
2. Keadaan tidak adanya tenaga medis dan/atau tenaga kefarmasian di
suatu wilayah tempat Perawat bertugas ditetapkan oleh kepala Satuan
Kerja Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang kesehatan setempat
3. Pelaksanaan tugas pada keadaan keterbatasan tertentu dilaksanakan
dengan memperhatikan kompetensi Perawat.
4. Dalam melaksanakan tugas pada keadaan keterbatasan tertentu,Perawat
berwenang:
a. melakukan pengobatan untuk penyakit umum dalam hal tidak terdapat
tenaga medis;
b. merujuk pasien sesuai dengan ketentuan pada sistem rujukan; dan
c. melakukan pelayanan kefarmasian secara terbatas dalam hal tidak
terdapat tenaga kefarmasian.
REGESTRASI / RE-REGISTRASI PERAWAT UU 38 TH 2014

Pasal 18
1) Perawat yang menjalankan Praktik Keperawatan wajib memiliki
STR.
2) STR diberikan oleh Konsil Keperawatan setelah memenuhi
persyaratan.
3) Persyaratan sebagaimana dimaksud meliputi:
a. memiliki ijazah pendidikan tinggi Keperawatan;
b. memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi;
c. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;
d. memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji profesi;
dan
e. membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
profesi.
4) STR berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diregistrasi ulang
setiap 5 (lima) tahun.
5) Persyaratan untuk Registrasi) meliputi:
a. memiliki STR lama;
b. memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi;
c. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;
d. membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan
ketentuan etika profesi;
e. telah mengabdikan diri sebagai tenaga profesi atau vokasi
di bidangnya;
f. memenuhi kecukupan dalam kegiatan pelayanan,
pendidikan, pelatihan, dan/atau kegiatan ilmiah lainnya.
6) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan diatur oleh
Konsil Keperawatan.
7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Registrasi dan
Registrasi ulang diatur dalam peraturan konsil keperawatan.
Pasal 19
Izin Praktik
1) Perawat yang menjalankan Praktik Keperawatan wajib
memiliki izin.
2) Izin sebagaimana dimaksud dalam bentuk SIPP.
3) SIPP diberikan oleh Pemda atas rekom kadinkes tempat
Perawat menjalankan praktiknya.
4) Untuk mendapatkan SIPP, Perawat harus melampirkan:
a. STR yang masih berlaku
b. Rekom OP Perawat
c. Pernyataan memiliki tempat praktik / suket dari pimpinan
Fasyankes
5) SIPP masih berlaku apabila:
a. STR masih berlaku masanya
b. Perawat yg praktik tercantum dalam SIPP.
Pasal 20
1) SIPP 1 hanya berlaku untuk 1 (satu) tempat praktik.
2) SIPP 2 diberikan kepada Perawat paling banyak untuk 2 (dua)
tempat.

Pasal 21
Perawat yang menjalankan praktik mandiri harus memasang
papan nama Praktik Keperawatan.

Pasal 22
SIPP tidak berlaku apabila:
a. Dicabut berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;
b. Habis masa berlakunya;
c. Atas permintaan Perawat; atau
d. Perawat meninggal dunia.
C I
C I
U M
R K
CI
AL
O RM
L F
GA
LE
KHITAN / SIRKUMSISI / SPIET/ SUNAT
Adalah :
Memotong khulup/ preputium yg menutupi ujung kemaluan, wajib
hukumnya bgi laki2, yang beragama slam ( hadis nya shokhe)

Dasar Hukum :
UU 36 TH 2014 TTG TENAGA KESEHATAN, PASAL 1 AYAT 1
UU 36 TAHUN 2009 PASAL 27

Permasalahan yg dihadapi hukum

MAL PRAKTEK :
disebabkan kealpaan, kurang hati2,kurang cermat, kurang kesungguhan dlm
anamese, pemeriksaan, diagnosa, terapi/perawatan & tind lanjut krn kurang
trampil & pengetahuan
Adanya kelalaian yg menybbkan kesalahan yg mengakibatkan kerugian masy
/perseorangan.
1. Pasal yg dikenakan adalah bentuk pidana kelaian secara umum .
“ TIDAK ADA PIDANA JIKA TIDAK ADA KESALAHAN “

Tindakan pidana medis


1. Tindak pidana ( perbuatan yg dilarang oleh aturan diserati ancaman
/sanksi)
2. Unsur tindak pidana ( perbuatan, aturan, ancaman pidana)
3. Jenis2 tindak pidana ( kejahatan & pelanggaran )
4. Malpraktek ( tind yg buruk / kelalean)
5. Negligence ( kelalean medik krn kelaian yg berakibat kerugian )
SIRKUMSISI / KHITAN

Pertanggungjawaban pidana

1. Dif : pertanggungjawaban seseorang terhdp tind pidana yg


dilakukan
2. Macam pertanggungjawaban : ( Individu, tanggungjawab &
kebebasan, sosial, terhdp orang lain )
3. Jenis pertanggungjawaban tanpa kesalkahan : ( PJ pidana
mutlak, Pj pengganti, Pj pidana korporasi )
PENGATURAN NAKES PERAWAT YG MELAKUKAN
MALPRAKTEK & NEGLIGENCE DLM TINDK
SIRKUMSISI)
1. Peraturan /hukum yg mengatur sirkumsisi blm ada
2. Tindakan medis sirkumsisi yg berwenang adalah tenaga medis
3. Adapun yg melakukan perawat krn permintaan & kebutuhan masy
pely kes
4. Perawat setidaknya mempunyai sertfikat utk melakukan sirkumsisi,
selain sipp dn persyaratan lain sebgi praktek mandiri sesuai aturan.
5. Bila perawat melakukan malpraktek hrs bertanggungjawab &
dituntut pidana bila memenuhi unsur: melawan hukum, kelalaian &
tdk ada alasan pembenaran /pemaaf , sesuai dgn psl 360 KUHP, psl
84 UU tenaga kesehatan.
6. Hukum Ind hrs membuat acuan sirkumsisi boleh / tidak dilakukan
perawat, shg UU Kesehatan no 36 th 2014 psl 27 ayat 1 ( Nakes
berhak memperoleh perlindungan hukum dlm melaksanakan tugas
sesuai profesinya, dilakukan berdasarkan standart pely & SOP yg
baik)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai